• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hierarki Strategi Pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul Dalam penelitian ini, untuk memformulasikan strategi pengembangan Wisata Kebun Kina Bukit Unggul digunakan teknik Analitical Hierarchy Process (AHP). Responden dari penelitian ini sebanyak 12 orang yang terdiri atas pengelola objek wisata, wisatawan yang berkunjung ke objek wisata, masyarakat sekitar objek wisata dan pemerintah daerah Kabupaten Bandung dengan jumlah masing-masing sebanyak tiga orang. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan objek wisata antara lain kualitas sumber daya manusia (SDM), investasi, potensi pasar dan fasilitas. Alternatif strategi yang ditempuh yaitu meningkatkan promosi wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan, memperbaiki sarana dan prasarana wisata, mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata, dan meningkatkan kualitas wisata.

Faktor yang mempengaruhi strategi pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul antara lain: kualitas SDM, investasi, potensi pasar dan fasilitas. Faktor pertama, kualitas SDM. Pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul akan sangat dipengaruhi dan ditentukan oleh kualitas SDM. SDM merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam memajukan sektor pariwisata. Pentingnya SDM di sektor pariwisata adalah manusia (people) merupakan sumber daya yang sangat penting di sebagian besar organisasi. Khususnya di organisasi berbasis jasa (service-based organization), SDM berperan sebagai faktor kunci dalam mewujudkan keberhasilan kinerja. Pada beberapa industri, faktor manusia berperan penting dan menjadi faktor kunci sukses terhadap pencapaian kinerja. Seperti pada industri pariwisata, perusahaan memiliki hubungan langsung yang bersifat intangible (tak berwujud) dengan konsumen yang sangat bergantung pada kemampuan individu karyawan dalam membangkitkan minat dan menciptakan kesenangan serta kenyamanan kepada para konsumennya. Beberapa peran penting keberadaan SDM di industri pariwisata, yaitu sebagai motor penggerak kelangsungan industri; pelaku utama yang menciptakan produk inti pariwisata (pengalaman); dan salah satu faktor penentu daya saing industri. Pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menciptakan SDM pariwisata yang handal dan profesional baik secara kuantitas maupun kualitas dalam mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan. Untuk memperoleh SDM pariwisata yang berdaya saing global diperlukan upaya yang sistematis dengan menekankan pada kompetensi lulusan dan kematangan emosi. Dalam hal ini, peran lembaga pendidikan dan pelatihan pariwisata sangat penting dalam menghasilkan tenaga terampil terdidik yang berdaya saing global.

Faktor kedua, investasi. Salah satu faktor penentu dari pengembangan objek wisata adalah investasi. Investasi di sektor pariwisata akan membawa manfaat bagi masyarakat seperti peluang berusaha, peluang kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, pemerataan pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD). Sifat paling mendasar dari investasi pada industri pariwisata adalah "High Investment, Not Quick Yield" artinya investasi di bidang pariwisata membutuhkan investasi yang besar dengan tingkat pengembalian yang lama (jangka panjang).

57 Kondisi ini sungguh tidak menarik bagi kebanyakan stakeholders kepariwisataan yang masih memiliki budaya "Instant and Shortcut" di mana mereka lebih menyukai melakukan investasi yang dapat segera memberikan keuntungan, sehingga para investor tidak tertarik menanamkan modalnya dalam mengembangkan usaha pariwisata. Dalam konteks ini diperlukan integrasi usaha pariwisata (tourism business integration) yang merupakan sinergi pelaku kepariwisataan secara horisontal maupun vertikal dan memberikan keuntungan atau manfaat bagi masing-masing pihak. Oleh karenanya diperlukan bentuk- bentuk insentif yang mampu merangsang timbulnya investasi di bidang kepariwisataan dengan menggunakan manajemen partisipatoris dengan melibatkanseluruh stakeholders baik masyarakat, dunia usaha, lembaga keuangan, pemerintah daerah (provinsi,kabupaten maupun kota), serta pemerintah pusat.

Faktor ketiga, potensi pasar. Potensi pasar yang besar dan dikelola dengan baik akan mampu membuat objek wisata berkembang dengan pesat. Potensi pasar pariwisata dalam negeri Indonesia sangat luar biasa oleh karena itu banyak strategi yang harus dibangun termasuk kerja sama dengan stakeholders seperti biro perjalanan maupun pemangku kepentingan pariwisata di daerah. Promosi dan marketing menjadi bagian penting dalam industri pariwisata sehingga dua hal itu harus fokus dan tepat sasaran.

