• Tidak ada hasil yang ditemukan

Observasi

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang (Halaman 37-52)

D. Teknik Analisis Data

3. Observasi

didik, lalu guru memberi tahukan nama dari masing-masing boneka yang sudah dibagikan dapat pula anak memberi nama sendiri boneka sesuai dengan keinginannya. tidak lupa guru tetap memberlakukan aturan main sebelum bercerita sehingga anak tetap tertib selama kegiatan berlangsung, setelah masing-masing anak mendapat boneka guru akan menuntun anak didik untuk memulai bercerita secara bergiliran sesuai kelompok agar anak yang lainpun dapat mendengarkan cerita temannya dengan cara itu pula diharapkan anak dapat mengerti tentang aturan bermain dan lebih bisa bersabar menunggu giliran untuk dapat mengungkapkan pendapat dan perasaan anak didik dan melakukan tanya jawab serta terbiasa mendengar teman berbicara . guru memberikan tema persahabatan selanjutnya anak didik diabiarkan mengembangkan cerita sesuai dengan keinginan mereka namun guru tetap mengontrol kegiatan bercerita sampai akhir kegiatan, setelah selesai bercerita guru mengajak anak untuk bersama-sama menyanyikan lagu “Teddy” dan menutup kegiatan akhir dengan menyampaikan pesan-pesan moral, berdo’a dan mengucapkan surah penutup kegiatan dan syair pulang. Selanjutnya guru mengarahkan anak didik untuk keluar ruangan dengan tertib.

kemampuan bahasa reseptif anak melalui metode bercerita dengan boneka yang dilaksanakan selama 5 kali pertemuan dalam kurun waktu sebulan.

Observasi awal dilakukan pada saat kegiatan pembelajaran. Pada saat kegiatan berlangsung guru akan lebih senang dan tenang jika kegiatan pembelajaran berlangsung tenang, tertib dan teratur secara runtun mulai dari kegiatan diluar kelas dari berbaris sampai anak masuk ke dalam kelas dengan tertib dan teratur kemudian duduk dengan rapi dan tenang, mendengarkan apa yang disampaikan guru, melaksanakan kegiatan seperti apa yang diperintahkan guru tertib, teratur, tenang dan tidak berisik itulah yang diharapkan guru sehingga guru dapat menyampaikan materi dengan lancar.

Observasi selanjutnya dilaksanakan pada saat kegiatan tindakan Pembelajaran yang disesuaikan dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) fokus pada materi kemampuan pengembangan bahasa reseptif anak melalui metode bercerita dengan menggunakan boneka bercerita seperti yang terdapat dalam Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini Permen 146 Tahun 2014 pada aspek bidang pengembangan bahasa dengan indikator sebagai berikut :

1. Menceritakan kembali apa yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

Hasil observasi berikutnya adalah hasil evaluasi perkembangan bahasa yang dicapai anak didik kelompok B1 Taman Kanak-Kanak Adilika Makassar tahun pelajaran 2015/2016.

1. Pertemuan Pertama

Tabel 3.1. Hasil observasi pada pertemuan pertama pada hari Rabu tanggal 3 Desember 2015.

Aspek yang diobservasi Penilaian

BB MB BSH

1. Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

8

9

5

4

2

2

Rubrik penilaian :

1. BB : apabila anak belum mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

2. MB : apabila anak hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3. BSH : apabila anak sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kaimat yang lebih kompleks.

Berdasarkan indikator di atas dijelaskan perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak mmenunjukkan dari

15 anak yang hadir terdapat 8 anak yang belum mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak , 5 anak yang hanya mampu menceritakan kembali crita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak, dan 2 anak yang sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dengan lancar. artinya untuk menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih banyak masih malu-malu untuk berbicara didepan teman-teman. Dalam hal mengulang kalimat yang lebih kompleks terdapat 9 anak Belum Berkembang, 4 anak Mulai Berkembang dan 2 anak sudah mencapai Berkembang Sesuai Harapan yang artinya sebagian besar anak masih butuh bimbingan untuk bisa bercerita di depan kelas untuk dapat mengulang kalimat yang lebih kompleks.

2. Pertemuan Kedua

Tabel 3.2. Hasil observasi pada pertemuan kedua pada hari Senin, tanggal 7 Desember 2015

Aspek yang diobservasi Penilaian

BB MB BSH

1. Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks .

5

7

8

6

2

2

Rubrik penilaian :

1. BB : apabila anak belum mampu menceritakan kembali cerita Yang didengar dengan kosakata lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

2. MB : apabila anak hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3. BSH : apabila anak sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kaimat yang lebih kompleks.

Berdasarkan indikator di atas dijelaskan perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak menunjukkan dari 15 anak yang hadir terdapat 5 anak yang belum mampu menceritakan kembali cerita Yang didengar dengan kosakata lebih banyak dan, 8 anak hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak, dan 2 anak yang sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dengan lancar.

Artinya anak sudah mulai berani menceritakan cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak meskipun masih ada anak yang masih enggan berbicara jika guru meminta anak didik untuk meceritakan kembali cerita yang sudah didengar. Dan dalam hal Mengulang kalimat yang lebih kompleks menunjukkan terdapat 7 anak yang Belum Berkembang , 6 anak yang sudah Mulai Berkembang dan 2 anak yang Berkembang Sesuai Harapan, artinya anak sudah mulai punya keinginan untuk mengungkapkan perasaan dan pendapatnya Mengulang kalimat yang lebih kompleks meskipun guru masih perlu memberikan motivasi yang lebih kepada yang masih belum mampu mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3. Pertemuan ketiga

Tabel 3.3. Hasil observasi pada pertemuan ketiga pada hari Kamis, tanggal 10 Desember 2015

Aspek yang diobservasi

Penilaian

BB MB BSH

1. Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

5

7

8

6

2

2

Rubrik penilaian :

1. BB : apabila anak belum mampu menceritakan kembali cerita Yang didengar dengan kosakata lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

2. MB : apabila anak hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3. BSH : apabila anak sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kaimat yang lebih kompleks.

Berdasarkan indikator di atas dijelaskan perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih menunjukkan dari 15 anak yang hadir terdapat 5 anak yang belum mampu Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih , 8 anak yang sudah mampu Menceritakan sebagian kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih dan 2 anak yang sudah lancar Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih ini menunjukkan bahwa pada pertemuan yang ketiga ini anak sudah mulai dapat menyimak apa yang diceritakan oleh guru dengan sudah mulai sedikit menceritakan garis besar cerita yang disampaikan guru. Sedangkan untuk Mengulang kalimat yang lebih kompleks.menunjukkan terdapat 7 anak masih Belum Berkembang, 6 anak Mulai Berkembang, dan 2 anak sudah Berkembang Sesuai Harapan, artinya anak sudah mulai berani mengungkapkan keinginan, perasaan

Mengulang kalimat yang lebih kompleks lewat stimulasi yang dilakukan oleh guru dengan memancing anak untuk mengungkapkan keinginan anak untuk bercerita.

4. Petemuan Keempat

Tabel 3.4. Hasil observasi pada pertemuan keempat pada hari Senin, tanggal 14 Desember 2015.

Aspek yang diobservasi

Penilaian

BB MB BSH

1. Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3

4

5

5

7

6

Rubrik penilaian :

1. BB : apabila anak belum mampu menceritakan kembali cerita Yang didengar dengan kosakata lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

2. MB : apabila anak hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3. BSH : apabila anak sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kaimat yang lebih kompleks.

Berdasarkan indikator di atas dijelaskan perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak menunjukkan dari 15 anak yang hadir terdapat 3 anak yang sudah mampu Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih , 5 anak yang sudah dapat menceritakan sebagian Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih banyak, dan 7 anak yang sudah lancar Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih banyak, hal ini menunjukkan bahwa dengan seringnya anak didik mendapatkan materi yang berulang dengan cerita yang berbeda anak akan semakin terbiasa untuk menyimak lebih baik lagi apa yang sudah diceritakan oleh guru dengan menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh guru disela-sela cerita yang dibawakan, dan membiasakan anak untuk lebih memperhatikan guru ketika bercerita maka akan lebih mudah bagi anak didik menyimak apa yang di ceritakan oleh guru dan dapat menceritakan kembali cerita yang didengar dari guru secara sederhana. Sedangkan dalam hal mengulang kalimat yang lebih kompleks menunjukkan bahwa 4 anak masih Belum Berkembang, 5 anak Mulai Berkembang, dan 6 anak sudah Berkembang Sesuai Harapan.

Menunjukkan bahwa semakin anak dapat menyimak cerita yang dibawakan oleh guru maka akan semakin mudah bagi anak didik untuk dapat mengungkapkan keinginan, perasaan dan pendapat anak didik mengulang kalimat yang lebih kompleks.

