• Tidak ada hasil yang ditemukan

KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "KATA PENGANTAR. Jakarta, 15 Februari Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

i KATA PENGANTAR

Tanah merupakan faktor produksi yang diperlukan setiap orang atau masyarakat, sehingga berpengaruh terhadap keberlangsungan kegiatan ekonomi. Di tengah rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi saat ini, pemerintah perlu mendorong agar pemanfaatan tanah mampu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan investasi. Hal ini dapat dilakukan dengan memastikan agar setiap jengkal tanah dimanfaatkan secara optimal sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dengan cara memantau dan mengevaluasi secara periodik terhadap tanah-tanah terutama yang telah diberikan Hak Atas Tanah (HAT) oleh negara.

Pemantauan dan evaluasi hak atas tanah ini bertujuan untuk menilai kewajiban yang dilakukan oleh pemegang hak dalam hal penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan melalui rekomendasi yang disampaikan. Selain itu pemantauan dan evaluasi hak atas tanah dilakukan untuk memastikan setiap hak atas tanah yang diberikan kepada pemegang hak dimanfaatkan dengan baik, agar dapat mewujudkan pemerataan ekonomi, dan mengoptimalkan fungsi tanah sebagai sumber kesejahteraan bagi rakyat.

Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang melakukan langkah-langkah pengendalian dengan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap hak atas tanah yang telah diberikan oleh Negara. Mengingat perkembangan atau dinamika terkait dengan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah, baik dalam aspek regulasi maupun permasalahan yang terdapat di lapangan, maka pada 2021 ini perlu adanya penyesuaian dan penyempurnaan Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah. Semoga dengan adanya Petunjuk Teknis 2021 ini dapat menjadi pedoman bagi pelaksana kegiatan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah sehingga hasilnya dapat memberikan kontribusi bagi Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional pada khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya.

Jakarta, 15 Februari 2021 Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang

Dr. Ir. Budi Situmorang, MURP.

NIP. 19651015 199102 1 001

(3)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

ii DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Dasar Hukum... 2

C. Pengertian ... 4

D. Maksud dan Tujuan ... 6

E. Sasaran………..6

F. Ruang Lingkup ... 6

BAB II PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI ... 8

A. Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah ... 8

B. Pelaksana Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah... 10

C. Tahapan Pelaksanaan ... 10

1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek Hak Atas Tanah ... 12

2. Pemilihan Objek ... 12

3. Penetapan Objek Pemantauan ... 13

4. Pengumpulan Dokumen Hak Atas Tanah ... 13

5. Penyusunan Rencana Pemantauan... 14

6. Pemantauan Lapang ... 15

7. Pengolahan Data ... 23

8. Evaluasi ... 26

9. Penyusunan Rekomendasi ... 27

10.Klarifikasi ... 27

11.Pelaporan ... 28

BAB III PENUTUP ... 29 LAMPIRAN

(4)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

iii DAFTAR TABEL

Tabel 1. Matriks Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah Berdasarkan

Kewenangan Pemberian Hak ... 8 Tabel 2. Matriks Prioritas Objek Pemantauan ... 12

(5)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

iv DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah ... 11

Gambar 2. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah ... 16

Gambar 3. Penguasaan Pihak Lain ... 16

Gambar 4. Penguasaan Pemegang Hak ... 17

Gambar 5. Penggunaan Kelapa Sawit ... 17

Gambar 6. Penggunaan Karet ... 18

Gambar 7. Foto Tampak Atas Penggunaan Tanah dengan Drone ... 18

Gambar 8. Batas Inti dan Plasma ... 19

Gambar 9. Pengambilan Titik Sampel Tanda Batas ... 20

Gambar 10. Area Konservasi ... 21

Gambar 11. Alat Pengendali Kebakaran ... 21

Gambar 12. Hasil Pengolahan Foto Drone ... 24

(6)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

v DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Format Tabulasi Data Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Lampiran 2. Format SK Penetapan Objek Pemantauan Hak Atas Tanah Lampiran 3. Peta Kerja Lapangan

Lampiran 4. Format Surat Pemberitahuan Kepada Pemegang Hak Atas Tanah

Lampiran 5. Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Lampiran 6. Format Peta Penguasaan Tanah Lampiran 7. Format Peta Pemanfaatan Tanah

Lampiran 8. Format Peta Kesesuaian Pemanfaatan Tanah dengan Rencana Tata Ruang

Lampiran 9. Format Peta Penguasaan Plasma Lampiran 10. Format Peta Pemanfaatan Plasma

Lampiran 11. Format Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma Ruang dengan Tata Ruang Lampiran 12. Standar Data

Lampiran 13. Telaahan Staf Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Lampiran 14. Lembar Kendali Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Lampiran 15. Indikator Rekomendasi Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Lampiran 16. Format Laporan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

(7)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berdasarkan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja, dinyatakan bahwa tujuan dibuatnya Undang- Undang Cipta Kerja adalah untuk menciptakan dan meningkatkan lapangan kerja. Dalam rangka peningkatan kesejahteraan pekerja atau masyarakat secara luas maka nilai ekonomi tanah perlu ditingkatkan.

Peningkatan nilai ekonomi tanah tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui upaya peningkatan produktivitas pemanfaatan tanah.

Dalam rangka upaya peningkatan produktivitas pemanfaatan tanah perlu dilakukan pengelolaan pertanahan yang optimal didukung salah satunya dengan kegiatan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah. Penyelenggaraan kegiatan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah dilakukan untuk memastikan setiap hak atas tanah yang diberikan oleh negara kepada pemegang hak dapat mewujudkan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, hal tersebut selaras dengan tujuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria yaitu meletakkan dasar-dasar penyusunan hukum agraria nasional yang merupakan alat untuk membawa kemakmuran, kebahagiaan, dan keadilan bagi negara dan rakyat dalam rangka masyarakat yang adil dan makmur.

Namun kurangnya kesadaran oleh pemegang hak untuk memenuhi kewajiban sebagaimana yang disebut dalam surat keputusan pemberian hak atas tanah dan peraturan perundangan lainnya menimbulkan dampak negatif. Berdasarkan Pasal 40 Peraturan Menteri ATR/BPN Nomor 7 Tahun 2017, pemegang Hak Guna Usaha memiliki kewajiban : melaksanakan usaha pertanian, perikanan atau peternakan sesuai peruntukan; mengusahakan sendiri tanah hak guna usaha dengan baik; membangun dan memelihara prasarana lingkungan dan fasilitas tanah; memelihara kesuburan tanah; memenuhi ketentuan larangan membuka lahan dengan cara membakar; menyediakan sarana dan prasarana kebakaran lahan; menyampaikan laporan penggunaan

(8)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

2

dan pemanfaatan tanah; memfasilitasi kebun masyarakat;

melaksanakan tanggung jawab sosial; dan memberikan keterangan dalam rangka pemantauan dan evaluasi. Sedangkan berdasarkan Pasal 30 Peraturan Pemerintah Nomor 40 tahun 1996 kewajiban pemegang Hak Guna Bangunan yaitu : membayar uang pemasukan yang jumlah dan cara pembayarannya ditetapkan dalam keputusan pemberian haknya; menggunakan tanah sesuai dengan peruntukannya;

memelihara dengan baik tanah dan bangunan yang ada di atasnya serta menjaga kelestarian lingkungan hidup; menyerahkan kembali tanah yang diberikan dengan Hak Guna Bangunan kepada Negara; pemegang Hak Pengelolaan atau pemegang Hak Milik sesudah Hak Guna Bangunan itu hapus; menyerahkan sertipikat Hak Guna Bangunan yang telah hapus kepada Kepala Kantor Pertanahan. Kewajiban pemegang hak harus dilaksanakan agar meminimalisir dampak negatif yang ditimbulkan di antaranya yaitu timbulnya sengketa dan konflik dengan masyarakat.

