• Tidak ada hasil yang ditemukan

Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 161-162)

BAB II AMPLIFIKASI DALAM CIRI-CIRI KONTEKS

2.2 Hubungan Amplifikasi dengan Ciri-ciri Konteks

2.2.3 Novel Backstreet Aja Bab Ketiga (halaman, 48-58)

2.2.9.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 161-162)

Setting : Waktu di sekolah Rista dan Rocha sedang adu mulut gara– gara Ariel. Sementara Mayang masih tak bisa menghentikan tawanya. Ia mulai duduk di lantai sambil menyender ke dinding, masih tertawa seperti orang gila. Participant :

Pembicara (Ariel) (1) : ”ROCHA!! Apa – apaan sih lo? Kalo lo ngomongin hal ini,ngomongnya ke gue! Jangan ke Rista! Rista nggak tahu apa-apa sama sekali, lo main tuduh aja. Sekarang denger gue.Gue nggak pacaran sama Rista. Jelas?”

Rocha : ”Kalo gitu, yang gue liat di depan kamar mandi waktu itu siapa sama siapa dong?” (Rocha bingung). (Backstreet Aja, hal.162, brs.4-6).

Ariel : ”Penampakan kali. Nggak tahu deh.”

End : Pembicaraan mengenai bantahan Ariel terhadap Rocha

tentang hubungannya dengan Rista..

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rocha

meresponnya.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rocha dan Ariel.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Ilokusi

Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Ariel (1) yang mengandung unsur amplifikasi menimbulkan tindak tutur ilokusi karena dengan ujaran Ariel mengandung makna sindiran dari Rocha.

2.2.10 Novel Backstreet Aja Bab Kesepuluh (halaman, 165-178)

2.2.10.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 167-169)

Setting : Waktu jam istirahat disekolah Mayang dan Rista ke kantin sekolah.Sambil menunggu pesanan nasi gorengnya mereka asyik membicarakan Larey pacar abangnya Mayang yang kebetulan sama – sama kuliah di Universitas Garuda. Participant :

Pembicara (Mayang) : ”Lo mesti liat deh orangnya.Cantik abis, tomboi abis, keren abis...”

Pendengar (Rista) : ”Sebagus itu, Yang? Apaloh nggak ngelebih-lebihin tuh?”

Mayang : ”Nggak,Ta,beneran deh!”

Rista : ”Gue harus ngeliat dia nih..Tapi, Yang, kalo gue udah liat dan ternyata jauh dari ciri-ciri yang lo bilang …, awas aja.Gue tonjok.”

Mayang (1) : ”Ya udah.Ayo, mau taruhan berapa? Lima ratus juta? Gue sih berani-berani aja.”

Rista : ”Waah...segitu yakinnya!” (Backstreet Aja, hal.169, brs.12).

End : Pembicaraan mengenai pacar Genta yang bernama Larey.

Act : Rista melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rista dan Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Ilokusi

Berdasarkan konteks ini adanya ujaran amplifikasi oleh Mayang kepada Rista menimbulkan tindak tutur ilokusi karena dengan ujaran itu mengandung makna pujian.

2.2.10.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 176-177)

Setting : ”Jarum jam menunjukkan angka 22.00. Mayang

memandang langit di luar lewat bingkai jendela kamarnya. Malam ini angat dingin. Langit malam yang mestinya indah bertabur bintang, kini malah gerimis. Sepertinya tengah malam akan ujanderas dan besok pagi banjir.Orang tua Mayang sudah pulang pukul 08.00 tadi. Dari tadi siang

pengangguran. Sebenarnya Mayang sudah mau tidur tetapi, ia membatalkan niatnya karena menunggu seseorang. Siapa lagi kalau bukan Genta.Benar-benar membuat gelisah karena belum pulang. Mayang menyelimuti dirinya sambil terus menatap jam Betty Boop di dinding kamar. Terdengar pintu rumah dibanting GUBRAK. Gadi mungil itu tersentak kaget sampai jantungnya seperti meledak. Siapa yang membanting pintu rumah sekeras itu? Dengan penuh rasa waswas Mayang mendekati pintu kamarnya dan pelan- pelan membukanya. Ia masih belum melihat siapa- siapa.Lalu dengan takut-takut ia berjalan menuju ruang makan yang letaknya memangdekat dengan pintu muka. Mayang berdiri terdiam dengan wajah sendu mendapati Genta duduk di kursi makan dan membenamkan wajahnya di balik kedua telapak tangannya, terisak-isak begitu dalam wajah Mayang mengiba menatap kondisi kakaknya yang begitu menyentuh hatinya.

