• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

C. Tahapan Pelaksanaan

6. Pemantauan Lapang

Pemantauan dilakukan dengan melakukan survei lapangan. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi pelaksanaan pemenuhan kewajiban oleh pemegang hak. Pada saat pemantauan, petugas harus mampu memperoleh data dan informasi yang akurat dan selengkap-lengkapnya. Kegiatan yang dilaksanakan oleh petugas pemantauan di lapangan adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan maksud dan tujuan kegiatan pemantauan lapang kepada pemegang HAT atau yang mewakilinya atau aparat desa/kelurahan;

b. Penjelasan kepada pemegang HAT tentang kewajiban yang harus dipenuhi sesuai SK Pemberian HAT dan/atau peraturan perundang-undangan yang berlaku, sanksi-sanksi terhadap pelanggaran, dan aspek hukum pertanahan lainnya;

c. Mengamati objek pemantauan, mengambil data lapangan, dan mengumpulkan data pendukung serta mendokumentasikan data hasil lapangan dan dituangkan ke dalam Berita Acara Pemantauan Lapang sebagaimana format Lampiran 5.

Hal-hal yang diamati dalam pelaksanaan pemantauan antara lain : a. Penguasaan tanah

1) Data yang diambil adalah koordinat batas penguasaan tanah oleh pemegang hak termasuk penguasaan pihak lain atas bidang tanah tersebut. Hal ini dilakukan untuk mendelineasi penguasaan tanah pada Hak Atas Tanah tersebut;

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

16

2) Jika penguasaan atas bidang tanah tidak seluruhnya, perlu diketahui alasannya;

3) Batas penguasaan tanah oleh pemegang hak dan penguasaan pihak lain, dipetakan dengan melakukan:

a) Tracking dengan menggunakan GPS Handheld;

b) Delineasi penguasaan tanah pada peta kerja saat pemantauan sepanjang dapat teridentifikasi pada citra yang ada;

c) Delineasi batas-batas keliling plasma atas Hak Atas Tanah-nya.

Gambar 2. Contoh Hasil Tracking Penguasaan Tanah

4) Identifikasi penguasaan tanah dilakukan juga terhadap ada tidaknya alas hak yang sah pada bagian yang dikuasai tersebut;

5) Hasil pengamatan dari kegiatan ini dapat berupa:

a) Data tekstual dan spasial penguasaan tanah;

b) Dokumentasi (foto dan video).

Gambar 3. Penguasaan Pihak Lain

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

17

Gambar 4. Penguasaan Pemegang Hak

b. Kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan dalam keputusan pemberian haknya;

Data yang diambil dari kegiatan ini terdiri dari :

1) Pemanfaatan tanah oleh pemegang hak dan atau pihak lain;

2) Perkembangan pemanfaatan tanah oleh pemegang hak;

3) Data lainnya yang menurut petugas pemantauan perlu dicatat dan didokumentasikan.

Hal-hal yang perlu dipantau adalah:

1) Pemanfaatan tanah seluruhnya/sebagian dan dimanfaatkan dengan baik/tidak;

2) Sistem pembukaan lahan;

3) Komoditas tanaman (bila HGU);

4) Fisik tanah yang terdiri dari kemampuan tanah dan topografi;

5) Dan lainnya.

Gambar 5. Penggunaan Kelapa Sawit

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

18

Gambar 6. Penggunaan Karet

Gambar 7. Foto Tampak Atas Penggunaan Tanah dengan Drone c. Penguasaan tanah di luar hak;

Apabila terdapat penguasaan tanah di luar hak, maka dilakukan langkah sebagai berikut:

1) Pengambilan titik koordinat terhadap penguasaan tanah di luar hak dengan cara tracking dan delineasi bidang tanah;

2) Menggali informasi dari pemegang hak dan atau pemegang hak lain yang berbatasan terkait penguasaan tanah di luar hak tersebut.

d. Pelaksanaan pembangunan plasma;

Pembangunan plasma/kebun masyarakat sekitar paling sedikit 20%

dari luas tanah yang dimohon HGU dalam bentuk kemitraan sesuai dengan Pasal 40 ayat (1) huruf k Permen ATR/BPN Nomor 7 Tahun 2017 tentang Pengaturan dan Tata Cara Penetapan HGU. Kegiatan yang dilakukan meliputi:

1) Delineasi bidang plasma dengan cara pengambilan titik koordinat lokasi plasma;

2) Meminta dokumen terkait plasma baik data tekstual maupun data spasial plasma kepada pemegang hak.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

19

Gambar 8. Batas Inti dan Plasma

e. Kesesuaian pemanfaatan tanah dengan peruntukan RTRW;

Hal yang dilakukan adalah overlay data bidang tanah terhadap data RTRW Kabupaten/Kota setempat dan dianalisa apakah pemanfaatannya sesuai dengan peruntukkan dalam RTRW tersebut.

f. Kesesuaian data hasil pemantauan dengan data di KKP dan sertipikat/surat ukur;

Hal yang dilakukan adalah mengidentifikasi bentuk, luas, dan jumlah bidang serta perubahan data pendaftaran tanah pada objek Hak Atas Tanah yang dipantau.

g. Tanda batas dan pengamanan tanah;

1) Data yang diambil dari kegiatan ini adalah tanda batas berupa jenis, jumlah, pemasangan, pemeliharaan, dan alasan tidak/belum dipasang atau tidak dipelihara;

2) Bentuk pengamanan tanah perlu dipantau terkait pengamanan HGU dapat berupa parit, pemagaran keliling, atau gambaran batas alamiah;

3) Sampel tanda batas yang dipantau minimal 3 (tiga) buah untuk Hak Atas Tanah (HAT) dengan luas diatas 5 Ha, sedangkan Hak Atas Tanah (HAT) lebih kurang atau sama dengan 5 Ha tanda batas dicek secara keseluruhan; dan

4) Kondisi tanda batas yang terpasang didokumentasikan dalam bentuk foto.