Mengingat perkembangan atau dinamika terkait dengan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi hak atas tanah, baik dalam aspek regulasi diatas maupun permasalahan di lapangan, maka perlu adanya penyesuaian dan penyempurnaan Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah/Dasar Penguasaan Atas Tanah.

B. Dasar Hukum

1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal;

3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

4. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan;

5. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman;

6. Undang-Undang Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan;

7. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran

(9)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

3

Tanah;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah;

10. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas Tanah;

13. Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2019 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2020;

14. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2020 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;

15. Peraturan Presiden Nomor 48 Tahun 2020 tentang Badan Pertanahan Nasional;

16. Peraturan Menteri Negara Agraria/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 9 Tahun 1999 tentang Tata Cara Pemberian dan Pembatalan Hak Atas Tanah Negara dan Hak Pengelolaan;

17. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 26 Tahun 2007 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan;

18. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.44/Menhut-II/2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.33/Menhut-II/2010 tentang Tata Cara Pelepasan Kawasan Hutan Produksi Yang Dapat Dikonversi;

19. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2011 tentang Pedoman Pertimbangan Teknis Pertanahan Dalam Penerbitan Izin Lokasi, Penetapan Lokasi dan Izin Perubahan Penggunaan Tanah;

20. Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah jo. Peraturan

(10)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

4

Menteri Agraria Dan Tata Ruang/ Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah Dan Kegiatan Pendaftaran Tanah;

21. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 tentang Izin Lokasi jo.

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 5 Tahun 2015 Tentang Izin Lokasi;

22. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 15 Tahun 2016 tentang Tata Cara Pelepasan Atau Pembatalan Hak Guna Usaha Atau Hak Pakai Pada Lahan yang Terbakar;

23. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2017 Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Guna Usaha;

24. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional;

25. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 17 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan.

C. Pengertian

Dalam Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi HAT/DPAT ini, yang dimaksud dengan:

1. Pemantauan adalah kegiatan mengamati, mengidentifikasi serta mengantisipasi permasalahan yang timbul dan/atau akan timbul untuk dapat diambil suatu tindakan;

2. Evaluasi adalah proses menilai, menjelaskan, memperoleh, serta

(11)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

5

menyediakan data dan informasi yang diperlukan untuk membuat keputusan;

3. Hak Atas Tanah adalah hak yang diperoleh dari hubungan hukum antara pemegang hak dengan Tanah termasuk ruang di atas Tanah, dan/atau ruang di bawah Tanah untuk menguasai, memiliki, menggunakan, dan memanfaatkan, serta memelihara Tanah, ruang di atas Tanah, dan/atau ruang di bawah Tanah;

4. Dasar Penguasaan Atas Tanah adalah izin/keputusan/surat dari pejabat yang berwenang yang menjadi dasar bagi orang atau badan hukum untuk menguasai, menggunakan, atau memanfaatkan tanah;

5. Tanah Negara adalah tanah yang tidak dilekati dengan suatu hak atas tanah, bukan merupakan tanah ulayat Masyarakat Hukum Adat, bukan merupakan tanah wakaf, dan/atau bukan merupakan Barang Milik Negara/Daerah/Desa atau BUMN/ BUMD;

6. Data fisik adalah keterangan mengenai letak, batas dan luas bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, termasuk keterangan mengenai adanya bangunan atau bagian bangunan di atasnya;

7. Data yuridis adalah keterangan mengenai status hukum bidang tanah dan satuan rumah susun yang didaftar, pemegang haknya dan hak pihak lain serta beban-beban lain yang membebaninya;

8. Buku tanah adalah dokumen dalam bentuk daftar yang memuat data yuridis dan data fisik suatu objek pendaftaran tanah yang sudah ada haknya;

9. Penguasaan tanah adalah hubungan hukum antara orang per orang, kelompok orang, badan hukum, atau instansi pemerintah dengan tanah sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

10. Penggunaan tanah adalah wujud tutupan permukaan bumi baik yang merupakan bentuk alami maupun buatan manusia;

11. Pemanfaatan tanah adalah kegiatan untuk mendapatkan nilai tambah tanpa mengubah wujud fisik penggunaan tanahnya;

12. Peruntukan tanah adalah keputusan terhadap suatu bidang tanah

(12)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

6

guna dimanfaatkan bagi tujuan penggunaan tertentu;

13. Kementerian ATR/BPN adalah Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional dalam hal ini Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu, Direktorat Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;

14. Kanwil adalah Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional Provinsi;

15. Kantah adalah Kantor Pertanahan Kabupaten/Kota.

D. Maksud dan Tujuan

Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi HAT/DPAT dimaksudkan agar petugas pelaksana melakukan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT secara akurat dan akuntabel.

Sedangkan tujuan petunjuk teknis ini adalah terwujudnya pemahaman secara substansial terhadap ketentuan-ketentuan terkait pengendalian dan pemantauan pertanahan, kesamaan proses pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah di Kantah, di Kanwil dan di Kementerian ATR/BPN.

E. Sasaran

Sasaran yang ingin diwujudkan dengan di terbitkannya Petunjuk Teknis Pemantauan dan Evaluasi HAT/DPAT ini adalah :

1. Terlaksananya pemantauan dan evaluasi HAT;

2. Tersusunnya rekomendasi hasil pemantauan dan evaluasi HAT.

F. Ruang Lingkup

Ruang lingkup dari petunjuk teknis ini adalah:

1. Objek pemantauan HAT adalah seluruh Hak Atas Tanah dengan kriteria sebagai berikut:

a. Tidak termasuk dalam Basis Data Terindikasi Terlantar;

b. Belum berakhir haknya untuk HAT yang berjangka waktu;

c. Terdapat permasalahan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan atau pemanfaatan tanah;

(13)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

7

d. Belum pernah dilakukan tahapan Penertiban Tanah Terlantar (Identifikasi, Panitia C, Peringatan, dan Usulan Penetapan Tanah Terlantar); dan/atau

e. Tidak sedang dalam sita jaminan dari penegak hukum atau pengadilan.

2. Pelaksana pemantauan dan evaluasi; yaitu unit kerja yang membidangi pengendalian pertanahan baik di pusat (Kementerian ATR/BPN) maupun di daerah (Kantor Wilayah dan Kantor Pertanahan);

3. Tahapan Kegiatan; meliputi penetapan objek, pemantauan lapangan, evaluasi, rekomendasi, klarifikasi dan pelaporan.

(14)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

8

BAB II

PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH

A. Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Pemantauan dan evaluasi HAT dilaksanakan terhadap seluruh jenis hak atas tanah sebagaimana kriteria yang dimaksud dalam Bab I.

Pemantauan hak atas tanah dilaksanakan terhadap satu objek atau lebih pada suatu wilayah tertentu berdasarkan kewenangan pemberian hak atas tanah sebagaimana tersebut dalam Peraturan Kepala BPN Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah dan Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 18 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Kepala BPN Nomor 2 Tahun 2013 tentang Pelimpahan Kewenangan Pemberian Hak Atas Tanah dan Kegiatan Pendaftaran Tanah.

