• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nuansa Kosmopolit Yogyakarta

Dalam dokumen ANTARA JAKARTA DAN YOGYAKARTA GERAKAN MA (Halaman 45-51)

Yogyakarta berasal dari wilayah pecahan kerajaan Mataram Islam tahun 1755 yang telah dibagi dua yaitu Kasultanan Yogyakarta

dan Kasunanan Surakarta.11 Nama asli kota ini adalah

Ngayogyakarto Hadiningrat. Hamengkubuwono merupakan identitas

pemimpin bagi Kasultanan kerajaan ini. Kemudian disisi sebelah Barat terdapat wilayah Adikarto yang merupakan teritori Kadipaten Pakualaman tepatnya di Kabupaten Kulonprogo. Kadipaten ini dipimpin oleh adipati Pakualaman secara silsilah.

Semenjak rentangan tahun 1887, 1921, dan tahun 1940 status administrasi pemerintahan Yogyakarta merupakan pemerintahan Swapraja yang mempunyai hukum kontrak dengan Gubernur Jenderal Van Heutz ( 1851-1924 ) yang dalam versi administrasi Hindia Belanda bernama Vorstenlanden termasuk Kasunanan Surakarta. Lalu era administrasi pendudukan Jepang, Yogyakarta diberi kedudukan sebagai Kochi.

Karena prakarsa Sultan Hamengkubuwono IX atas perpindahan ibukota republik kepada Yogyakarta pada tanggal 4 Januari 1946. Perihal ini disebabkan daerah Jakarta dinilai tidak aman dan Perdana Menteri Syahrir mendapat ancaman akan

11 Robert Cribb, Audrey Kahin (eds.), op.cit, hlm. 461.

dibunuh. Perpindahan Jakarta menuju Yogyakarta menyebabkan kota ini menjadi basis republik dengan anggota aparatur Negara yang berpindah telah berjumlah hampir 50.000 orang.12

Karena peranan Sultan Hamengkubuwono IX dalam memperjuangkan kemerdekaan republik dengan Yogyakarta pernah menjadi ibukota sementara di tahun 1945. Maka sejak tahun 1946 Yogyakarta dihormati sebagai propinsi Daerah Istimewa ( Special

Territory ).13 Pengukuhan dan peresmiannya dinyatakan pada

Undang-Undang No. 22 tahun 1948 dan undang-undang no.3 tahun 1950.14

Dengan wewenang keistimewaan tersebut Sultan Yogyakarta dan adipati Pakualaman ditetapkan berhak memiliki dua jabatan. Pertama, jabatan simbol kultural sebagai derajat kemaharajaan Keraton Ngayogyakarto Hadiningrat dan Kadipaten Pakualaman.

12 Selain itu peranan Sultan Hamengkubuwono IX adalah

melakukan restrukturisasi birokrasi Kasultanan hingga menghapus jabatan patih yang dinilai ganda. Kemudian melakukan deklarasi maklumat 5 September 1945, 30 Oktober 1945, dan nomor 18 tahun 1946. Lihat selengkapnya dalam Julianto Ibrahim, Harlem Siahaan, Waluyo, “ Swapraja dan Revolusi : Proses Pengukuhan Yogyakarta Sebagai Daerah Istimewa Yogyakarta Pada Masa Revolusi ( 1945- 1950 ) “. Laporan Penelitian Universitas Gadjah Mada. 2003. hlm. 78.

13 Robert Cribb & Audrey Kahin (eds.), op. cit.

14 Julianto Ibrahim, Harlem Siahaan, Waluyo, op.cit.

Kedua, jabatan administrasi publik dengan Sultan Yogyakarta sebagai gubernur dan adipati Pakualaman sebagai wakil gubernur propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ).

Yogyakarta secara geografis terletak di tengah pulau Jawa bagian selatan. Bentuk teknis Yogyakarta dalam perspektif pemetaan

( mapping ) mirip dengan bentuk segitiga dengan puncak Gunung

Merapi ( 2.911 M ) pada bagian Utara. Dibawahnya terdapat wisata Pesanggrahan Kaliurang sebagai tempat rekreasi yang sering digunakan berbagai organisasi termasuk HMI, PMII, dan IMM. Menurut pakar geografi Soewadi, Propinsi Yogyakarta merupakan fluvio-vulkanik-foot plain dari Gunung Merapi lalu mengalir sungai- sungai seperti Gadjah Wong di Timur, Code di Tengah, dan Winongo di Barat. Dan sebelah selatan Yogyakarta merupakan pegunungan plateu yang membujur ke arah Timur-Barat hingga terhenti dengan adanya patahan di Pantai Parangtritis.15 Pantai ini juga menjadi

wisata rekreasi alam atau tadabbur ‘alam bagi gerakan mahasiswa Islam.

