kecuali Menteri Keuangan, dalam waktu sekurang-kurangnya enam bulan sebelum berakhirnya jangka waktu tersebut menerbitkan pemberitahuan bahwa Menteri Keuangan tidak bermaksud untuk memperpanjang jangka waktunya.
Berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 15 tahun 2004 tentang pengakhiran tugas dan pembubaran BPPN, dalam pasal 8 dinyatakan bahwa dengan diakhirinya tugas dan dibubarkannya BPPN, Program Penjaminan Pemerintah terhadap kewajiban pembayaran bank umum yang semula dilakukan oleh BPPN berdasarkan Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 26 tahun 1998 dan No. 27 tahun 1998, selanjutnya dilaksanakan oleh Menteri Keuangan, yang dalam hal ini dilaksanakan oleh Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) sebagaimana diatur oleh Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 17 tahun 2004, yang diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Keuangan No. 84/KMK.06/2004 tanggal 27 Pebruari 2004 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 179/KMK.017/2000 tentang Syarat, Tatacara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum. Sesuai Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.17/PMK.05/2005 tanggal 3 Maret 2005 tentang Syarat, Tata Cara dan Ketentuan Pelaksanaan Jaminan Pemerintah terhadap Kewajiban Pembayaran Bank Umum, terhitung sejak 18 April 2005, kewajiban Bank Peserta yang dijamin meliputi simpanan dan pinjaman yang diterima dari bank lain dalam bentuk transaksi Pasar Uang Antar Bank. Pada tanggal 10 Maret 2005, UP3 telah mengumumkan Daftar Bank Umum Peserta Program Penjaminan Pemerintah, dimana Bank merupakan salah satu peserta Program Penjaminan tersebut. Daftar tersebut berlaku untuk 6 (enam) bulan dan dapat diperbaharui.
Based on Decision of the President of the Republic of Indonesia No. 15 year 2004, regarding the termination of the role and winding up of IBRA, article 8 stated that with the termination of the role and winding up of IBRA, the Government Guarantee Program on the obligations of domestic banks which was originally conducted by IBRA based on Decision of the President of the Republic of Indonesia No. 26 year 1998 and No. 27 year 1998, will be conducted by the Ministry of Finance, in this case by the Unit Pelaksana Penjaminan Pemerintah (UP3) as stated in Decision of the President of the Republic of Indonesia No. 17 year 2004, which was further regulated by Decision of the Ministry of Finance of Republic of Indonesia No. 84/KMK.06/2004 dated February 27, 2004 regarding the change in the Decision of Ministry of Finance of Republic of Indonesia No. 179/KMK.017/2000 regarding the terms and conditions of the Government Guarantees on the Obligation of Domestic Banks.
In accordance with Regulation of the Ministry of Finance of the Republic of Indonesia No.17/ PMK.05/2005 dated March 3, 2005, regarding
Condition, Methods and Determination for Implementation of Government Guarantees on the Obligations of Domestic Banks, effective on April 18, 2005, the obligations of participating banks which are guaranteed consist of deposits and borrowings from other banks in the form of Interbank Money Market
transactions. On March10, 2005, UP3 announced
the List of Domestic Banks, of which the Bank is one of the participants in the Government Guarantee Program. This list is valid for the next six months and is renewable.
Berdasarkan Undang-Undang No. 24/2004 tanggal 22 September 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan dinyatakan bahwa Lembaga Penjamin Simpanan mulai berlaku pada tanggal 22 September 2005 dan Lembaga Penjamin Simpanan hanya memberikan penjaminan terhadap simpanan nasabah bank yang berbentuk giro, deposito, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. Dengan berlakunya
Based on Law No. 24/2004 dated September 22, 2004, regarding the Depository Guarantor Institution, it is stated that the Depository Guarantor Institution is effective on September 22, 2005, and the Depository Guarantor Institution only guarantees deposits from customers in the form of demand deposits, savings, time deposits, certificates of deposit, and/or other equivalent forms. As this Law became effective, the Government Guarantee Program was terminated.
herein are in Indonesian language.
PT BANK PERMATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2006 dan 2005
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
PT BANK PERMATA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Six Month Ended June 30, 2006 and 2005 (Expressed in millions of Rupiah,
except for share data)
47. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM (lanjutan)
47. GOVERNMENT GUARANTEES ON THE
OBLIGATIONS OF DOMESTIC BANKS (continued)
Terkait dengan hal tersebut diatas, selanjutnya Pemerintah menerapkan tahap-tahap penjaminan sebagai berikut :
a. Selama 6 (enam) bulan sejak Undang-Undang ini berlaku efektif, seluruh nilai simpanan dijamin;
b. 6 (enam) bulan berikutnya sejak jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf a berakhir, nilai simpanan yang dijamin paling tinggi sebesar Rp5.000;
c. 6 (enam) bulan berikutnya sejak jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf b berakhir, nilai simpanan yang dijamin paling tinggi sebesar Rp1.000;
d. Sejak jangka waktu sebagaimana dimaksud pada huruf c berakhir, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank paling banyak Rp100.