(15)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

8

Tabel 1. Matriks Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah Berdasarkan Kewenangan Pemberian Hak

Jenis Hak Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Kemen. ATR/BPN

Tanah Pertanian

Tanah Non Pertanian

Tanah Pertanian

Tanah Non Pertanian

Tanah Pertanian Tanah Non Pertanian Hak Milik Sampai dengan

50.000 M² Sampai dengan

3.000 M² Lebih dari 50.000 M² (Tidak lebih dari luas batas maksimum kepemilikan tanah pertanian perorangan)

Lebih dari 3.000 M² sampai dengan 10.000

sampai dengan 50.000 M² (Badan Hukum Keagamaan dan Sosial)

Lebih dari 50.000 M² sampai dengan 150.000 M² (Badan Hukum Keagamaan dan Sosial)

Hak Pakai Sampai dengan

50.000 M² sampai dengan

3.000 M² Lebih dari 50.000 M² sampai dengan 100.000 M² (Perorangan)

Lebih dari 3.000 M² sampai dengan 10.000 M² (Perorangan) sampai dengan

20.000 M² (Badan Hukum Swasta)

Lebih dari 20.000 M² sampai dengan 150.000 M² (Badan

Hukum/BUMN/

BUMD)

(16)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

9

Jenis Hak Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Kemen. ATR/BPN

Perorangan Badan Hukum Perorangan Badan Hukum Perorangan Badan Hukum Hak Guna

Bangunan

Sampai dengan 3.000 M²

sampai dengan 20.000 M²

3.000 M² sampai dengan 10.000 M²

Lebih dari 20.000 M² sampai dengan 150.000 M²

Lebih dari 10.000 M²

Lebih dari 150.000 M²

Jenis Hak Kantor Pertanahan Kantor Wilayah Kemen. ATR/BPN

Hak Guna

Usaha - Sampai dengan 2.000.000 M² 2.000.000 M²

(17)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

10

B. Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT di Kantah dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Seksi Pengendalian dan Penanganan Sengketa.

Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT di Kanwil dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Bidang Pengendalian dan Penanganan Sengketa.

Sedangkan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT di Kantor Kementerian ATR/BPN dilaksanakan dan dikoordinasikan oleh Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan dan Wilayah Tertentu.

Penunjukan pelaksana pemantauan dan evaluasi HAT dituangkan dalam Surat Tugas oleh kepala unit kerja masing-masing. Petugas pelaksana yang ditunjuk adalah petugas pelaksana di lingkungan unit yang membidangi pengendalian pertanahan, dapat menambah personil dari unit lain, atau dapat melibatkan tenaga ahli/pihak ketiga.

C. Tahapan Pelaksanaan

Tahapan pelaksanaan baik di Kantor Pertanahan, di Kantor Wilayah dan di Kantor Kementerian ATR/BPN terdiri dari penetapan objek pemantauan, pemantauan lapangan, evaluasi, penyusunan rekomendasi, klarifikasi dan pelaporan. Adapun tahapan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi adalah sebagai berikut:

(18)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

11

Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

(19)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

12

1. Inventarisasi Data Subjek dan Objek Hak Atas Tanah

Kegiatan dalam rangka inventarisasi data subjek dan objek HAT meliputi:

a. Pengumpulan data HAT yang diperoleh dari daftar-daftar umum maupun peta pendaftaran tanah pada Kantor Pertanahan/Kantor Wilayah BPN/Kementerian ATR/BPN maupun unit kerja terkait lainnya;

b. Pengumpulan data HAT yang diperoleh dari Aplikasi Komputerisasi Kegiatan Pertanahan (KKP) dan data spasial bidang tanah dari Direktorat Jenderal/Bidang/Seksi Survei dan Pemetaan;

c. Tabulasi data berdasarkan jenis hak, subjek hak, kelengkapan data spasial dan tekstual, lamanya hak diberikan, luasnya tanah hak, adanya permasalahan atas objek bidang tanah dimaksud, serta pertimbangan lainnya sebagaimana format Lampiran 1.

2. Pemilihan Objek

Kegiatan dalam rangka pemilihan objek untuk kegiatan pemantauan dan evaluasi HAT terdiri dari:

a. Pemilihan objek berdasarkan prioritas sebagaimana matriks sebagai berikut:

Tabel 2. Matriks Prioritas Objek Pemantauan

No. Variabel Kriteria

1 Subjek Hak Badan Hukum

2 Jenis Hak HGU, HGB, HP, HPL, dan HM 3 Pemanfaatan

tanah

Tidak dimanfaatkan sebagian atau seluruhnya

4 Luas bidang tanah Lebih Besar

5 Permasalahan tanah

Terdapat permasalahan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan atau pemanfaatan tanah

b. Pemilihan objek berdasarkan hasil verifikasi data hasil inventarisasi subjek dan objek terhadap database tanah terindikasi terlantar. Objek

(20)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

13

yang dipilih adalah HAT yang tidak termasuk tanah terindikasi terlantar.

Kepala Unit Kerja dapat memilih objek di luar kriteria sebagaimana dimaksud pada matriks diatas dengan pertimbangan tertentu seperti:

a. Apabila terdapat hal lain yang dianggap penting dan segera;

b. Adanya pengaduan masyarakat yang memerlukan tindakan segera untuk dilakukan pemantauan dan evaluasi terhadap HAT yang diadukan;

c. Adanya informasi dari Instansi/Lembaga lain yang memerlukan penelitian lebih mendalam;

d. Adanya relokasi tanah karena bencana alam, pengadaan tanah untuk kepentingan umum, dan lainnya.

3. Penetapan Objek Pemantauan

Kegiatan dalam rangka penetapan objek pemantauan meliputi:

a. Tabulasi hasil pemilihan objek dengan format sebagaimana Lampiran 1;

b. Penyusunan konsep SK penetapan objek Pemantauan dan Evaluasi dengan format sebagaimana Lampiran 2;

c. Pengesahan/penandatanganan SK oleh Kepala Unit Kerja masing- masing. Apabila kegiatannya ada di Kantor Pertanahan sementara anggarannya berada di Kanwil, maka SK penetapan objek pemantauan dan evaluasi ditandatangani oleh Kepala Kanwil.

4. Pengumpulan Dokumen Hak Atas Tanah

Dokumen HAT yang dikumpulkan meliputi:

a. Salinan SK Pemberian HAT;

b. Buku Tanah;

c. Surat Ukur/Gambar Ukur;

d. Peta pendaftaran tanah;

e. Bahan pendukung lain yang diperlukan seperti, peta citra, peta RTRW, warkah, surat pengaduan masyarakat dan lainnya.

(21)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

14

5. Penyusunan Rencana Pemantauan

Kegiatan dalam rangka penyusunan rencana pemantauan meliputi:

a. Penyusunan jadwal;

Penyusunan jadwal pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi HAT dalam 1 (satu) tahun anggaran berjalan. Penyusunan jadwal ini dilakukan sebagai salah satu alat kendali bagi pelaksana kegiatan agar realisasi pelaksanaan kegiatan dalam satu tahun anggaran dapat tercapai sesuai dengan target waktu yang telah ditetapkan. Perubahan jadwal dapat dilakukan pada saat berjalannya pelaksanaan kegiatan disesuaikan dengan kondisi dan pertimbangan lainnya, misalnya antara lain terkait ketersediaan SDM, mobilisasi tim, dan kapasitas kerja.

b. Penyiapan alat dan bahan;

1) Penyiapan alat yang harus dipersiapkan diantaranya adalah GPS handheld, drone, kamera, aplikasi yang membantu dalam pelaksanaan pemantauan dan ATK.

2) Penyiapan bahan pemantauan antara lain:

a) Data spasial dan tekstual HAT pada objek yang telah ditetapkan;

b) Koordinasi dengan instansi/unit kerja terkait untuk memperoleh informasi pendukung lainnya yang dianggap perlu mengenai subjek dan objek HAT;

c) Formulir berita acara pemantauan lapang;

d) Dokumen pendukung lainnya.

c. Pembuatan peta kerja lapangan;

Peta kerja lapangan dibuat untuk mengidentifikasi adanya dugaan/indikasi permasalahan penguasaan, pemilikan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah (P4T) pada objek yang akan dipantau. Hal ini

dilakukan dengan cara : 1) Interpretasi objek yang akan dipantau dengan menggunakan Citra

Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) atau Citra Satelit Resolusi Sangat Tinggi (CSRST)

2) Menandai hasil interpretasi dimaksud untuk dilakukan ground

(22)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

15

check

d. Surat pemberitahuan kepada pemegang hak;

Pemberitahuan kepada pemegang hak tentang pelaksanaan pemantauan dan evaluasi secara resmi dan/atau lisan dilakukan dengan format sesuai dengan Lampiran 4.

e. Surat tugas

Surat tugas diberikan kepada petugas pelaksana yang ditandatangani oleh Kepala Unit Kerja masing-masing.