Inti Plasma

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

20

D

Gambar 9. Pengambilan Titik Sampel Tanda Batas h. Pelaksanaan fungsi sosial;

Data yang diambil dari kegiatan ini adalah:

1) Keberadaan objek pemantauan terhadap akses jalan/sumber air/jalan air;

2) Pelaksanaan Corporate Social Resposibility (CSR) dan plasma perkebunan;

3) Data pantauan lainnya terkait fungsi sosial tanah.

Data ini dapat diperoleh baik melalui wawancara dengan pemegang Hak Atas Tanah dan/atau masyarakat sekitar dan/atau aparat, hasil pemeriksaan dokumen, maupun hasil pengamatan di lapangan.

i. Pelaksanaan Pemeliharaan Lingkungan Hidup;

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati hal-hal sebagai berikut : 1) Pengelolaan limbah, arah pembuangan limbah, kolam limbah, dan

pemanfaatan limbah dari aktivitas yang ada di atas objek pemantauan;

2) Keberadaan embung atau lahan konservasinya;

3) Sistem drainase (keberadaan dan pemeliharaannya);

4) Pemeliharaan lingkungan hidup lainnya.

Data dimaksud dapat diperoleh dari hasil laporan yang disampaikan oleh pemegang hak, wawancara dengan pemegang hak/masyarakat sekitar/aparat, dan/atau pengamatan langsung di lapangan.

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

21

Gambar 10. Area Konservasi

j. Ketersediaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran lahan pada area HGU;

Kegiatan ini dilakukan dengan mengamati keberadaan sarana dan prasarana pengendalian kebakaran dalam lingkungan HGU. Sarana dan prasarana kebakaran yang dimaksud diantaranya adalah :

1) Menara pantau;

2) Mobil pemadam kebakaran;

3) Alat pemadam kebakaran; dan

4) Alat pelindung diri pemadam kebakaran.

Gambar 11. Alat Pengendali Kebakaran

k. Kewajiban pemegang hak atas tanah yang belum dan telah dilaksanakan serta alasan belum dilaksanakannya kewajiban.

Kewajiban pemegang hak atas tanah yang dipantau adalah kewajiban-kewajiban yang tercantum dalam Keputusan Pemberian Hak Atas Tanah, maupun kewajiban-kewajiban pemegang Hak Atas Tanah

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

22

menurut Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria, Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Pakai Atas Tanah, dan peraturan perundangan lainnya.

l. Data lainnya, antara lain:

1) Data pengusahaan tanah yang dilakukan sendiri atau oleh pihak ketiga;

2) Luas izin lokasi.

Dalam pengamatan lapang, petugas pemantauan dapat meminta keterangan kepada pemegang hak atas tanah atau yang mewakilinya.

Bila dianggap perlu, pelaksana tugas pemantauan dapat meminta keterangan lain dari masyarakat sekitar atau pemerintah daerah setempat. Keterangan yang dapat diminta meliputi:

1) Penguasaan tanah hak oleh masyarakat, terkait sejak kapan terjadinya penguasaan, perolehan tanah oleh perusahaan termasuk ada tidaknya ganti rugi atas perolehan tanah tersebut;

2) Ada tidaknya sengketa/perkara di pengadilan termasuk kemajuan penyelesaian sengketa/perkara atas tanah tersebut;

3) Riwayat penguasaan dan pemilikan tanah, termasuk ada tidaknya peralihan di bawah tangan;

4) Ketidaksesuaian peruntukan dengan pemanfaatan tanah eksisting dengan memastikan ada atau tidaknya izin mengenai:

a) Perubahan penggunaan tanah dan alasan perubahannya;

b) Hal-hal lain yang dianggap penting.

Hasil pemantauan (pengamatan), dokumentasi lapangan (peta kerja, foto, catatan dan data-data yang diberikan oleh pemegang hak/masyarakat/pemerintah daerah setempat) sebagai dasar dalam pengisian Berita Acara Pemantauan Lapang. Bentuk Berita Acara Pemantauan Lapang dimaksud sebagaimana Lampiran 5.

Selanjutnya Berita Acara Pemantauan Lapang ditandatangani oleh petugas pemantauan dan pemegang hak atas tanah atau yang mewakilinya minimal manager kebun/bagian legal/setingkat. Jika pemegang hak tidak hadir maka pada berita acara diberi catatan oleh

PETUNJUK TEKNIS PEMANTAUAN DAN EVALUASI HAT/DPAT

23

petugas pemantauan. Jika pemegang HAT atau yang mewakili tidak bersedia menandatangani, maka pada berita acara dicantumkan alasan tidak bersedia menandatanganinya. Berita Acara Pemantauan Lapang, dokumentasi lapangan (peta kerja, foto, catatan dan data-data yang diberikan oleh pemegang hak/masyarakat/pemerintah daerah setempat) dijadikan satu sebagai dokumen laporan hasil kegiatan pemantauan. Hasil pemantauan lapang sebagaimana berita acara tersebut disampaikan secara langsung kepada pemegang hak mengenai kewajibannya yang harus dipenuhi.

Petugas melaporkan hasil pemantauan kepada atasan pada 1 (satu) hari kerja setelah selesainya pemantauan dengan melampirkan :

1) Surat Tugas dan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD);

2) Berita Acara Pemantauan Lapang;

Dokumen terkait