Keempat, fasilitas. Pengembangan objek wisata memerlukan berbagai fasilitas yang membuat nyaman wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini. Fasilitas yang diperlukan antara laian: jalan, sarana transportasi, penginapan, restoran, tempat ibadah, fasilitas olah raga dan rekreasi, dan lainnya. Semua fasilitas pariwisata harus memiliki standarisasi, sehingga pelayanan terhadap para tamu semakin maksimal.

Alternatif strategi yang ditempuh untuk mengembangkan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul antara lain: meningkatkan promosi wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan, memperbaiki sarana dan prasarana wisata, mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata, dan meningkatkan kualitas wisata.

Meningkatkan promosi wisata. Strategi ini guna menyebarkan informasi secara luas terkait Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul beserta keunggulan dan fasilitas yang ada di dalamnya. Promosi wisata dapat dilakukan dengan membuat brosur, website di internet dan bekerja sama dengan stakeholders. Harapannya masyarakat tahu dan tertarik untuk berkunjung ke objek wisata ini. Apabila banyak wisatawan yang berkunjung maka pendapatan yang diperoleh perusahaan dari sektor wisata semakin besar.

Mengembangkan wisata berbasis pendidikan. Seperti diketahui bahwa Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul merupakan salah satu objek wisata yang dikelola oleh PT Perkebunan Nusantara VIII dengan core business-nya adalah tanaman kina, dari sini pengelola dapat memberikan pendidikan kepada wisatawan mengenai segala hal yang berkaitan dengan kina. Selain itu, area yang luas dan banyak terdapat aneka kebun tanaman (jeruk, nanas, dsb) serta binatang yang dipelihara (kijang) dapat menambah pengetahuan bagi wisatawan dan memberikan pendidikan agrowisata.

Memperbaiki sarana dan prasarana wisata. Strategi ini dilaksanakan guna membuat wisatawan yang berkunjung ke objek wisata merasa nyaman dan senang. Dibuatlah sarana dan prasarana yang ada di objek wisata tersebut lengkap,

58

kondisinya bagus dan bersih. Hal ini akan membuat wisatawan ingin berkunjung lagi ke objek wisata tersebut. Beberapa sarana dan prasarana yang perlu ditambahkan antara lain kantin, saung, toilet, tempat sampah, tempat istirahat, dan penginapan. Beberapa sarana dan prasarana yang harus dirawat dan diperbaiki antara lain jalan, tanaman yang ada di sekitar curug batu sangkur dan situ sangkuriang.

Mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata. Daya tarik Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul menurut para wisatawan yang berkunjung adalah kondisi alamnya yang masih asri, pemandangannya yang indah serta udaraya yang sejuk. Potensi ini harus tetap dijaga bahkan ditingkatkan, serta dicegah dari kerusakan dan kehancuran.

Meningkatkan kualitas wisata. Kualitas wisata yang ada ditingkatkan baik dari segi keramahan petugas, kebersihan di lingkungan objek wisata, kelengkapan fasilitas yang ada di dalam objek wisata, kondisi fisik objek wisata dan keamanan sehingga wisatawan ingin kembali berkunjung ke Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul.

Hasil Pengolahan AHP

Penyusunan hirarki yang telah disusun sebelumnya kemudian dilakukan pembobotan pada masing-masing unsur pada setiap tingkat oleh pakar ahli. Pakar ahli yang dilibatkan dalam penentuan prioritas strategi pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul terdiri dari empat (4) kelompok pakar, yaitu pengelola objek wisata, wisatawan, masyarakat sekitar serta pemerintah daerah Kabupaten Bandung. Para pakar diminta untuk memberikan penilaian terhadap struktur hirarki yang terdiri dari tujuan, faktor, dan alternatif strategi. Setelah dilakukan penilaian, pendapat dari para pakar tersebut kemudian di gabungkan. Dari hasil penggabungan tersebut, akan diolah kembali untuk mendapatkan hasil perhitungan secara horizontal dan vertikal.

