• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

F. Optimasi Formula

Setelah dilakukan uji sifat fisik dan stabilitas kemudian dilakukan

optimasi formula berdasarkan contour plot dari persamaan Simplex Lattice

Design. Tujuan dilakukan optimasi formula adalah untuk mendapatkan formula yang optimum, yaitu formula yang memenuhi karakteristik bentuk sediaan yang

baik sesuai dengan yang dikehendaki dan memenuhi parameter acceptability. Dari

contour plot sifat fisik dan stabilitas dapat ditentukan range komposisi optimum berdasarkan respon yang dikehendaki. Contour plot sifat fisik dan stabilitas

digunakan untuk memprediksi formula optimum gel. Untuk mendapatkan range

komposisi optimum formula gel UV Protection yang diprediksi berdasarkan

perbandingan komposisi optimum humectant gliserol dan sorbitol, contour plot

dari masing-masing uji baik uji sifat fisik maupun stabilitas digabung dalam

contour plot super imposed.

Optimasi formula gel UV Protection meliputi sifat fisik, yaitu daya sebar

dan viskositas serta stabilitas yang dilihat dari pergeseran viskositas setelah

penyimpanan gel selama satu bulan. Uji daya sebar dilakukan untuk menjamin

pemerataan gel dan kemampuannya menyebar saat diaplikasikan pada kulit. Daya

sebar yang rendah dapat mempersulit pemerataan sediaan pada saat diaplikasikan,

demikian pula jika sediaan gel mempunyai daya sebar yang terlalu tinggi maka

sediaan tersebut tidak acceptable dalam penggunaannya karena akan mudah

terbuang sehingga tidak efektif saat pengaplikasian pada kulit.

Dalam uji sifat fisik perlu dilakukan pengukuran viskositas karena

dapat mempersulit pengemasan maupun pengeluaran sediaan dari kemasan saat

akan diaplikasikan. Pembuatan formula optimum gel UV Protection yang didapat

dari hasil optimasi diharapkan mempunyai sifat fisik dengan viskositas yang

cukup dan daya sebar yang baik karena sifat fisik merupakan bagian dari

parameter acceptability. Selain untuk memperoleh sediaan dengan sifat fisik yang

baik, kriteria lain dari sediaan gel adalah mempunyai stabilitas yang baik.

Stabilitas gel dapat dilihat dari pengukuran viskositas gel setelah penyimpanan

selama satu bulan. Semakin kecil persentase pergeseran viskositas, maka gel

tersebut semakin stabil. Oleh karena itu, diharapkan pergeseran viskositas yang

terjadi dalam sediaan gel adalah seminimal mungkin.

1. Uji Sifat Fisik Gel

Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Simplex Lattice Design,

diperoleh persamaan untuk respon daya sebar gel adalah Y = 3,66X1 + 5,85X2 -

3,91X1X2. Berikut ini adalah profil daya sebar dari gel UV Protection:

Berdasarkan profil di atas, maka dapat diketahui bahwa profil daya sebar

sediaan gel UV Protection adalah kurva melengkung terbuka ke bawah. Hal ini

berarti bahwa interaksi kedua humectant yaitu gliserol dan sorbitol menaikkan

respon daya sebar. Profil dengan bentuk tersebut memberikan keuntungan karena

interaksi antara kombinasi kedua humectant tersebut dapat meningkatkan respon

daya sebar. Dari persamaan Simplex Lattice Design untuk respon daya sebar yang

diperoleh, maka dapat dibuat contour plot sebagai berikut:

