• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 PENDAHULUAN

2.7 Optimasi Pengelolaan Sumberdaya Perikanan

Pada mulanya pengelolaan sumberdaya ikan banyak didasarkan pada faktor biologis semata dengan pendekatan yang disebut Maximum Sustainable Yield (MSY) yaitu tangkapan maksimum yang lestari. Dimana inti pendekatan ini adalah bahwa setiap spesies ikan memiliki kemampuan untuk berproduksi yang melebihi kapasitas produksi (surplus), sehingga apabila surplus ini dipanen (tidak lebih dan tidak kurang), maka stok ikan akan mampu bertahan secara berkesinambungan. Akan tetapi, pendekatan pengelolaan dengan konsep ini belakangan banyak dikritik oleh berbagai pihak sebagai pendekatan yang terlalu sederhana dan tidak mencukupi. Kritik yang paling mendasar diantaranya adalah karena pendekatan MSY tidak mempertimbangkan sama sekali aspek sosial ekonomi pengelolaan sumberdaya alam (Fauzi, 2000).

30 Pengelolaan perikanan merupakan sebuah proses yang kompleks dan membutuhkan integrasi antara ekologi dan biologi sumberdaya dengan sosial ekonomi dan faktor institusi yang mempengaruhi perilaku nelayan dan pembuat keputusan. Tujuan dari bidang yang multidisiplin ini adalah untuk membantu pengambil keputusan untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan dari aktivitas perikanan sehingga generasi yang akan datang juga memperoleh manfaat dari sumberdaya (Seijo etal., 1998).

Teori bio-ekonomi untuk perikanan komersial menyatakan bahwa tingkat optimal secara sosial dari effort dan panen ditentukan oleh dinamika biologi dari stok dan ekonomi dan industri (seperti biaya input dan harga output). Hal ini karena masyarakat telah tertarik dalam konservasi stok dan keuntungan dari industri. Tanpa pembatasan masuk atau effort, pemanenan akan berlanjut sampai break event point yaitu suatu tingkat upaya dimana total penerimaan hanya mampu menutupi total biaya dan dikenal sebagai open access equilibrium

(OAE). Pada kondisi seperti ini secara sosial tidak efisien karena effort terlalu tinggi (Gordon, 1954).

Optimasi sumberdaya perikanan dapat dilakukan secara statis dan dinamik:

(1) Optimasi statis

Kondisi yang digunakan untuk menentukan solusi keseimbangan optimal yaitu tingkat effort dan hasil tangkapan yang tepat pada model statis tergantung kepada tujuan dari manajemen antara lain: memaksimumkan hasil tangkapan yang lestari (maximum sustainable yield), open access equilibrium dan maximum economic yield (MEY). Hasil tangkapan maksimum yang lestari dapat diestimasi menggunakan model-model produksi surplus seperti model logistik dari Schaefer (Sparre dan Venema, 1999).

Selanjutnya pada sumberdaya perikanan dengan kondisi open access , dimana tidak seorangpun nelayan dapat mencegah nelayan lainnya untuk menggunakan dan mengeksploitasi sumberdaya. Entry akan selalu terjadi selama keuntungan dapat diperoleh. Oleh sebab itu tanpa adanya pembatasan entry atau effort maka keseimbangan akan diperoleh pada saat total penerimaan (TR) sama dengan total biaya (TC) atau zero profits. Dengan menggunakan kurva seperti Gambar 5, yaitu dengan mengalikan masing-masing titik pada

31 kurva MSY dengan harga (p) dengan asumsi bahwa p konstan maka diperoleh kurva total revenue yang bentuknya sama dengan kurva MSY (Sparre dan Venema, 1999).

Catch (ton)

EMSY Effort (trip)

Gambar 5 Solusi maximum sustainable yield (MSY).

