ANALISIS SISTEMATIKA MATERI PEMBELAJARAN MEMBACA AL-
A. Sistematika Materi Buku Qiroat
4. Nun Sukun dan Tanwin
Pengucapan nun sukun atau tanwin ada yang harus dibaca samar, ada yang harus dibaca jelas, ada yang harus lebur sehingga nun sukun atau tanwin tersebut tidak tampak, dan ada pula yang berubah menjadi mim. Materi nun sukun atau tanwin pada buku Qiroati tidak
138
dijelaskan dalam satu Jilid, akan tetapi tersebar dalam Jilid 4, 5, dan 6. Adapun teori nun sukun atau tanwin terdapat pada buku Qiroati Ilmu
Tajwid. Berikut penjelasan secara rinci materi nun sukun atau tanwin.
a. Izhhar Halqi
۞ لاْيِق ِالله َنِم ُقَد ْصَا ْنَم
ه + غ + ع + خ + ح + ا - ) ( ْن
Materi di atas merupakan materi izhhar halqi yang dijelaskan pada Jilid 6. Secara bahasa, izhhar artinya jelas. Menurut istilah, izhhar adalah nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf halqiyah. Cara membacanya dengan jelas tanpa didengungkan dan disamarkan.
b. Idgham Bighunnah
Secara bahasa idgham artinya memasukkan. Menurut istilah
idgham bighunnah adalah nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf ya’, nun, mim, dan wawu. Materi idgham bighunnah dalam buku Qiroati tersebar pada Jilid 4, dan 5 serta dilengkapi dalam buku praktis ilmu tajwid.
ُْكََعَّم ْنُكَن ْمَلَا
ةَنْو ُضْوَّم رُ ُسُ
م - ) ( ْن
Materi nun sukun atau tanwin bertemu huruf mim terdapat pada Jilid 4. Cara membaca nun sukun atau tanwin bertemu huruf
mim, maka suara nun sukun atau tanwin berubah menjadi suara
mim sukun (Dachlan Jilid 4, t.th:32).
139
۞ َن ْوُبَّرَقُلما اَ ِبِ ُبَ ْشَّْي ا نْيَع
ي - ) ( ْن
Kemudian materi nun sukun atau tanwin bertemu huruf
wawu dan ya’ terdapat pada Jilid 5. Cara membacanya dengan memasukkan ke huruf wawu atau ya’ dan dibaca didengung.
ُْكََلْرِفْغَن ةَّطِح
َنْيِ ِصَ َن ْنِم
ن - ) ( ْن
Sedangkan nun sukun atau tanwin bertemu nun terdapat pada buku ilmu tajwid praktis. Cara membacanya dengan memasukkan ke huruf nun dan dibaca didengung
c. Idgham Bilaghunnah
دَحَا هَرَي ْمَّل ْنَا ُب َسْ َيََا
ل - ) ( ْن
رس ْوُمرياَ ُكُُّبَّر ْنَمَف َلاَق
ر - ) ( ْن
Idgham bilaghunnah adalah nun sukun atau tanwin bertemu dengan salah satu huruf lam, dan ra’. Materi idgham bilaghunnah
terdapat pada Jilid 4. Cara membacanya dengan memasukkan ke huruf lam atau ra’ dan tanpa dengung.
d. Iqlab
۞ َنْيِرِفَٰ َكْل ِبا ةَطْيِحُمَل َ َّنَ َجَ َّنِاَو
ب - ) ( ْن
Iqlab adalah nun sukun atau tanwin bertemu dengan huruf
ba’ (Dachlan Jilid 5, t.th:12). Cara membacanya adalah dengan mengubah suara nun sukun atau tanwin menjadi mim ke huruf ba’ disertai dengan ghunnah (dengung).
140 e. Ikhfa’ Haqiqi
) ِ ِ ( ْن
-
ك ق ف ظ ط ض ص ش س ز ذ د ج ث ت
ا عْفَن ْمِه ِسُفْنَ ِلا َن ْوُكِلْمَي َلا
Ikhfa’ haqiqi adalah nun sukun atau tanwin bertemu salah satu huruf ta’, tsa’, jim, dal, dzal, za’, sin, syin, shod, dhod, tha’,
zha’, fa’,qaf dan kaf. Cara membacanya dengan memadukan suara
nun sukun atau tanwin dengan suara samar.
Secara umum materi tentang nun sukun atau tanwin yang bertemu huruf hijaiyah telah sesuai dengan teori ilmu tajwid. Dengan adanya materi nun sukun atau tanwin yang disajikan secara berurutan akan memudahkan santri dalam membedakan bacaan yang dibaca dengung atau tanpa dengung, samar, lebur dan jelas.
5. Mim Sukun
Hukum bacaan mim sukun pada buku Qiroati terdapat pada Jilid 4 dan 5. Adapun teori tentang mim sukun sebagai berikut:
a. Ikhfa’ Syafawi
۞ ِراَّنلا َنِم َ ْينِجِراَ ِبَ ْ ُهُاَمَو
ب - ْم
Ikhfa’ syafawi merupakan mim sukun yang bertemu huruf
ba’ dan harus dibaca dengung (Dachlan Jilid 5, t.th:14). Cara pengucapan huruf mim tampak samar disertai dengan ghunnah.
b. Idgham Mimi
141
Materi mim sukun bertemu mim terdapat pada Jilid 4.
