• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

A. Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Pemantauan dan evaluasi HAT dilaksanakan terhadap seluruh jenis hak atas tanah sebagaimana kriteria yang dimaksud dalam Bab I.

Pemantauan hak atas tanah dilaksanakan terhadap satu objek atau lebih pada suatu wilayah tertentu berdasarkan kewenangan pemberian hak atas tanah sebagaimana tersebut dalam Peraturan Kepala BPN Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BPN Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

8

Tabel 1. Matriks Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah Berdasarkan Kewenangan Pemberian Hak

Jenis Hak Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Kemen. ATR/BPN

Tanah

Tanah Pertanian Tanah Non Pertanian Hak Milik Sampai dengan

50.000 M² Sampai dengan

3.000 M² Lebih dari

Hak Pakai Sampai dengan

50.000 M² sampai dengan

3.000 M² Lebih dari

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

9

Jenis Hak Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Kemen. ATR/BPN

Perorangan Badan Hukum Perorangan Badan Hukum Perorangan Badan Hukum Hak Guna

Bangunan

Sampai dengan 3.000 M²

sampai dengan 20.000 M²

3.000 M² sampai dengan 10.000 M²

Lebih dari 20.000 M² sampai dengan 150.000 M²

Lebih dari 10.000 M²

Lebih dari 150.000 M²

Jenis Hak Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Kemen. ATR/BPN

Hak Guna

Usaha - Sampai dengan 2.000.000 M² 2.000.000 M²

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

10

B. Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT di Kantah dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa.

Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT di Kanwil dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa.

Sedangkan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT di Kantor Kementerian ATR/BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu.

Penunjukan pelaksana pemantauan dan evaluasi HAT dituangkan dalam Surat Tugas oleh kepala unit kerja masing-masing. Petugas pelaksana yang ditunjuk adalah petugas pelaksana di lingkungan unit yang membidangi pengendalian pertanahan, dapat menambah personil dari unit lain, atau dapat melibatkan tenaga ahli/pihak ketiga.

C. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan baik di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah dan di Kantor Kementerian ATR/BPN terdiri dari penetapan objek pemantauan, pemantauan lapangan, evaluasi, penyusunan rekomendasi, klarifikasi dan pelaporan. Adapun tahapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut:

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

11

Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

12

1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek Hak Atas Tanah

Kegiatan dalam rangka inventarisasi data subjek dan objek HAT meliputi:

a. Pengumpulan data HAT yang diperoleh dari daftar-daftar umum maupun peta pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan/Kantor Wilayah BPN/Kementerian ATR/BPN maupun unit kerja terkait lainnya;

b. Pengumpulan data HAT yang diperoleh dari Aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP) dan data spasial bidang tanah dari Direktorat Jenderal/Bidang/Seksi Survei dan Pemetaan;

c. Tabulasi data berdasarkan jenis hak, subjek hak, kelengkapan data spasial dan tekstual, lamanya hak diberikan, luasnya tanah hak, adanya permasalahan atas objek bidang tanah dimaksud, serta pertimbangan lainnya sebagaimana format Lampiran 1.

2. Pemilihan Objek

Kegiatan dalam rangka pemilihan objek untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi HAT terdiri dari:

a. Pemilihan objek berdasarkan prioritas sebagaimana matriks sebagai berikut:

Tabel 2. Matriks Prioritas Objek Pemantauan

No. Variabel Kriteria

1 Subjek Hak Badan Hukum

2 Jenis Hak HGU, HGB, HP, HPL, dan HM 3 Pemanfaatan

tanah

Tidak dimanfaatkan sebagian atau seluruhnya

4 Luas bidang tanah Lebih Besar

5 Permasalahan tanah

Terdapat permasalahan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan atau pemanfaatan tanah

b. Pemilihan objek berdasarkan hasil verifikasi data hasil inventarisasi subjek dan objek terhadap database tanah terindikasi terlantar. Objek

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

13

yang dipilih adalah HAT yang tidak termasuk tanah terindikasi terlantar.

