• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN

1. Observasi pendahuluan

Observasi pendahuluan dilaksanakan pada hari Jumat, 13 Agustus 2010 . Guru mitra dalam penelitian ini adalah Bapak Yohanes Iwan Prasetyo, S.Pd sebagai guru bidang studi Akuntansi. Jumlah siswa kelas XII IPS 3 pada tahun ajaran 2010-2011 sebanyak 30 siswa yang semuanya berjenis kelamin laki-laki. Dalam observasi pendahuluan ini, ada tiga hal yang diobservasi yaitu guru, siswa, dan kelas. Berikut dapat diuraikan hasil observasi pendahuluan:

a. Observasi guru (observing teacher)

Kegiatan guru selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan guru (lampiran 12, halaman 149). Pada awal kegiatan pembelajaran guru memasuki ruangan kelas, mengucapkan salam, dan memeriksa kesiapan siswa. Selanjutnya, guru mengulas kembali materi sebelumnya dan mengkaitkannya dengan materi yang akan disampaikan pada hari itu. Guru melakukan tanya jawab dengan siswa. Tujuan dilakukan apersepsi tersebut adalah untuk mengingatkan kembali pembelajaran yang telah lalu dan merangsang perhatian siswa untuk memasuki materi yang akan dipelajari. Pada kegiatan inti pembelajaran, guru menjelaskan materi pembelajaran dengan berdasarkan metode ceramah. Selesai menyampaikan materi pembelajaran, guru membahas pekerjaan rumah yang telah diberikan kepada para siswa pada pertemuan sebelumnya. Pekerjaan rumah tersebut dibahas dengan meminta siswa satu per satu secara bergantian untuk maju ke depan kelas mengerjakan soal-soal latihan di papan tulis. Selama proses pembahasan ini, guru memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk merangsang pengetahuan mereka. Namun demikian hanya beberapa siswa yang mau menjawab pertanyaan guru tersebut. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa guru kurang memotivasi

siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung sehingga ada siswa yang terlihat bosan. Cukup banyak dari mereka bercerita sendiri-sendiri dengan temannya di dalam kelas. Guru memang telah berusaha mengaktifkan siswa, namun proses pembelajaran yang cenderung monoton menyebabkan siswa memiliki motivasi yang rendah dalam mengikuti proses pembelajaran. Pada akhir pembelajaran, guru mengucapkan salam penutup dan soal-soal yang belum sempat dibahas akan dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya.

Berikut ini disajikan rangkuman awal observasi terhadap perilaku atau aktivitas guru selama proses belajar mengajar berlangsung (lampiran 13 halaman 151 ) :

Tabel 5.1

Hasil Observasi Terhadap Aktivitas Guru sebelum Penerapan Metode Role Playing

NO. ASPEK YANG DIAMATI SKOR

I 1. 2. II 1. 2. PRA PEMBELAJARAN

Memeriksa kesiapan ruang, alat pembelajaran, dan media

Memeriksa kesiapan siswa

MEMBUKA PEMBELAJARAN Melakukan kegiatan apersepsi

Menyampaikan kompetensi yang akan dicapai dan rencana kegiatannya

1 2 4 5 1 2 4 5

1 2 4 5 1 2 4 5

III A. 1. 2. 3. 4. B. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. KEGIATANINTI PEMBELAJARAN

Penguasaan materi pelajaran

Menunjukkan penguasaan materi pembelajaran

Mengaitkan materi dengan pengetahuan lain yang relevan

Menyampaikan materi sesuai dengan hirarki belajar

Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan

Pendekatan/strategi pembelajaran Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi yang akan dicapai Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa

Melaksanakan pembelajaran secara runtut

Melaksanakan pemelajaran yang terkoordinasi

Melaksanakan pembelajaran yang bersifat kontekstual

Mengakomodasi adanya keragaman budaya Nusantara

Melaksanakan pembelajaran yang memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif

Melaksanakan pembelajaran sesuai 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

C. 1. 2. 3. 4. D. 1. 2. 3. 4. 5. 6. E. 1. 2.

dengan waktu yang dialokasikan Pemanfaatanmedia

pembelajaran/sumber belajar

Menunjukkan keterampilan dalam menggunakan media

Menghasilkan pesan yang menarik Menggunakan media secara efektif dan efisien

Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media

Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa

Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran

Merespons positif partisipasi siswa Memfasilitasi terjadinya interaksi guru-siswa dan siswa-siswa

