• Tidak ada hasil yang ditemukan

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

5.3 Optimasi Pendapatan Petani Skala Kewilayahan

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan, penerapan budidaya padi sawah dengan metode SRI aplikasinya terdapat beberapa variasi seperti tersaji pada Tabel 5.4. Sedangkan hasil produksi dan jumlah penggunaan input produksi untuk masing-masing metode tanam per musim dapat dilihat pada Lampiran 2.

Tabel 5.4 Variasi penerapan budidaya padi sawah di Kabupaten Indramayu Variasi Metode

Tanam Pupuk Pestisida

Penerapan Air

Jumlah responden SRI 1 Tunggal Organik Organik Macak-

macak 3

SRI 2 Tunggal Campuran Anorganik Berselang 10 SRI 3 Tunggal Organik Organik Kontinyu 9

SRI 4 Ganda Organik Organik Kontinyu 8

Konvensional Ganda Anorganik Anorganik Kontinyu 60 Hasil akhir dari usaha tani padi sawah padi yaitu berupa gabah kering panen (GKP), gabah kering giling (GKG) dan beras. Gabah kering panen (GKP) adalah gabah hasil penen yang belum dijemur. Gabah kering giling (GKG) adalah hasil panen berupa gabah yang sudah dijemur sekitar 2 sampai 3 hari. Pada umumnya berat GKG sekitar 85% daripada berat GKP, sedangkan beras adalah gabah yang sudah giling, berat beras sekitar 65% dari pada GKG.

Harga jual rata-rata GKP yaitu Rp 3 700 per kilogram, petani biasanya menjual hasil penennya kepada tengkulak. Tidak ada perbedaan antara harga GKP hasil panen metode konvensional dan SRI. Sedangkan harga GKG dan beras terdapat perbedaan harga, harga gabah GKG dan beras hasil metode SRI lebih tinggi daripada metode konvensional hal ini terjadi karena beras hasil metode SRI dijual sebagai beras organik dan biasanya petani menjual beras organik kepada konsumen tertentu (perorangan) bukan kepada tengkulak. Harga jual kotor GKG dan beras metode SRI yaitu Rp 6 000/kg dan Rp 11 000/kg, sedangkan harga GKG dan beras hasil panen metode konvensional yaitu Rp 4 300/kg dan Rp 7 200/kg.

Harga jual bersih merupakan harga jual dengan memperhitungkan biaya yang dikeluarkan dari GKP menjadi GKG dan beras. Untuk penjemuran petani mengeluarkan biaya tambahan sebesar Rp 7 000/kuintal GKP, dengan rendemen 85% maka biaya pengeringan dari GKP menjadi GKG yaitu Rp 7 000/85 kg GKG atau sebesar Rp 82/Kg GKG. Sehingga harga jual bersih untuk GKG yaitu harga jual kotor GKG dikurangi dengan biaya pengeringan (Rp 4 300 – Rp 82) menjadi Rp 4 218/kg GKG. Sedangakan untuk harga jual bersih beras yaitu harga jual kotor beras dikurangi biaya penjemuran dan biaya penggilingan. Biaya penggilinga di lokasi penelitian sebesar Rp 20 000/kuintal GKG, dengan rendemen 65% maka biaya penggilingan sebesar Rp 20 000/65 kg beras atau sebesar Rp 308/kg beras. Maka harga jual bersih beras yaitu harga jual kotor beras dikurangi dengan biaya pengeringan dan biaya penggilingan (Rp 7 200 – Rp 82 – Rp 308 = Rp 6 810/kg beras). Harga jual bersih GKP, GKG dan beras dapat dilihat pada Lampiran 2.

Sumber irigasi utama untuk budidaya padi sawah di lokasi pengambilan contoh yaitu berasal dari Daerah Irigasi (D.I) Rentang yang pengelolaannya di bawah Balai Besar Wilayah Sungai Cimanuk-Cisanggarung, yang merupakan kewenangan pemerintah pusat. Ketersediaan air irigasi di D.I Rentang dapat di lihat pada tabel berikut.

