• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Identifikasi Baku Rifampisin, Baku Isoniazid dan Baku

4.2.2 Optimasi Laju Alir Fase Gerak

Laju alir fase gerak 0,3 mL/menit, pada perbandingan fase gerak 90%:10% diketahui bahwa pada menit 4,5 isoniazid dan pirazinamid telah terelusi (dan memisah) sehingga diubah menjadi perbandingan fase gerak menjadi 30%:70% pada menit 4,6 dan dipertahankan hingga rifampisin terelusi (hingga menit 15).

Perubahan perbandingan fase gerak pada laju alir 0,3 mL/menit dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Perubahan perbandingan fase gerak pada laju alir 0,3 mL/menit.

Waktu (menit) Fase Gerak A Fase Gerak B Elusi

0 90 10 setimbang

0-4,5 90 10 isokratik

4,5-4,6 90→30 10→70 gradien linear

4,6-15 30 70 isokratik

Laju alir 0,3 mL/menit memberikan resolusi pemisahan dan selektivitas pemisahan isoniazid dan pirazinamid adalah sebesar 4,65 dan 1,97, resolusi pemisahan dan selektivitas pemisahan pirazinamid dan rifampisin adalah sebesar 24,97 dan 4,09. Lempeng teoritikal untuk rifampisin adalah sebesar 19252, lempeng teoritikal untuk isoniazid adalah sebesar 610, lempeng teoritikal untuk pirazinamid adalah sebesar 961. Faktor ikutan untuk rifampisin adalah sebesar 1,722, faktor ikutan untuk isoniazid adalah sebesar 1,582, faktor ikutan untuk pirazinamid adalah sebesar 1,906.

Laju alir Fase Gerak 0,5 mL/menit, pada perbandingan fase gerak 90%:10% diketahui bahwa pada menit 3 isoniazid dan pirazinamid telah terelusi (dan memisah) sehingga diubah menjadi perbandingan fase gerak menjadi 30%:70% pada menit 3,1 dan dipertahankan hingga rifampisin terelusi (hingga menit 10). Perubahan perbandingan fase gerak pada laju alir 0,5 mL/menit dapat dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Perubahan perbandingan fase gerak pada laju alir 0,5 mL/menit.

Waktu (menit) Fase Gerak A Fase Gerak B Elusi

0 90 10 setimbang

0-3 90 10 isokratik

3-3,1 90→30 10→70 gradien linear

Laju alir 0,5 mL/menit memberikan resolusi pemisahan dan selektivitas pemisahan isoniazid dan pirazinamid adalah sebesar 4,52 dan 1,99, resolusi pemisahan dan selektivitas pemisahan pirazinamid dan rifampisin adalah sebesar 23,11 dan 4,17. Lempeng teoritikal untuk rifampisin adalah sebesar 13883, lempeng teoritikal untuk isoniazid adalah sebesar 522, lempeng teoritikal untuk pirazinamid adalah sebesar 910. Faktor ikutan untuk rifampisin adalah sebesar 1,474, faktor ikutan untuk isoniazid adalah sebesar 1,520, faktor ikutan untuk pirazinamid adalah sebesar 1,886.

Laju alir fase gerak 0,7 mL/menit, pada perbandingan fase gerak 90%:10% diketahui bahwa pada menit 2 isoniazid dan pirazinamid telah terelusi (dan memisah) sehingga diubah menjadi perbandingan fase gerak menjadi 30%:70% pada menit 2,1 dan dipertahankan hingga rifampisin terelusi (hingga menit 7). Perubahan perbandingan fase gerak pada laju alir 0,7 mL/menit dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9. Perubahan perbandingan fase gerak pada laju alir 0,7 mL/menit.

Waktu (menit) Fase Gerak A Fase Gerak B Elusi

0 90 10 setimbang

0-2 90 10 isokratik

2-2,1 90→30 10→70 gradien linear

2,1-7 30 70 isokratik

Laju alir 0,7 mL/menit memberikan resolusi pemisahan dan selektivitas pemisahan isoniazid dan pirazinamid adalah sebesar 4,04 dan 2,00, resolusi pemisahan dan selektivitas pemisahan pirazinamid dan rifampisin adalah sebesar 21,45 dan 4,09. Lempeng teoritikal untuk rifampisin adalah sebesar 13278, lempeng teoritikal untuk isoniazid adalah sebesar 388, lempeng teoritikal untuk pirazinamid adalah sebesar 751. Faktor ikutan untuk rifampisin adalah sebesar

1,406, faktor ikutan untuk isoniazid adalah sebesar 1,478, faktor ikutan untuk pirazinamid adalah sebesar 1,778.

Resolusi pemisahan dari ketiga kondisi (laju alir fase gerak 0,3 mL/menit, 0,5 mL/menit dan 0,7 mL/menit) yang telah lebih besar dari 1,5 dan menandakan bahwa pemisahan yang terpisah dengan sempurna. Namun pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit memiliki nilai resolusi pemisahan total yang paling optimum, dimana selisih resolusi pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit terhadap resolusi pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,3 mL/menit lebih kecil daripada selisih resolusi pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit terhadap resolusi pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,7 mL/menit.

Selektivitas pemisahan dari ketiga kondisi (laju alir fase gerak 0,3 mL/menit, 0,5 mL/menit dan 0,7 mL/menit) yang telah lebih besar dari 1 dan menandakan bahwa sistem kromatografi memiliki kemampuan dalam memisahkan atau membedakan analit yang berbeda. Namun pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit memiliki nilai selektivitas pemisahan total yang paling optimum, dimana selektivitas pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit paling besar dibandingkan dengan selektivitas pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,3 mL/menit dan selektivitas pemisahan total pada laju alir fase gerak 0,7 mL/menit.

Faktor ikutan dari ketiga kondisi (laju alir fase gerak 0,3 mL/menit, 0,5 mL/menit dan 0,7 mL/menit) memiliki nilai yang hampir berdekatan. Namun pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit memiliki faktor ikutan yang paling optimum, dimana selisih faktor ikutan pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit terhadap faktor

ikutan pada laju alir fase gerak 0,7 mL/menit lebih kecil daripada selisih faktor ikutan pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit terhadap faktor ikutan pada laju alir fase gerak 0,3 mL/menit.

Waktu analisis dan lempeng teoritikal dari ketiga kondisi (laju alir fase gerak 0,3 mL/menit, 0,5 mL/menit dan 0,7 mL/menit) memiliki nilai yang berbeda. Namun pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit memiliki kondisi yang paling optimum, dimana waktu analisis pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit sebesar 10 menit dan lempeng teoritikal yang cukup besar. Waktu analisis pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit yang sebesar 10 menit hanya berbeda 3 menit dengan waktu analisis pada laju alir fase gerak 0,7 mL/menit yang sebesar 7 menit. Tetapi lempeng teoritikal pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit lebih besar dari lempeng teoritikal pada laju alir fase gerak 0,7 mL/menit. Lempeng teoritikal pada laju alir fase gerak 0,3 mL/menit lebih besar dari lempeng teoritikal pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit. Namun waktu analisis pada laju alir fase gerak 0,3 mL/menit yang sebesar 15 menit berbeda 5 menit dengan waktu analisis pada laju alir fase gerak 0,5 mL/menit yang sebesar 10 menit. Berdasarkan data yang diperoleh, maka laju alir fase gerak yang dipilih adalah 0,5 mL/menit. Kromatogram optimasi laju alir fase gerak dapat dilihat pada Lampiran 14, halaman 150.

Dokumen terkait