Pariticipant :

Pembicara (Mayang) : ” Mas Genta...Mas Genta kenapa? Trus kadonya kenapa nggak dikasih ke Kak Larey?”

Pendengar (Genta) : ”Larey...”

Genta (1) : ”Larey kecelakaan,Yang.”

Mayang : ”Ya ampun…kok bisa? Kenapa, Mas?” (Mayang mengeluarkan air mata). (Backstreet Aja, hal.177, brs.8).

Genta : ”Kejadiaanya cepat banget, Yang. Mas Genta mau

nyebrang ke Pizza Hut soalnya mobil Mas parkirnya di seberang restoran.Ternyata Larey sama yang lain sudah ngumpul di depan restoran.Larey seneng baget melihat Mas dateng. Dia berniat menghampiri Mas di seberang. Dia nggak hati-hati. Dia langsung aja nyebrang sambil lari-lari. Akhirnya...ketabrak mobil.”

End : Pembicaraan tentang kejadian yang menimpa Larey yang

akan mengadakan pesta ulang tahun di sebuah Restoran.

Act : Genta melanjutkan pembicaraan setelah Mayang

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Genta dan

Mayang.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Perlokusi

Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Genta (1) yang menandung unsur amplifikasi menimbulkan tindak tutur perlokusi karena dengan ujaran Genta, Mayang menjadi sedih, kecewa, dan kesal.

2.2.11 Novel Backstreet Aja Bagian Kesebelas (halaman, 179-196)

2.2.11.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 184-185)

Setting : Mayang yang baru pulang dari sekolah mendapati Genta yang duduk di sofa sambil menonton TV. Seperti biasa seragam putih abu-abunya selalu awut-awutan alias lecek. Wajah Genta terlihat sangat semu dan tidak bergairah. Mayang menghela napas. Tas selempang yang bertengger di pundaknya jatuh tanpa instruksi kelantai. Langsung saja dihampirinya Genta dan duduk di sebelahnya. Sekonyong- konyong telepon rumah yang dekat TV berbunyi. Mayang memandang Genta, yang menatap ke arah telepon. Genta berdiri perlahan lalu menghampiri meja telepon. Diamatinya nomor yang tertera di layar telepon itu. Dengan was-was diangkatnya telepon itu, lalu berbicara dengan si penelepon. Mayng menenggit bibir ngeri, menebak-nebak apa yang disampaikan si penelepon.Kalau benar dari rumah sakit, kemungkinan besar itu keluarga Larey yang mengabarkan kondisi cewek itu. Mayang memalingkan wajah sambil memejamkan mata rapat-rapat karena tak berani melihat ekspresi Genta nanti. Sudah satu menit berlalu sejak Mayang menutup mata.Tak terdengar suara apa pun. Mayang menghela napas lega, menarik kesimpulan semua baik-baik saja, saat suara gagang

telepon yang terjatuh ke lantai menyentak gendang telinga. Mayang berteriak kaget dan seketika membuka matanya Seperti kemarin, Mayang kembali mendadapati Genta menangis sambil menutupwajahnya.

Participant : Pembicara (Mayang) : ”Aaa!! Mas?”

Pendengar (Genta) : ”Larey udah nggak ada,Yang! Udah nggak ada...hiks...”

Mayang : ”Meninggal?!”

Genta (1) : ”Sebenarnya dia udah meninggal sejak tadi pagi. Sore ini dia mau dimakamkan.”

Mayang : ”Kenapa keluarganya baru nelepon sekarang?” (Mayang tampak marah). (Backstreet Aja, hal.185, brs.13).

Genta : ”Mas nggak tahu, Yang. Ayo siap-siap, Yang, kita ke pemakaman.Mas Genta sudah dikasih alamatnya.”

End : Pembicaraan tentang berita kematian Larey sang kekasih Genta.