Tabel 5.5 Ketersediaan air irigasi di Daerah Irigasi Rentang Musim Tanam Bulan Volume rata- rata (m3) Kehilangan (35%) Ketersediaan air (m3) MH Nov – Feb 1 656 918 526 579 921 484 1 076 997 042 MKI Mar – Jun 1 551 590 950 543 056 832 1 008 534 117 MKII Jul – Okt 301 688 143 105 590 850 196 097 293 Sumber: BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Unit Pengeloaan Bendung Rentang (2013)

Luas wilayah pelayanan irigasi DI Rentang seluas 88 262 hektar, terbagi ke dalam 3 kabupaten yaitu Kabupaten Cirebon seluas 21 079 ha (24%), Kabupaten Majalengka seluas 571 ha (1%) dan Kabupaten Indramayu seluas 66 612 ha (75%). Dengan menggunakan proporsi luas layanan irigasi tersebut, ketersediaan air irigasi di Kabupaten Indramayu untuk MH; 812 817 826 m3, MKI; 761 148 338 m3 dan MKII; 147 996 113 m3. Kebutuhan air irigasi untuk budidaya padi sawah dengan menggunakan metode konvensional yaitu 7 844.1 m3/ha, sedangkan metode SRI sebanyak 4 303.8 m3/ha (DPU 2007).

Sumber: BBWS Cimanuk-Cisanggarung, Unit Pengeloaan Bendung Rentang (2013) Gambar 5.5 Skema jaringan irigasi DI Rentang

Ketersediaan tenaga kerja di Kabupaten Indramayu untuk subsektor tanaman pangan terutama komoditas padi berdasarkan data Sensus Penduduk tahun 2010 yaitu sebanyak 370 976 orang. Luas lahan sawah yang diairi melalui DI Rentang seluas 66 612 ha atau sebesar 57.09% dari luas lahan sawah di Kabupaten Indramayu (116 675 ha). Dengan mendistribusikan petani padi secara proporsional terhadap luas lahan sawah, maka lahan sawah yang irigasinya bersumber dari DI Rentang dikelola oleh 211 790 petani. Jika diasumsikan budidaya padi sawah membutuhkan waktu selama 100 hari, dari pengolahan lahan sampai panen, maka tersedia tenaga kerja sebesar 21 179 000 HOK.

Kab. Indramayu 66,612 Ha Kab. Cirebon 21,079 Ha Kab. Majalengka 571 Ha

Berdasarkan dari informasi tersebut, maka model persamaan linear untuk optimasi pola tanam yang optimal yang memaksimumkan pendapatan petani padi sawah di Kabupaten Indramayu yaitu:

Optimasi Pendapatan Petani pada Musim Hujan (MH)

1. Seluruh areal menggunakan metode SRI dan konvensional Max Z = 3 700 J1 + 5 918 G1 + 10 610 K1 – 7 488 429 + 3 700 J2 + 4 218 G2 + 6 810 K2– 5 915 513 + 3 700 J3 + 5 918 G3 + 10 610 K3– 5 055 280 + 3 700 J4 + 5 918 G4 + 10 610 K4– 6 779 670 + 3 700 J5 + 4 218 G5 + 6 810 K5– 5 742 248 Dengan kendala-kendala sebagai berikut:

X1 + X2 + X3 + X4 + X5 ≤ 66,612 (Lahan) J1 + 1.18 G1 + 1.81 K1– 6 765.71 ≤ 0 (Produksi SRI 1) J2 + 1.18 G2 + 1.81 K2– 6 285.00 ≤ 0 (Produksi SRI 2) J3 + 1.18 G3 + 1.81 K3– 6 746.98 ≤ 0 (Produksi SRI 3) J4 + 1.18 G4 + 1.81 K4– 6 580.36 ≤ 0 (Produksi SRI 4) J5 + 1.18 G5 + 1.81 K5– 6 411.87 ≤ 0 (Produksi Konvensional) 4 303.8 X1 + 4 303.8X2 + 7 844.1X3 + 7 844.1 X4 + 7 844.1 X5 ≤ 761 148 338 (Air) 170.88 X1 + 123.57 X2 + 168.77 X3 + 147.98 X4 + 127.37 X5 ≤ 21 179 000 (Tenaga kerja)

2. Seluruh areal menggunakan metode konvensional Max Z = 3 700 J5 + 4 218 G5 + 6 810 K5– 5 742 248 Dengan kendala-kendala sebagai berikut:

X5 ≤ 66 612 (Lahan)

J5 + 1.18 G5 + 1.81 K5– 6 411.87 ≤ 0 (Produksi konvensional) 7 844.1 X5 ≤ 761 148 338 (Air)

128.37 X5 ≤ 21 179 000 (Tenaga kerja)

Optimasi Pendapatan Petani pada Musim Kering I (MKI)