Kepala Unit Kerja dapat memilih objek di luar kriteria sebagaimana dimaksud pada matriks diatas dengan pertimbangan tertentu seperti:

a. Apabila terdapat hal lain yang dianggap penting dan segera;

b. Adanya pengaduan masyarakat yang memerlukan tindakan segera untuk dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap HAT yang diadukan;

c. Adanya informasi dari Instansi/Lembaga lain yang memerlukan penelitian lebih mendalam;

d. Adanya relokasi tanah karena bencana alam, pengadaan tanah untuk kepentingan umum, dan lainnya.

3. Penetapan Objek Pemantauan

Kegiatan dalam rangka penetapan objek pemantauan meliputi:

a. Tabulasi hasil pemilihan objek dengan format sebagaimana Lampiran 1;

b. Penyusunan konsep SK penetapan objek Pemantauan dan Evaluasi dengan format sebagaimana Lampiran 2;

c. Pengesahan/penandatanganan SK oleh Kepala Unit Kerja masing-masing. Apabila kegiatannya ada di Kantor Pertanahan sementara anggarannya berada di Kanwil, maka SK penetapan objek pemantauan dan evaluasi ditandatangani oleh Kepala Kanwil.

4. Pengumpulan Dokumen Hak Atas Tanah

Dokumen HAT yang dikumpulkan meliputi:

a. Salinan SK Pemberian HAT;

b. Buku Tanah;

c. Surat Ukur/Gambar Ukur;

d. Peta pendaftaran tanah;

e. Bahan pendukung lain yang diperlukan seperti, peta citra, peta RTRW, warkah, surat pengaduan masyarakat dan lainnya.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

14

5. Penyusunan Rencana Pemantauan

Kegiatan dalam rangka penyusunan rencana pemantauan meliputi:

a. Penyusunan jadwal;

Penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi HAT dalam 1 (satu) tahun anggaran berjalan. Penyusunan jadwal ini dilakukan sebagai salah satu alat kendali bagi pelaksana kegiatan agar realisasi pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun anggaran dapat tercapai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Perubahan jadwal dapat dilakukan pada saat berjalannya pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dan pertimbangan lainnya, misalnya antara lain terkait ketersediaan SDM, mobilisasi tim, dan kapasitas kerja.

b. Penyiapan alat dan bahan;

1) Penyiapan alat yang harus dipersiapkan diantaranya adalah GPS handheld, drone, kamera, aplikasi yang membantu dalam pelaksanaan pemantauan dan ATK.

2) Penyiapan bahan pemantauan antara lain:

a) Data spasial dan tekstual HAT pada objek yang telah ditetapkan;

b) Koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait untuk memperoleh informasi pendukung lainnya yang dianggap perlu mengenai subjek dan objek HAT;

c) Formulir berita acara pemantauan lapang;

d) Dokumen pendukung lainnya.

c. Pembuatan peta kerja lapangan;

Peta kerja lapangan dibuat untuk mengidentifikasi adanya dugaan/indikasi permasalahan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T) pada objek yang akan dipantau. Hal ini

dilakukan dengan cara : 1) Interpretasi objek yang akan dipantau dengan menggunakan Citra

Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi (CSRST)

2) Menandai hasil interpretasi dimaksud untuk dilakukan ground

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

15

check

d. Surat pemberitahuan kepada pemegang hak;

Pemberitahuan kepada pemegang hak tentang pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara resmi dan/atau lisan dilakukan dengan format sesuai dengan Lampiran 4.

e. Surat tugas

Surat tugas diberikan kepada petugas pelaksana yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja masing-masing.

