• Tidak ada hasil yang ditemukan

Operation (Operasi) dan Maintanance

(

Pemeliharaan), serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan,

pembiayaan serta partisipasi masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai sistem drainase kepada pihak yang terl ibat baik pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara berkesinambungan.

IIssuu SSttrraatteeggiiss,, KKoonnddiissii EEkkssiissttiinngg,, PPeerrmmaassaallaahhaann,, ddaann TTaannttaannggaann DDrraaiinnaassee 44..44..33..22

A

A.. IIssuu SSttrraatteeggiiss PPeennggeemmbbaannggaann DDrraaiinnaassee

Kab/Kota wajib melakukan rumusan isu strategis pengembangan Drains e di daerah Kota Lubuk Linggau yang sedang berkembang dan membutuhkan penanganan. Dalam melakukan rumusan isu strategis ini dilakukan dengan melakukan identifikasi data dan informasi dari dokumen-dokumen perencanaan pembangunan terkait dengan p engembangan permukiman tingkat nasional maupun daerah, seperti dokumen

RPJMN, RPJMD, RTRW Kota Lubuk Linggau , Renstra Dinas, Dokumen SPPIP, Rencana

Induk Drainase dan dokumen lainnya yang selaras menyatakan isu strategis pengembangan Drainase di Kota Lubuk Linggau

Isu-isu strategis dalam pengelolaan SSiisstteemm DDrraaiinnaassee PPeerrkkoottaaaann di Indonesia antara Lain :

BBeelluumm aaddaannyyaa kkeetteeggaassaann ffuunnggssii ssiisstteemm ddrraaiinnaassee

Belum ada ketegasan fungsi saluran drainase, untuk mengalirkan kelebihan air permukaan/mengalirkan air hujan, apakah juga berfungsi sebagai saluran air limbah permukiman

(

grey water

)

. Sedangkan fungsi dan karakteristik system drainase berbeda dengan air limbah, yang tentunya akan membawa masalah pada daerah hilir aliran. Apalagi kondisi ini akan diperparah bila ada sampah yang dibuang ke saluran akibat penanganan sampah secara potensial oleh pengelola sampah dan masyarakat.

PPeennggeennddaalliiaann ddeebbiitt ppuunnccaakk

Untuk daerah-daerah yang relatif sangat padat bangunan sehingga mengurangi

luasan air untuk meresap, perlu dibuatkan aturan un tuk menyiapkan

penampungan air sementara untuk menghindari aliran puncak. Penampungan- penampungan tersebut dapat dilakukan dengan membuat sumur-sumur

resapan, kolam-kolam retensi di atap-atap gedung, didasar-dasar bangunan, waduk, lapangan, yang selanjutnya di atas untuk dialirkan secara bertahap.

KKeelleennggkkaappaann ppeerraannggkkaatt ppeerraattuurraann

Aspek hukum yang harus dipertimbangkan dalam rencana penanganan drainase permukiman di daerah adalah :

Peraturan Daerah mengenai ketertiban umum perlu disiapkan seperti pencegahan pengambilan air tanah secara besar-besaran, pembuangan sampah di saluran, pelarangan pengurugan lahan basah dan penggunaan

daerah resapan air

(wet land)

, termasuk sanksi yang diterapkan. Peraturan koordinasi dengan utilitas kota lainnya seperti jalur, k edalaman, posisinya, agar dapat saling menunjang kepentingan masing-masing. Kejelasan keterlibatan masyarakat dan swasta, sehingga masyarakat dan swasta dapat mengetahui tugas, tanggung jawab dan wewenangnya. Bentuk dan struktur organisasi, uraian tugas dan kualitas personil yang dibutuhkan dalam penanganan drainase harus di rumuskan dalam peraturan daerah.

PPeerraann SSeerrttaa MMaassyyaarraakkaatt ddaann DDuunniiaa UUssaahhaa//SSwwaassttaa

Kurangnya kesadaran dan pengetahuan masyarakat dalam pengelolaan saluran drainase terlihat dari masih ban yaknya masyarakat yang membuang sampah ke dalam saluran drainase, kurang peduli dalam perawatan saluran, maupun

penutupan saluran drainase dan pengalihan fungsi saluran drainase sebagai bangunan, kolam ikan dll.

KKeemmaammppuuaann PPeemmbbiiaayyaaaann

Kemampuan pendanaan t erutama berkaitan dengan rendahnya alokasi

pendanaan dari pemerintah daerah yang merupakan akibat dari rendahnya skala prioritas penanganan pengelolaan drainase baik dari segi pembangunan maupun biaya operasi dan pemeliharaan. Permasalahan pendanaan secara keseluruhan berdampak pada buruknya kualitas pengelolaan drainase perkotaan.

PPeennaannggaannaann DDrraaiinnaassee BBeelluumm TTeerrppaadduu

Pembangunan sistem drainase utama dan lokal yang belum terpadu, terutama masalah peil banjir, disain kala ulang, akibat banjir terbatasnya mast erplan

drainase sehingga pengembang tidak punya acuan untuk sistem lokal yang

berakibat pengelolaan sifatnya hanya pertial di wilayah yang dikembangkannya saja.

Setiap Kab./Kota wajib merumuskan isu strategis yang ada di daerah masing-masing. Isu strategi s dalam pengembangan drainase perkotaan menjadi dasar dalam pengembangan infrastruktur, serta akan menjadi landasan penyusunan program dan kegiatan dalam Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) yang lebih berpihak kepada pencapaian MDGs, yang dih arapkan dapat mempercepat pencapaian cita-cita pembangunan nasional.