1. Seluruh areal menggunakan metode SRI dan konvensional Max Z = 3 700 J1 + 5 918 G1 + 10 610 K1 – 9 289 857 + 3 700 J2 + 4 218 G2 + 6 810 K2– 5 256 528 + 3 700 J3 + 5 918 G3 + 10 610 K3– 5 598 598 + 3 700 J4 + 5 918 G4 + 10 610 K4– 7 541 354 + 3 700 J5 + 4 218 G5 + 6 810 K5– 5 478 955 Dengan kendala-kendala sebagai berikut:

X1 + X2 + X3 + X4 + X5 ≤ 66 612 (Lahan) J1 + 1.18 G1 + 1.81 K1– 6 071.43 ≤ 0 (Produksi SRI 1) J2 + 1.18 G2 + 1.81 K2– 5 234.33 ≤ 0 (Produksi SRI 2) J3 + 1.18 G3 + 1.81 K3– 5 589.84 ≤ 0 (Produksi SRI 3) J4 + 1.18 G4 + 1.81 K4– 4 789.29 ≤ 0 (Produksi SRI 4) J5 + 1.18 G5 + 1.81 K5– 5 351.44 ≤ 0 (Produksi konvensional) 4 303.8 X1 + 4 303.8X2 + 7 844.1X3 + 7 844.1 X4 + 7 844.1 X5 ≤ 147 996 113 (Air)

157.79 X1 + 111.55 X2 + 155.80 X3 + 146.77 X4 + 124.45 X5 ≤ 21 179 000 (Tenaga kerja)

2. Seluruh areal menggunakan metode konvensional Max Z = 3 700 J5 + 4 218 G5 + 6 810 K5– 5 478 955 Dengan kendala-kendala sebagai berikut:

X5 ≤ 66 612 (Lahan)

J5 + 1.18 G5 + 1.81 K5– 5 351.44 ≤ 0 (Produksi Konvensional) 7 844.1 X5 ≤ 147 996 113 (Air)

124.45 X5 ≤ 21 179 000 (Tenaga kerja)

Optimasi Pendapatan Petani pada Musim Kering II (MKII)

1. Seluruh areal menggunakan metode SRI dan konvensional Max Z = 3 700 J1 + 5 918 G1 + 10 610 K1 – 11 387 252 + 3 700 J2 + 4 218 G2 + 6 810 K2– 6 443 308 + 3 700 J3 + 5 918 G3 + 10 610 K3– 6 862 607 + 3 700 J4 + 5 918 G4 + 10 610 K4– 9 243 985 + 3 700 J5 + 4 218 G5 + 6 810 K5– 6 715 952 Dengan kendala-kendala sebagai berikut:

X1 + X2 + X3 + X4 + X5 ≤ 66 612 (Lahan) J1 + 1.18 G1 + 1.81 K1– 6 062.50 ≤ 0 (Produksi SRI 1) J2 + 1.18 G2 + 1.81 K2– 5 226.64 ≤ 0 (Produksi SRI 2) J3 + 1.18 G3 + 1.81 K3– 5 581.62 ≤ 0 (Produksi SRI 3) J4 + 1.18 G4 + 1.81 K4– 4 782.25 ≤ 0 (Produksi SRI 4) J5 + 1.18 G5 + 1.81 K5– 5 343.57 ≤ 0 (Produksi konvensional) 4 303.8 X1 + 4 303.8X2 + 7 844.1X3 + 7 844.1 X4 + 7 844.1 X5 ≤ 147 996 113 (Air) 165.64 X1 + 117.56 X2 + 162.29 X3 + 147.38 X4 + 130.09 X5 ≤ 21 179 000 (Tenaga kerja)

2. Seluruh areal menggunakan metode konvensional Max Z = 3 700 J5 + 4 218 G5 + 6 810 K5– 6 715 952 Dengan kendala-kendala sebagai berikut:

X5 ≤ 66 612 (Lahan)

J5 + 1.18 G5 + 1.81 K5– 5 343.57 ≤ 0 (Produksi Konvensional) 7 844.1 X5 ≤ 147 996 113 (Air)

130.09 X5 ≤ 21 179 000 (Tenaga kerja)

Hasil optimalisasi dengan bantuan program komputer Quantitatif Method for Window (QM for Window) di peroleh hasil sebagai berikut :

Optimasi Pendapatan Petani pada Musim Hujan (MH)

Metode tanam yang dapat memaksimal pendapatan petani jika seluruh areal ditanami tanaman padi dengan metode SRI dan konvensional pada musm hujan (MH) yaitu metode tanam SRI 3 seluas 66 612 hektar, dengan hasil yang dijual berupa beras sebanyak 248 303.8 ton, maka secara keseluruhan petani dalam kawasan tersebut akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 2.298 triliun.