6. Pemantauan Lapang

Pemantauan dilakukan dengan melakukan survei lapangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pemenuhan kewajiban oleh pemegang hak. Pada saat pemantauan, petugas harus mampu memperoleh data dan informasi yang akurat dan selengkap- lengkapnya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas pemantauan di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan pemantauan lapang kepada pemegang HAT atau yang mewakilinya atau aparat desa/kelurahan;

b. Penjelasan kepada pemegang HAT tentang kewajiban yang harus dipenuhi sesuai SK Pemberian HAT dan/atau peraturan perundang- undangan yang berlaku, sanksi-sanksi terhadap pelanggaran, dan aspek hukum pertanahan lainnya;

c. Mengamati objek pemantauan, mengambil data lapangan, dan mengumpulkan data pendukung serta mendokumentasikan data hasil lapangan dan dituangkan ke dalam Berita Acara Pemantauan Lapang sebagaimana format Lampiran 5.

Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan antara lain : a. Penguasaan tanah

1) Data yang diambil adalah koordinat batas penguasaan tanah oleh pemegang hak termasuk penguasaan pihak lain atas bidang tanah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendelineasi penguasaan tanah pada Hak Atas Tanah tersebut;

(23)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

16

2) Jika penguasaan atas bidang tanah tidak seluruhnya, perlu diketahui alasannya;

3) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak dan penguasaan pihak lain, dipetakan dengan melakukan:

a) Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;

b) Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat pemantauan sepanjang dapat teridentifikasi pada citra yang ada;

c) Delineasi batas-batas keliling plasma atas Hak Atas Tanah- nya.

Gambar 2. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah

4) Identifikasi penguasaan tanah dilakukan juga terhadap ada tidaknya alas hak yang sah pada bagian yang dikuasai tersebut;

5) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:

a) Data tekstual dan spasial penguasaan tanah;

b) Dokumentasi (foto dan video).

Gambar 3. Penguasaan Pihak Lain

(24)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

17

Gambar 4. Penguasaan Pemegang Hak

b. Kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan dalam keputusan pemberian haknya;

Data yang diambil dari kegiatan ini terdiri dari :

1) Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau pihak lain;

2) Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang hak;

3) Data lainnya yang menurut petugas pemantauan perlu dicatat dan didokumentasikan.

Hal-hal yang perlu dipantau adalah:

1) Pemanfaatan tanah seluruhnya/sebagian dan dimanfaatkan dengan baik/tidak;

2) Sistem pembukaan lahan;

3) Komoditas tanaman (bila HGU);

4) Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan topografi;

5) Dan lainnya.

Gambar 5. Penggunaan Kelapa Sawit

(25)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

18

Gambar 6. Penggunaan Karet

Gambar 7. Foto Tampak Atas Penggunaan Tanah dengan Drone c. Penguasaan tanah di luar hak;

Apabila terdapat penguasaan tanah di luar hak, maka dilakukan langkah sebagai berikut:

1) Pengambilan titik koordinat terhadap penguasaan tanah di luar hak dengan cara tracking dan delineasi bidang tanah;

2) Menggali informasi dari pemegang hak dan atau pemegang hak lain yang berbatasan terkait penguasaan tanah di luar hak tersebut.

d. Pelaksanaan pembangunan plasma;

Pembangunan plasma/kebun masyarakat sekitar paling sedikit 20%

dari luas tanah yang dimohon HGU dalam bentuk kemitraan sesuai dengan Pasal 40 ayat (1) huruf k Permen ATR/BPN Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan HGU. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Delineasi bidang plasma dengan cara pengambilan titik koordinat lokasi plasma;

2) Meminta dokumen terkait plasma baik data tekstual maupun data spasial plasma kepada pemegang hak.

(26)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

19

Gambar 8. Batas Inti dan Plasma

e. Kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan RTRW;

Hal yang dilakukan adalah overlay data bidang tanah terhadap data RTRW Kabupaten/Kota setempat dan dianalisa apakah pemanfaatannya sesuai dengan peruntukkan dalam RTRW tersebut.

f. Kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP dan sertipikat/surat ukur;

Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi bentuk, luas, dan jumlah bidang serta perubahan data pendaftaran tanah pada objek Hak Atas Tanah yang dipantau.

g. Tanda batas dan pengamanan tanah;

1) Data yang diambil dari kegiatan ini adalah tanda batas berupa jenis, jumlah, pemasangan, pemeliharaan, dan alasan tidak/belum dipasang atau tidak dipelihara;

2) Bentuk pengamanan tanah perlu dipantau terkait pengamanan HGU dapat berupa parit, pemagaran keliling, atau gambaran batas alamiah;

3) Sampel tanda batas yang dipantau minimal 3 (tiga) buah untuk Hak Atas Tanah (HAT) dengan luas diatas 5 Ha, sedangkan Hak Atas Tanah (HAT) lebih kurang atau sama dengan 5 Ha tanda batas dicek secara keseluruhan; dan

4) Kondisi tanda batas yang terpasang didokumentasikan dalam bentuk foto.

Inti Plasma

(27)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

20

D

Gambar 9. Pengambilan Titik Sampel Tanda Batas h. Pelaksanaan fungsi sosial;

Data yang diambil dari kegiatan ini adalah:

1) Keberadaan objek pemantauan terhadap akses jalan/sumber air/jalan air;

2) Pelaksanaan Corporate Social Resposibility (CSR) dan plasma perkebunan;

3) Data pantauan lainnya terkait fungsi sosial tanah.

Data ini dapat diperoleh baik melalui wawancara dengan pemegang Hak Atas Tanah dan/atau masyarakat sekitar dan/atau aparat, hasil pemeriksaan dokumen, maupun hasil pengamatan di lapangan.

i. Pelaksanaan Pemeliharaan Lingkungan Hidup;

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati hal-hal sebagai berikut : 1) Pengelolaan limbah, arah pembuangan limbah, kolam limbah, dan

pemanfaatan limbah dari aktivitas yang ada di atas objek pemantauan;

2) Keberadaan embung atau lahan konservasinya;

3) Sistem drainase (keberadaan dan pemeliharaannya);

4) Pemeliharaan lingkungan hidup lainnya.

Data dimaksud dapat diperoleh dari hasil laporan yang disampaikan oleh pemegang hak, wawancara dengan pemegang hak/masyarakat sekitar/aparat, dan/atau pengamatan langsung di lapangan.

(28)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

21

Gambar 10. Area Konservasi

j. Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan pada area HGU;

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati keberadaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran dalam lingkungan HGU. Sarana dan prasarana kebakaran yang dimaksud diantaranya adalah :

1) Menara pantau;

2) Mobil pemadam kebakaran;

3) Alat pemadam kebakaran; dan

4) Alat pelindung diri pemadam kebakaran.

Gambar 11. Alat Pengendali Kebakaran

k. Kewajiban pemegang hak atas tanah yang belum dan telah dilaksanakan serta alasan belum dilaksanakannya kewajiban.

Kewajiban pemegang hak atas tanah yang dipantau adalah kewajiban- kewajiban yang tercantum dalam Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, maupun kewajiban-kewajiban pemegang Hak Atas Tanah

(29)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

22

menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah, dan peraturan perundangan lainnya.

l. Data lainnya, antara lain:

1) Data pengusahaan tanah yang dilakukan sendiri atau oleh pihak ketiga;

2) Luas izin lokasi.

Dalam pengamatan lapang, petugas pemantauan dapat meminta keterangan kepada pemegang hak atas tanah atau yang mewakilinya.