Peningkatan effort akan meningkatkan biaya, ini beralasan untuk mengasumsikan bahwa setiap tambahan unit effort akan terjadi peningkatan yang sama dalam biaya. Diasumsikan bahwa peningkatan biaya dalam proporsi langsung terhadap effort

menghasilkan fungsi total biaya yang linear (TC = cE). Total penerimaan (TR) diset sama dengan total cost untuk memperoleh tingkat effort yang optimal pada perikanan open access. Secara grafis solusi open access equilibrium seperti terlihat pada Gambar 6.

Rp

TC=cE TR* = TC*

EOA Effort

32 OAE merupakan keseimbangan bio-ekonomi dimana tingkat effort dan hasil tangkapan tidak akan berubah jika tidak ada komponen underlying yang merubah model (seperti harga pasar, biaya operasional dan daya dukung stok). Akan tetapi sumberdaya yang digunakan dalam kondisi open access tidak akan bisa mencapai suatu alokasi yang efisien dan rente yang maksimal (Milon eta1.,1999).

Pengelolaan perikanan yang optimal akan diperoleh melalui pendekatan maximum economic yield (MEY). MEY merupakan total rente yang diperoleh dari pengurangan total penerimaan dengan total biaya. Pada Gambar 7 rente lestari diperoleh pada titik EMEY dimana jarak antara total penerimaan dan total biaya terbesar. Keseimbangan diperoleh pada persamaan marginalrevenue (MR) dengan marginalcost (MC) atau MR=MC. Dengan MEY maka tingkat effort yang optimal dicapai lebih kecil dibandingkan effort pada maximum sustainable yield, sehingga optimasi ekonomi lebih bersifat konservasi daripada perikanan yang berdasarkan hasil tangkapan lestari (Milon et al., 1999).

EMEY EOAE Effort

Gambar 7 Solusi maximum economic yield (MEY).

(2) Optimasi Dinamik

Keseimbangan MEY statis menggambarkan rente maksimum lestari tahunan dari perikanan. Akan tetapi solusi optimal tidak menggambarkan perbedaan antar waktu dalam nilai uang. Untuk sumberdaya terbarukan seperti ikan, tidak dimasukkannya faktor waktu ini

33 bisa menyebabkan akibat yang serius dalam pengelolaan sumberdaya ikan (Cunningham, 1981). Hal ini karena sumberdaya ikan memerlukan waktu untuk bereaksi terhadap setiap perubahan-perubahan eksternal yang terjadi (Fauzi, 2004). Solusi MEY statis akan optimal dalam jangka panjang jika nilai uang hari ini sama dengan waktu yang akan datang (discount rate=0). Dengan suatu non-zero discount rate, bagaimanapun, masyarakat menghadapi suatu

trade-off antar waktu. Sebagai contoh, dengan suatu tingkat suku bunga yang positif, suatu satuan dari uang hari ini lebih berharga dibandingkan satu nilai yang sama pada waktu yang akan datang. Hal ini karena satu satuan uang hari ini akan sama dengan satuan uang ditambah dengan bunga yang diterima pada masa yang akan datang. Prinsip yang sama diaplikasikan pada keputusan untuk memanen ikan. Sejumlah ikan yang dipanen hari ini, akan menghasilkan keuntungan yang dapat diinvestasikan dan akan dihargai lebih pada masa yang akan datang. Bagaimanapun, jika ikan telah dipanen hari ini maka biaya akan lebih tinggi dan ukuran stok akan berkurang, yang mana memiliki konsekwensi biologi dan ekonomi pada masa yang akan datang (Milon etal. 1999).

Selanjutnya diasumsikan tujuan manajemen sumberdaya adalah untuk memaksimalkan keuntungan disamping melestarikan stok, model yang tepat untuk menemukan tingkat effort yang optimal secara ekonomi (solusi MEY). Hal ini disempurnakan dengan memaksimalkan net present value dari pemanenan yang berdasarkan kurva hasil tangkapan lestari. Solusi jangka panjang digambarkan dengan tambahan cost

yaitu marginal user cost dari peningkatan effort pada periode sekarang. Marginal user cost

merupakan present value dari penurunan panen di masa yang akan datang. Dengan suatu

discount rate yang positif, tingkat optimum dari effort akan berada antara EMEY dan EOAE (Milon etal. 1999).