Gambar 11. Contour plot daya sebar gel UV Protection

Berdasarkan contour plot daya sebar gel (Gambar 11), maka dapat

ditentukan range komposisi optimum gel untuk memperoleh respon daya sebar

yang dikehendaki, terbatas pada jumlah bahan yang diteliti terutama terkait

dengan perbandingan komposisi humectant gliserol dan sorbitol. Daya sebar gel

yang optimal diharapkan dapat menjamin dengan baik pemerataan gel UV

Menurut Garg et al. (2002), sediaan semisolid dapat dikelompokkan

menjadi semistiff dengan diameter penyebaran 5 cm dan semifluid dengan

diameter penyebaran antara 5-7 cm. Oleh karena sedian gel yang dibuat

digolongkan dalam sediaan semistiff, maka respon daya sebar yang dipilih adalah

diameter penyebaran 5 cm. Dalam optimasi formula gel UV Protection dipilih

respon daya sebar dengan diameter penyebaran antara 4 sampai 5 cm sehingga

diharapkan memiliki range komposisi respon daya sebar yang optimum dengan

sifat mudah dalam pemerataan gel pada saat diaplikasikan. Berdasarkan contour

plot diperoleh range komposisi optimum respon daya sebar adalah 5,67 % sorbitol : 94,33 % gliserol sampai dengan 84 % sorbitol : 16% gliserol . Formula optimum

yang diperoleh berdasarkan hasil percobaan yang memenuhi respon daya sebar 4

sampai 5 adalah formula II, III dan IV.

Nilai daya sebar yang diperoleh dari formulasi ini tidak begitu besar

karena carbopol yang digunakan sebagai basis gel merupakan gelling agent yang

bersifat sebagai bahan pengental sehingga gel yang dihasilkan memiliki viskositas

yang cukup tinggi. Larutan carbopol 1% memiliki sifat asam dengan pH 3. Dalam

penggunaan carbopol sebagai gelling agent, carbopol dinetralkan dengan TEA

(Trietanolamine) yang bersifat basa. Dengan penambahan TEA yang bersifat basa,

maka akan terjadi pemutusan lebih banyak gugus karboksil dan gaya

tolak-menolak elektrostatis antara tempat-tempat yang diserang dalam memperbesar

molekul. Hal inilah yang menyebabkan gel menjadi mengembang dan lebih kaku

(rigid). Namun, jika basa yang ditambahkan terlalu banyak, maka akan

Persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh untuk respon daya

sebar gel adalah Y = 3,66X1 + 5,85X2 - 3,91X1X2. Setelah diperoleh persamaan,

kemudian diuji dengan analisis statistik dengan uji F. Berdasarkan analisis yang

telah dilakukan ternyata persamaan yang didapatkan untuk uji daya sebar adalah

regresi. Persamaan yang didapat menunjukkan regresi artinya simpangan deviasi

antar formula lebih besar dibandingkan dengan simpangan deviasi dalam formula.

Nilai regresi persamaan respon daya sebar ditunjukkan dengan nilai F hitung

(43,40) lebih besar dari F tabel (3,35).

Tabel X. Hasil perhitungan uji F untuk respon daya sebar Sum of squares Degrees of freedom Mean squares F Regresion 1,62312 2 0,81156 43,40 Residual 0,50488 27 0,01870 total 2,128 29

Berdasarkan tabel X, dapat diketahui nilai F hitung lebih besar dari F

tabel artinya respon daya sebar yang didapatkan dari persamaan garis Y = 3,68X1

+ 3,90X2 + 2,10X1X2 adalah regresi sehingga persamaan yang diperoleh dapat

digunakan untuk memprediksi respon karena respon yang didapat dari persamaan

bernilai regresi secara statistik dengan respon pengamatan. Dengan demikian,

persamaan yang diperoleh dapat digunakan untuk memprediksi range komposisi

optimum.

Persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh untuk respon

viskositas gel adalah Y = 303,33X1 + 327,50X2 + 31,67X1X2. Persamaan yang

diperoleh kemudian diuji dengan analisis statistik uji F. Berdasarkan analisis yang

menunjukkan tidak regresi artinya simpangan deviasi antar formula lebih kecil

dibandingkan dengan simpangan deviasi dalam formula (pengukuran viskositas

dengan perlakuan repitasi pada sampel bahan yang sama). Nilai tidak regresi dari

persamaan respon viskositas ditunjukkan dengan nilai F hitung (3,15) lebih kecil

dari F tabel (3,35). Oleh karena persamaan respon viskositas bernilai tidak regresi,

maka persamaan yang diperoleh tidak dapat digunakan untuk memprediksi range

komposisi optimum viskositas gel.