6. Pemantauan Lapang

Pemantauan dilakukan dengan melakukan survei lapangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pemenuhan kewajiban oleh pemegang hak. Pada saat pemantauan, petugas harus mampu memperoleh data dan informasi yang akurat dan selengkap-lengkapnya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas pemantauan di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan pemantauan lapang kepada pemegang HAT atau yang mewakilinya atau aparat desa/kelurahan;

b. Penjelasan kepada pemegang HAT tentang kewajiban yang harus dipenuhi sesuai SK Pemberian HAT dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, sanksi-sanksi terhadap pelanggaran, dan aspek hukum pertanahan lainnya;

c. Mengamati objek pemantauan, mengambil data lapangan, dan mengumpulkan data pendukung serta mendokumentasikan data hasil lapangan dan dituangkan ke dalam Berita Acara Pemantauan Lapang sebagaimana format Lampiran 5.

Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan antara lain : a. Penguasaan tanah

1) Data yang diambil adalah koordinat batas penguasaan tanah oleh pemegang hak termasuk penguasaan pihak lain atas bidang tanah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendelineasi penguasaan tanah pada Hak Atas Tanah tersebut;

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

16

2) Jika penguasaan atas bidang tanah tidak seluruhnya, perlu diketahui alasannya;

3) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak dan penguasaan pihak lain, dipetakan dengan melakukan:

a) Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;

b) Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat pemantauan sepanjang dapat teridentifikasi pada citra yang ada;

c) Delineasi batas-batas keliling plasma atas Hak Atas Tanah-nya.

Gambar 2. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah

4) Identifikasi penguasaan tanah dilakukan juga terhadap ada tidaknya alas hak yang sah pada bagian yang dikuasai tersebut;

5) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:

a) Data tekstual dan spasial penguasaan tanah;

b) Dokumentasi (foto dan video).

Gambar 3. Penguasaan Pihak Lain

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

17

Gambar 4. Penguasaan Pemegang Hak

b. Kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan dalam keputusan pemberian haknya;

Data yang diambil dari kegiatan ini terdiri dari :

1) Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau pihak lain;

2) Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang hak;

3) Data lainnya yang menurut petugas pemantauan perlu dicatat dan didokumentasikan.

Hal-hal yang perlu dipantau adalah:

1) Pemanfaatan tanah seluruhnya/sebagian dan dimanfaatkan dengan baik/tidak;

2) Sistem pembukaan lahan;

3) Komoditas tanaman (bila HGU);

4) Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan topografi;

5) Dan lainnya.

Gambar 5. Penggunaan Kelapa Sawit

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

18

Gambar 6. Penggunaan Karet

Gambar 7. Foto Tampak Atas Penggunaan Tanah dengan Drone c. Penguasaan tanah di luar hak;

Apabila terdapat penguasaan tanah di luar hak, maka dilakukan langkah sebagai berikut:

1) Pengambilan titik koordinat terhadap penguasaan tanah di luar hak dengan cara tracking dan delineasi bidang tanah;

2) Menggali informasi dari pemegang hak dan atau pemegang hak lain yang berbatasan terkait penguasaan tanah di luar hak tersebut.

d. Pelaksanaan pembangunan plasma;

Pembangunan plasma/kebun masyarakat sekitar paling sedikit 20%

dari luas tanah yang dimohon HGU dalam bentuk kemitraan sesuai dengan Pasal 40 ayat (1) huruf k Permen ATR/BPN Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan HGU. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Delineasi bidang plasma dengan cara pengambilan titik koordinat lokasi plasma;

2) Meminta dokumen terkait plasma baik data tekstual maupun data spasial plasma kepada pemegang hak.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

19

Gambar 8. Batas Inti dan Plasma

e. Kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan RTRW;

Hal yang dilakukan adalah overlay data bidang tanah terhadap data RTRW Kabupaten/Kota setempat dan dianalisa apakah pemanfaatannya sesuai dengan peruntukkan dalam RTRW tersebut.

f. Kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP dan sertipikat/surat ukur;

Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi bentuk, luas, dan jumlah bidang serta perubahan data pendaftaran tanah pada objek Hak Atas Tanah yang dipantau.