Act : Mayang melanjutkan pembicaraan setelah Genta

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Genta dan Mayang.

Perlokusi

Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Genta (1) yang mengandung unsur amplifikasi menimbulkan tindak tutur perlokusi karena membuat Mayang kecewa, sedih, dan marah.

2.2.11.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 188-189)

Setting : Cuaca yang sangat mendung mengiring upacara

pemakaman Larey. Banyak sekali orang-orang yang mengerumuni makam Larey sambil berkomat-kamit mengucapkan doa. Baik itu dari pihak kelurga maupun teman-teman. Belum melihat makamnya saja, Genta sudah menangis lagi. Mayang menatap wajah Rista yang ternya basah oleh air mata. Rista menyenderkan kepalanya di pundak Mayang. Mayang hanya menghela napas panjang. Ariel menepuk lembut pundak Genta.Genta mengangguk sambil masih terisak-isak. Perlahan mereka berempat menerobos kerumun orang berbaju hitam sampai akhirnya berdiri di barisan depan. Tampaklah sebuah makam bertabur bunga dengan foto dan nama Larey terukir di batu nisan. Genta makin terus terisak sementara Ariel merangkul pundaknya. Namun mereka tidak begitu jelas dapat melihat foto itu karena ada seorang gadis yang duduk di tepi makam Larey, menangis keras, dan setengah

foto itu terhalang tubuhnya. Mayang mencoba melihat wajah gadis yang sepertinya paling terpukul oleh kepergian Larey, namun tak bisa karena gadis itu menempelkan keningnya di nisan. Namun ketika gadis itu mengangkat kepalanya, giliran Mayang yang kaget – kaget tak percaya. Genta dan Ariel langsung penasaran menatap Rocha. Rocha sendiri juga menangkap bayangan mereka. Rocha seketika berdiri terpaku memandang mereka berempat. Dengan kemeja dan celana panjang hitam serta selendang yang menghangatkan pundaknya, harus Mayang akui bahwa hari itu Rocha tampak sangat manis, meskipun wajahnya penuh air mata.

Participant :

Pembicara (Rocha) : ”Kok…ada kalian?”

Pendengar (Ariel) : ”Rocha! Kok lo malah lari ngeliat kami?”

Rocha : ”Kok kalian ada di sini? Kalian tahu dari mana kakak gue meninggal? Atau kalian ke sini mau ngetawain kesedihan gue ya?”

Genta : ”Tunggu dulu! Lo bilang apa? Kakak lo?”

Rocha : ” Iya,Gen! Emang kenapa?”

Mayang : ”Jadi Kak Larey itu kakaknya Kak Rocha? Tuh, kan, Ta, bener dugaan gue!”

Genta (1) : ”Cha, biar gue jelasin.Lareshia pacar gue.”

Rocha : ”Pacar lo? Kok bisa?” (Rocha terbelak. Wajahnya merah). (Backstreet

Aja, hal.189, brs.18-19).

Genta (2) : ”Dia satu kampus sama gue, Cha.”

Rocha : ”Di Un-Gar?”

Genta : ”Iya.Dia meninggal karena kecelakaan, kan? Gue nemanin dia di rumah sakit sampe malem.”

End : Pembicaraan mengenai hubungan Genta dengan Larey.

Act : Rocha melanjutkan pembicaraan setelah Genta

meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Rocha dan Genta.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Perlokusi

Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Genta (1) yang mengandung usnur amplifikasi menimbulkan tindak tutur perlokusi karena Rocha menjadi penasaran dan kaget.

2.2.12 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua Belas (halaman, 197-212)

2.2.12.1 Novel Backstreet Aja Bagian Pertama (halaman, 202-203)

Setting : Keesokan harinya sepulang sekolah, Rista menarik paksa Ariel ke belakang gedung sekolah. Tanpa basa-basi didorongnya Ariel hingga cowok itu nyaris terjatuh.

Participant :

Pembicara (Ariel) : ”Kenapa, Ta? Kalo marah yang jelas dong, jangan bikin aku bingung.”

Pendengar (Rista) (1) : ”Heh, lo jangan sok suci ya! Jangan mentang-mentang akhir-akhir ini kita nggak pernah ketemuan lagi, lo jadi nyeleweng sama cewek lain! Lo jahat, Ar! Lo jahat! Kalo lo emang udah jenuh sama hubungan kita dan pengen putus, gue bisa terima,tapi nggak gini caranya! Nggak gini, Ar!