Tabel XI. Hasil perhitungan uji F untuk respon viskositas Sum of squares Degrees of freedom Mean squares F Regresion 2.519,141 2 1.259,705 3,15 Residual 10.797,526 27 399,908 total 13.316,667 29

Dari persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh untuk respon

viskositas Y = 303,33X1 + 327,50X2 + 31,67X1X2,maka dapat diketahui profil

viskositas adalah sebagai berikut:

Berdasarkan gambar 12, maka dapat diketahui profil respon viskositas

gel UV Protection endapan perasan wortel adalah membentuk kurva melengkung

terbuka ke bawah yang artinya interaksi kedua humectant yaitu gliserol dan

sorbitol dapat meningkatkan respon viskositas.

Besarnya nilai viskositas diharapkan cukup optimal yaitu tidak terlalu

besar ataupun tidak terlalu kecil. Hal ini disebabkan karena nilai viskositas yang

terlalu besar akan menyulitkan saat pengemasan dan penuangan sediaan gel saat

diaplikasikan serta tidak menjamin pemerataan gel saat diaplikasikan pada kulit,

dan apabila viskositas gel terlalu kecil (encer) maka pada saat diaplikasikan pada

kulit banyak yang terbuang. Respon viskositas yang dipilih untuk menghasilkan

range komposisi optimum adalah formula gel dengan viskositas 305 dPa.s sampai 315 dPa.s. Namun, pada penelitian ini tidak diperoleh range komposisi optimum

untuk respon viskositas karena persamaan respon viskositas yang diperoleh adalah

tidak regresi secara statistik. Formula optimum berdasarkan hasil percobaan yang

memenuhi respon viskositas 305 dPa.s sampai 315 dPa.s yaitu formula II.

2. Uji Stabilitas Gel

Persamaan Simplex Lattice Design yang didapat untuk pergeseran

viskositas gel adalah Y = 3,66X1 + 5,85X2 – 3,91X1X2. Berdasarkan hasil analisis

statistik uji F, persamaan yang didapatkan untuk pergeseran viskositas adalah

tidak regresi, dimana nilai F hitung (1,18) lebih kecil dari F tabel (3,35) sehingga

respon yang didapatkan dari persamaan garis Y = 3,66X1 + 5,85X2 - 3,91X1X2

tidak dapat digunakan untuk memprediksi range komposisi optimum karena

respon pengamatan. Nilai simpangan deviasi % pergeseran viskositas setelah

penyimpanan satu bulan dalam formula pada sampel yang sama mempunyai nilai

yang lebih besar dari simpangan deviasi antar formula. Hal ini disebabkan karena

perhitungan persen pergeseran viskositas dihitung berdasarkan data pengukuran

viskositas awal dan dimungkinkan karena gel mempunyai sifat alir pseudoplastic

serta pengukuran viskositas setelah penyimpanan satu bulan tidak dilakukan

dengan replikasi, melainkan dengan perlakukan repitasi.