Pengolahan Horizontal

Pengolahan horizontal ini dibagi menjadi dua (2) bagian tingkat unsur, yaitu (1) pengolahan antar unsur faktor pada tingkat kedua, untuk melihat pengaruh unsur faktor terhadap tujuan yaitu strategi pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul, (2) pengolahan antar unsur alternatif strategi pada tingkat ketiga, untuk melihat pengaruh suatu unsur alternatif strategi terhadap unsur faktor di tingkat kedua.

Unsur Faktor terhadap Tujuan

Berdasarkan Tabel 37, informasi yang diberikan oleh para responden, urutan prioritas faktor – faktor yang mempengaruhi pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul adalah pertama investasi dengan bobot sebesar 0,2665, kedua fasilitas dengan bobot sebesar 0,2539, ketiga potensi pasar dengan bobot sebesar 0,2445 dan yang keempat adalah kualitas SDM dengan bobot sebesar 0,2351.

59 Tabel 37 Bobot dan prioritas unsur faktor terhadap tujuan

Faktor Bobot Prioritas

Investasi 0,2665 1

Fasilitas 0,2539 2

Potensi Pasar 0,2445 3

Kualitas SDM 0,2351 4

Sumber: Data penelitian diolah

Faktor investasi menjadi prioritas pertama, dengan investasi yang cukup besar maka pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul akan lebih cepat terlaksana. Investasi yang dapat ditanamkan di objek wisata ini antara lain dari pihak pemerintah khususnya pemerintah daerah Kabupaten Bandung dapat memperbaiki jalan di Kecamatan Cilengkrang yang merupakan jalan penghubung antara Kecamatan Ujungberung (Kota Bandung) dan Kecamatan Lembang (Kabupaten Bandung Barat). Jalan ini merupakan akses untuk menuju ke Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul. Selama ini, jalan yang rusak merupakan keluhan utama para wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini. Pihak swasta ataupun pengelola dapat berinvestasi dengan membangun penginapan dan tempat makan (kantin) di objek wisata ini. Jumlah penginapan yang masih sedikit dan jumlah kantin yang sangat terbatas, merupakan peluang untuk berinvestasi di kedua usaha tersebut. Selama ini, wisatawan harus menempuh perjalanan yang cukup jauh untuk mencapai kantin yang ada di tempat ini. Wisatawan yang ingin menginap dengan jumlah sangat besar juga masih membutuhkan penginapan yang ada di tempat ini. Investasi-investasi tersebut akan membawa manfaat bagi masyarakat seperti peluang berusaha, peluang kerja, peningkatan pendapatan masyarakat, pemerataan pembangunan dan peningkatan pendapatan asli daerah (PAD).

Faktor kedua adalah fasilitas. Fasilitas merupakan faktor yang juga penting, dengan adanya fasilitas yang lengkap dan mendukung membuat kegiatan berwisata menjadi lebih nyaman dan menyenangkan. Fasilitas-fasilitas yang masih perlu dibenahi di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul antara lain adalah toilet, saung, dan tempat sampah. Kondisi yang ada saat ini hanya ada satu toilet di dekat situ sangkuring, satu toilet di dekat curug batu sangkur dan beberapa toilet di dekat penginapan. Kondisi toilet yang ada di dekat curug dapat dikatakan tidak layak. Sekarang sudah ada saung-saung di dalam objek wisata, namun perlu diperbaiki, dirawat dan dijaga kebersihannya. Beberapa tempat sampah perlu dicek kondisinya dan dibersihkan secara teratur. Fasilitas yang perlu ditambahkan di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul antara lain arena bermain untuk anak- anak, fasilitas outbond, area memancing, penyediaan perahu, dan kuda untuk berkeliling di dalam objek wisata.

Faktor ketiga adalah potensi pasar. Potensi pasar pariwisata dalam negeri Indonesia sangat luar biasa oleh karena itu banyak strategi yang harus dibangun termasuk kerja sama dengan stakeholders seperti biro perjalanan maupun pemangku kepentingan pariwisata di daerah. Pengelola Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul dapat menjalin kerjasama dengan Pengelola Agrowisata PT PN VIII dalam hal promosi dan marketing, karena sudah ada beberapa Agrowisata di bawah PT PN VIII yang promosi dan marketingnya dilakukan oleh PT PN VIII, namun sampai saat ini Wisata Kebun Kina Bukit Unggul belum termasuk di

60

dalamnya. Promosi dan marketing menjadi bagian penting dalam industri pariwisata sehingga dua hal itu harus fokus dan tepat sasaran. Promosi dapat dilakukan dengan membuat dan membagikan brosur, membuat website di internet, membuat baliho dan spanduk promosi. Brosur dan baliho untuk menjangkau pasar di sekitar Bandung Raya, sedangkan website dapat menjangkau pasar di seluruh dunia.