g. Tanda batas dan pengamanan tanah;

1) Data yang diambil dari kegiatan ini adalah tanda batas berupa jenis, jumlah, pemasangan, pemeliharaan, dan alasan tidak/belum dipasang atau tidak dipelihara;

2) Bentuk pengamanan tanah perlu dipantau terkait pengamanan HGU dapat berupa parit, pemagaran keliling, atau gambaran batas alamiah;

3) Sampel tanda batas yang dipantau minimal 3 (tiga) buah untuk Hak Atas Tanah (HAT) dengan luas diatas 5 Ha, sedangkan Hak Atas Tanah (HAT) lebih kurang atau sama dengan 5 Ha tanda batas dicek secara keseluruhan; dan

4) Kondisi tanda batas yang terpasang didokumentasikan dalam bentuk foto.

Inti Plasma

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

20

D

Gambar 9. Pengambilan Titik Sampel Tanda Batas h. Pelaksanaan fungsi sosial;

Data yang diambil dari kegiatan ini adalah:

1) Keberadaan objek pemantauan terhadap akses jalan/sumber air/jalan air;

2) Pelaksanaan Corporate Social Resposibility (CSR) dan plasma perkebunan;

3) Data pantauan lainnya terkait fungsi sosial tanah.

Data ini dapat diperoleh baik melalui wawancara dengan pemegang Hak Atas Tanah dan/atau masyarakat sekitar dan/atau aparat, hasil pemeriksaan dokumen, maupun hasil pengamatan di lapangan.

i. Pelaksanaan Pemeliharaan Lingkungan Hidup;

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati hal-hal sebagai berikut : 1) Pengelolaan limbah, arah pembuangan limbah, kolam limbah, dan

pemanfaatan limbah dari aktivitas yang ada di atas objek pemantauan;

2) Keberadaan embung atau lahan konservasinya;

3) Sistem drainase (keberadaan dan pemeliharaannya);

4) Pemeliharaan lingkungan hidup lainnya.

Data dimaksud dapat diperoleh dari hasil laporan yang disampaikan oleh pemegang hak, wawancara dengan pemegang hak/masyarakat sekitar/aparat, dan/atau pengamatan langsung di lapangan.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

21

Gambar 10. Area Konservasi

j. Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan pada area HGU;

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati keberadaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran dalam lingkungan HGU. Sarana dan prasarana kebakaran yang dimaksud diantaranya adalah :

1) Menara pantau;

2) Mobil pemadam kebakaran;

3) Alat pemadam kebakaran; dan

4) Alat pelindung diri pemadam kebakaran.

Gambar 11. Alat Pengendali Kebakaran

k. Kewajiban pemegang hak atas tanah yang belum dan telah dilaksanakan serta alasan belum dilaksanakannya kewajiban.

Kewajiban pemegang hak atas tanah yang dipantau adalah kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, maupun kewajiban-kewajiban pemegang Hak Atas Tanah

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

22

menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah, dan peraturan perundangan lainnya.

l. Data lainnya, antara lain:

1) Data pengusahaan tanah yang dilakukan sendiri atau oleh pihak ketiga;

2) Luas izin lokasi.

Dalam pengamatan lapang, petugas pemantauan dapat meminta keterangan kepada pemegang hak atas tanah atau yang mewakilinya.

Bila dianggap perlu, pelaksana tugas pemantauan dapat meminta keterangan lain dari masyarakat sekitar atau pemerintah daerah setempat. Keterangan yang dapat diminta meliputi:

1) Penguasaan tanah hak oleh masyarakat, terkait sejak kapan terjadinya penguasaan, perolehan tanah oleh perusahaan termasuk ada tidaknya ganti rugi atas perolehan tanah tersebut;

2) Ada tidaknya sengketa/perkara di pengadilan termasuk kemajuan penyelesaian sengketa/perkara atas tanah tersebut;

3) Riwayat penguasaan dan pemilikan tanah, termasuk ada tidaknya peralihan di bawah tangan;

4) Ketidaksesuaian peruntukan dengan pemanfaatan tanah eksisting dengan memastikan ada atau tidaknya izin mengenai:

a) Perubahan penggunaan tanah dan alasan perubahannya;

b) Hal-hal lain yang dianggap penting.