KKoonnddiissii EEkkssiissttiinngg PPeennggeemmbbaannggaann DDrraaiinnaassee

Kondisi umum pembangunan Drainase di Indonesia dapat diuraikan secara garis besar adalah sebagai berikut :

roporsi rumah tangga yang telah terlayani saluran drainase dengan kondisi o

berfungsi baik/mengalir lancar mencapai 52,83%

Proporsi rumah tangga dengan kondisi saluran drainase mengalir lambat o

atau tergenang mencapai 14,49%

Proporsi rumah tangga yang tidak memiliki saluran drainase 32,68% o

Untuk menggambarkan kondisi eksisting pengembangan drainase yang telah dilakukan pemerintah Kota/Kabupaten, perlu diuraikan hal-hal berikut ini : A

Assppeekk tteekknniiss

Menguraikan dan melampirkan peta yang berisi kondisi jaringan drainase kota, baik kondisi fisik, kapas itas saluran dan fungsinya. Diuraikan juga sejauh mana sistem jaringan yang ada berfungsi dalam mengatasi masalah genangan/banjir yang terjadi. Perlu juga digambarkan mengenai daerah dan tingkat pelayanan sistem drainase yang ada dilihat dari cakupan daera h aliran sungai (DAS) dan daerah tangkapan air hujan, serta perlu di jelaskan daerah rawan genangan di Kota/Kabupaten masing-masing.

Pada aspek teknis ini perlu ditampilkan:

1. Gambar peta genangan Kota Lubuk Linggau.

sekunder termasuk jaringan jalan kota

Kondisi eksisiting pengembangan drainase sebagaimana diuraikan di atas dapat ditampilkan dalam tabel 4.46 sebagaimana dicontohkan berikut ini

Tabel 6.42

Kondisi Eksisting Pengembangan Drainase No. Jalan/LokasiNama

Saluran Panjang (m) Dimensi Luas Catchment Area (Ha) Konstruksi Saluran Kondisi Pengadaan Tinggi (m) Lebar (m) Tahun Sumber Dana Jumlah Biaya 1. 2. 3. Saluran A Saluran B Saluran C -178.441 355.552 -1 0,5 -1 0,5 -1261,2 2515 -Pasangan Batu Kali/Cor Pasangan Batu Kali/Cor -Baik, sebagian rusak berat dan sedang - -APBN dan APBD Kota

-PPeennddaannaaaann

Menguraikan kemampuan masyarakat/Pemda/Swasta dalam membiayai penyediaan serta operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana drainase perkotaan seperti pembiayaan pembangun an serta anggaran Pemda (APBD) untuk O&P sarana prasarana yang ada.

KKeelleemmbbaaggaaaann

Menguraikan organisasi pengelolaan drainase perkotaan yang mencakup bentuk organisasi (lampirkan struktur organisasi), uraian tugas, tata laksana kerja, dan sumber daya manusi a yang dimiliki. Uraian tersebut harus mencerminkan kemampuan organisasi pengelola drainase perkotaan saat ini.

PPeerraattuurraann PPeerruunnddaannggaann

Berisi peraturan perundangan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan yang dimiliki saat ini oleh masing-masing Kota Lubuk Linggau misalnya terkait tentang Struktur Organisasi dan Tupoksi pengelola, perundangan misalnya

kejadian untuk tidak bermukim di bantaran sungai atau saluran drainase, masalah pertanahan di perkotaan yang relatif rumit, dll (perda, SK walikota/kabu paten, SK

Direktur).

PPeerraann SSeerrttaa MMaassyyaarraakkaatt ddaann sswwaassttaa

Partisipasi masyarakat merupakan bagian penting dari kegiatan pembangunan sistem drainase perkotaan. Bagian ini menguraikan peran serta masyarakat dan swasta dalam pengelolaan sistem drainase perkota an yang meliputi kesediaan masyarakat peduli dan menjaga aliran drainase, penerimaan masyarakat

terhadap aturan terkait pengelolaan sistem drainase perkotaan, kegiatan-kegiatan apa yang telah dilakukan dalam mendorong peran serta masyarakat misalnya saja k egiatan kampanye dan edukasi terkait pengelolaan sistem

drainase perkotaan baik yang diselenggarakan oleh pemerintah

setempat/swasta, maupun peran masyarakat dan swasta dalam pembangunan prasarana dan sarana drainase serta operasi dan pemeliharaan sarana d an prasarana yang ada

C

C.. PPeerrmmaassaallaahhaann DDaann TTaannttaannggaann PPeennggeemmbbaannggaann DDrraaiinnaassee IIddeennttiiffiikkaassii PPeerrmmaassaallaahhaann DDrraaiinnaassee PPeerrkkoottaaaann

Kota Lubuk Linggau perlu menguraikan permasalahan yang dihadapi masing-masing dengan membandingkan antara kondisi yang ada dengan sasar an yang ingin dicapai, untuk memenuhi kebutuhan dasar

(basic need)

dan kebutuhan pengembangan

(development need)

yang ditinjau dari aspek teknis, keuangan dan kelembagaan. Selain itu, dilakukan inventarisasi persoalan setiap masalah yang sudah dirumuskan d engan mempertimbangkan tipologi serta parameter- parameter teknis yang ada di kawasan tersebut.

Dari kegiatan inventarisasi tersebut akan didapatkan data-data permasalahan teknis dan non teknis pada sub sektor drainase. Permasalahan Pembangunan Sektor Drainase di Indonesia secara umum adalah:

- Kapasitas sistem drainase tidak sesuai dengan kondisi saat ini; - Belum memadainya penyelenggaraan sistem drainase

permasalahan seperti tabel 4.47

Tabel 6.43

Identifikasi Permasalahan Pengelolaan Drainase Yang Dihadapi

Aspek Non-Teknis

Dokumen terkait