Faktor keempat adalah kualitas SDM. Beberapa peran penting keberadaan SDM di industri pariwisata, yaitu sebagai motor penggerak kelangsungan industri; pelaku utama yang menciptakan produk inti pariwisata (pengalaman); dan salah satu faktor penentu daya saing industri. Pendidikan dan pelatihan di bidang pariwisata memberikan kontribusi yang sangat besar dalam menciptakan SDM pariwisata yang handal dan profesional baik secara kuantitas maupun kualitas dalam mendorong pertumbuhan pariwisata secara signifikan. SDM pariwisata di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul sekarang ini jumlahnya terbatas, hanya sekitar 6 orang dan bukan berasal dari pendidikan pariwisata. Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan terhadap SDM pariwisata ini mutlak diperlukan.

Unsur Strategi terhadap Faktor

Berdasarkan Tabel 38, bobot unsur strategi terhadap setiap faktor adalah sebagai berikut: Dari faktor kualitas SDM, urutan prioritas strategi pengembangan objek wisata adalah pertama meningkatkan kualitas wisata dengan bobot 0,2091. Prioritas selanjutnya berturut-turut adalah meningkatkan promosi wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan, mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata, dan memperbaiki sarana dan prasarana wisata.

Tabel 38 Bobot unsur strategi terhadap setiap faktor

Faktor

Alternatif Strategi Kualitas

SDM Investasi

Potensi

Pasar Fasilitas

Meningkatkan promosi wisata 0,2045 0,2135 0,2284 0,1935 Mengembangkan wisata berbasis pendidikan 0,1978 0,1953 0,1889 0,1985 Memperbaiki sarana dan prasarana wisata 0,1932 0,2162 0,2021 0,2035 Mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata 0,1955 0,1849 0,1759 0,2134

Meningkatkan kualitas wisata 0,2091 0,1901 0,2047 0,1911

Sumber: Data penelitian diolah

Dari faktor investasi, urutan prioritas strategi pengembangan objek wisata adalah pertama memperbaiki sarana dan prasarana wisata dengan bobot 0,2162. Prioritas selanjutnya berturut-turut adalah meningkatkan promosi wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan, meningkatkan kualitas wisata dan mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata.

Dari faktor potensi pasar, urutan prioritas strategi pengembangan objek wisata adalah pertama meningkatkan promosi wisata dengan bobot 0,2284. Prioritas selanjutnya berturut-turut adalah meningkatkan kualitas wisata, memperbaiki sarana dan prasarana wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan, dan mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata.

61 Dari faktor fasilitas, urutan prioritas strategi pengembangan objek wisata adalah pertama mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata dengan bobot 0,2134. Prioritas selanjutnya berturut-turut adalah memperbaiki sarana dan prasarana wisata, mengembangkan wisata berbasis pendidikan, meningkatkan promosi wisata, dan meningkatkan kualitas wisata.

Pengolahan Vertikal

Pengolahan vertikal dilakukan bertujuan untuk melihat pengaruh setiap unsur pada tingkat/hirarki tertentu terhadap unsur tujuan pada tingkat pertama. Skema hirarki dapat dilihat pada Gambar 5.

Tujuan Aktor

Faktor-Faktor Strategi yang dapat ditempuh

Gambar 5. Bobot hasil pengolahan AHP Sumber: Data penelitian diolah

Unsur Strategi terhadap Tujuan

Secara keseluruhan urutan prioritas strategi pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul adalah pertama meningkatkan promosi wisata (bobot=0,2099), kedua memperbaiki sarana dan prasarana wisata (bobot=0,2041), ketiga meningkatkan kualitas wisata (bobot=0,1984), keempat mengembangkan wisata berbasis pendidikan (bobot=0,1951) dan kelima mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata (bobot=0,1924).