Ariel : ”Lo jangan ngomong kacau dong, Ta!” (Backstreet Aja, hal.202, brs.23-24).

Rista : ”Kalo gitu, gue minta jelasin tentang lo lakukan kemaren! Lo sama Kak Rocha ngapain kemaren? Lo pacaran kan sama dia? Iya, kan? Lo nggak usah nyembunyiin apa-apa dari gue, Ar, gue udah tahu!”

Ariel : ”Lo tahu dari mana?”

Rista : ”Berarti benar, kan? ”Lo punya hubungan sama Kak Rocha, benar, kan?”

Ariel : ”Lo tahu dari mana?”

Rista (2) : ”Gue liat pake mata gue sendiri, Ar! Di mal kan, di restoran!”

Ariel : ”Oke, kemaren aku memang ke mal sama Rocha. Tapi Cuma curhat sama aku. Kamu tahu kan kalo dua bulan lalu kakaknya meninggal? Sejak itu dia sering cerita-cerita sama aku. Soal apa aja. Soal kakaknya, soal kehidupannya, dia pengen aku jadi sahabatnya...” (Backstreet Aja, hal.203, brs.13-18).

End : Pembicaraan tentang pengakuan Rista yang melihat Ariel bersama Rocha di sebuah restoran.

Act : Ariel melanjutkan pembicaraan setelah Rista meresponnya.

Key : Bahasa nonformal dialek Jakarta.

Instrument : secara lisan.

Norm : Komunikasi secara timbal-balik antara Ariel dan Rista.

Genre : Percakapan nonformal/santai

Ilokusi

Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Rista (1) yang mengandung unsur amplifikasi menimbulkan tindak tutur ilokusi karena ujaran Rista mengandung keluhan.

lokusi

Berdasarkan konteks di atas adanya ujaran Ariel (1) yang mengandung unsur amplifikasi menimbulkan tindak tutur lokusi karena ujaran menimbulkan daya (ejekan, keluhan, dan pujian)

2.2.12.2 Novel Backstreet Aja Bagian Kedua (halaman, 211-212)

Setting : Mayang manggut-manggut tanpa bisa mengatakan apa-

apa.Tanpa pikir panjang Rista langsung merangkul leher Mayang erat-erat. Saat itu Rista di rumah Mayang menyelesaikan masalah yang lagi panas-panasnya mereka hadapi. Mayang lagi benci sama Rista karena merasa sudah dikhianati sahabat sendiri.

Participant :

Pembicara (Rista) (1) : ”Yang, beneran deh, gue merasa bersalaaaah banget sama lo. Gue mengkhianati lo, sobat gue sendiri, demi mendapatkan seseorang yang ternyata nggak tahu diri,nyebelin,dan ngeselin kayak Ariel. Setelah semua kejadian ini,gue baru sadar lo orang terbaik yang pernah gue miliki, orang yang nggak pantes gue tusuk dari belakang.Gue nyesal,Yang.”

Pendengar (Mayang) : ”Udalah, Ta.Gue maafin lo kok. (Mayang mengelus-ngelus punggung Rista dengan sayang). (Backstreet Aja, hal.211, brs.25).

Fungsi Amplifikasi :

Ucapannya Rista meyakinkan Mayang sahabatnya akrabnya itu tidak akan pernah lagi membuatnya kecewa,menangis,sedih,dan marah.Rista dengan sepenuh hati tidak akn pernah mengkhianati sahabatnya itu lagi karena bagi Rista sahabat sejati lebih

berarti daripada seorang pacar. Pacar bisa membuat seseorang terluka dan kecewa bahkan dendam sementara sahabat sejati sangat mengerti akan posisi dan keadaan kita untuk melakukan hal-hal yang bisa membuat kita kecewa dia enggan melakukannya. Perlokusi

Berdasarkan konteks ini adanya ujaran Rista (1) yang mengandung unsur amplifikasi oleh Rista menimbulkan tindak tutur perlokusi karena ujaran Rista membuat Mayang senang.

Dokumen terkait