Menunjukkan sikap terbuka terhadap respons siswa

Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif

Menumbuhkan keceriaan dan antusiasme siswa dalam belajar

Kemampuan khusus dalam pembelajaran bidang studi

Menumbuhkan sikap ekonomis Menumbuhkan sikap produktif

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

F. 1. 2. 3. 4. G. 1. 2. 3. IV A. 1. 2. B. 1. 2.

Penilaian proses dan hasil belajar Melakukan penilaian awal

Memantau kemajuan belajar

Memberikan tugas sesuai dengan kompetensi

Melakukan penilaian akhir sesuai dengan kompetensi

Penggunaan bahasa

Menggunakan bahasa lisan secara jelas dan lancar

Menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar

Menyampaikan pesan dengan gaya yang sesuai

PENUTUP

Refleksi dan rangkuman pembelajaran

Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa

Menyusun rangkuman dengan melibatkan siswa

Pelaksanaan tindak lanjut

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai bagian remidi

Memberikan arahan, kegiatan, atau tugas sebagai pengayaan

1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5 1 2 4 5

Selain melakukan observasi terhadap perilaku guru di kelas, peneliti juga melakukan wawancara kepada guru. Dari hasil

wawancara diketahui bahwa selama ini guru lebih banyak menggunakan metode ceramah, presentasi kelompok diskusi dan latihan soal. Guru lebih suka menggunakan metode ceramah karena dengan metode ini, guru dapat lebih cepat menyelesaikan materi yang harus disampaikan pada siswa. Pola pengajaran yang diterapkan oleh guru adalah guru menjelaskan materi pelajaran, kemudian guru memberikan soal kepada siswa. Pemberian soal dilakukan oleh guru untuk menguji pemahaman dan daya serap pembelajaran. Namun, metode yang diterapkan oleh guru ini dirasakan masih belum begitu membantu siswa untuk memahami materi siklus akuntansi perusahaan jasa. Metode ceramah tidak terlalu efektif digunakan, tergantung materinya. Selain metode ceramah, guru juga menggunakan metode presentasi untuk bab jurnal penyesuaian dan metode kelompok. Hasil wawancara tersaji dalam lampiran 14, halaman 153.

b. Observasi siswa (observing student)

Perilaku siswa selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan siswa (lampiran 15, halaman 154). Sebelum memasuki pembelajaran, siswa terlebih dahulu mempersiapkan diri untuk mengikuti pembelajaran. Setelah mempersiapkan diri, siswa menyimak penjelasan guru tentang materi yang diajarkan. Pada saat penjelasan materi, ada yang memang mendengarkan penjelasan dengan baik dan adapula yang

kurang fokus terhadap materi yang diajarkan, misalnya terdapat siswa yang sibuk dengan kegiatannya sendiri, ngobrol dengan temannya, sembrono, tidak mengerjakan soal latihan dll. Pada pembelajaran ini, siswa cenderung pasif. Di sini terlihat jelas bahwa siswa merasa jenuh dengan proses pembelajaran dengan menggunakan metode yang digunakan guru dalam pembelajaran. Pada pertengahan pembelajaran, guru meminta siswa untuk mengerjakan soal-soal latihan atau membahas PR yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Satu per satu siswa yang ditunjuk oleh guru secara bergantian maju ke depan untuk menuliskan jawaban atas pekerjaan rumah mereka dan kemudian dicocokkan. Tetapi, tidak semua siswa menanggapi dengan antusias jawaban siswa atas soal yang dituliskan teman mereka di papan tulis. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tidak memiliki hasrat dan kebutuhan akan belajar. Peneliti menduga kondisi seperti ini dikarenakan siswa merasa bosan dengan kegiatan rutin mengerjakan soal-soal latihan dan metode ceramah guru tersebut. Dengan kata lain tidak ada kegiatan yang menarik selama proses pembelajaran. Dari rangkaian kegiatan siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut (lampiran 16, halaman 155 ):

Tabel 5.2

Hasil Observasi terhadap Aktivitas Siswa

No Aspek yang diamati Ya Tidak Keterangan 1 Siswa siap mengikuti

proses pembelajaran √ Ada beberapa siswa yang tidak siap mengikuti pembelajaran. 2 Siswa memperhatikan penjelasan guru √ Ada sebagian siswa saja yang memperhatikan penjelasan guru. 3 Siswa menanggapi pembahasan pelajaran. √ Tidak semua siswa menanggapi pembahasan pembelajaran 4 Siswa mencatat hal-hal

penting

√ Tidak semua

siswa 5 Siswa mengerjakan tugas

dengan baik

√ Ada yang

serius dan ada yang sembrono c. Observasi kelas (observing classroom)

Secara fisik ruang kelas XII IPS 3 sangat memadai untuk proses belajar mengajar. Fasilitas yang disediakan di kelas tersebut adalah LCD, papan tulis, meja guru, kursi guru, kursi siswa, meja untuk siswa, dan papan pengumuman. Selain itu, di dalam kelas juga disediakan buku untuk mencatat kemajuan kelas.

