• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Orang Tua

1. Pengertian Orang Tua

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tentang pengertian orang tua adalah ayah, ibu kandung (Depdikbud, 1993: 995). Orang tua adalah ayah dan ibu dari seorang anak. Tugas orang tua yaitu melengkapi dan mempersiapkan anak menuju kedewasaan dengan memberikan bimbingan dan pengarahan yang tepat agar dapat membantu anak dalam menjalani kehidupan bermasyarakat.

Orang tua adalah orang yang menjadi anutan anaknya. setiap anak, mula-mula mengagumi kedua orang tuanya. Semua tingkah orang tuanya ditiru oleh anak. Karena itu, peneladanan sangat perlu. Orang tua adalah pendidik pertama dalam hal penanaman keimanan bagi anaknya. Disebut pendidik pertama, karena merekalah yang pertama mendidik anaknya. sekolah, pesantren dan guru agama yang diundang ke rumah adalah institusi pendidikan dan orang yang sekedar membantu orang tua (Tafsir, 2002: 7-8).

Zakiah Daradjat dalam bukunya Ilmu Pendidikan Islam menulis bahwa orang tua merupakan pendidik utama dan pertama bagi anak-anak mereka, karena dari merekalah anak mula-mula menerima pendidikan. Dengan demikian bentuk pertama dari pendidikan terdapat dalam kehidupan keluarga (Daradjat, 1992: 35).

Menurut Noer Aly (1999: 87), orang tua adalah orang dewasa yang memikul tanggung jawab pendidikan, sebab secara alami anak

22

pada masa-masa awal kehidupannya berada di tengah-tengah ibu dan ayahnya. Dari merekalah anak mulai mengenal pendidikannya.

Dari definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa orang tua adalah orang tua kandung atau wali yang mempunyai tanggung jawab dalam pendidikan anak.

Pada umumnya pendidikan dalam rumah tangga itu bukan berpangkal tolak pada kesadaran dan pengertian yang lahir dari pengetahuan mendidik, melainkan karena secara kodrati suasana dan strukturnya memberikan kemungkinan alami membangun situasi pendidikan.

Situasi pendidikan itu terwujud bekal adanya pergaulan dan hubungan pengaruh mempengaruhi secara timbal balik antara orang tua dan anak.

Orang tua, ibu dan ayah memegang peranan penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. Seorang ayah, di samping memiliki kewajiban untuk mencari nafkah bagi keluarganya, dia juga berkewajiban untuk mencari tambahan ilmu bagi dirinya karena dengan ilmu-ilmu itu dia akan dapat membimbing dan mendidik diri sendiri dan keluarga menjadi lebih baik. Demikian halnya dengan seorang ibu, di samping memiliki kewajiban dan pemeliharaan keluarga dia pun tetap memiliki kewajiban untuk mencari ilmu. Hal itu karena ibulah yang selalu dekat dengan anak-anaknya.

23

Dengan demikian jelaslah bahwa orang tua memiliki kedudukan dan tanggung jawab yang sangat besar terhadap anaknya, karena mereka mempunyai tanggung jawab memberi nafkah, mendidik, mengasuh, serta memelihara anaknya untuk mempersiapkan dan mewujudkan kebahagiaan hidup anak di masa depan. Atau dengan kata lain bahwa orang tua umumnya merasa bertanggung jawab atas segalanya dari kelangsungan hidup anak-anaknya, karena tidak diragukan lagi bahwa tanggung jawab pendidikan secara mendasar terpikul pada orang tua.

2. Kewajiban dan Tanggung Jawab Orang Tua Terhadap Anak a. Kewajiban Orang Tua Terhadap Anak

Anak adalah amanah Allah Swt kepada ayah dan ibunya, oleh karena itu harus senantiasa dipelihara, dididik dan dibina dengan sungguh-sungguh supaya menjadi orang yang baik, jangan sampai anak tersebut tersesat dalam menempuh jalan hidupnya. Maka kewajiban orang terhadap anaknya bukan hanya mencarikan nafkah dan memberinya pakaian, atau kesenangan yang bersifat duniawi, tetapi lebih dari itu orang tua harus mengarahkan anak-anaknya untuk mengerti kebenaran, mendidik akhlaknya, memberikan contoh yang baik serta mendoakannya.

Rasulullah Saw bersabda:

ع دلولا قح

ةباتكلا هملعي ناو هبداو همسا نسحي نا هدلاو ل

24

Artinya: “Kewajiban orang tua terhadap anaknya ialah memperindah

namanya, mendidik beradab, mengajarkan menulis, berenang,

memanah, tidak membiayai kecuali dengan yang baik”.