Idgham mimi merupakan mim sukun yang bertemu huruf mim. Cara pengucapannya harus dibaca dengung.
c. Izhhar Syafawi
۞ ْينِط ْنِِّم َةَراَجِح ْمِ ْيَْلَع َل ِسْ ُنِْل
(م + ب)X
- ْم
Sedangkan materi mim sukun yang harus dibaca jelas terdapat pada Jilid 3. Izhhar syafawi merupakan mim sukun yang bertemu dengan semua huruf hijaiyah. Cara pengucapannya mim harus tampak jelas tanpa ghunnah.
Materi mim sukun meliputi ikhfa’ syafawi, idgham mimi, dan
izhhar syafawi. Secara umum materi tersebut yang disajikan telah sesuai dengan teori ilmu tajwid. Penyusunan materi tersebut sistematis, yaitu urut sehingga memudahkan santri dalam membedakan bacaan mim sukun yang dibaca dengung dan jelas.
6. Mim dan Nun Tasydid
ةَرَِنَا مَٰخ َظِعاَّنُكاَذِاَء
َن ْوُكِ ْشُْياَّ َعَ
ِّم + ِّن
Setiap huruf mim dan nun yang ber-tasydid harus dibaca dengung yang lama (Dachlan Jilid 4, t.th:13). Materi ini merupakan pengenalan mim dan nun yang ber-tasydid. Dalam buku ilmu tajwid
praktis, nun dan mim yang ber-tasydid dinamakan bacaan ghunnah musyaddadah.
142
Apabila ada nun atau mim yang ber-tasydid maka harus dibaca dengung. Materi ini sangatlah penting bagi santri karena cara membacanya berbeda dengan semua huruf Hijaiyyah yang ber-tasydid.
7. Idgham dan Pembagiannya
Materi idgham dalam buku Qiroati terdapat pada buku ilmu
tajwid praktis pada pelajaran 5, 6, dan 7. Berikut pembagiannya:
a. Idgham Mutamatsilain
َكا َصَعِب ْبِ ْضَِا
-
اْوُلَخَد ْدَقَو
Materi idgham mutamatsilain terdapat pada pelajaran 5.
Idgham mutamatsilain artinya setiap huruf yang sama yang pertama sukun. Cara membacanya adalah dengan memasukkan huruf yang pertama kepada huruf yang kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan bukan dalam tulisan. Cara memasukkan hurufnya dengan men-tasydid-kan huruf yang kedua.
b. Idgham Mutajanisasin
َط ْتَلاَق
ةَفِئا
-
رذ ْثَهْلَي
َ ِلِ
Materi idgham mutajanisain terdapat pada pelajaran 6.
Idgham mutajanisain artinya ta’ sukun bertemu tha’, tha’ sukun bertemu ta’, ta’ sukun bertemu dal, dal sukun bertemu ta’, dzal sukun bertemu zha’, tsa’ sukun bertemu dzal, dan ba’ sukun bertemu mim. Cara membacanya adalah dengan memasukkan suara
143
huruf pertama kepada huruf yang kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan bukan dalam tulisan.
c. Idgham Mutaqarribain
ِِّبَر ْلُق
-
ُْكَْقُلْ َنَ ْمَلَا
Materi idgham mutaqarribain terdapat pada pelajaran 7.
Idgham mutaqarribain artinya lam sukun bertemu ra’ dan qaf sukun bertemu kaf. Cara membaca idgham mutaqarribain tidak berbeda dengan idgham mutajanisain, yaitu dengan memasukkan suara huruf pertama kepada huruf yang kedua sehingga menjadi satu huruf dalam pengucapan bukan dalam tulisan.
Secara umum penyusunan materi dan pembagian bacaan idgham sangatlah sistematis. Akan tetapi penyajian contoh setiap bacaannya sangatlah minim. Sehingga santri/murid harus berusaha keras dalam mengingat bacaan-bacaan tersebut.
8. Lam Ta’rif
Materi lam ta’rif dijelaskan pada Jilid 3 dan 4 dan disempurnakan dalam buku ilmu tajwid praktis pada pelajaran ke 10. Penyajian materi lam ta’rif sangatlah sistematis yakni satu persatu
dalam menyajikannya sehingga memudahkan santri dalam
membedakan cara membacanya. Cara membaca lam ta’rif , meliputi:
a. Alif lam Qomariyyah
ُغ َلاَبْلَا
-
144
Materi alif lam qomariyyah terdapat pada Jilid 3. Alif lam qomariyyah adalah lam ta’rif yang bertemu dengan salah satu huruf 14 yaitu alif, ba’, ghain, cha, jim, kaf, wawu, kho’, ‘ain, qof,
ya’, mim, dan ha’. Cara membacanya adalah dengan ditekan tidak terlalu lama (Dachlan Jilid 3, t.th:6).
b. Alif lam Syamsiyyah
ِضْرَ ْلاا ِفياَمَو ِتاَورم َّسلا ِفياَم ِ ِّ ِلل
ِِّ - ْلا
Materi alif lam syamsiyyah terdapat pada Jilid 4. Alif lam syamsiyyaah adalah lam ta’rif yang bertemu dengan salah satu huruf 14 yaitu ta’, tsa’, dal, dzal, ra’, za’, sin, syin, shod, dhod,
tha’, zha’, lam, dan nun. Cara membacanya adalah harus dibaca
idgham yakni dengan memasukkan ke dalam huruf berikutnya (Annuri, 2015:116).