Keadaan kelas tersebut sangat terbuka dengan tidak ada jendela menimbulkan kerawanan atau gangguan suasana dari luar kelas. Pencahayaan kelas juga sudah cukup baik. Lingkungan kelas sudah cukup kondusif untuk pembelajaran. Selain itu, suara kendaraan

yang lalu lalang di jalan juga tidak begitu mengganggu aktivitas yang ada di kelas. Suasana serta aktivitas kelas selama proses pembelajaran tampak dalam catatan anekdotal hasil observasi kegiatan kelas (lampiran 17, halaman 156 ).

Selain melakukan pengamatan terhadap kelas, peneliti juga melakukan wawancara terhadap guru dan beberapa siswa ( lampiran 18,19, halaman 158,159 ). Suasana kelas pada awal pembelajaran cukup kondusif. Mereka sungguh sangat terbantu dalam belajar dengan suasana kelas yang kondusif. Namun para siswa kadang juga merasakan suasana kelas kurang kondusif, tetapi secara umum bisa dikatakan bahwa para siswa merasa mampu menyerap pelajaran dengan baik. Hal ini terlihat bahwa hampir seluruh siswa sudah siap dan nyaman mengikuti pembelajaran. Guru juga menilai bahwa ruangan kelas ini sudah cukup. Ruangan kelas memiliki sirlulasi udara dan ruang gerak yang agak leluasa. Hal ini membuat para siswa menjadi nyaman dalam belajar.

Berdasarkan hasil observasi pada guru, perilaku siswa, dan suasana kelas serta wawancara dengan guru, dapat disimpulkan bahwa selama pembelajaran berlangsung guru cenderung hanya menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan latihan soal saja. Peneliti menduga bahwa pemilihan metode guru tersebut membuat guru lebih dapat menghemat waktu dan juga mudah dalam menyampaikan materi yang diajarkan. Kurangnya variasi dalam pembelajaran membuat siswa

cenderung akan lebih cepat merasa bosan sehingga akan mencari kesibukan sendiri seperti ngobrol dengan temannya, mengganggu teman yang lain, tidak mengerjakan soal latihan yang membuat perhatian mereka terpecah belah sehingga memicu suasana kelas menjadi kurang kondusif dan menghambat proses kegiatan belajar mengajar. Pada saat latihan soal, jika siswa mengalami kesulitan dalam mengerjakan latihan soal tersebut, guru meminta siswa untuk tidak sungkan-sungkan bertanya dan jika perlu berdiskusi dengan temannya. Hal ini bertujuan agar siswa bisa bekerja sama dengan baik dan juga bisa mempermudah dalam mengerjakan latihan soal tersebut. Secara keseluruhan, terlihat bahwa peranan guru lebih dominan dibanding dengan siswa, peran aktif siswa dalam pembelajaran sangat kurang. Idealnya untuk saat ini dalam suatu kegiatan belajar mengajar, siswa lebih berperan aktif dalam memahami pengetahuan dengan kemampuan yang dimilikinya baik itu dalam hal bertanya, membaca, diskusi, berpendapat, dll.

Berdasarkan uraian di atas, dapat ditemukan bahwa permasalahan pembelajaran yang terjadi adalah rendahnya pemahaman serta keterlibatan dari siswa selama proses pembelajaran. Hal ini terlihat dari kegiatan siswa selama proses pembelajaran berlangsung baik dalam hal bertanya, menjawab pertanyaan, mengemukakan pendapat, mengerjakan tugas, dan interaksi dalam diskusi dirasa masih kurang. Peneliti menduga bahwa akar permasalahan tersebut terlihat dari

beberapa aspek yang diantaranya adalah kecenderungan siswa dalam mengikuti pelajaran menggunakan metode yang kurang bervariasi sehingga semangat untuk belajar kurang, guru kurang menggali pemikiran dan pengetahuan siswa sehingga siswa tidak berani untuk bertanya, mengemukakan ide/pendapatnya, berdiskusi dengan baik, kurangnya interaksi yang baik antara guru dengan siswa. Dampaknya hasil-hasil belajar siswa kurang memuaskan. Dari berbagai permasalahan tersebut, alternatif pemecahan masalah tersebut adalah perlunya menciptakan suatu proses pembelajaran yang bervariasi, dapat lebih menggali pemahaman siswa, melatih mental siswa untuk lebih berani mengungkapkan sesuatu, lebih percaya diri, lebih bertanggung jawab, dan tentunya yang mendorong terciptanya suasana pembelajaran yang harmonis baik antara guru dengan siswa maupun antar siswa. Maka dari itu, guru diharapkan mampu menerapkan suatu metode pembelajaran yang berbeda dan bervariasi. Terdapat beberapa metode pembelajaran yang dapat diterapkan oleh guru dimana masing-masing metode pembelajaran memiliki langkah-langkah yang berbeda-beda.