Berdasarkan Tabel 5.6, sumber daya yang telah dimanfaatkan seluruhnya yaitu lahan. Nilai harga bayangan (shadow price) untuk lahan yaitu 34 494 700, hal ini berarti setiap penambahan lahan seluas satu hektar akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 34 494 700. Harga bayangan untuk produksi yaitu 5 861.88 (SRI 1, 3 dan 4) dan 3 762.43 (SRI 2 dan konvensional). Interpretasinya yaitu setiap penambahan satu kilogram GKP produksi padi dengan metode SRI organik (SRI 1, SRI 3 dan SRI 4) akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 5 861.88. Sedangkan untuk metode SRI non organik (SRI 2) dan konvensional akan menambah pendapatan sebesar Rp 3 762.43 untuk setiap satu kilogram penambahan GKP yang dihasilkan. Di sisi lain, sumber daya air dan tenaga kerja tidak seluruhnya termanfaatkan oleh petani, untuk sumber daya air masih tersisa sebanyak 290 306 600 m3 dan tenaga kerja tersisa 9 936 892 HOK.

Tabel 5.6 Hasil optimasi pendapatan petani padi sawah metode SRI pada musim hujan (MH)

Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound

GKP SRI1 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5861.88

GKG SRI1 0 999.02 5,918 -Infinity 6917.02

Beras SRI1 0 0 10,610 9,077.61 11231.56 Luas tanam SRI1 0 2,323,356 -7488429 -Infinity -5165073

GKP SRI2 0 62.43 3,700 -Infinity 3762.43

GKG SRI2 0 221.67 4,218 -Infinity 4439.67

Beras SRI2 0 0 6,810 6,697 11687.84 Luas tanam SRI2 0 16,864,920 -5915513 -Infinity 10949410 GKP SRI3 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5861.88

GKG SRI3 0 999.02 5,918 -Infinity 6917.02

Beras SRI3 248,303,800 0 10,610 9,986.72 Infinity Luas tanam SRI3 66,612 0 -5055280 -7378636 Infinity GKP SRI4 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5861.88

GKG SRI4 0 999.02 5,918 -Infinity 6917.02

Beras SRI4 0 0 10,610 9,077.61 11352.97 Luas tanam SRI4 0 2,701,097 -6779670 -Infinity -4078573 GKP Konvensional 0 62.43 3,700 -Infinity 3762.43 GKG Konvensional 0 221.67 4,218 -Infinity 4439.67 Beras Konvensional 0 0 6,810 6,697 11358.44 Luas tanam Konvensional 0 16,112,730 -5742248 -Infinity 10,370,480

Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Value Lower Bound Upper Bound

Lahan 34,494,700 0 66,612 0 103,621.50

Produksi Sri 1 5,861.88 0 0 0 Infinity

Produksi Sri 2 3,762.43 0 0 0 Infinity

Produksi Sri 3 5,861.88 0 0 -Infinity Infinity

Produksi Sri 4 5,861.88 0 0 0 Infinity

Produksi Konvensional 3,762.43 0 0 0 Infinity

Air 0 290,306,600 812,817,800 522,511,200 Infinity Tenaga Kerja 0 9,936,892 21,179,000 11,242,110 Infinity Sumber: Hasil pengolahan data (2013)

Sedangkan jika seluruh areal ditanami padi dengan metode konvensional, pendapatan maksimum yang diperoleh yaitu sebesar Rp 1.225 triliun dengan luas lahan yang ditanami padi seluas 66 612 hektar dan hasil panen dijual dalam bentuk beras sebanyak 235 971 ton. Penerapan metode konvensional pada musim hujan (MH) pendapatan petani lebih rendah 87.59% jika dibandingkan dengan penerapan metode SRI.