Tabel XII. Hasil perhitungan uji F untuk respon pergeseran viskositas Sum of squares Degrees of freedom Mean squares F Regresion 22,9956 2 11,4978 1,18 Residual 263,5756 27 9,7621 total 286,5712 29

Dari persamaan Simplex Lattice Design yang diperoleh untuk respon %

pergeseran viskositas, maka dapat diketahui profil stabilitas gel yaitu pergeseran

viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan adalah sebagai berikut:

Berdasarkan gambar 13, dapat diketahui bahwa profil pergeseran

viskositas untuk gel UV Protection endapan perasan wortel adalah kurva

melengkung terbuka ke atas, yang berarti interaksi kedua humectant menurunkan

respon % pergeseran viskositas. Hal ini sangat menguntungkan karena dengan

menggunakan kombinasi kedua humectant tidak menyebabkan meningkatnya

pergeseran viskositas sehingga diharapkan sediaan gel yang dibuat mempunyai

stabilitas yang baik. Nilai % pergeseran viskositas yang ditentukan untuk

menghasilkan range komposisi optimum adalah lebih kecil dari 5%. Namun pada

penelitian ini, tidak diperoleh range komposisi optimum untuk respon pergeseran

viskositas. Hal ini disebabkan karena persamaan Simplex Lattice Design untuk

respon pergeseran viskositas bersifat tidak regresi secara statistik. Oleh karena itu

tidak dapat ditentukan range komposisi optimum. Formula optimum berdasarkan

hasil percobaan yang memenuhi respon pergeseran viskositas <5% adalah formula

I, II, III dan IV.

Pergeseran viskositas gel diharapkan tidak terjadi atau jika terjadi

pergeseran diharapkan minimal. Hal ini disebabkan karena dengan adanya

pergeseran viskositas memperlihatkan adanya ketidakstabilan sediaan selama

penyimpanan. Semakin kecil nilai pergeseran viskositas, semakin stabil suatu

sediaan sehingga untuk nilai pergeseran viskositas dibuat lebih ketat yaitu kurang

dari 5%. Berdasarkan hasil uji viskositas setelah penyimpanan selama 1 bulan,

dapat diketahui bahwa perubahan viskositas kurang dari 5%, menunjukkan bahwa

kenampakan fisik dengan adanya perubahan viskositas tidak jauh berbeda dengan

pergeseran viskositas lebih kecil dari 5% adalah semua formula, kecuali formula

V. Formula II mempunyai nilai % pergeseran viskositas yang paling kecil di

antara keempat formula lainnya sehingga dapat dikatakan formula II mermpunyai

stabilitas yang paling baik bila dibandingkan dengan keempat formula lainnya.

Dengan variasi komposisi gliserol dan sorbitol yang optimum diharapkan

akan menghasilkan formula gel yang optimum dengan sifat fisik dan stabilitas

yang baik dan bersifat acceptable. Formula optimum dengan variasi komposisi

gliserol dan sorbitol sebagai humectant dapat diketahui melalui penggabungan

range komposisi optimum dari uji sifat fisik dan stabilitas gel yang telah dilakukan. Oleh karena hasil uji statistik F, persamaan Simplex Lattice Design

untuk viskositas dan pergeseran viskositas dinyatakan tidak regresi, maka

persamaan tersebut tidak dapat digunakan untuk memprediksi respon viskositas

dan pergeseran viskositas dan hanya diperoleh contour plot respon daya sebar,

maka tidak dapat dibuat contour plot superimposed. Dengan demikian, tidak dapat

ditentukan range komposisi optimum untuk memprediksi formula optimum gel

UV Protection.

Pada penelitian ini, dilakukan optimasi formula yang meliputi sifat fisik

(daya sebar dan viskositas) dan stabilitas (% pergeseran setelah penyimpanan

selama 1 bulan). Respon sifat fisik gel yang meliputi daya sebar dipilih range

komposisi optimum dengan diameter penyebaran 4 sampai 5 cm, respon

viskositas 305–315 dPa.s dan uji stabilitas gel yang meliputi pergeseran viskositas

setelah penyimpanan selama satu bulan dengan nilai <5%. Oleh karena hanya

diperoleh contour plot superimposed. Oleh karena itu, berdasarkan hasil

percobaan dipilih formula yang memenuhi kriteria di atas. Berdasarkan hasil

percobaan, dipilih formula II sebagai formula optimum yang menghasilkan sifat

fisik dan stabilitas yang baik.

Dokumen terkait