Bila dianggap perlu, pelaksana tugas pemantauan dapat meminta keterangan lain dari masyarakat sekitar atau pemerintah daerah setempat. Keterangan yang dapat diminta meliputi:

1) Penguasaan tanah hak oleh masyarakat, terkait sejak kapan terjadinya penguasaan, perolehan tanah oleh perusahaan termasuk ada tidaknya ganti rugi atas perolehan tanah tersebut;

2) Ada tidaknya sengketa/perkara di pengadilan termasuk kemajuan penyelesaian sengketa/perkara atas tanah tersebut;

3) Riwayat penguasaan dan pemilikan tanah, termasuk ada tidaknya peralihan di bawah tangan;

4) Ketidaksesuaian peruntukan dengan pemanfaatan tanah eksisting dengan memastikan ada atau tidaknya izin mengenai:

a) Perubahan penggunaan tanah dan alasan perubahannya;

b) Hal-hal lain yang dianggap penting.

Hasil pemantauan (pengamatan), dokumentasi lapangan (peta kerja, foto, catatan dan data-data yang diberikan oleh pemegang hak/masyarakat/pemerintah daerah setempat) sebagai dasar dalam pengisian Berita Acara Pemantauan Lapang. Bentuk Berita Acara Pemantauan Lapang dimaksud sebagaimana Lampiran 5.

Selanjutnya Berita Acara Pemantauan Lapang ditandatangani oleh petugas pemantauan dan pemegang hak atas tanah atau yang mewakilinya minimal manager kebun/bagian legal/setingkat. Jika pemegang hak tidak hadir maka pada berita acara diberi catatan oleh

(30)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

23

petugas pemantauan. Jika pemegang HAT atau yang mewakili tidak bersedia menandatangani, maka pada berita acara dicantumkan alasan tidak bersedia menandatanganinya. Berita Acara Pemantauan Lapang, dokumentasi lapangan (peta kerja, foto, catatan dan data-data yang diberikan oleh pemegang hak/masyarakat/pemerintah daerah setempat) dijadikan satu sebagai dokumen laporan hasil kegiatan pemantauan. Hasil pemantauan lapang sebagaimana berita acara tersebut disampaikan secara langsung kepada pemegang hak mengenai kewajibannya yang harus dipenuhi.

Petugas melaporkan hasil pemantauan kepada atasan pada 1 (satu) hari kerja setelah selesainya pemantauan dengan melampirkan :

1) Surat Tugas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);

2) Berita Acara Pemantauan Lapang;

7. Pengolahan Data

Pengolahan data dimaksud terdiri dari:

a. Pengolahan Data Tekstual

Pengolahan data tekstual dilakukan dengan menyusun hasil pengamatan, keterangan pemegang hak, masyarakat, pemerintah setempat, dan data pendukung lain baik hasil pengumpulan dan pengolahan data awal maupun dokumen pendukung yang diperoleh saat pemantauan di lapangan. Selanjutnya disusun berdasarkan urutan pengamatan lapangan dan diklasifikasikan sebagai berikut:

1) Penguasaan tanah oleh pemegang hak dan pihak lain;

2) Pemanfaatan tanah;

3) Penguasaan di luar hak;

4) Pembangunan plasma;

5) Kesesuaian RTRW;

6) Kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP dan sertipikat/surat ukur;

7) Tanda batas dan pengamanan tanah;

8) Pelaksanaan fungsi sosial;

9) Pelaksanaan Pemeliharaan Lingkungan Hidup;

(31)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

24

10) Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan pada area HGU;

11) Kewajiban pemegang Hak Atas Tanah yang belum dan telah dilaksanakan serta alasan belum dilaksanakannya kewajiban; dan 12) Data lainnya.

b. Pengolahan Data Spasial

Kegiatan pengolahan data spasial meliputi:

1) Meletakkan posisi SU/GS pada letak sebenarnya di lapangan;

2) Perbaikan gambar peta bidang tanah dengan mencocokkan data SU/GS dengan data spasialnya;

3) Mendelineasi hasil pengamatan fisik lapangan;

4) Memasukkan data hasil pengamatan lapangan berupa data drone/GPS Handheld (marking dan tracking);

Gambar 12. Hasil Pengolahan Foto Drone

5) Plotting hasil pemantauan lapang (penguasaan, pemanfaatan, RTRW, dan plasma) ke dalam peta bidang tanah;

6) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial penguasaan tanah hasil pemantauan.

Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak lain, sengketa/permasalahan, termasuk yang di luar Hak Atas Tanah- nya. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan Tanah Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 6.

(32)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

25

7) Overlay data spasial dari peta pendaftaran/SU/Peta Bidang Tanah objek pemantauan dengan data spasial pemanfaatan tanah saat ini.

Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas pemanfaatan tanah yang dilaksanakan oleh pemegang Hak Atas Tanah dan/atau pihak lain. Hasil kegiatannya berupa Peta Pemanfaatan Tanah. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 7.

8) Overlay data spasial Pemanfaatan Tanah hasil Pemantauan dengan Peta Rencana Tata Ruang.

Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan objek pemantauan dengan Rencana Tata Ruang saat ini. Hasil Kegiatan ini berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan tanah dengan Rencana Tata Ruangnya. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 8.

9) Overlay data spasial plasma dengan data spasial penguasaan tanah.

Kegiatan ini untuk mengetahui letak dan batas penguasaan tanah pada bidang plasma. Hasil kegiatannya berupa Peta Penguasaan Plasma. Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 9.

10) Overlay data spasial plasma dengan data spasial pemanfaatan tanah.

Kegiatan ini untuk mengetahui pemanfaatan tanah pada bidang plasma. Hasil kegiatannya berupa Peta Pemanfaatan Plasma.

Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 10.

11) Overlay data spasial pemanfaatan plasma dengan data spasial Rencana Tata Ruang.

Kegiatan ini untuk mengetahui kesesuaian pemanfaatan plasma dengan Rencana Tata Ruang. Hasil kegiatannya berupa Peta Kesesuaian Pemanfaatan Plasma dengan Rencana Tata Ruang.

Contoh dan petunjuk penggambaran sebagaimana dimaksud pada Lampiran 11.

(33)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

26

Kegiatan pengolahan data spasial dilakukan sesuai dengan standar data sebagaimana pada Lampiran 12.

8. Evaluasi

Evaluasi merupakan tahapan lanjutan setelah menyelesaikan pengolahan data terhadap HAT yang telah dipantau. Kegiatan evaluasi tersebut terdiri dari :

a. Penyiapan Bahan dan Alat

Penyiapan bahan evaluasi meliputi:

1) Data hasil pengolahan pemantauan lapangan;

2) Dokumen penunjang dan/atau informasi lainnya;

3) Peraturan-peraturan yang terkait.

Penyiapan alat meliputi:

Perangkat komputer dan aplikasi yang diperlukan.

b. Pelaksanaan Evaluasi

Kegiatan ini dilaksanakan dengan cara membandingkan hasil pemantauan dengan kewajiban yang tercantum dalam Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, sertipikat hak atas tanah dan peraturan perundangan lainnya. Kegiatan ini untuk mengetahui kewajiban yang sudah atau belum dipenuhi oleh pemegang HAT. Tahapan kegiatan ini adalah:

1) Penyiapan bahan evaluasi berupa laporan hasil pengolahan data beserta dokumen pendukung lainnya;

2) Analisa kesesuaian pemenuhan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam SK pemberian hak dan peraturan perundang-undangan yang berlaku;

3) Validasi kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP (bentuk, luas, dan jumlah bidang serta perubahan data pendaftaran tanah);

4) Hasil kegiatan nomor 2) dan 3) selanjutkan dibuatkan kesimpulan hasil pemantauan dan rekomendasi;

Kegiatan tersebut di atas dituangkan dalam Telaahan Staf Hasil Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah dengan format

(34)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

27

sebagaimana Lampiran 13.

Berdasarkan hasil analisa pada Telaahan Staf, dibuat kesimpulan yang tertuang dalam Lembar Kendali dengan format sebagaimana Lampiran 14.