Tabel 5.7 Hasil optimasi pendaptan petani padi sawah metode konvensional pada musim hujan (MH)

Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound

GKP Konvensional 0 62.43 3,700 -Infinity 3762.43 GKG Konvensional 0 221.67 4,218 -Infinity 4439.67 Beras Konvensional 235,971,000 0 6,810 6,697 Infinity Luas tanam Konvensional 66,612 0 -5742248 -Infinity Infinity

Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Value Lower Bound Upper Bound

Lahan 18,381,970 0 66,612 0 103,621.50 Produksi Konvensional 3,762.43 0 0 -Infinity Infinity Air 0 290,306,600 812,817,800 522,511,200 Infinity Tenaga Kerja 0 12,628,020 21,179,000 8,550,982 Infinity Sumber: Hasil pengolahan data (2013)

Sumber daya lahan telah termanfaatkan semua. Harga bayangan (shadow price) untuk lahan yaitu 18 381 970, maknanya adalah setiap penambahan luas lahan seluas satu hektar akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 18 381 970. Sedangkan penambahan hasil produksi (GKP) akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 3 762.43 per kilogramnya. Sumber daya yang tidak termanfaatkan seluruhnya yaitu sumber daya air dan tenaga kerja. Sumber daya air masih tersisa 290 306 600 m3, sedangkan tenaga kerja masih tersisa sebanyak 12 628 020 HOK. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pada pada musim hujan (MH) mengalami kelebihan (surplus) air irigasi dan tenaga kerja.

Menurut skenario ini, jika petani menjual dalam bentuk gabah kering panen (GKP) maka akan mengurangi pendapatan sebesar Rp 62.43 per kilogramnya, sedangkan jika menjual dalam bentuk gabah kering giling (GKG) maka pendapatan petani akan berkurang sebesar Rp 221.67 per kilogramnya. Hal ini disebabkan oleh harga jual dalam betuk GKP dan GKG lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual dalam bentuk beras.

Optimasi Pendapatan Petani pada Musim Kering I (MKI)

Hasil analisis menunjukkan bahwa metode tanam yang dapat memaksimal pendapatan petani jika seluruh areal ditanami tanaman padi dengan metode SRI dan konvensional pada musm kering 1 (MKI) yaitu metode tanam SRI 3 dengan luas lahan yang ditanami padi seluas 66 612 hektar, dengan hasil yang dijual berupa beras sebanyak 205 718.5 ton, maka secara keseluruhan petani dalam kawasan tersebut akan memperoleh pendapatan sebesar Rp 1.81 triliun.

Berdasarkan Tabel 5.8, sumber daya yang telah dimanfaatkan seluruhnya yaitu lahan. Nilai harga bayangan (shadow price) untuk lahan yaitu 27 168 360, hal ini berarti setiap penambahan luas lahan seluas satu hektar akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 27 168 360. Harga bayangan untuk produksi yaitu 5 861.88 (SRI 1, 3 dan 4) dan 3 762.43 (SRI 2 dan konvensional). Interpretasinya yaitu setiap penambahan satu kilogram GKP produksi padi dengan metode SRI organik (SRI 1, SRI 3 dan SRI 4) akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 5 861.88. Sedangkan untuk metode SRI non organik (SRI 2) dan konvensional akan menambah pendapatan sebesar Rp 3 762.43 untuk setiap satu kilogram penambahan GKP yang dihasilkan. Di sisi lain, sumber daya air dan tenaga kerja tidak seluruhnya termanfaatkan oleh petani, untuk sumber daya air masih tersisa sebanyak 238 637 100 m3 dan tenaga kerja tersisa 10 800 805 HOK.

Tabel 5.8 Hasil optimasi pendaptan petani padi sawah metode SRI pada musim kering I (MKI)

Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound

GKP SRI1 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5,861.88

GKG SRI1 0 999.02 5,918 -Infinity 6,917.02

Beras SRI1 0 0 10,610 9,077.61 10868.84 Luas tanam SRI1 0 868,234.80 -9289857 -Infinity -8421622

GKP SRI2 0 62.43 3,700 -Infinity 3,762.43

GKG SRI2 0 221.67 4,218 -Infinity 4,439.67

Beras SRI2 0 0 6,810 6,697 11212.33

Luas tanam SRI2 0 12,731,090 -5256528 -Infinity 7474559

GKP SRI3 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5,861.88

GKG SRI3 0 999.02 5,918 -Infinity 6,917.02

Beras SRI3 205,718,500 0 10,610 10,328.86 Infinity Luas tanam SRI3 66,612 0 -5598598 -6466833 Infinity GKP SRI4 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5,861.88