In connection with the matter as described above, the Government has determined the stages of guaranty as follows:
a. During the six months since the Law became effective, all deposits are guaranteed;
b. In the next six months after the period mentioned in point a ends, the amount of deposit guaranteed is maximum amounted to
Rp5,000;
c. In the next six months after the period mentioned in point b ends, the amount of deposits guaranteed is maximum amounted to Rp1,000;
d. From the date which the period mentioned in point c ends, the amount of deposits guaranteed for each customer at one bank is maximum amounted to Rp100.
Pengaturan mengenai Program Penjaminan Simpanan yang dilaksanakan oleh Lembaga Penjamin Simpanan dituangkan lebih lanjut dalam Peraturan Lembaga Penjamin Simpanan No.1/PLPS/2005 tanggal 26 September 2005 dan berlaku efektif sejak tanggal 22 September 2005.
The regulation regarding the Government Guarantee Program which is carried out by the Depository Guarantor Institution is stipulated in more detail in Regulation Institute of Guarantor Deposit No.1/PLPS/2005 dated September 26, 2005 and effectively valid since September 22, 2005.
48. SURAT KEPUTUSAN DAN PERJANJIAN
PENTING
48. SIGNIFICANT DECISION LETTERS AND
AGREEMENTS
a. Sehubungan dengan adanya penyertaan modal sementara oleh Pemerintah Republik Indonesia (qq. BPPN) pada Bank, maka pada tanggal 2 Mei 2001, Bank bersama-sama dengan BPPN telah menandatangani Perjanjian Manajemen yang merupakan suatu perjanjian kinerja usaha sebagai pelaksanaan kewajiban dari SKB No. 117/KMK.017/1999 dan 31/15/KEP/GBI tanggal 26 Maret 1999 (SKB) dan Perjanjian Modal Sementara antara Bank dan BPPN tanggal 9 Oktober 2000. Perjanjian Manajemen tersebut telah diubah berdasarkan Perubahan Perjanjian Manajemen yang ditandatangani pada tanggal 20 Pebruari 2004 dan perjanjian ini berakhir demi hukum pada saat kepemilikan Negara Republik Indonesia pada Bank kurang dari 10%
a. In relation to the temporary capital investment by the Government of the Republic of Indonesia (qq IBRA) in the Bank on May 2, 2001, the Bank together with IBRA signed the Management Agreement, which represented the performance agreement as the implementation of the obligation as stated in the Joint Decision Letter
(SKB) No.117/KMK.017/1999 and 31/15/KEP/
GBI dated March 26, 1999 and Temporary Investment Agreement between the Bank and IBRA dated October 9, 2000. This Management Agreement was changed based on Amendment of the Management Agreement signed on February 20, 2004 and this agreement, will be terminated by law at the time when the ownership of the Government of the Republic of
herein are in Indonesian language.
PT BANK PERMATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2006 dan 2005
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
PT BANK PERMATA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Six Month Ended June 30, 2006 and 2005 (Expressed in millions of Rupiah,
except for share data)
48. SURAT KEPUTUSAN DAN PERJANJIAN
PENTING (lanjutan)
48. SIGNIFICANT DECISION LETTERS AND
AGREEMENTS (continued)
b. Pada tanggal 17 Mei 2005, Standard Chartered Bank dan Bank telah menandatangani perjanjian kerjasama yang disebut Business Cooperation
Agreement (BCA). Perjanjian tersebut pada
intinya mengatur bahwa antara Standard Chartered Bank dan Bank akan diadakan sinergi bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak, serta transaksi-transaksi kerjasama tersebut dilakukan secara wajar dalam kegiatan-kegiatan usaha perbankan pada umumnya.
b. On May 17, 2005, Standard Chartered Bank and the Bank signed Business Cooperation Agreement (BCA). The agreement mainly stated that there will be business synergy between Standard Chartered Bank and the Bank which will mutually be beneficial to both parties, and the transactions will be conducted at arm’s length basis.