9. Tafkhim dan Tarqiq
Materi tafkhim dan tarqiq tersebar pada Jilid 3, 5 dan dilengkapi dalam buku ilmu tajwid praktis. Penyajian materinya sangat jelas dan memudahkan santri dalam membedakan cara pengucapannya. Materinya meliputi hukum ra’ dan lafadz Allah (lam jalalah).
a. Hukum Ra’
ا بَحْرِم = َم
-
َسْ ْرِم = ِم
Materi Ra’ terdapat pada Jilid 3 sedangkan penjelasannya terdapat pada buku ilmu tajwid praktis. Hukum ra’ terbagi menjadi
145
dua yaitu tafkhim dan tarqiq. Ra’ dibaca tafkhim apabila ra’ ber-
harakat fathah atau fathatain, ra’ ber-harakat dhummah atau
dhummatain, ra’ sukun didahului harakat fathah atau dhummah,
ra’ sukun didahului harakat kasrah terdapat hamzah washal, ra’
sukun didahului harakat kasrah bertemu huruf isti’la’, dan ra’ hidup di dahului huruf mati selain ya’ yang sebelumnya ada
harakat fathah atau dhummah dibaca waqaf (Dachlan Ilmu Tajwid Praktis, t.h:21).
Sedangkan ra’ dibaca tarqiq apabila ra’ ber-harakat kasrah
atau kasratain, ra’ sukun didahului harakat kasrah, ra’ hidup didahului ya’ sukun dibaca waqaf, dan ra’ sukun didahului huruf
mati selain ya’ yang sebelumnya ada harakat kasrah dibaca waqaf
(Dachlan Ilmu Tajwid Praktis, t.h:22). b. Lafadz Allah (lam jalalah)
ِالله ِلْو ُسَر
-
ِالله َلْو ُسَر
-
ِلل ُلا ْو ُسَر
Materi lafadz Allah terdapat pada Jilid 5 sedangkan penjelasannya terdapat pada buku ilmu tajwid praktis. Hukum lafadz Allah dibagi dua yaitu tafkhim dan tarqiq. Dibaca tafkhim
apabila lafadz Allah didahului harakat fathah atau dhummah. Dibaca tarqiq apabila lafadz Allah didahului harakat kasrah
146 10.Mad
Materi tentang mad sebagian sudah dijelaskan dalam beberapa Jilid serta disempurnakan dalam buku ilmu tajwid. Mad adalah ketika
harakat fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya’ sukun, dan dhummah
diikuti wawu sukun. Mad dibagi menjadi dua, yaitu:
a. Mad Thabi’iy
Materi mad thabi’i terdapat Jilid 2 dan 3. Mad thabi’i ialah mad yang tidak bertemu hamzah, sukun, dan tasydid. Dan panjangnya satu alif atau 2 harakat (Dachlan Ilmu Tajwid, t.th).
Pada Jilid 2 telah dijelaskan bahwa apabila harakat fathah diikuti alif, kasrah diikuti ya’ sukun, dan dhummah diikuti wawu sukun maka dibaca panjang. Selain itu, pada Jilid 3 juga dijelaskan bahwa semua harakat panjang yakni fathah panjang, kasrah panjang dan dhummah panjang juga disebut bacaan mad.
ره
ه ٖه
دْوُدَو = ْوُد- ُد
ْيِحَر = َ ْينِح- َنِح
لِخاَد– لِخَد
Cara membaca materi di atas dengan dibaca panjang satu alif atau dua harakat. Dua harakat maksudnya dua ketukan jari.
Sistematika materi mad thabi’i sangat memudahkan santri. Berawal dari fathah diikuti alif kemudian kasrah dan dhummah
sampai harakat panjang. Dengan begitu santri dapat membedakan bacaan yang harus dibaca panjang atau tidak.
b. Mad Far’iy
147
1) Mad Wajib Muttashil
Mad wajib muttashil yakni mad bertemu hamzah dalam satu kalimah.
َنَءا َسِن ءا َدِن َنَءا َقِل َءا َج
2) Mad Jaiz Munfashil
Mad jaiz Munfashil yaitu mad bertemu hamzah di lain kalimat.
اَنْلَزْنَا َّنِا ا ْو ُرِمُاا َمَو اَنْي َطْعَا َّنِا
Cara membaca mad wajib muttashil dan mad jaiz munfashil
adalah 2½ alif atau 5 harakat. Kedua materi ini disajikan secara berurutan guna mempermudah santri dalam membedakan cara membacanya dengan tanda yang telah dijelaskan sebelumnya.