BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Hasil penelitian
5. Observability
F. Fokus Penelitian
Fokus penelitian ini adalah inovasi pelayanan publik pada Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Makassar, dimana inovasi pelayanan publik merupakan sebuah ide dan terobosan baru yang dilakukan oleh birokrat terkait pelayanan publik di sebuah instansi.
G. Deskripsi Fokus Penelitian
Adapun deskripsi fokus pada penelitian inovasi pelayanan publik melalui program export assistance pada Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Makassar ini yaitu:
a. Inovasi adalah implementasi dari sebuah gagasan atau ide yang baru yang berupa produk barang atau jasa dan pelayanan sebagai jawaban dan solusi dari permaalahan yang ada.
b. Pelayanan publik adalah kegiatan yang dilakukan oleh pegawai di suatu instansi dengan kelompok masyarakat untuk memenuhi kebutuhan publik.
Adapun sub fokus pada pada penelitian inovasi pelayanan publik melalui program export assistance pada Kantor pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Makassar ini, yaitu:
a. Relative Advantage (Keuntungan Relative), yaitu sejauh mana inovasi program export assistance menguntungkan masyarakat sulawesi selatan terutama para UMKM, eksportir dan calon eksportir.
Keuntungan Relative ini dapat diukur dari segi keuntungan atau nilai
lebih dari inovasi, serta nilai kebaharuan yang dapat menjadi ciri dari inovasi yang ada.
b. Compatibility (Kesesuaian), yaitu seberapa sesuai program export assistance dengan program atau pelayanan yang ada sebelumnya, serta seberapa sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Kesesuaian ini dapat diukur dari segi kesesuaian inovasi dengan nilai yang ada sebelumnya, dan kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat.
c. Complexity (Kerumitan), yatiu tingkat kerumitan dari program export assistance baik dari kerumitan untuk diakses maupun kerumitan untuk dipahamai serta kerumitan dalam implementasi. Indikator kerumitan dapat diukur dari segi efisiensi dimana inovasi dapat diterima dengan mudah dan cepat serta dapat menghemat waktu.
d. Triability (Kemungkinan Dicoba), yaitu berkaitan dengan keunggulan yang dimiliki oleh program export assistance agar dapat diadopsi.
Indikator ini dapat diukur dari sosialisasi atau uji coba, dan partisipasi masyarakat.
e. Observatibility (Kemudahan diamati), yaitu berkaitan dengan seberapa mudah cara kerja program export assistance ini dapat diamati.
Indikator observatibility ini dapat diukur dari segi kemudahan akses yaitu seberapa mudah pelayanan program export assistance ini dapat diakses.
36 BAB III
METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Lokasi Penelitian
Peneliti telah melakukan penelitian dengan waktu penelitian selama dua bulan yang dilakaukan pada tanggal 15 Juni – 15 Agustus 2022. Lokasi penelitian berada pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Makassar yang berada di Jl.Hatta No. 1, Butung, Kec. Wajo, Kota Makassar. Dan alasan memilih kantor Bea Cukai Makassar karena merupakan instansi yang menjalakan serta penggagas dari Program Export Assistance.
B. Jenis dan Tipe Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Tipe deskriptif ini berupa kalimat dan kutipan yang berasal dari wawancara, pengamatan melalui website dan sosial media, dan dokumentasi.penelitian kualitatif ini adalah salah satu cara untuk mengetahui lebih lanjut tentang inovasi pelayanan publik melalui program export assistance pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Makassar.
C. Informan Penelitian
Penentuan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling yaitu informan ditunjuk secara sengaja oleh pihak tertentu yang dianggap dapat dipercaya dan mengetahui permasalahan yang terjadi secara jelas dan terlibat langsung tentang penelitian ini sehingga memungkinkan untuk memperoleh informasi dan data yang akurat. Adapun yang menjadi informan yaitu:
No. Informan Nama Inisial
1. Team Program Export Assistance Fungsional Pemeriksa Barang
Radhian Wahyu RW
2. Team Program Export Assistance Fungsional Pemeriksa Barang
Sumarlin S
3. Team Program Export Assistance Fungsional Pemeriksa Barang
Zainal Muaffan ZM
4. Team Program Export Assistance Fungsional Administrasi Export
Nurfadilah Asis NA
5. Direktur Utama CV. Halin Nature Nusantara
Nur Hasmiah Barung
NH
Sumber: wawancara
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa teknik pengumpulan data dengan cara:
1. Teknik Pengumpulan Data Primer:
a. Wawancara
Wawancara dilakukan untuk memperoleh dan mengumpulkan informasi dengan cara bertanya langsung dengan informan terkait program export assistance agar data yang diperoleh lebih mendalam dan akurat.
b. Observasi
Melakukan pengamatan langsung di lokasi penelitian secara berulang agar dapat mengetahui kepastian antara data yang diperoleh melalui wawancara dengan fakta yang terjadi di lapangan.