Hasil pemantauan (pengamatan), dokumentasi lapangan (peta kerja, foto, catatan dan data-data yang diberikan oleh pemegang hak/masyarakat/pemerintah daerah setempat) sebagai dasar dalam pengisian Berita Acara Pemantauan Lapang. Bentuk Berita Acara Pemantauan Lapang dimaksud sebagaimana Lampiran 5.

Selanjutnya Berita Acara Pemantauan Lapang ditandatangani oleh petugas pemantauan dan pemegang hak atas tanah atau yang mewakilinya minimal manager kebun/bagian legal/setingkat. Jika pemegang hak tidak hadir maka pada berita acara diberi catatan oleh

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

23

petugas pemantauan. Jika pemegang HAT atau yang mewakili tidak bersedia menandatangani, maka pada berita acara dicantumkan alasan tidak bersedia menandatanganinya. Berita Acara Pemantauan Lapang, dokumentasi lapangan (peta kerja, foto, catatan dan data-data yang diberikan oleh pemegang hak/masyarakat/pemerintah daerah setempat) dijadikan satu sebagai dokumen laporan hasil kegiatan pemantauan. Hasil pemantauan lapang sebagaimana berita acara tersebut disampaikan secara langsung kepada pemegang hak mengenai kewajibannya yang harus dipenuhi.

Petugas melaporkan hasil pemantauan kepada atasan pada 1 (satu) hari kerja setelah selesainya pemantauan dengan melampirkan :

1) Surat Tugas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);

2) Berita Acara Pemantauan Lapang;

7. Pengolahan Data

Pengolahan data dimaksud terdiri dari:

a. Pengolahan Data Tekstual

Pengolahan data tekstual dilakukan dengan menyusun hasil pengamatan, keterangan pemegang hak, masyarakat, pemerintah setempat, dan data pendukung lain baik hasil pengumpulan dan pengolahan data awal maupun dokumen pendukung yang diperoleh saat pemantauan di lapangan. Selanjutnya disusun berdasarkan urutan pengamatan lapangan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Penguasaan tanah oleh pemegang hak dan pihak lain;

2) Pemanfaatan tanah;

3) Penguasaan di luar hak;

4) Pembangunan plasma;

5) Kesesuaian RTRW;

6) Kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP dan sertipikat/surat ukur;

7) Tanda batas dan pengamanan tanah;

8) Pelaksanaan fungsi sosial;

9) Pelaksanaan Pemeliharaan Lingkungan Hidup;

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

24

10) Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan pada area HGU;

11) Kewajiban pemegang Hak Atas Tanah yang belum dan telah dilaksanakan serta alasan belum dilaksanakannya kewajiban; dan 12) Data lainnya.

b. Pengolahan Data Spasial

Kegiatan pengolahan data spasial meliputi:

1) Meletakkan posisi SU/GS pada letak sebenarnya di lapangan;

2) Perbaikan gambar peta bidang tanah dengan mencocokkan data SU/GS dengan data spasialnya;

3) Mendelineasi hasil pengamatan fisik lapangan;

4) Memasukkan data hasil pengamatan lapangan berupa data drone/GPS Handheld (marking dan tracking);

Gambar 12. Hasil Pengolahan Foto Drone

5) Plotting hasil pemantauan lapang (penguasaan, pemanfaatan, RTRW, dan plasma) ke dalam peta bidang tanah;

6) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial penguasaan tanah hasil pemantauan.

Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak lain, sengketa/permasalahan, termasuk yang di luar Hak Atas Tanah-nya. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 6.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

25

7) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial pemanfaatan tanah saat ini.

Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas pemanfaatan tanah yang dilaksanakan oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak lain. Hasil kegiatannya berupa Peta Pemanfaatan Tanah. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 7.

8) Overlay data spasial Pemanfaatan Tanah hasil Pemantauan dengan Peta Rencana Tata Ruang.

Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan objek pemantauan dengan Rencana Tata Ruang saat ini. Hasil Kegiatan ini berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruangnya. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 8.

9) Overlay data spasial plasma dengan data spasial penguasaan tanah.

Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah pada bidang plasma. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan Plasma. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.

10) Overlay data spasial plasma dengan data spasial pemanfaatan tanah.

Kegiatan ini untuk mengetahui pemanfaatan tanah pada bidang plasma. Hasil kegiatannya berupa Peta Pemanfaatan Plasma.

Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 10.

11) Overlay data spasial pemanfaatan plasma dengan data spasial Rencana Tata Ruang.

Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan plasma dengan Rencana Tata Ruang. Hasil kegiatannya berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang.

Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 11.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

26

Kegiatan pengolahan data spasial dilakukan sesuai dengan standar data sebagaimana pada Lampiran 12.

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan lanjutan setelah menyelesaikan pengolahan data terhadap HAT yang telah dipantau. Kegiatan evaluasi tersebut terdiri dari :

a. Penyiapan Bahan dan Alat

Penyiapan bahan evaluasi meliputi:

1) Data hasil pengolahan pemantauan lapangan;

2) Dokumen penunjang dan/atau informasi lainnya;

3) Peraturan-peraturan yang terkait.

Penyiapan alat meliputi:

Perangkat komputer dan aplikasi yang diperlukan.

b. Pelaksanaan Evaluasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara membandingkan hasil pemantauan dengan kewajiban yang tercantum dalam Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, sertipikat hak atas tanah dan peraturan perundangan lainnya. Kegiatan ini untuk mengetahui kewajiban yang sudah atau belum dipenuhi oleh pemegang HAT. Tahapan kegiatan ini adalah:

1) Penyiapan bahan evaluasi berupa laporan hasil pengolahan data beserta dokumen pendukung lainnya;

2) Analisa kesesuaian pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam SK pemberian hak dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Validasi kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP (bentuk, luas, dan jumlah bidang serta perubahan data pendaftaran tanah);

4) Hasil kegiatan nomor 2) dan 3) selanjutkan dibuatkan kesimpulan hasil pemantauan dan rekomendasi;

Kegiatan tersebut di atas dituangkan dalam Telaahan Staf Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dengan format

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

27

sebagaimana Lampiran 13.

Berdasarkan hasil analisa pada Telaahan Staf, dibuat kesimpulan yang tertuang dalam Lembar Kendali dengan format sebagaimana Lampiran 14.

9. Penyusunan Rekomendasi

Hasil pemantauan dan evaluasi di atas, selanjutnya dilakukan analisa terhadap aspek administrasi, aspek fisik, dan aspek yuridis atas penilaian kepatuhan pemegang HAT dalam melaksanakan kewajiban atas HAT yang diperolehnya. Hasil analisa ini untuk menentukan rekomendasi yang tepat bagi pemegang HAT. Rekomendasi ini dijadikan dasar untuk tindak lanjut kepada pemegang hak maupun kepada unit kerja/instansi terkait. Isi rekomendasi yang diberikan antara lain berupa:

a. Perpanjangan/pembaruan hak;

b. Pembatalan HAT;

c. Penertiban Tanah Terlantar;

d. Pelepasan hak untuk Reforma Agraria;

e. Penyesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan RTRW;

f. Pendaftaran Hak;

g. Perbaikan Data HAT.

Penyusunan rekomendasi di atas mempertimbangkan indikator-indikator

Penyusunan rekomendasi di atas mempertimbangkan indikator-indikator

Dokumen terkait