Pada tanggal 26 Juli 2005, PT Astra International Tbk dan Bank telah menandatangani perjanjian kerjasama yang disebut Business Cooperation Agreement
(BCA). Perjanjian tersebut pada intinya mengatur bahwa antara PT Astra International Tbk dan Bank akan diadakan sinergi bisnis yang saling menguntungkan kedua belah pihak, serta transaksi-transaksi kerjasama tersebut dilakukan secara wajar dalam kegiatan-kegiatan usaha perbankan pada umumnya.
On July 26, 2005, PT Astra International Tbk and the Bank signed Business Cooperation Agreement (BCA). The Agreement mainly stated that there will be business synergy between PT Astra International Tbk and the Bank which will mutually be beneficial to both parties, and the transactions will be conducted at arm’s length basis.
49. MASALAH HUKUM 49. LEGAL MATTERS
a. Pada tanggal 28 Juni 1999, melalui Register Perkara No. 224/Pdt.G/1999/PN.JKT.BAR., PT Samarinda Pratama Gemilang Enterprise (SPGE) mengajukan Gugatan terhadap Bank sehubungan dengan penyampaian informasi mengenai SPGE sebagai bukti dalam kasus dengan Tn. Santoso Widjaja di Pengadilan Tinggi Singapura. SPGE mengajukan sita terhadap kantor cabang Bank di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Barat dan ganti rugi sebesar US$15.100.000. Pada tanggal 30 September 1999, perkara ini sudah diputus dengan inti putusan mengabulkan gugatan sebagian berupa ganti rugi sebesar US$10.100.000, apabila putusan sudah berkekuatan hukum tetap. Terhadap putusan tersebut, Bank sudah menyatakan banding tanggal 17 Desember 1999 melalui Pengadilan Negeri Jakarta Barat.
a. On June 28, 1999, based on Registration Letter
No. 224/Pdt.G/1999/PN.JKT.BAR., PT Samarin-da Pratama Gemilang Enterprises (SPGE) filed a lawsuit against the Bank for the use of information about SPGE as evidence in the High Court of the Republic of Singapore in the case against Mr. Santosa Widjaja. SPGE claimed for the confiscation of the Bank’s office in
Jalan Hayam Wuruk, West Jakarta and
compensation amounting to US$15,100,000. On September 30, 1999, the court decided to approve part of SPGE’s claim amounting to US$10,100,000, if the decision is legally binding. On this decision, the Bank filed an appeal on December 17, 1999 through the West Jakarta District Court.
herein are in Indonesian language.
PT BANK PERMATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2006 dan 2005
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
PT BANK PERMATA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Six Month Ended June 30, 2006 and 2005 (Expressed in millions of Rupiah,
except for share data)
49. MASALAH HUKUM (lanjutan) 49. LEGAL MATTERS (continued)
Pada tanggal 2 Nopember 2000, melalui putusan No. 302/Pdt/2000/PT DKI, Pengadilan Tinggi DKI Jakarta memutuskan untuk menerima permohonan Banding Bank dan membatalkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 30 September 1999 No. 224/Pdt.G/1999/PN.JKT.BAR. Terhadap putusan tersebut, SPGE mengajukan permohonan Kasasi pada tanggal 3 Juli 2001 dan menyerahkan Memori Kasasi tanggal 13 Juli 2001. Pihak Bank telah pula mengajukan Kontra Memori Kasasi tanggal 6 Agustus 2001 dan berkas perkara Kasasi telah diregister dengan No. 3982/Pdt/2001 tanggal 28 Desember 2001. Sampai dengan tanggal 30 Juni 2006, perkara masih dalam proses di Mahkamah Agung.
On November 2, 2000, based on Decision Letter No. 302/Pdt/2000/PT DKI, the High Court of DKI Jakarta decided to accept the appeal of the Bank and overruled the Decree of the West Jakarta District Court No. 224/Pdt.G/1999/PN. JKT.BAR dated September 30, 1999. On this decision, SPGE filed an appeal on July 3, 2001 and submitted a Cassation Memorandum on July 13, 2001. The Bank filed a Cassation Counter Memorandum on August 6, 2001 and registered the Cassation case with the Supreme
Court under No. 3982/Pdt/2001 dated
December 28, 2001. As of June 30, 2006, this case is still in the process of being reviewed by the Supreme Court.