2. Teknik Pengumpulan Data Sekunder:
a. Media review
Melakukan media review terhadap pemberitaan online melalui website dan sosial media terkait dengan pelaksanan program Export Assistance.
b. Dokumentasi
Dilakukan untuk memperoleh data dengan cara melakukan kajian terhadap dokumen atau catatan resmi terkait penelitian, baik berupa laporan maupun gambar.
E. Teknik Pengabsahan Data
Teknik pengabsahan data dalam penelitian ini untuk pengabsahan data penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validasi internal),
Teknik analisis data pada penelitian ini menggunakan tiga analisis, yaitu:
1. Reduksi Data, yaitu menilai hal-hal pokok yang penting dan mencari tema serta pola data.
2. Sajian Data, yaitu penyajian data dalam bentuk uraian singkat.
3. Penarikan Kesimpulan, yaitu mendeskripsikan dan memverifikasi data mulai dari awal dan melakukan pencatatan pernyataan dan sebab akibat kemudian menarik kesimpulan.
Bea Cukai Makassar memiliki Visi dan Misi, dimana Visi Bea Cukai Makassar yaitu: “Menjadi institusi kepabeanan dan cukai yang terkemuka di dunia, serta mencerminkan cita-cita tertinggi Direktorat Jenderal Bea Cukai dengan menjadi lebih baik melalui penetapan target yang menantang dan secara terus menerus terpelihara di masa depan.”.
Adapun Misi Bea Cukai Makassar diantaranya yaitu:
a. Memfasilitasi perdagangan dan industri;
b. Menjaga perbatasan dan melindungi masyarakat Indonesia dari penyelundupan dan perdagangan illegal; dan
c. Mengoptimalkan penerimaan negara di sektor kepabeanan dan cukai.
Misi ini merupakan langkah spesifik yang harus dikerjakan Bea Cukai Makassar demi tercapainya visi Direktorat Jenderal Bea Cukai.
peran serta secara keseluruhan terkait dengan besaran perdagangan, keamanan dan penerimaan merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan.
2. Tugas Pokok dan Fungsi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea Cukai Makassa
a. Tugas Pokok
Direktorat Jenderal Bea dan Cukai mempunyai tugas menyelenggarakan perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai sesuai dengan ketentuan peraturan perundang undangan.
b. Fungsi :
1) Perumusan kebijakan di bidang penegakan hukum, pelayanan dan pengawasan, optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
2) Pelaksanaan kebijakan · di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
3) Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
4) Pemberian bimbingan teknis dan supervisi di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
5) Pelaksanaan pemantauan, evaluasi, dan pelaporan di bidang pengawasan, penegakan hukum, pelayanan dan optimalisasi penerimaan negara di bidang kepabeanan dan cukai;
6) Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai;
dan
7) Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Menteri Keuangan.
c. FUNGSI UTAMA Direktorat Jenderal Bea Cukai:
1) Revenue Collector
Memungut penerimaan negara dalam rangka
a. Mengoptimalkan penerimaan negara melalui penerimaan Bea Masuk, Bea Keluar, Pajak Dalam Rangka Impor (PDRI), Cukai, dan PPH hasil Tembakau
b. Mencegah terjadinya kebocoran penerimaan Negara 2) Community Protector
Sebagai aparatur pengawasan lalu lintas barang dalam rangka melindungi kepentingan masyarakat melalui upaya-upaya:
a. Pencegahan terhadap masuknya barang-barang yang membahayakan keamanan negara;
b. Pencegahan barang-barang yang merusak kesehatan dan meresahkan masyarakat;
Program Export Assistance merupakan salah satu program yang ada di Bea Cukai Makassar yang memiliki tujuan salah satunya yaitu untuk mempermudah masyarakat mendapatkan informasi terkait ekspor tanpa harus bolak balik ke kantor Bea Cukai Makassar.