5. Pertemuan Kelima

Tabel 3.5. Hasil observasi pada pertemuan kelima pada hari Sabtu, tanggal 19 Desember 2015.

Aspek yang diobservasi

Penilaian

BB MB BSH

1. Menceritakan kembali cerita yang di dengar dengan kosakata yang lebih.

2. Mengulang kalimat yang lebih kompleks.

1

1

4

3

10

11

Rubrik penilaian :

1. BB : apabila anak belum mampu menceritakan kembali cerita Yang didengar dengan kosakata lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

2. MB : apabila anak hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kalimat yang lebih kompleks.

3. BSH : apabila anak sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dan mengulang kaimat yang lebih kompleks.

Berdasarkan indikator di atas dijelaskan perkembangan kemampuan bahasa reseptif anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih menunjukkan dari 15 anak

yang hadir tersisa 1 anak yang Belum mampu menceritakan kembali cerita Yang didengar dengan kosakata lebih banyak. 4 anak yang hanya mampu menceritakan sebagian cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak, dan 10 anak yang sudah mampu menceritakan kembali cerita yang didengar dengan kosakata yang lebih banyak dengan lancar, hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar anak didik sudah dapat menyimak apa yang sudah didengar, walaupun pada pertemuan yang kelima ini guru mencoba teknik yang baru untuk lebih menyakinkan guru apakah anak didik dapat menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh teman ketika terjadi percakapan antar teman. Dan dalam hal mengulang kalimat yang lebih kompleks, menunjukkan bahwa tersisa 1 anak yang Belum Berkembang, 3 anak yang Mulai Berkembang, dan 11 anak sudah Berkembang Sesuai Harapan. Hal ini menunjukkan bahwa hampir semua anak sudah berani menunjukkan keberanian mengungkapkan keinginan, perasaan dan pendapat anak melalui bercerita sesama teman maupun dengan guru

4. Refleksi

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan Pada kegiatan pembukaan dan penutup, guru dapat menggali pengalaman-pengalaman yang telah dimiliki oleh anak serta menghubungkannya dengan pengalaman-penglaman baru yang akan didapatkan anak melalui kegiatan bercerita.

Selama 5 kali pertemuan dapat dinyatakan sudah terlaksana dalam artian bahwa semua kegiatan peningkatan kemampuan sudah tercapai dengan baik sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Hal ini dapat terlihat dari pengamatan yang dilakukan oleh guru secara maksimal untuk mampu meningkatkan kemampuan bahasa reseptif anak melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka yang dibawakan oleh guru yang diawali dengan kegiatan bercerita oleh guru dan diakhiri dengan kegiatan bercerita antar sesama teman secara mandiri didepan kelas.

Sebelum guru melakukan pengembangan kegiatan belajar metode bercerita dengan boneka kemampuan bahasa reseptif anak didik sangat kurang walaupun guru menggunakan teknik bercerita dengan media yang lain, namun setelah guru melakukan pengembangan pembelajaran metode bercerita dengan media boneka maka kemampuan bahasa reseptif anak didik terjadi peningkatan karena dengan kegiatan bercerita dengan boneka kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, anak lebih termotivasi untuk belajar tentunya tetap dalam bimbingan dan pengawasan guru.

Setelah melakukan tindakan pembelajaran, hasil penelitian menunjukkan bahwa kelemahan yang terdapat dalam metode bercerita dengan boneka dapat teratasi karena pada kelemahan pertama yaitu anak menjadi passif dapat diatasi oleh guru dengan memberikan pertanyaan disela-sela guru bercerita serta mengajak anak bersuara seperti suara binatang yang sedang diceritakan oleh guru., pada kelemahan yang kedua yaitu kurang merangsang perkembangan kreatifitas dan kemampuan anak untuk mengutarakan pendapatnya dapat teratasi

dengan memberikan boneka kepada anak untuk saling bercerita sesama teman sehingga anak dapat mengembangkan daya imajinasinya untuk bercerita dapat pula dengan cara menyanyikan lagu yang sesuai dengan cerita yang dibawakan oleh anak didik, begitupun dengan kelemahan yang ketiga yaitu daya serap atau daya tangkap anak berbeda dan masih lemah sehingga sukar memahami tujuan pokok isi cerita coba diatasi guru dengan memberikan cerita yang menarik dan sesuai dengan usia anak yang dekat dengan lingkungan sosial anak didik sehingga anak didik dapat lebih mudah memahami isi cerita yang dibawakan oleh guru.

