• Tidak ada hasil yang ditemukan

Faktor Lingkungan

4.1.2.4 Hasil Observasi

Observasi dalam penelitian ini yaitu pengamatan peneliti terhadap proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari dimana yang diamati adalah siswa dan guru, sarana prasarana, serta kondisi dan suasana kelas. Dari observasi yang telah peneliti lakukan, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni tari hanya diikuti oleh sebagian kecil siswa laki-laki di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal. Adapun jumlah siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari sebanyak 20 siswa laki-laki dari 65 siswa laki-laki yang ada di kelas II sampai kelas V. Aspek yang diamat pada dimensi kesukaan, ketertarikan, perhatian, dan keterlibatan menunjukkan bahwa sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan yang diberikan guru, kurang berkonsentrasi, bergurau dengan temannya, suka bermain sendiri, serta tidak ada keterlibatan siswa untuk aktif bertanya kepada guru. Adapun hasil observasi minat belajar siswa laki-laki dari kelas II sampai kelas V selengkapnya dapat di lihat di lampiran 14.

Aspek yang diamati pada faktor yang memengaruhi kurangnya minat belajar siswa laki-laki pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari dilihat dari faktor jasmaniah dan faktor sekolah. Pada faktor jasmaniah, seluruh siswa dalam keadaan sehat dan tidak cacat. Dapat disimpulkan bahwa faktor jasmaniah tidak memiliki pengaruh yang besar dalam memengaruhi minat belajar siswa laki-laki pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Pada faktor sekolah, peneliti melihat tidak adanya relasi siswa dengan siswa dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Dimungkinkan faktor sekolah merupakan salah satu faktor yang memiliki

pengaruh yang tinggi dalam memengaruhi minat belajar siswa laki-laki pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Adapun hasil observasi faktor-faktor yang memengaruhi kurangnya minat belajar siswa laki-laki dari kelas II sampai kelas V selengkapnya dapat di lihat di lampiran 14.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan dalam mengamati guru yang mengajarkan seni tari di kelas menunjukkan bahwa guru sudah menggunakan metode mengajar yaitu metode demonstrasi. Materi tari yang diajarkan sudah sesuai karena materi tari yang diajarkan dibedakan antara siswa laki-laki dan siswa perempuan. Siswa kelas II dan III diajarkan tari Rampak. Siswa perempuan kelas IV dan V diajarkan tari Lilin, sedangkan siswa laki-laki kelas IV dan V diajarkan tari Gegala. Guru kurang membangun hubungan dengan siswa, guru hanya memerhatikan siswa yang ada di barisan depan saja. Guru sudah memiliki kedisiplinan yaitu dengan tepat waktu dalam memulai dan mengkahiri kegiatan ekstrakurikuler seni tari serta guru bertindak tegas kepada siswa yang mengganggu jalannya proses kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Akan tetapi, guru belum menggunakan media pembelajaran yang menarik untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Jadwal pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler seni taripun bertabrakan dengan jadwal sekolah MDA/TPQ/bimbingan belajar siswa sehingga hanya sebagian kecil saja siswa laki-laki yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Guru pun tidak melakukan evaluasi ketika akhir kegiatan ektsrakurikuler seni tari. Adapun hasil observasi aspek yang diamati pada guru dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal selengkapnya dapat di lihat di lampiran 15.

Selanjutnya aspek yang peneliti amati adalah kondisi dan suasana kelas pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kondisi kelas yang digunakan kurang kondusif karena ruang kelas yang digunakan bukanlah ruang khusus praktek menari. Ruangan yang digunakan kurang luas dan tidak nyaman digunakan untuk menari. Ruang yang kurang luas membuat siswa tidak dapat bebas bergerak. Suasana kelaspun kurang kondusif karena suasana kelas ramai, siswa laki-laki sulit diatur, dan suka bermain sendiri. Lingkungan sekitar sekolah dekat dengan jalan raya, tetapi tidak mengganggu kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Adapun hasil observasi aspek kondisi dan suasana kelas pada kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal selengkapnya dapat di lihat di lampiran 17.

Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi peneliti di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal menunjukkan bahwa SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal kurang memiliki sarana prasarana untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi peneliti di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal menunjukkan bahwa SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal belum memiliki sarana yang lengkap untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal belum memiliki kaset/DVD/VCD tari yang digunakan dalam kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Kaset/DVD/VCD yang digunakan ketika kegiatan ekstrakurikuler seni tari berlangsung adalah milik guru yang mengajar ekstrakurikuler seni tari yaitu guru yang didatangkan dari luar untuk mengajar ekstrakurikuler seni tari. Adapun sarana yang tidak dimanfaatkan atau digunakan dengan maksimal oleh pihak guru dan sekolah dalam menunjang

pembelajaran atau kegiatan ekstrakurikuler seni tari, yaitu LCD.

Selain sarana, prasarana juga dibutuhkan untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. Hasil penelitian yang diperoleh dari observasi peneliti di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal menunjukkan bahwa SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal tidak memiliki prasana untuk menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari. SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal belum memiliki ruangan khusus untuk praktek menari saat kegiatan ekstrakurikuler seni tari berlangsung. Kegiatan ekstrakurikuler seni tari dilaksanakan di ruang kelas III dengan banyak kursi di dalamnya. Ruang yang digunakan kurang luas dan membuat siswa tidak dapat bergerak bebas. Adapun hasil observasi sarana dan prasaran yang menunjang kegiatan ekstrakurikuler seni tari di SD Negeri Panggung 2 Kota Tegal selengkapnya dapat di lihat di lampiran 16.