Program Export Assistance ini terdapat beberapa jenis kegiatan yang
berupa pelayanan konsultasi, edukasi terkait kegiatan perdaganagan internasional (ekspor), kolaborasi, kunjungan asistensi dan juga dapat berupa pengenalan dan pelatihan terkait tata laksana ekspor, serta pengenalan terkait potensi komoditas ekspor dan hal-hal mendasar lainnya yang terkait dengan ekspor.
Gambar 4.I. Jenis Kegiatan Program Export Assistance (Sumber web Export Assistance: https://exportassistance.my.id/hi-malis) Program Export Assistance ini merupakan pembaharuan dari kegiatan sebelumnya dimana para eksportir dan calon eksportir datang ke Bea Cukai untuk konsultasi terkait ekspor, akan tetapi dengan adanya Export Assistance ini masyarakat bisa melakukan konsultasi melalui sosial media Bea Cukai Makassar dan Export Assistance yaitu instagram @BeaCukaiMakassar @exportassistance, whatsapp bea cukai makassar serta group whatsapp khusus claon eksportir, selain itu masyarakt dapat mengakses informasi terkait ekspor di halam youtube bea cukai makassar serta staff export assistance dapat melakukan
kunjungan kepada UMKM dan calon eksportir untuk dilakukan asistensi dan edukasi.
Export Assistance ini merupakan inovasi berupa program dimana pada tahun 2019 merupakan tahap inisiasi dari pegawai Bea Cukai untuk membentuk program Export Assistance, dan pada akhir tahun 2019 melakukan pembentukan team Export Assistance, serta mensosialisasikan didalam kantor terkait konsep dan jenis kegiatan yang akan dijalankan. Akan tetapi disosialisasikan ke masyarakat pada awal tahun 2020.
Telah direncanakan dan disosialisasikan pada akhir tahun 2019, program export assistance ini memiliki tujuan yaitu untuk meningkatkan devisa negara melalui kegiatan ekspor, serta dengan melihat potensi komoditas yang dapat diekspor sehingga salah satu tujuannya juga yaitu membentuk komunitas masyarakat yang berorientasi ekspor melalui Program Export Assistance. Oleh karena itu partisipasi para UMKM dan calon eksportir merupakan salah satu fokus dan kunci utama dari kesuksesan program Export Assistance.
Setelah adanya program Export Assistance tahap-tahap dalam ekspor masih sama akan tetapi eksportir maupun calon eksportir utamanya UMKM dapat dipermudah dengan adanya konsultasi serta edukasi terkait hal-hal yang dibutuhkan dalam ekspor, menghubungkkan dengan pihak-pihak yang dapat membantu permasalahan yang dihadapi dalam ekspor seperti adanya kolaborasi
1. Relative Advantage (Keungulan Relatif)
Indikator dari relative advantage (Keuntungan relative) terdiri dari dua sub indikator yaitu a) Inovasi harus memiliki nilai lebih serta keuntungan dibandingkan dengan yang ada sebelumnya; b) dalam sebuah inovasi harus terdapat nilai kebaharuan yang dapat menjadi pembeda dan ciri dari sebelumnya.
a) Inovasi harus memiliki nilai lebih serta keuntungan dibanding dengan yang ada sebelumnya
Sebuah inovasi harus memiliki nilai lebih serta keuntungan dibandingkan dengan yang ada sebelumnya, artinya bahwa pada inovasi program Export Assistance ini harus memiliki keunggulan dari segi manfaat serta keuntungan jika dibandingkan dengan yang ada sebelumnya. Hal ini dapat dilihat dari seberapa banyak nilai lebih yang dimiliki dan seberapa besar manfaat atau dampaknya kepada masyarakat dan negara.
Adapun hasil wawancara yang dilakukan peneliti dengan staff Export Assistance yaitu Radhian Wahyu mengatakan bahwa:
“Keuntungan dari program Export Assistance ini bukan hanya menguntungkan masyarakat atau UMKM akan tetapi juga sangat menguntungkan bagi negara karena dapat meningkatkan devisa negara, karena seperti kita ketahui bahwa dalam ekspor menggunakan mata uang USD jadi para eksportir pasti akan menukar uang dalam bentuk Rupiah yang dapat menambah devisa negara. Program ini juga sejalan dengan program pemerintah yaitu PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional).”