Dan pada kelemahan yang keempat yaitu cepat menumbuhkan rasa bosan apabila penyajiannya tidak menarik inipun coba diatasi guru dengan memberikan cerita yang menarik dengan durasi waktu tidak lebih dari 15 menit menggunakan teknik bertutur yang baik, intonasi yang berbeda dan menirukan suara yang sesuai dengan karakter tokoh cerita dengan demikian anak akan lebih tertarik mendengarkan ceritanya.

a. Pembahasan.

Berdasarkan hasil observasi dalam kegiatan bercerita menggunakan boneka untuk mengembangkan kemampuan bahasa reseptif anak di kelompok B1 taman kanak-kanak Adilika Makassar dilihat dari kondisi awal, diperoleh gambaran bahwa peningkatan kemampuan bahasa reseptif anak melalui kegiatan bercerita menggunakan boneka masil relatif rendah, pertemuan kedua anak didik sudah mulai tertarik untuk mengikuti bercerita dengan boneka, pertemuan ketiga sampai pertemuan keempat anak didilk makin bersemangat mengikuti kegiatan bercerita dengan variasi cerita yang diberikan oleh guru dan pada pertemuan

kelima guru membebaskan anak mengembangkan imajinasi mereka dengan cerita yang sesuai dengan keinginan mereka hal inipun menjelaskan bahwa semakin banyak dan semakin sering anak mengungkapkan keinginan, perasaan dan pendapat mereka lewat bercerita akan semakin menambah perbendaharaan kosakata anak didik melalui percakapan antar teman dengan tetap mendapat pengawasan dari guru mana kata-kata yang baik dan tepat diucapkan.

Pengembangan pembelajaran lewat kegiatan bercerita menggunakan boneka ini terbukti dapat memberikan pengalaman belajar yang lebih menarik bagi anak Taman Kanak-Kanak. Sejalan dengan pengertian metode bercerita menurut Moeslihatun (2004:157) metode bercerita adalah salah satu pemberian pengalaman belajar bagi anak taman kanak-kanak dengan membawakan cerita kepada anak secara lisan. Cerita yang dibawakan guru secara lisan harus menarik, dan mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak TK (Moeslichatoen R, 1996), manfaat bercerita menurut Ambarwati (2009:68) bahwa bercerita merupakan kebutuhan universal manusia, dari anak-anak hingga dewasa bagi anak-anak, bercerita tidak hanya sekedar memberi manfaat, tetapi juga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan dalam meningkatkan kemampuan bercerita.

Pada tahap mengembangkan cerita guru dapat memberikan informasi-informasi tambahan yang akan memperkaya pemahaman anak tentang isi cerita yang telah disampaikan guru.

1) Guru menetapkan teknik bertutur yang akan digunakan,sehingga cerita yang disampaikan dapat tepat sasaran.

2) Penutup kegiatan bercerita dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan isi cerita.

3) Menetapkan rancangan penilaian kegiatan bercerita.

Ini diperlukan untuk menilai ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.

Perubahan yang terjadi pada anak didik di Taman Kanak-Kanak Adilika Kelompok B1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar Tahun Pelajaran 2015/2016 tidak lepas dari perhatian guru terhadap kurangnya kemampuan anak didik bercerita di depan kelas untuk mengungkapkan pikiran, perasaan dan pendapatnya yang mengadakan pengembangan pembelajaran selama kurang lebih 5 kali pertemuan dengan kegiatan bercerita dengan boneka untuk mengembangkan kemampuan bahasa reseptif anak. Menurut Prof. Dr. Tampubolon (1991:50) “ Bercerita kepada anak memainkan permainan penting bukan saja dalam menumbuhkan minat dan kebiasaan membaca, tetapi juga dalam mengembangkan bahasa dan fikiran anak”.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pelaksanaan tinakan pembelajaran yang dilakukan beserta hasil pembahasan maka penulis menarik kesimpulan bahwa kegiatan

bercerita dengan boneka dapat mengembangkan kemampuan bahasa reseptif anak didik di Taman Kanak-Kanak Adilika Kelompok B1 Kecamatan Rappocini Kota Makassar Tahun Pelajaran 2015/2016, hal ini ditandai dengan terjadinya pengembangan kemampuan bahasa reseptif anak-anak dalam hal menceritakan kembali cerita yang sudah didengar dengan kosakata yang lebih banyak serta dapat mengulang kalimat yang lebih kompleks.

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang (Halaman 37-52)

Dokumen terkait