Kemudian batas-batas wilayah administrasi Daerah Istimewa Yogyakarta ( DIY ). Dari bagian Tenggara dan Timur Laut berbatasan

15 Soewadi, Kota Yogyakarta, Sekarang dan Dimasa Datang (

Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM,1979), hlm.15.

dengan Wonogiri dan Klaten. Lalu bagian Barat Laut dan Barat berbatasan dengan Magelang dan Purworejo. Dan bagian Selatan berbatasan dengan Laut Selatan atau Samudera Indonesia. Yogyakarta secara astronomis terletak antara 7 53’- 8 Lintang Selatan ( LS ) dan 110 5’- 110 48’ Bujur Timur ( BT ).16

Jumlah keseluruhan wilayah administrasi DIY 3.185, 81 Km . Oleh karena itu, Yogyakarta telah terbagi menjadi beberapa daerah meliputi satu Kotamadya dan empat Kabupaten dengan luas wilayah masing-masing sebagai berikut : Kotamadya Yogyakarta seluas 32,50

Km dengan 14 Kecamatan, Kabupaten Sleman seluas 574,82

Km dengan 17 Kecamatan, Kabupaten Bantul seluas 506,85

Km dengan 17 Kecamatan, Kabupaten Kulon Progo seluas 586,28 Km dengan 12 Kecamatan, dan Kabupaten Gunung Kidul 1485,36 Km dengan 13 Kecamatan.17

Yogyakarta secara perekonomian sosial mempunyai potensi perkebunan terutama tanaman tebu dan tembakau. Lalu diikuti industri agribisnis seperti pabrik gula ( P. G ) salah satunya P.G.

16 Kantor Pusat Data Propinsi DIY, “ Monografi DIY Tahun

1979 ”, 1981. hlm. 3.

17 Ibid.

Madukismo dan pabrik cerutu Tarumartani. Kemudian kerajinan tangan ( handycraft ) seperti di daerah Manding, kerajinan perak (

silvercraft ) seperti di daerah Kotagedhe, industri maupun pedagang

busana batik seperti di daerah Gondomanan maupun Ngasem. Arena perbelanjaan di kawasan Malioboro. Dan salah satu tempat kuliner masakan tradisional yaitu gudeg di daerah Wijilan.

Yogyakarta terkenal sebagai kota pendidikan dan pergerakan kader bangsa karena mempunyai institusi pendidikan modern bumiputera dari swadaya masyarakat. Perintisan itu dimulai oleh Muhammadiyah ( 1912 ) dan Taman Siswa ( 1922 ).18 Dengan begitu,

Yogyakarta secara tidak langsung menjadi kota kosmopolit yang perlu memiliki perguruan tinggi sebagai tahap pengembangan

pembangunan bangsa.19 Maksud dari kosmopolit tersebut

menunjukkan partikularitas dalam Islam dengan tujuan universal berpadu dengan nuansa pusat nilai dan institusi Jawa seperti keraton Yogyakarta. Proses masyarakat kota ini saling berpadu sehingga mengundang etnik lain untuk bersama-sama menuntut ilmu.

18 Bambang Purwanto, Djoko Suryo, Soegijanto Padmo (eds.),

Dari Revolusi ke Reformasi : 50 Tahun Universitas Gadjah Mada (

Yogyakarta: Pusat Studi Pariwisata UGM, 1999), hlm. 1.

Pasca kemerdekaan, tahapan itu tercapai dengan berdirinya Universitas Gadjah Mada ( UGM ) pada tanggal 17 Februari 1946.20

Lalu menyusul perubahan resmi Sekolah Tinggi Islam ( STI ) menjadi Universitas Islam Indonesia ( UII ) pada tanggal 4 Juni 1948.21

Kemudian pada tanggal 9 Mei 1960 telah diresmikan Institut Agama Islam Negeri ( Al-Jami’ah Al-Islamiyah Al-Hukumiyah ) Sunan Kalijaga Yogyakarta.22 Dan yang terakhir Institut Keguruan Ilmu Pendidikan (

IKIP ) Yogyakarta diresmikan pada tanggal 21 Mei 1964.23 Keempat

perguruan tinggi tersebut menjadi basis epistemik pergerakan mahasiswa Islam di Yogyakarta.

Beranjak pada aspek kependudukan usia-usia mahasiswa muslim di Yogyakarta dengan sensus tahun 1971 yang mencatat bahwa usia-usia 20 hingga 29 tahun berjumlah 30059 orang dari keseluruhan 37729 penduduk dan usia 30 hingga 39 tahun berjumlah 18085 orang dari keseluruhan 21495 penduduk.24 Hal 20 Ibid, hlm 10. 21 www.uii.ac.id/universitas/rectors.html , 8 Februari 2013, 20:23. 22 www.uin-suka.ac.id/page/1 , 8 Februari 2013, 20:24. 23 www.uny.ac.id/profil/sejarah-uny , 8 Februari 2013, 20:17.

24 Badan Pusat Statistik, “ Sensus Penduduk D.I.Jogyakarta

tersebut pada sensus lingkup perkotaan. Sedangkan sensus pada lingkup pedesaan berjumlah 9927 orang dari keseluruhan 105876 penduduk antara usia 20 hingga 29 tahun.25 Kemudian yang berusia

antara 30 sampai 39 tahun berjumlah 126851 orang dari keseluruhan 132756 penduduk.26

Dalam dokumen ANTARA JAKARTA DAN YOGYAKARTA GERAKAN MA (Halaman 45-51)

Dokumen terkait