Berdasarkan dari has il wawancara diatas dengan informan, maka dapat disimpulkan bahwa keuntungan relatif dari program Export Assistance ini yaitu dapat menambah dan meningkatkan devisa negara. Dan juga seperti kita ketahu bahwa semakin tinggi ekspor suatu negara maka semakin bagus juga perekonomian negara tersebut.
Kemudian S yang juga merupakan staff Export Assistance menambahkan terkait keuntungan relatif dari program Export Assistance:
“Kalau keuntungan dari Export Assistance untuk masyarakat utamanya para eksportir dan calon eksportir salah satunya yaitu dapat mempertumakan mereka. Jadi kegiatan kopdar ada eksportir dari Makassar yang saat itu lagi membutuhkan supplier kelapa dan bertemu dengan supplier yang bisa supply dari selayar saat kopdar, dan akhirnya mereka kerja sama. Jadi Export Assistance ini sangat bermanfaat bagi masyarakat utamanya para UMKM.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari program Export Assistance yaitu salah satunya dapat menpertemukan antar eksportir dengan supplier, dimana suplay merupakan salah satu tantangan yang sering didapatkan oleh para eksportir.
Kemudian dilanjutkan dengan NA yang merupakan staff team Export Assistance yang mengatakan bahwa:
“Manfaat Export Assistance bagi masyarakat yaitu dapat memotivasi masyarakt untuk melakukan kegiatan ekspor
yang dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dan membuka lapangan kerja.”
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat didimpulkan bahwa manfaat Export Assistance bagi masyarakat yaitu agar masyarakat termotivasi untuk melakukan kegiatan ekspor yang dapat berdampak pada perekonomian masyarakat serta dapat membuka lapangan pekerjaan.
Kemudian NH dari CV. Halin Nature Nusantara selaku eksportir mengatakan bahwa:
“Manfaat dari program Export Assistance ini yaitu bisa mendapatkan relasi beretemu dengan supplier dan para eksportir jadi ketika kita butuh barang ada yang bisa supplay, kemudian banyak materi yang bisa saya dapat dari program Export Assistance. Karena pada aplikasi Bisa Ekspor pemberian materi tidak terlalu mendalam jadi kita juga harus belajar diluar. Kemudian pada Export Assistance itu banyak yang diajarkan dan juga pemateri menjelaskan secara mendalam karena sangat mengerti dan paham terkait ekspor.”
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas diatas maka dapat disimpulkan bahwa manfaat dari program Export Assistance ini yaitu dapat memudahkan masyarakat mendapatkan relasi dari berbagai aspek serta pemberian materi ataupun informasi secara detile sehingga sangat bermanfaat bagi masyarakat terutama para eksportir maupun calon eksportir.
Gambar 4.III. Mengikuti Kegiatan Kopdar Export Assistance (sumber foto: team Export Assistance)
NO Keuntungan Manfaat
1. Meningkatkan devisa negara
Mempertemukan
Eksportir dengan Supplier (membuka relasi).
2.
Meningkatkan perekonomian masyarakat
Memotivasi masyarakat untuk melakukan kegiatan ekspor.
3.
Melalui ekspor dapat membuka lapangan kerja.
Mengedukasi masyarakat
Tabel 4.I. Keuntungan dan Manfaat Program Export Assistance (sumber: berdasarkan hasil wawancara)
Statistik perkembangan nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 - 2020 berdasarkan komoditas
Statistik perkembangan nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan Tahun 2019 - 2020 berdasarkan negara tujuan
Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Sulawesi Selatan perseptember 2021 mengalami peningkatan sebesar 31,33% jika dibandingkan dengan nilai ekspor agustus 2021. Dimana nilai ekspor pada bulan september 2021 mencapai US$ 150,09 juta, dan agustus 2021 US$
115,81 juta. Sedangkan September 2021 tercatat mengalami peningkatan sebesar 26,07 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 120,64 Juta. Adapun komoditas yang paling banyak diekspor pada bulan September 2021 yaitu Nikel ; Biji-bijian berminyak;
Besi dan baja; Garam, belerang dan kapur; serta Ikan dan Udang dengan distribusi persentase masing-masing sebesar 69,16 persen, 9,77 persen, 7,76 persen, 4,16 persen, dan 2,6 persen. Sebagian besar ekspor pada bulan September 2021 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Korea Selatan, Filipina, dan Australia, dengan proporsi masing-masing 72,18 persen, 20,56 persen, 2,65 persen, 2,27 persen, dan 0,78 persen.