Dari pernyataan ayat diatas menunjukkan bahwa orang tua mempunyai tanggung jawab terhadap anaknya yaitu pertama, memberikan nama yang baik untuk anaknya, memberi nama yang baik kepada anak merupakan tuntutan islam karena nama mengandung unsur doa, harapan dan sekaligus pendidikan.

Kedua, mendidik beradab, sebagai amanat Allah yang harus dipertanggung jawabkan di hadapan-Nya, anak memerlukan pendidikan yang baik dan memadai dari orang tua. Pendidikan ini bermakna luas, baik berupa akidah, etika maupun hukum islam. Sabda Nabi Muhammad Saw:

قلاخلأا مراكم ممتلأ تثعب امنا

Artinya : Tidaklah aku diutus kecuali untuk menyempurnakan akhlak yang mulia (al-Hasyimi Bek, 1948: 128).

Ketiga, Allah memerintahkan supaya orang tua mengajarkan kepada anak-anaknya menulis, membaca karena Allah menganjurkan umatnya untuk bisa membaca, selain itu orang tua dianjurkan untuk mengajarkan kepada anak-anaknya orang olah raga berenang dan memanah (Ahid, 2010: 136).

25

Tanggung jawab pendidikan diselenggarakan dengan kewajiban mendidik. Secara umum mendidik ialah membantu atau membimbing anak didik di dalam perkembangannya dalam penetapan nilai-nilai. Pemberian bimbingan ini dilakukan oleh orang tua di dalam lingkungan rumah tangga, para guru di dalam lingkungan sekolah dan masyarakat (Daradjat, 2011: 34).

Menurut Nur Ahid (2010: 99) dalam bukunya Darma Susanto, keluarga adalah merupakan lingkungan pertama bagi anak, di lingkungan keluarga pertama mendapatkan pengaruh, karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertua, yang bersifat informal dan kodrati. Ayah dan Ibu di dalam keluarga sebagai pendidiknya, dan anak sebagai siterdidiknya. Tugas keluarga adalah meletakkan dasar-dasar bagi perkembangan anak, agar anak dapat berkembang secara baik.

Menurut Daradjat (2011: 35) Orang tua atau ibu dan ayah memegang peranan yang penting dan amat berpengaruh atas pendidikan anak-anaknya. sejak seorang anak lahir, ibunyalah yang selalu di sampingnya. Oleh karena itu biasanya seorang anak lebih cinta kepada ibunya, apabila ibu itu menjalankan tugasnya dengan baik.

Pengaruh ayah terhadap anaknya besar pula, di mata anaknya ayah adalah seorang yang tertinggi gengsinya dan terpandai di antara orang-orang yang dikenalnya. Cara ayah

26

melakukan pekerjaannya sehari-hari berpengaruh pada arah pekerjaan anaknya.

Menurut Djamarah Tanggung jawab orang tua terhadap anaknya terwujud dalam bentuk yang bermacam-macam. Secara garis besar bila diuraikan maka tanggung jawab orang tua terhadap anaknya adalah bergembira menyambut kelahiran anaknya, memberi nama yang baik, memperlakukannya dengan lembut dan kasih sayang, menanamkan akidah, melatih dan mengajarkan shalat, bersikap adil, memperhatikan teman anak, menghormati anak, memberikan hiburan, mencegah perbuatan bebas, menjauhkan anak dari hal-hal yang berbau porno,menempatkannya dalam lingkungan yang baik, memperkenalkan kerabat kepada anak, serta mendidiknya bertetangga dan bermasyarakat yang baik (Djamarah, 2004: 28).

Menurut Azyumardi Azra (1998: 16) Keluarga sebagai lembaga pendidikan Islam mempunyai peranan penting dalam membentuk generasi muda muslim. Dalam Islam keluarga merupakan pendidikan pertama dan terutama bagi anak didik. Sikap keagamaan, akhlak, akal pikiran, tingkah laku sosial dan budaya anak banyak dibentuk oleh pendidikan dalam keluarga. Karena itu tepat sekali Nabi Muhammad Saw bersabda:

هاوبأف هناسل هنع برعي ىتح ةرطفلا لع دلوي دولوم لك

هناسجمي وأ هنارصني وأ هنادوهي

27

Artinya : Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci sampai ia dapat berbicara. Maka orang tuanyalah yang meyahudikannya, menasranikannya, atau memajusikannya (Imam Jamaluddin, 1967: 235).