9. Penyusunan Rekomendasi

Hasil pemantauan dan evaluasi di atas, selanjutnya dilakukan analisa terhadap aspek administrasi, aspek fisik, dan aspek yuridis atas penilaian kepatuhan pemegang HAT dalam melaksanakan kewajiban atas HAT yang diperolehnya. Hasil analisa ini untuk menentukan rekomendasi yang tepat bagi pemegang HAT. Rekomendasi ini dijadikan dasar untuk tindak lanjut kepada pemegang hak maupun kepada unit kerja/instansi terkait. Isi rekomendasi yang diberikan antara lain berupa:

a. Perpanjangan/pembaruan hak;

b. Pembatalan HAT;

c. Penertiban Tanah Terlantar;

d. Pelepasan hak untuk Reforma Agraria;

e. Penyesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan RTRW;

f. Pendaftaran Hak;

g. Perbaikan Data HAT.

Penyusunan rekomendasi di atas mempertimbangkan indikator-indikator yang diuraikan pada tabel sebagaimana tercantum dalam Lampiran 15.

Tahapan kegiatan penyusunan rekomendasi meliputi:

a. Penyiapan bahan;

b. Pembahasan rekomendasi;

c. Penyusunan surat rekomendasi.

Kegiatan penyusunan rekomendasi dilaksanakan melalui rapat-rapat sepanjang anggaran memungkinkan.

10. Klarifikasi

Setelah rekomendasi disampaikan kepada pemegang hak, unit kerja pelaksana pemantauan dapat memanggil pemegang hak untuk dimintakan klarifikasi atas hasil pemantauan yang telah dilakukan. Hal- hal yang diklarifikasikan diantaranya meliputi:

(35)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

28

a. Indikasi ketidakpatuhan atas pemenuhan kewajiban sebagai pemegang hak;

b. Alasan tidak terlaksananya kewajiban dan;

c. Rencana tindak lanjut hasil pemantauan.

Klarifikasi kepada pemegang hak melibatkan instansi/unit kerja terkait diantaranya yaitu :

a. Direktorat Jenderal Tata Ruang;

b. Direktorat Jenderal Penetapan Hak dan Pendaftaran Tanah;

c. Direktorat Jenderal Penataan Agraria;

d. Direktorat Jenderal Penanganan Sengketa dan Konflik Pertanahan;

e. Pemerintah Daerah setempat.

11. Pelaporan

Laporan dibuat sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT. Laporan disusun menurut format sebagaimana Lampiran 16 . Laporan akhir ini selain berisi tentang proses pelaksanaan sesuai tahapan kegiatan pada masing-masing unit kerja juga di dalamnya dimasukan HKM (Hambatan, Kendala, dan Masalah) yang ditemui selama pelaksanaan kegiatan, serta penyelesaian terhadap HKM tersebut.

Laporan akhir hasil pelaksanaan kegiatan pemantauan dan evaluasi HAT didokumentasikan dalam bentuk hardcopy maupun softcopy sebagai bentuk pengamanan terhadap dokumen pemantauan dan evaluasi pertanahan.

Selanjutnya laporan akhir tersebut dibuat sekurang-kurangnya empat rangkap untuk kegiatan di kantah (satu arsip, satu disampaikan kepada Kepala Kantor, satu di kirim ke Kanwil, dan satu di kirim ke Kementerian ATR/BPN), tiga rangkap untuk kegiatan di kanwil (satu arsip, satu disampaikan ke Kepala Kanwil, dan satu di kirim ke Kementerian ATR/BPN) dan tiga rangkap di Kementerian ATR/BPN.

(36)

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

29

BAB III PENUTUP

Anggaran yang digunakan dalam rangka kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah disesuaikan dengan petunjuk teknis ini dan atau kebutuhan dalam alokasi daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA) pada tahun berjalan dan atau sumber pendanaan lain sesuai ketentuan yang berlaku. Pelaksanaan kegiatan Pemantauan dan Evaluasi HAT yang dilaksanakan berdasarkan petunjuk teknis tahun sebelumnya masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan dalam petunjuk teknis ini, namun pelaporannya menyesuaikan dengan ketentuan dalam petunjuk teknis yang baru.

(37)

LAMPIRAN

(38)

Lampiran 1. Format Tabulasi Data Subjek dan Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

TABEL HASIL INVENTARISASI DATA SUBJEK DAN OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH DIREKTORAT/KANTOR ... (1) TAHUN

...(2)

(3)

NO

DATA SUBYEK

JENIS HAK

LETAK SK PEMBERIAN HAK SERTIPIKAT/BUKU TANAH

PERMASALAHAN PERTANAHAN

(ADA/TIDAK) KETERANGAN NAMA

PEMEGANG HAK

ALAMAT PEMEGANG

HAK

PROVINSI KABUPATEN/

KOTA

KECAMATAN KELURAHAN ASAL

HAK

NOMOR SK TGL SK

PERUNTUKAN SESUAI HAK

PEMANFAATAN TANAH

KEWAJIBAN PEMEGANG HAK

NOMOR HAK TGL TERBIT

TANGGAL BERAKHIR HAK

LUAS (Ha)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

1. PT. ABC JL. OPI Raya No.

A11 HGU Sumatera

Selatan

Ogan Komering Ilir

Jejawi Pemberia

n Hak

11/HGU/BPN

RI/2000 Kebun Karet Ditanami Karet Memelihara Batas

20230121300

01 20 Maret 2035 285,200

Tidak ada

Pedu 20 Maret 2000 20 Maret

2000 2

3 4 5 6

Ditetapkan di ... (4) Pada tanggal ………

………. (5)

…………..….,

……… (6) NIP. ……….

(39)

Petunjuk Pengisian Tabulasi Data Awal Objek Pemantauan Dan Evaluasi Hak Atas Tanah:

1. Diisi dengan Unit Kerja.

2. Diisi dengan tahun 3. Tabel diisi dengan :

a. Kolom 1 diisi No. Urut,

b. Kolom 2 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah, c. Kolom 3 diisi Alamat Pemegang Hak Atas Tanah, d. Kolom 4 diisi Jenis Hak (HGU,HGB, HM, HP, HPL), e. Kolom 5 diisi Letak Bidang Tanah (Provinsi),

f. Kolom 6 diisi Letak Bidang Tanah (Kabupaten/Kota),

g. Kolom 7 diisi Letak Bidang Tanah (Kecamatan dan Kelurahan), h. Kolom 8 diisi Asal Hak Atas Tanah,

i. Kolom 9 diisi Nomor SK dan Tanggal SK Hak Atas Tanah, j. Kolom 10 diisi Peruntukan Sesuai Hak Atas Tanah,

k. Kolom 11 diisi Pemanfaatan Bidang Tanah,

l. Kolom 12 diisi Kewajiban Pemegang Hak Atas Tanah, m. Kolom 13 diisi Nomor dan Tanggal Terbit Hak Atas Tanah, n. Kolom 14 diisi Tanggal Berakhir Hak Atas Tanah,

o. Kolom 15 diisi Luas Hak Atas Tanah dalam satuan hektar (ha), p. Kolom 16 diisi Permasalah Pertanahan,

q. Kolom 17 diisi Keterangan.

4. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Tabulasi Data Awal Objek Pemantauan Dan Evaluasi Hak Atas Tanah.

5. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala Unit Kerja.