Nilai ekspor yang dikirim melalui pelabuhan Sulawesi Selatan pada bulan Juni 2022 tercatat mencapai US$ 163,36 Juta. Angka ini mengalami penurunan sebesar 12,53 persen bila dibandingkan nilai ekspor bulan Mei 2022 yang mencapai US$ 186,77 Juta. Sementara itu, capaian bulan Juni 2022 tercatat mengalami peningkatan sebesar 60,40 persen dari kondisi bulan yang sama tahun sebelumnya yang mencapai US$ 101,85 Juta. Adapun komoditas yang paling banyak diekspor pada bulan Juni 2022 yaitu nikel; biji-bijian berminyak; besi dan baja; lak, getah dan damar; serta ikan dan udang dengan distribusi persentase masing-masing
sebesar 56,08 persen, 16,46 persen, 15,24 persen, 5,70 persen, dan 2,86 persen. Sebagian besar ekspor pada bulan Juni 2022 ditujukan ke Jepang, Tiongkok, Taiwan, Korea Selatan, dan Timor Leste dengan proporsi masing-masing 58,35 persen, 38,61 persen, 1,93 persen, 0,49 persen, dan 0,27 persen.
b) Inovasi harus terdapat nilai kebaharuan yang dapat menjadi pembeda dan ciri dari sebelumnya
Sebuah inovasi harus memiliki nilai kebaharuan yang dapat menjadikan pembeda dan ciri dari yang ada sebelumnya. Yang artinya bahwa program Export Assistance ini harus memiliki ciri khas dimana hal ini dapat dilihat dari perbedaan dari sistem penerapan yang ada.
Terkait nilai kebaharuan, dilakukan wawancara dengan S yang selaku staff Export Assistance dan juga sebagai Fungsional Pemeriksa Barang mengatakan bahwa:
“Dulu saat sebelum adanya program Export Assistance ini masyarakat yang langsung datang ke kantor untuk konsultasi, sekarang kita sudah mulai mengadakan webinar terkait ekspor, dan juga menyebarkan informasi di sosial media .“
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebaharuan dari program Export Assistance ini yaitu adanya sosial media explorer yang dapat memudahkan masyarakat untuk mendapatkan informasi.
Kemudian dilanjutkan oleh informan RW yang mengatakan bahwa:
“Sistem dari program Export Assistance ini yaitu kita melakukan kunjugan ke calon eksportir bahkan sampai ke daerah-daerah, seperti wajo. Akn tetapi waktu itu belum ada pandemi covid-19, jadi saat adanya covid-19 kita mulai menggunakan zoom serta sosial media agar masyarakat bisa melihat dan tertarik dengan ekspor. Dan juga kita sudah koordinasi dengan instansi terkait perdagangan serta karantina. Karena juga adanya corona serta tuntutan ekonomi nasional yang turun akhirnya kita memperbaiki sistem sampai akhirnya dibuat keputusan agar dibentuk team Export Assistance. ”
Berdasarkan wawancara yang dilakukan dengan informan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kebaharuan dari program Export Assistance ini yaitu adanya inisatif dari Bea Cukai untuk mengunjungi masyarakat dan membantu masyarakat untuk mendapatkan informasi terkait prosedur ekspor serta mengeksplore komoditas unggulan daerah masing-masing.
NA selaku staff team Export Assistance juga menambahkan bahwa:
“Seperti kita ketahui bahwa eksportir membutuh modal yang besar, jadi kita mengadakan kolaborasi dengan beberapa Bank seperti BNI Xpora dan Mandiri. Sebenarnya waktu itu posisnya lagi pandemi ekonomi menurun dan bank juga butuh nasabah jadi kita kaitkanlah dengan Export Assistance ini. Jadi masyarakat bisa konsultasi terkait masalah pembiayaan pada bank tersebut.”
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas maka dapat disimpulkan bahwa kebaharuan atau keunggulan dari
program Export Assistance ini yaitu adanya kolaborasi dengan Bank yang dapat memfasilitasi pembiayaan untuk para eksportir.