b. Pada tanggal 24 September 1999, melalui Surat Penetapan No. 448/Pdt.G/1999/PN. Jak. Sel., PT Era Giat Prima (EGP) mengajukan gugatan terhadap Bank sehubungan dengan perjanjian pengalihan / cessie atas tagihan BDNI dan BUN dari Bank kepada EGP. Gugatan ini timbul karena Bank dianggap telah melakukan wanprestasi. Oleh karena itu, EGP mengajukan sita terhadap tanah dan bangunan milik Bank yang dikenal sebagai Bank Bali Tower dan Bintaro serta ganti kerugian sebesar Rp2.536.000 dan meminta agar dinyatakan sebagai pemilik dana hasil pencairan piutang tersebut yang diletakkan dalam escrow account. Selain mengajukan jawaban atas gugatan EGP tersebut, Bank juga mengajukan gugatan balik (rekonpensi) kepada EGP dengan menuntut agar dana yang berada dalam escrow account tersebut adalah milik Bank, mengingat perjanjian pengalihan/cessie telah dibatalkan oleh Surat Keputusan Ketua BPPN No. 423 tanggal 15 Oktober 1999.
b. On September 24, 1999, based on Decision Letter No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel., PT Era Giat Prima (EGP) filed a lawsuit against the Bank in relation to the transfer/cessie agreement for BDNI’s and BUN’s claims from the Bank to EGP. The Bank was deemed to have breached its agreement with EGP. Because of this, EGP claimed for the confiscation of the Bank’s land and buildings known as Bank Bali Tower and Bintaro as well as compensation for immaterial losses amounting to Rp2,536,000. EGP also demanded to be stated as the owner of the funds from the settlement of the above claims, which was deposited in the escrow account. In addition to submitting the answer on EGP’s claims, the Bank also submitted a counter lawsuit (rekonpensi) to EGP with a claim that the funds in the escrow account was belong to the Bank, because the transfer/cessie agreement had already been cancelled by Decision Letter of the Chairman of IBRA No. 423 dated October 15,1999.
herein are in Indonesian language.
PT BANK PERMATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2006 dan 2005
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
PT BANK PERMATA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Six Month Ended June 30, 2006 and 2005 (Expressed in millions of Rupiah,
except for share data)
49. MASALAH HUKUM (lanjutan) 49. LEGAL MATTERS (continued)
Pada tanggal 18 April 2000, melalui penetapan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan mengenai perkara No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel., Pengadilan Negeri Jakarta Selatan menyatakan perjanjian pengalihan/“cessie” atas tagihan BDNI dan BUN dari Bank kepada EGP adalah sah dan mengikat sehingga EGP berhak atas dana yang diletakkan dalam “Escrow Account” sebesar Rp546.466. Pada tanggal 5 Juni 2000 terhadap putusan tersebut, Bank telah mengajukan banding dan terdaftar dengan No. 487/Pdt/2000/PT.DKI. Perkara banding tersebut telah diputus oleh Pengadilan Tinggi DKI pada tanggal 23 Maret 2001, dengan inti putusan menguatkan putusan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 448/Pdt.G/1999/PN. Jak.Sel tanggal 18 April 2000. Atas putusan Pengadilan Tinggi tersebut, Bank telah menyatakan kasasi ke Mahkamah Agung pada tanggal 6 Juni 2001 dan menyerahkan Memori Kasasi tanggal 18 Juni 2001. Perkara Kasasi tersebut telah diputus oleh Mahkamah Agung pada tanggal 8 Maret 2004 melalui putusan No. 3025 K/Pdt/2001 dengan inti putusan adalah membatalkan putusan Pengadilan Tinggi Jakarta tanggal 23 Maret 2001 No. 487/Pdt/2000/PT.DKI dan menyatakan bahwa dana escrow account sebesar Rp546.466 adalah milik Bank (Catatan 16).
On April 18, 2000, based on decision of the South Jakarta District Court regarding the case No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel., the South Jakarta District Court declared that the transfer/cessie agreement for BDNI’s and BUN’s claims from the Bank to EGP was valid and binding. Therefore, EGP has rights on the funds placed in the “Escrow Account” amounting to
Rp546,466. On June 5, 2000, the Bank filed an
appeal and registered with case
No. 487/Pdt/2000/PT.DKI. The case was
already decided by the High Court of Jakarta on March 23, 2001, whereby the decision was to uphold the decision of the South Jakarta District Court No. 448/Pdt.G/1999/PN.Jak.Sel. dated April 18, 2000. On this decision, on June 6, 2001, the Bank filed an appeal to the Supreme Court and submitted a Cassation Memorandum on June 18, 2001. The cassation case was already decided by the Supreme Court through Decision No. 3025 K/Pdt/2001 dated March 8, 2004, whereby the basic decision was to cancel the Jakarta High Court Decision on March 23, 2001 No. 487/Pdt/2000/PT.DKI and stated that the escrow account amounting to Rp546,466 was belong to the Bank (Note 16).