6. Diisi dengan Nama dan NIP Kepala Unit Kerja.

(40)

Lampiran 2. Format SK Penetapan Objek Pemantauan Hak Atas Tanah KOP

SURAT

KEPUTUSAN ... (1) NOMOR : ... (2)

TENTANG

PENETAPAN OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH PADA ... (3)

TAHUN ... (4)

DIREKTUR/KEPALA …… (5)

Menimbang : a. bahwa dalam rangka pemantauan dan evaluasi hak atas tanah, maka dipandang perlu untuk menetapkan objek kegiatan dimaksud;

b. bahwa untuk menunjuk objek pemantauan dan evaluasi hak atas tanah sebagaimana dimaksud pada huruf a, perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan

………… (6);

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria;

2. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;

3. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2021 tentang Hak Pengelolaan, Hak Atas Tanah, Satuan Rumah Susun dan Pendaftaran Tanah;

5. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2021 tentang Penertiban Kawasan dan Tanah Terlantar;

6. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Ketidaksesuaian Tata Ruang Kawasan Hutan, Izin dan/atau Hak Atas Tanah;

7. Peraturan Presiden Nomor 17 Tahun 2015 tentang Kementerian Agraria dan Tata Ruang;

8. Peraturan Presiden Nomor 20 Tahun 2015 tentang Badan Pertanahan Nasional;

9. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 8 Tahun 2015 tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

(41)

10. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang Nomor 38 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Wilayah Badan Pertanahan Nasional dan Kantor Pertanahan;

11. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 7 Tahun 2017 Pengaturan dan Tata Cara Penetapan Hak Guna Usaha.

12. Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 16 Tahun 2020 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : KEPUTUSAN ... (7) TENTANG OBJEK PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAK ATAS TANAH PADA

………. (8) TAHUN ...(9)

PERTAMA : Menunjuk Hak Atas Tanah yang tercantum pada

lampiran keputusan ini sebagai objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah ….(10)

KEDUA : Apabila objek yang sudah ditetapkan sebagaimana pada Diktum PERTAMA di kemudian hari ternyata tidak sesuai dengan kriteria, maka dapat diganti dengan objek baru yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan

KETIGA : Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah…….. (11) Tahun... (12) sebagaimana dimaksud pada Diktum PERTAMA dibiayai oleh Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA)... (13)

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di …………..

Pada tanggal ………

……….

…………..…., (15) (14)

………

NIP. ………. (16)

(42)

… Keputusan ini disampaikan kepada Yth :

1. Direktur Jenderal Pengendalian dan Penertiban Tanah dan Ruang;

2. Dan seterusnya

Lampiran Surat Keputusan (SK) ...(17) Nomor ...(18) Tanggal ...(19)

Daftar Objek Pelaksanaan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah Direktorat Pengendalian Hak Tanah, Alih Fungsi Lahan, Kepulauan

dan Wilayah Tertentu Tahun Anggaran …. (20)

(21) No No dan Tanggal

Sertipikat HAT

Nama Pemegang

HAT Luas (Ha) Letak Tanah

1 2 3 4 5

1.

2.

3.

4.

Ditetapkan di …………..

Pada tanggal …………

………(23) NIP. ……….(24)

(22)

(43)

Petunjuk Pengisian:

1. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja

2. Diisi dengan no. urut SK di masing-masing unit kerja 3. Diisi dengan nama unit kerja

4. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan

5. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja 6. Dipilih sesuai Nama Jabatan Kepala Unit Kerja 7. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja

8. Diisi dengan Nama Unit Kerja

9. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan 10. Diisi dengan nama unit kerja

11. Diisi dengan nama unit kerja

12. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan 13. Diisi dengan Nomor DIPA

14. Tempat dan Tanggal penandatanagan surat keputusan 15. Nama Jabatan Kepala Unit Kerja

16. Nama dan NIP Kepala Unit Kerja Keterangan Lampiran SK:

17. Diisi dengan Jabatan Kepala Unit Kerja

18. Diisi dengan no. urut SK dan tanggal di masing-masing unit kerja 19. Diisi dengan tanggal keluar lampiran

20. Diisi dengan Tahun Anggaran berjalan 21. Diisi dengan

a. Kolom 1 diisi nomor urut

b. Kolom 2 diisi No dan Tanggal Sertipikat Hak Atas Tanah c. Kolom 3 diisi Nama Pemegang Hak Atas Tanah

d. Kolom 4 diisi Luas (ha) Hak Atas Tanah

e. Kolom 5 diisi Letak Hak Atas Tanah (Desa/Kelurahan, Kecamatan, dan Kabupaten/Kota)

22. Diisi dengan Tempat dan Tanggal penandatanganan Surat Keputusan Lokasi Pelaksanaan Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah 23. Diisi dengan Nama pejabat yang menandatangani

24. Diisi dengan NIP pejabat yang menandatangani

(44)

Lampiran 3. Peta Kerja Lapangan

(45)

Lampiran 4. Format Surat Pemberitahuan Kepada Pemegang Hak Atas Tanah

KOP SURAT

...,...20... (1) Nomor : (2)

Sifat : Lampiran : (3)

Perihal : Surat Pemberitahuan Kepada Yth.

(4) (5)

Dalam rangka pemantauan dan evaluasi Hak Atas Tanah (HAT) di……… (6), dengan ini diberitahukan kepada Saudara bahwa pada tanggal …….. s/d…….. (7), kami akan melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap objek Hak …… (8) sebagai berikut:

Nama Pemegang Hak : …………..………..…(9)

Nomor SK. Pemberian HAT : ……….…………..(10) Jenis dan Nomor Sertipikat HAT : ………..………….(11)

Luas Tanah : ………HA/M2 (12)

Tanggal Berakhir Hak : ………..……….(13)

Letak Tanah : ………..………….(14)

Terkait dengan hal tersebut, diminta kepada Saudara untuk menyiapkan salinan dokumen yang diperlukan sebagai berikut:

1. Surat Keputusan Pemberian/Perpanjangan Hak;

2. Sertipikat Hak Atas Tanah;

3. Gambar Situasi/Surat Ukur/Peta Bidang Tanah;

4. Akta Pendirian Badan hukum;

5. Proposal Permohonan Hak Atas Tanah;

6. Izin Lokasi, dan perizinan terkait lainnya;

7. Laporan Tahunan Pemanfaatan HAT;

8. Dokumen CSR (Corporate Sosial Responsibility);

9. Dokumen Plasma ( Untuk HGU);

10. Peta Pemanfaatan Tanah;

11. Data pendukung lainnya.

Disamping menyiapkan dokumen sebagaimana tersebut di atas, dalam rangka pelaksanaan pemantauan lapang di lokasi hak atas tanah, diminta kepada Saudara untuk menyiapkan personil minimal yang mengetahui secara pasti letak tanda batas bidang tanah, penguasaan dan pemanfaatan tanah, serta personil minimal kepala bagian legal yang bertindak atas nama direksi untuk menandatangi Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pemantauan Dan Evaluasi Hak Atas Tanah.

(46)

Berkenaan dengan hal tersebut di atas, apabila surat pemberitahuan ini telah sampai kepada Saudara, diharapkan dapat melapor dan menghubungi …… (15).

Demikian untuk diketahui, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terima kasih.

………...(16) Nama ... (17)

NIP. (18)

(47)

Petunjuk Pengisian: Surat Pemberitahuan

1. Diisi dengan Tempat dan tanggal surat pemberitahuan dibuat 2. Diisi dengan Nomor surat

3. Diisi dengan jumlah lampiran

4. Diisi dengan pemegang hak atas tanah atau pemerintah desa/kelurahan setempat

5. Diisi dengan alamat pemegang hak atas tanah atau pemerintah desa/kelurahan setempat

6. Diisi dengan unit kerja

7. Diisi dengan waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi HAT 8. Diisi dengan Jenis Hak

9. Diisi dengan Nama Pemegang Hak

10. Diisi dengan Nomor SK.Pemberian Hak Atas Tanah

11. Diisi dengan Jenis dan Nomor Sertipikat Hak Atas Tanah 12. Diisi dengan Luas Tanah

13. Diisi dengan Tanggal Berakhir Hak 14. Diisi dengan Letak Tanah

15. Diisi dengan Contact Person

16. Diisi dengan Nama Jabatan Kepala unit kerja

17. Diisi dengan nama pejabat yang menandatangani surat pemberitahuan 18. Diisi dengan nip pejabat yang menandatangani surat pemberitahuan

(48)

Lampiran 5. Berita Acara Pemantauan Lapang Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah

BERITA ACARA PEMANTAUAN LAPANG KEGIATAN PEMANTAUAN DAN

EVALUASI HAK ATAS TANAH

Dasar : ...