GKG SRI4 0 999.02 5,918 -Infinity 6,917.02

Beras SRI4 0 0 10,610 9,077.61 13117.72 Luas tanam SRI4 0 6,635,482 -7541354 -Infinity -905872 GKP Konvensional 0 62.43 3,700 -Infinity 3,762.43 GKG Konvensional 0 221.67 4,218 -Infinity 4,439.67 Beras Konvensional 0 0 6,810 6,697 11042.2 Luas tanam Konvensional 0 12,512,900 -5478955 -Infinity 7,033,941

Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Value Lower Bound Upper Bound

Lahan 27,168,360 0 66,612 0 97,034.49

Produksi Sri 1 5,861.88 0 0 0 Infinity

Produksi Sri 2 3,762.43 0 0 0 Infinity

Produksi Sri 3 5,861.88 0 0 -Infinity Infinity

Produksi Sri 4 5,861.88 0 0 0 Infinity

Produksi Konvensional 3,762.43 0 0 0 Infinity

Air 0 238,637,100 761,148,300 522,511,200 Infinity Tenaga Kerja 0 10,800,850 21,179,000 10,378,150 Infinity Sumber: Hasil pengolahan data (2013)

Sedangkan jika seluruh areal ditanami padi dengan metode konvensional, pendapatan maksimum yang diperoleh yaitu sebesar Rp 976.23 miliar dengan luas lahan yang ditanami padi seluas 66 612 hektar dan hasil panen dijual dalam bentuk beras sebanyak 196 944.8 ton. Penerapan metode konvensional pada musim kering I (MKI) pendapatan petani lebih rendah 86.16% jika dibandingkan dengan penerapan metode SRI.

Sumber daya lahan telah termanfaatkan semua. Harga bayangan (shadow price) untuk lahan yaitu 14 655 470, maknanya adalah setiap penambahan luas lahan seluas satu hektar akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 14 655 470. Sedangkan penambahan hasil produksi (GKP) akan meningkatkan pendapatan sebesar Rp 3 762.43 per kilogramnya. Sumber daya yang tidak termanfaatkan seluruhnya yaitu sumber daya air dan tenaga kerja. Sumber daya air masih tersisa 238 637 100 m3, sedangkan tenaga kerja masih tersisa sebanyak 12 889 140 HOK.

Menurut skenario ini, jika petani menjual dalam bentuk gabah kering panen (GKP) maka akan mengurangi pendapatan sebesar Rp 62.43 per kilogramnya, sedangkan jika menjual dalam bentuk gabah kering giling (GKG) maka pendapatan petani akan berkurang sebesar Rp 221.67 per kilogramnya. Hal ini disebabkan oleh harga jual dalam betuk GKP dan GKG lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual dalam bentuk beras.

Tabel 5.9 Hasil optimasi pendapatan petani padi sawah metode konvensional pada musim kering I (MKI)

Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound

GKP Konvensional 0 62.43 3,700 -Infinity 3762.43 GKG Konvensional 0 221.67 4,218 -Infinity 4439.67 Beras Konvensional 196,944,800 0 6,810 6,697 Infinity Luas tanam Konvensional 66,612 0 -5478955 -Infinity Infinity

Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Value Lower Bound Upper Bound

Lahan 14,655,470 0 66,612 0 97034.49

Produksi Konvensional 3,762.43 0 0 -Infinity Infinity Air 0 238,637,100 761,148,300 522,511,200 Infinity Tenaga Kerja 0 12,889,140 21,179,000 8,289,863 Infinity Sumber: Hasil pengolahan data (2013)

Optimasi Pendapatan Petani pada Musim Kering II (MKII)

Metode tanam yang memaksimalkan pendapatan untuk musim kering 2 (MKII) yaitu penerapan metode SRI 1 seluas 34 379 hektar (51.61%), dengan produk yang dijual berupa beras sebanyak 115 151.7 ton. Pendapatan yang diperoleh petani untuk musim kering ke dua (MKII) sebesar Rp 830.274 miliar.