Berdasarkan kondisi pembelajaran tersebut, maka peneliti bersama dengan guru mitra bermaksud untuk menerapkan metode role playing untuk memperbaiki proses belajar mengajar dalam pembelajaran siklus akuntansi perusahaan jasa. Penerapan metode tersebut dilakukan atas dasar pemikiran bahwa jika siswa dilibatkan secara aktif dalam pembelajaran, maka siswa akan lebih mudah dalam

memahami materi yang sedang dipelajari. Penerapan metode role playing dalam pembelajaran melibatkan siswa secara langsung dalam proses pembuatan bukti transaksi, pencatatan ke dalam buku jurnal, sampai dengan pembuatan laporan keuangan. Dengan keterlibatan siswa secara langsung, siswa akan lebih mudah untuk mengingat apa yang pernah dipelajari. Melalui penerapan metode ini diharapkan siswa semakin memahami siklus akuntansi perusahaan jasa

2. Deskripsi Awal Pemahaman Siswa terhadap Siklus Akuntansi Perusahaan Jasa

Peneliti melakukan wawancara kepada guru mitra untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa. Dari hasil wawancara, guru menyatakan bahwa tidak semua siswa memahami. Menurut guru, kesulitannya terletak pada bagaimana mereka harus menjurnal dari bukti transaksi dan kertas kerja. Kesalahan siswa tersebut dapat mengakibatkan proses akuntansi berikutnya menjadi salah. Hasil wawancara peneliti kepada guru mitra tersaji pada lampiran 20 , halaman 160.

Pencatatan buku jurnal berdasarkan bukti transaksi sudah pernah diberikan guru kepada siswa. Guru memberikan latihan soal perusahaan jasa Charisprana. Guru mitra berharap bahwa dengan latihan soal praktik akuntansi perusahaan jasa siswa dapat memahami siklus akuntansi perusahaan jasa, mulai dari pencatatan bukti transaksi ke jurnal sampai

pada pembuatan laporan keuangan. Namun dari pengajaran seperti ini, guru mitra merasa siswa belum begitu memahami pencatatan transaksi ke dalam buku jurnal sampai dengan pembuatan laporan keuangan.

Di samping melakukan wawancara kepada guru, peneliti melakukan pre test. Pre test dimaksudkan untuk melihat sejauh mana pemahaman siswa terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa. Pre test dilaksanakan pada hari Jumat, 20 Agustus 2010. Hasil pre test dapat dilihat pada tabel berikut ini (lampiran 21 halaman 161 ):

Tabel 5.3

Hasil Pre test Siswa Kelas XII Sosial 3

No Nama

Pre-test 1 Yohanes Canggih Wijarnako 6.00 2 Stevanus Aji Kusuma 4.80

3 Samuel Sutanto 3.20

4 Robby Satya Wangsa 5.60 5 Mikhael Elsafan Setiawan 3.20 6 Markus Ivan Himawan 3.60 7 Gregorius Putut Respati 3.60 8 Gerardus Majella Brahm Satia P. 6.00 9 Antonius Bayu Anggoro 2.00 10 Alexander Widyawan Saktya N. 2.80 11 Abraham Augusta Arsent 4.00 12 Thomas Dedy Mahotama 4.40 13 Stanis Mahendra Setyawan 5.20

14 Resa Christian 6.40

15 Oktavianto Adi Prasetyo 6.00 16 Kersna Narerindra 4.00 17 Han Kristian Yuda Pramudita 6.00 18 Gentur Wiku Pribadi 2.00 19 Antonius Dian Tresno Raharjo 4.80 20 Alvonsus Rodrigues Hartono Heru 2.80 21 Yustinus Surya Adi Pramuditya 4.00 22 Tjandra Alan Hadinata 6.40

23 Stanislaus Aditya Harya Utama 3.60 24 Pratino Darma Wicaksana 2 3.60 25 Petrus Anang Setiawan 7.60 26 Ignatius Andi Dwi Prabowo 4.80 27 Hendrikus Dennis Aegiputranto 5.20 28 Claudius Barly Sadhewa 3.20 29 Bernardus Krishna Adhitya Pranata 4.80 30 Andri Erlintianto Sandi 4.80

RATA-RATA 4.48

Tabel 5.3 menunjukkan tingkat pemahaman siswa terhadap siklus akuntansi perusahaan jasa. Hasil pre test menunjukkan bahwa skor rata-rata kelas adalah 4,48. Nilai tertinggi yang dicapai siswa adalah 7,60 dan nilai terendah yang dicapai siswa adalah 2,00. Rendahnya pemahaman siswa akan siklus akuntansi perusahaan jasa ini dikarenakan konsep dasar akuntansi belum dipahami oleh siswa.

Dokumen terkait