Pada tanggal 29 Nopember 2005, Bank melalui Kuasa Hukumnya menerima Surat Pemberitahuan Resmi dari Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan atas diajukannya upaya hukum Peninjauan Kembali oleh EGP atas putusan Kasasi Mahkamah Agung yang diterima oleh Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada tanggal 24 Maret 2005. Terhadap upaya hukum Peninjauan Kembali tersebut, Bank melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan Kontra Memori Peninjauan Kembali pada tanggal 28 Desember 2005. Sampai dengan 30 Juni 2006, upaya hukum Peninjauan Kembali tersebut masih dalam proses.
On November 29, 2005, the Bank through its Legal Counsel received an Official Notification Letter from the South Jakarta District Court regarding the request for judicial review on the decision of the Supreme Court which was received by the South Jakarta District Court on March 24, 2005. In response to the request for judicial review, the Bank through its Legal Counsel filed a Judicial Review Counter Memorandum on December 28, 2005. As of June 30, 2006, the judicial review is still in the process.
Terhadap perkara lain yang terkait dengan perjanjian cessie antara Bank dengan EGP, EGP telah menggugat surat keputusan BPPN yang membatalkan perjanjian cessie (SK No. 423/BPPN/1099 tanggal 15 Oktober 1999) di Pengadilan Tata Usaha Negara yang terdaftar di bawah No. 148/G.TUN/1999/PTUN-JKT. Untuk perkara No. 148, pada tingkat kasasi Mahkamah
In other legal cases related to the cessie agreement between the Bank and EGP, EGP had filed lawsuits against IBRA’s decision letter to cancel the cessie agreement
(SK No. 423/BPPN/1099 dated October 15,
1999) at the State Administrative Court which was registered under No. 148/G.TUN/1999/ PTUN-JKT. For case No. 148, at the cassation
herein are in Indonesian language.
PT BANK PERMATA Tbk DAN ANAK PERUSAHAAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
Enam Bulan Yang Berakhir Pada Tanggal 30 Juni 2006 dan 2005
(Dinyatakan dalam jutaan Rupiah, kecuali data saham)
PT BANK PERMATA Tbk AND SUBSIDIARIES NOTES TO CONSOLIDATED FINANCIAL
STATEMENTS
Six Month Ended June 30, 2006 and 2005 (Expressed in millions of Rupiah,
except for share data)
49. MASALAH HUKUM (lanjutan) 49. LEGAL MATTERS (continued)
c. Pada tanggal 4 Mei 1999, Bank telah melakukan ambil alih agunan dari PT Atlantik Prakarsa senilai Rp40.000 melalui Perjanjian Pengikatan Jual-Beli (”PPJB”). Namun terhadap agunan yang telah diambil alih tersebut tidak dapat dilakukan perpanjangan hak karena terhadap agunan tersebut ternyata telah diletakkan sita jaminan oleh pihak ketiga (Ny. Wien Royani) melalui perkara gugatan No. 189/Pdt.G/2000/ PN.Jkt.Pst yang diajukan tanggal 12 Mei 2000. Dalam perkara gugatan dan sita jaminan yang diajukan oleh pihak ketiga tersebut, debitur Bank (PT Atlantik Prakarsa) menjadi Tergugat II, namun Bank tidak diikutsertakan sebagai pihak dalam perkara tersebut. Untuk menjaga kepentingan Bank terhadap ex-agunan yang menjadi obyek sita, maka Bank telah mengajukan permohonan intervensi terhadap perkara tersebut. Perkara tersebut telah diputus oleh Pengadilan Negeri Jakarta Pusat pada tanggal 6 Desember 2000 dengan inti putusan: menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima dan menolak gugatan Penggugat Intervensi. Pihak Penggugat maupun Bank (Penggugat Intervensi) telah mengajukan Banding melalui Pengadilan Tinggi Jakarta pada bulan Desember 2000.
c. On May 4, 1999, the Bank foreclosed the collateral from PT Atlantik Prakarsa amounting to Rp40,000 through the Sale-Purchase Binding Agreement (“Perjanjian Pengikatan Jual-Beli”) (PPJB). However, the rights on those foreclosed assets cannot be extended because such collateral is already the subject of an attachment by a third party (Mrs. Wien Royani) raised through case No. 189/Pdt.G/2000/PN.Jkt.Pst on
May12, 2000. In this case and attachment
raised by this third party, the Bank’s debtor
(PT Atlantik Prakarsa) became Defendant II;
however the Bank is not included in those cases. In order to protect the rights of the Bank on those foreclosed assets, the Bank submitted an intervention. Those cases had been decided