Tabel 5.10 menunjukkan bahwa sumber daya air telah termanfaatkan seluruhnya oleh petani. Harga bayangan (shadow price) untuk sumber daya air sebesar 5 610.11 ini berarti, setiap penambahan penggunaan air irigasi sebanyak satu meter kubik (1 m3) berpotensi meningkatkan pendapatan sebesar Rp 5 610.11, atau dengan kata lain, harga 1 m3 air irigasi yaitu sebesar Rp 5 610.1.1 Harga bayangan untuk produksi yaitu 5 861.88 (SRI 1, 3 dan 4) dan 3 762.43 (SRI 2 dan konvensional). Interpretasinya yaitu setaip penambahan satu kilogram GKP produksi padi dengan metode SRI organik (SRI 1, SRI 3 dan SRI 4) akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 5 861.88, dan Rp 3 762.43 untuk penerapan metode SRI non organik (SRI 2) dan konvensional. Sumber daya yang tidak termanfaatkan seluruhnya oleh petani yaitu sumber daya lahan dan tenaga kerja. Luas lahan yang termanfaatkan hanya seluas 34 379 hektar atau sebesar 51.61% dari luas lahan 66 612 hektar sehingga lahan yang tidak termanfaatkan seluas 32 233 hektar (48.39%), hal ini disebabkan karena ketersediaan air irigasi dari D.I Rentang tidak mencukupi untuk mengairi seluruh lahan sawah yang tersedia. Sedangkan tenaga kerja yang tidak termanfaatkan yaitu sebesar 15 484 410 HOK.

Sedangkan jika pada musim kering ke dua ditanami padi secara konvensional, maka pendapatan yang diperoleh oleh seluruh petani di kawasan tersebut sebesar Rp 252.61 miliar dengan produk yang dijual dalam bentuk beras sebanyak 55 700 620 kilogram. Penerapan metode konvensional pada musim kering II (MKII) pendapatan petani lebih rendah 228.68% jika dibandingkan dengan penerapan metode SRI. Jika petani menjual dalam bentuk gabah kering panen (GKP) dan gabah kering giling (GKG) maka pendapatan yang diperoleh akan berkurang sebesar Rp 62.43 dan Rp 221.67 untuk setiap kilogramnya. Hal ini disebabkan oleh harga jual dalam betuk GKP dan GKG lebih rendah jika dibandingkan dengan harga jual dalam bentuk beras.

Tabel 5.10 Hasil optimasi pendapatan petani padi sawah metode SRI pada musim kering II (MKII)

Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound

GKP SRI1 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5,861.88

GKG SRI1 0 999.02 5,918 -Infinity 6,917.02

Beras SRI1 115,151,700 0 10,610 9077,61 Infinity Luas tanam SRI1 34,379 0 -11387250 -Infinity Infinity

GKP SRI2 0 62.43 3,700 -Infinity 3,762.43

GKG SRI2 0 221.67 4,218 -Infinity 4,439.67

Beras SRI2 0 0 6,810 6,697 10594.68 Luas tanam SRI2 0 10,928,820 -6443308 -Infinity 4,485,515 GKP SRI3 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5,861.88

GKG SRI3 0 999.02 5,918 -Infinity 6,917.02

Beras SRI3 0 0 10,610 9077,61 16495.68

Luas tanam SRI3 0 18,150,070 -6862607 -Infinity 11,287,460 GKP SRI4 0 2,161.88 3,700 -Infinity 5,861.88

GKG SRI4 0 999.02 5,918 -Infinity 6,917.02

Beras SRI4 0 0 10,610 9077,61 20154.3

Luas tanam SRI4 0 25,217,260 -9243985 -Infinity 15,973,270 GKP Konvensional 0 62.43 3,700 -Infinity 3,762.43 GKG Konvensional 0 221.67 4,218 -Infinity 4,439.67 Beras Konvensional 0 0 6,810 6,697 17180.87 Luas tanam Konvensional 0 30,617,380 -6715952 -Infinity 23,901,430

Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Val Lower Bound Upper Bound

Lahan 0 32,233 66,612 34,379.32 Infinity

Produksi Sri 1 5,861.88 0 0 -Infinity Infinity

Produksi Sri 2 3,762.43 0 0 0 Infinity

Produksi Sri 3 5,861.88 0 0 0 Infinity

Produksi Sri 4 5,861.88 0 0 0 Infinity

Produksi Konvensional 3,762.43 0 0 0 Infinity

Air 5,610.11 0 147,996,100 0 Infinity

Tenaga Kerja 0 15,484,410 21,179,000 5,694,591 Infinity Sumber: Hasil pengolahan data (2013)

Tabel 5.11 Hasil optimasi pendapatan petani padi sawah metode konvensional pada musim kering II (MKII)