...

... (1)

Pada hari ……… tanggal ………... (2) telah dilakukan pemantauan lapang terhadap :

1. Pemegang Hak a. Nama b. Identitas c. Alamat

: : :

(3)

……...

……...

……...

2. SK Pemberian Hak/Izin *) (4)

a. Nomor : ……...

b. Tanggal : ……...

3. Sertipikat (5)

a. Jenis Hak : …...

b. Nomor Hak : …...

c. Tgl. Berakhir Hak : …...

4. Luas : …...(Ha/M2) (6)

5. Letak Tanah (7)

a. Desa/Kelurahan : ...

...

b. Kecamatan : ……...

c. Kabupaten/Kota : ……...

d. Provinsi : ……...

6. Peruntukan : ……...(8)

(49)

Hasil Pengamatan Lapang :

1. Penguasaan Tanah (9)

a. Kondisi Penguasaan

Tanah : Dikuasai seluruh/sebagian

b. Penguasaan pihak lain : Perorang/Badan Hukum/Masyarakat Sebutkan ...

...

...

c. Luas yang dikuasai : - Pemegang Hak ... (Ha/M2) - Pihak lain ... (Ha/M2) d. Penguasaan di Luar

obyek yang dipantau : Ada/tidak, jika ada :

- Luas : ± ...(Ha/M2) - Sudah sertipikat/belum*)

Jika sudah sebutkan jenis hak dan nomornya : ……….

………

Jika belum bersertipikat, kondisi pengurusan/perizinan *):

...

...

e. Lainnya, sebutkan : ...

...

...

2. Tanda Batas (10)

a. Jenis : Pilar/Patok Besi/Patok Paralon/Pagar Tembok /Pagar Kayu/Lainnya sebutkan ...

...

b. Pemasangan Tanda

Batas : - Telah dipasang Seluruh/sebagian - Jumlah ... buah/sisi - Lainnya: ...

c. Pemeliharaan Tanda

Batas : - Dipelihara/Tidak*),

- Seluruh/sebagian*)

- Jumlah ... buah/sisi - Lainnya : ...

………

d. Gambaran Batas Alamiah

: ...

...

...

e. Bentuk Pengamanan

Obyek Pembangunan parit keliling untuk HGU/

pemagaran keliling/ lainnya*), sebutkan : ...

(50)

...

3. Pemanfaatan dan Penggunaan Tanah (11)

a. Pemanfaatan Tanah : - Seluruh/Sebagian *)

- Dimanfaatkan dengan baik/tidak *) jika sebagian atau tidak dimanfaatkan, sebutkan alasannya :

...

...

...

b. Sistem Pembukaan Lahan

: ...

...

c. Penggunaan Saat ini : ...

...

...

...

...

...

d. Komoditi (jika HGU) : ...

e. Kondisi Pemeliharaan : - Seluruh/Sebagian *)

- Dipelihara dengan baik/tidak *)

jika sebagian atau tidak dipelihara, sebutkan alasannya :

...

...

...

f. Fisik Tanah : Kemampuan Tanah :

………

………

Topografi :

………

………

g. Lainnya : ...

...

………

4. Pelaksanaan Fungsi Sosial Tanah (12)

a. Menutup Akses Jalan : Ya/Tidak *), jika ya sebutkan alasannya:

...

...

b. Menutup Jalan Air : Ya/Tidak *), jika ya sebutkan alasannya:

...

(51)

...

c. Pelaksanaan CSR : ...

...

...

d. Plasma (jika HGU) - Luas Plasma Yang Wajib dipenuhi:

... (Ha/M2) *) - Luas Plasma Yang Telah

Dilaksanakan ... (Ha/M2) *) - Alasan belum melaksanakan plasma :

………

………

………

………

e. Pengelolaan dan penyerahan fasum dan fasos (jika perumahan)

Sudah/Belum (jika sudah, nomor dan tanggal berita acara

penyerahannya)...

Seluruh/Sebagian*)...

………....

………....

f. Lainnya (sebutkan) ...

...

………

5. Pelaksanaan Pemeliharaan

Lingkungan Hidup : Ada/Tidak*) (13)

a. Menjaga Kesuburan

Tanah : ...

...

...

b. Daerah Konservasi : ...

...

...

...

c. Penanggulangan

Kebakaran : Sarana:...

………...

………...

Prasarana:...

………...

………...

Pembentukan Satgas:...

………...

………...

d. Lainnya ...

...

...

6. Permasalahan : Ada/Tidak*) (14)

a. Konflik : (Sebutkan Dengan Siapa)

...

...

(52)

b. Sengketa : - Perorangan/Badan Hukum (Sebutkan Dengan Siapa)

...

...

- Sengketa Batas/Pemilikan/Lainnya (sebutkan)

...

...

c. Perkara : - Berperkara dengan Perorang/Badan Hukum (Sebutkan Dengan Siapa) ...

...

- Nomor Perkara : ...

- Tanggal Perkara : …...

d. Penyelesaian

Permasalahan Yang Telah dilakukan

: ...

...

...

...

7. Kesesuaian Dengan RTRW : Sesuai/Tidak sesuai *) dengan Perda Nomor ... (15)

8. Lainnya

- Diusahakan sendiri seluruh/ sebagian*) - Jika sebagian atau seluruh *) diusahakan

kepada pihak lain (sebutkan dengan siapa dan caranya (disewakan/perjanjian lainnya)*)

sebutkan...

...(16) - Luas yang diusahakan oleh pihak

lain ... (Ha/M2) *) - Kegiatan yang diusahakan pihak

lain:...

...

a. Pengusahaan atas Tanah :

b. Laporan Tahunan : - Di SK disebutkan /Tidak *)

- Dilaksanakan/Tidak *), jika tidak maka sebutkan alasannya :

...

...

c. Pendaftaran Tanah : - Didaftarkan/tidak *), jika tidak maka sebutkan alasannya :

...

...

Gambar

Tabel 1. Matriks Objek Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah Berdasarkan Kewenangan Pemberian Hak
Gambar 1. Bagan Alur Kegiatan Pemantauan dan Evaluasi Hak Atas Tanah
Tabel 2.  Matriks Prioritas Objek Pemantauan
Gambar 3. Penguasaan Pihak Lain
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini akan membandingkan kinerja pemilihan fitur dokumen antara teknik chi-kuadrat dan teknik document thresholding frequency (df) yang kemudian dilakukan

berfikir dalam bentuk kata-kata sangat berpengaruh untuk mengembangkan sikap keagamaannya, misalnya ketika seseorang mampu mengeluarkan pendapatnya tentang yang benar dan yang

Penggunaan laser pada penelitian ini dimaksudkan untuk melanjutkan penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, diantaranya adalah penggunaan laser diode untuk

Hubungan Tekanan Panas dengan Sistolik dan Diastolik serta Kelelahan Kerja Pekerja Unit Pengecoran Logam, Diploma 4 Keselamatan dan Kesehatan Kerja Fakultas

Surveilans merupakan kegiatan yang dilakukan secara teratur untuk mengetahui status kesehatan hewan pada suatu populasi. Sasarannya adalah semua spesies unggas yang rentan

Dalam proses pembelajaran diperlukan media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat bantu mengajar yang turut mempengaruhi iklim, kondisi dan lingkungan belajar

 Rule of law   merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologi yang khas dan akar budaya yang khas pula. Rule of law    juga merupakan legalisme yaitu suatu

Segala puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan YME yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahnya sehingga saya dapat menyelesaikan tesis ini yang