Kemudian dilakukan wawancara kepada NH sebagai masyarakat dan eksportir mengatakan bahwa:
“Keunggulan dari program Export Assistance ini yaitu karena mereka dari pemerintahan jadi aksesnya mudah untuk ke kementerian perdagangan dan sebagainya jadi kita dapat terhubung dengan pihak-pihak yang lain, misalnya kementerian perdagangan dan perbankan. Seperti kemarin saya menghadiri acara Bea Cukai dengan Bank Mandiri jadi sangat mempermudah bertemu dengan pihak yang dapat membantu kita dalam melakukan ekspor.”
Berdasarkan wawancara dengan informan diatas d maka dapat disimpulkan bahwa kebaharuan atau keunggulan dari program Export Assistance ini yaitu adanya kolaborasi dengan Bank serta mudahnya akses ke Kementerian Perdagangan dan lainnya yang dapat mempermudah para eksportir, UMKM, dan calon eksportir lainnya untuk melakukan ekspor.
2. Compatibility (Kesesuaian)
Indikator compatibility (kesesuaian) terdiri dari dua sub indikator dari indikator diantaranya yaitu: 1) inovasi harus memiliki kesesuaian dengan nilai yang ada sebelumnya agar mudah diterima dan diimplementasikan; dan 2) kesesuaian dengan kebutuhan masyarakat.
a) Inovasi memiliki kesesuaian dengan nilai yang ada sebelumnya Sebuah inovasi harus memiliki kesesuaian dengan nilai yang ada sebelumnya agar mudah dalam pengimplementasian.
Adapun wawancara yang dilakukan dengan RW sebagai salah satu staff team program Export Assistance mengatakan bahwa:
“Sudah jelas sesuai dengan nilai-nilai karena langsung dibawah undang-undang terkait PEN (Pemulihan Ekonomi Nasional) dan bea cukai sudah otomatis bagian dari PEN dan karena tugas Bea Cukai sebagai pendukung ekspor.”
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa program Export Assistance ini sudah sesuai dengan nilai-nilai yang ada sebelumnya dan juga dimana salah satu fungsi Bea Cukai sebagai pendukung ekspor.
Terkait kesesuaian nilai yang ada sebelumnya, dilakukan wawancara dengan S yang juga selaku team Export Assistance mengatakan bahwa:
“Sudah sesuai, jadi tidak ada lagi pelatihan bagi pegawai karena SDM Bea Cukai basicnya memang sudah mengetahui Undang Kepabeanan, serta Undang-Undang Cukai, dan sudah memiliki pengetahuan terkait ekspor, impor, cukai dan pengawasan barang. Jadi tinggal memfasilitasi untuk calon eksportir.”
Berdasarkan hasil wawancara diatas maka dapat disimpulkan bahwa program Export Assistance ini memang sudah sesuai dengan nilai-nilai Bea Cukai sehingga pada saat implementasi tidak perlu diadakan lagi pelatihan bagi pegawai karena semua staff sudah memiliki basic dan pengetahuan terkait bea dan cukai, ekspor, dan impor.
b) Sesuai dengan kebutuhan masyarakat
Untuk memudahkan proses adopsi dan pengimplementasian maka sebuah inovasi harus sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakt. Adapun wawancara yang dilakukan dengan RW yang mengatakan bahwa:
‘Sudah sesuai karena sudah dilaksanan lewat berbagai sosial media zoom, whatsapp, kopdar yang diadakan di cafe, konsultasi 24 jam lewat whatsapp dan klinik ekspor, tapi posisinya untuk klinik ekspor yang gabung harus sudah eksportir semua jadi kalau ada kendala disitu dikonsultasikan.”
Berdasarkan wawancara diatas maka dapat disipmulkan bahwa program Export Assistance sudah sesuai dengan kebutuhan masyarakat, dimana saat ini masyarakat banyak yang menggunakan sosial media sehingga masyarakat atau UMKM yang ingin belajar atau konsultasi terkait ekspor dapat melakukan melalui whatsapp serta dapat dengan mudah mendapatkan infromasi terkait ekspor dan kegiatan dari program Exspor Assistance ini di sosial media.
Kemudian wawancara dilanjutkan dengan NH yang mengatakan bahwa:
“Menurut ku sangat sesuai dengan kebutuhan dan sangat bagus, apalagi mereka sangat mendampingi dan mendorong seperti selalu menanyakan terkait kegiatan ekspor kita. Jadi mereka sanagat membantu dan mendampingi kita sampai bisa ekspor. Kemudian kegiatan dari programnya juga sangat bermacam-macam kayak kopdar, webinar jadi sangat bagus untuk yang memang mau belajar ekspor.”