Variable Value Reduced Cost Original Value Lower Bound Upper Bound

GKP Konvensional 0 62.43 3,700 -Infinity 3762.43 GKG Konvensional 0 221.67 4,218 -Infinity 4439.67 Beras Konvensional 55,700,620 0 6,810 6,697 Infinity Luas tanam Konvensional 18,867 0 -6715952 -Infinity Infinity

Constraint Dual Value Slack/Surplus Original Value Lower Bound Upper Bound

Lahan 0 47744.81 66,612 18,867.19 Infinity Produksi Konvensional 3,762.43 0 0 -Infinity Infinity

Air 1,706.87 0 147,996,100 0 Infinity

Tenaga Kerja 0 18,724,570 21,179,000 2,454,432 Infinity Sumber: Hasil pengolahan data (2013)

Luas lahan yang bisa ditanami padi dengan metode konvensional pada musim kering ke dua (MKII) hanya seluas 18 868 hektar atau sebesar 28.33%, hal ini disebabkan karena keterbatasan suplai air irigasi, air irigasi dari Di Rentang pada musim kering ke dua (MKII) telah dimanfaatakan seluruhnya untuk budidaya padi, penambahan sumber daya air akan berpotensi meningkatkan pendapatan sebesar Rp 1 706.87 untuk setiap meter kubik air, atau dengan kata lain harga 1 m3 air irigasi yaitu sebesar Rp 1 706.87. Sedangakan peningkatan

produksi (GKP) per kilogramnya akan menambah pendapatan petani sebesar Rp 3 762.43.

Hasil optimasi beberapa skenario yang diterapkan dalam metode tanam usaha tani padi baik metode konvensional maupun SRI di Kabupaten Indramayu dapat dirangkum dalam Tabel 5.12 berikut:

Tabel 5.12 Hasil optimasi pendapatan petani metode SRI dan konvensional

Rincian Musim tanam

MH MKI MKII

Metode tanam SRI3 Kon SRI3 Kon SRI1 Kon

Pendapatan seluruh petani (Rp) 2.298 triliun 1.225 triliun 1.810 triliun 976.230 miliar 830.274 miliar 252.610 miliar

Luas tanam (ha) 66,612 66,612 66,612 66,612 34,379 18,868

Harga bayangan lahan (Rp000/ha) 34,495 18,382 27,168 14,655 - - Harga bayangan SDA (Rp/m3) - - - - 5,610.11 1,706,87 Harga bayangan TK (Rp/HOK) - - - -

Beras dijual (juta

ton) 248.30 235.97 205.72 196.94 115.15 55.70

Sumber: hasil pengolahan data (2013)

MH: musim hujan; MKI: musim kering pertama; MKII: musim kering kedua; Kon: konvensional; SDA: sumber daya air dan TK: tenaga kerja

Berdasarkan data tabel di atas, menunjukkan bahwa solusi optimal yang dapat meningkatkan pendapatan petani dan daerah/wilayah diperoleh jika petani menerapkan metode tanam padi dengan metode System Rice of Intensification (SRI), untuk musim hujan (MH) dan musim kering pertama (MKI) yaitu metode SRI 3 (tanam tunggal, pupuk organik, pestisida organik dan irigasi kontinyu) sedangkan untuk musim kering kedua yaitu metode SRI 1 (tanam tunggal, pupuk organik, pestisida organik dan irigasi macak-macak).

Pendapatan seluruh petani yang menerapkan metode SRI 3 pada musim hujan (MH) dan musim kering pertama (MKI) meningkat sebesar 87.59% dan 86.16% jika dibandingkan dengan penerapan metode konvensional. Sedangkan pada musim kering kedua (MKII) penerapan metode SRI 1 meningkatkan pendapatan seluruh petani sebesar 228.68% jika dibandingkan dengan penerapan metode konvensional.

Tenaga kerja yang tersedia tidak dapat terserap semuanya dalam usaha tani padi sawah, jumlah tenaga kerja yang tersedia cukup banyak tidak sebanding dengan kebutuhan, sehingga harga bayangan untuk sumber daya tenaga kerja tidak diperoleh. Kondisi ini menuntut kebijakan dari Pemerintah Daerah setempat untuk menciptakan lapangan kerja baru untuk menampung tenaga kerja yang tidak terserap di usaha tani padi (on farm) melalui pengembangan sistem pertanian yang terintegrasi (integrated farming system), pengembangan agribisnis, pengembangan agropolitan maupun pengembangan sektor di luar pertanian (non farm).

5.4 Peluang dan Kendala Pengembangan Metode SRI di

Dokumen terkait