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari para responden maka alternatif strategi pertama untuk pengembangan Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul adalah meningkatkan promosi wisata. Hal ini dikarenakan masih banyak masyarakat yang belum tahu mengenai objek wisata ini. Pada umumnya wisatawan yang berkunjung mengetahui informasi mengenai objek wisata ini dari

Strategi Pengembangan Wisata Kebun Kina Bukit Unggul

Pengelola Wisatawan Masyarakat Pemerintah

Kualitas SDM (0,2351) Investasi (0,2665) Potensi Pasar (0,2445) Fasilitas (0,2539) Meningkat kan promosi Wisata (0,2099) Mengembang kan Wisata Berbasis Pendidikan (0,1951) Memperbaiki Sarana dan Prasarana Wisata (0,2041) Mencegah Kerusakan dan Kehancuran Lokasi Wisata (0,1924) Meningkat kan Kualitas Wisata (0,1984)

62

keluarga, teman atau karena kebetulan lewat. Oleh karena itu diperlukan peningkatan promosi wisata. Promosi wisata dapat dilakukan dengan membangun kerjasama dengan stakeholders, membuat brosur, spanduk, dan membuat website di internet. Brosur dan spanduk untuk menjangkau pasar di sekitar Bandung Raya dan Jawa Barat, sedangkan website di internet untuk menjangkau pasar di seluruh Indonesia bahkan dunia. Usaha promosi yang sudah dilakukan saat ini adalah dengan membuat blog di internet.

Tabel 39 Bobot dan prioritas unsur strategi terhadap tujuan

Alternatif Strategi Bobot Prioritas

Meningkatkan promosi wisata 0,2099 1

Memperbaiki sarana dan prasarana wisata 0,2041 2

Meningkatkan kualitas wisata 0,1984 3

Mengembangkan wisata berbasis pendidikan 0,1951 4 Mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata 0,1924 5 Sumber: Data penelitian diolah

Prioritas kedua adalah memperbaiki sarana dan prasarana wisata. Hal ini penting melihat kondisi yang ada, bahwa objek wisata ini sebenarnya memiliki potensi yang bagus untuk berkembang, namun jalan menuju objek wisata ini sangat buruk sehingga diperlukan perbaikan segera. Sarana dan prasarana yang masih perlu dibenahi di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul antara lain adalah toilet, saung, dan tempat sampah. Sarana dan prasarana wisata yang perlu ditambahkan di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul antara lain arena bermain untuk anak-anak, fasilitas outbond, area memancing, penyediaan perahu, dan kuda untuk berkeliling di dalam objek wisata. Selain itu, sarana dan prasarana yang sudah ada di dalam objek wisata juga perlu dirawat.

Prioritas ketiga adalah meningkatkan kualitas wisata. Wisatawan yang berkunjung ke objek wisata ini akan bersedia berkunjung lagi apabila mereka merasa puas atas apa yang didapatkan di objek wisata ini. Apabila kualitas wisata ditingkatkan maka wisatawan akan bersedia berkunjung lagi dan menjadi ajang promosi yang efektif karena mereka akan mempromosikan ke orang-orang dekatnya. Kualitas wisata yang ada ditingkatkan baik dari segi keramahan petugas, kebersihan di lingkungan objek wisata, kelengkapan fasilitas yang ada di dalam objek wisata, kondisi fisik objek wisata dan keamanan.

Prioritas keempat adalah mengembangkan wisata berbasis pendidikan. Pengelola dapat mengembangkan pendidikan agrowisata di tempat ini karena memang core business perkebunan bukit unggul adalah tanaman kina. Selain berwisata, wisatawan dapat memperoleh pengetahuan tentang tanaman kina dan pengolahannya. Selain itu, area yang luas dan banyak terdapat aneka kebun tanaman (jeruk, nanas, dsb) serta binatang yang dipelihara (kijang) dapat menambah pengetahuan bagi wisatawan dan memberikan pendidikan agrowisata. Wisatawan akan berlibur sambil belajar dan berpetualang di Objek Wisata Kebun Kina Bukit Unggul.

Prioritas kelima adalah mencegah kerusakan dan kehancuran lokasi wisata. Daya tarik objek wisata ini terletak pada pemandangan lam yang indah, suasana pegunungan yang asri dan alami serta udara yang sejuk. Daya tarik ini harus dipertahankan bahkan kalau bisa ditingkatkan. Dicegah agar tidak terjadi

63 kerusakan dan kehancuran lokasi wisata. Masyarakat dan pengelola harus melestarikan lingkungan yang ada di kawasan Kebun Bukit Unggul, sehingga kondisi lingkungan tetap terjaga.

64

Dokumen terkait