Dalam hal tugas keluarga ini, faktor lingkungan sekitar juga sangat berpengaruh. Karena itu, keluarga harus menjaga anak agar tidak bergaul dan masuk ke lingkungan yang tidak baik. Al-Ghazali menegaskan, “melatih anak-anak agar mempunyai karakter yang baik merupakan tanggung jawab orang tua (Azra, 1998: 17). 3. Peran Orang Tua Dalam Mendidik Anak

Menurut Mustaqim (2005:49) Orang tua mempunyai peran penting dalam mendidik putra-putrinya di dalam keluarga, yaitu: a. Menyayangi anak bukan memanjakannya

Agama Islam sangat menekankan sikap kasih sayang terhadap anak, maka sangatlah penting mendidik anak dengan penuh kasih sayang. Namun,tampaknya sebagian orang tidak dapat membedakan antara menyayangi anak dan memanjakannya. Kadang-kadang orang tua terlalu berlebihan dalam menyayangi anaknya, hingga terperosok pada sikap yang memanjakannya.

Maka dari itu sebagai orang tua yang bijak berikan kasih sayang terhadap anak sewajarnya saja, jangan terlalu berlebihan. b. Sikap bijak dalam mendidik anak

28

Sebagai orang tua harus sungguh-sungguh dalam mendidik, membimbing, dan membombong anaknya. Berhasil tidaknya proses pendidikan bergantung pada sikap bijak orang tua dalam mendidiknya.

Nabi Saw. bersabda, “Hak anak yang wajib dipenuhi oleh

orang tuanya, antara lain: pertama, mendidik mereka dengan mengajarkan agama; kedua, tidak memberikan makan, kecuali dari yang halal; ketiga, mengajarkan keterampilan (seperti memanah atau berenang); keempat, menikahkannya setelah ia dewasa.

c. Membangun komunikasi efektif dengan anak

Komunikasi orang tua dengan anak harus dibangun atas dasar kebutuhan kasih sayang antara kedua belah pihak. Kebutuhan ini dapat diaplikasikan setiap saat sepanjang komunikasi efektif bagi keduanya. Misalnya, saat makan bersama, saat liburan bersama, saat berkumpul dirumah dan lain sebagainya.

d. Jangan menghukum fisik anak.

Pendidikan yang semestinya harus berjalan secara manusiawi dan menjauhkan hukuman fisik atau kekerasan. Jika hendak melarang, orang tua sebaiknya melakukannya tanpa menimbulkan rasa takut pada anak. Kritik pun perlu dijaga agar tetap disampaikan seara wajar, selayaknyalah orang tua tua berkepribadian matang dan memiliki keterampilan pengasuhan

29

yang baik. Salah satunya adalah jangan terlalu sering menggunakan kekerasan atau hukuman fisik terhadap anak.

e. Menjaga kesehatan jasmani dan ruhani anak sejak dini

Agar tumbuh menjadi generasi yang kuat dan sehat jasmani dan ruhani, orang tua harus memerhatikan kesehatan anak-anaknya dan menjaga mereka dari penyimpangan-penyimpangan moral sejak kecil.

f. Mengajarkan Kedisiplinan Pada Anak

Sebagai orang tua berkewajiban untuk mengarahkan tingkah laku anak supaya bersikap disiplin. Orang tua sangat tidak dianjurkan untuk membiarkan anak berbuat semaunya hingga mengabaikan nilai-nilai kedisiplinan. Hal ini akan berdampak negatif bagi pribadi mereka.

4. Peran dan Fungsi Keluarga

Menurut syantut dalam Riska (2015: 15) memaparkan beberapa hal yang harus dilakukan orang tua dalam mempersiapkan anak-anak sebelum masuk ke sekolah, yaitu sebagai berikut:

a. Persiapan usia

Kematangan usia merupakan syarat yang harus dipenuhi pada saat akan mendaftarkan anak ke sekolah. Usia standar anak untuk bisa masuk sekolah dasar yaitu enam tahun. Memasukkan anak ke sekolah dasar sebelum waktunya dapat merampas waktu

30

bermain si anak, hal ini dapat berdampak anak akan sulit menerima pelajaran yang diberikan.

b. Mempersiapkan anak masuk sekolah

Dalam hal ini orang tua harus memberikan perhatian yang lebih ketika anak mulai memasuki sekolah dasar. Orang tua dapat menemani anak saat masuk hari pertama untuk bertemu dan berkenalan dengan teman-teman barunya, serta mengenal lingkungan sekolah. Orang tua juga dapat menanyakan kembali materi atau kegiatan apa saja yang dilakukan anak bersama guru dan teman-temannya di sekolah.

c. Selektif dalam memilih sekolah

Sekolah Islam terpadu dapat menjadi salah satu alternatif pilihan orang tua dalam menentukan tempat bagi anak-anaknya bersekolah, dengan catatan sekolah tersebut memiliki track record

yang baik. Bagaimanapun tempat anak bersekolah dapat menjadi penyempurna nilai-nilai dan pengetahuan yang telah didapatkan anak di rumah. Dalam memilih sekolah ada hal yang tidak kalah penting selain memperhatikan kualitas sekolah, yaitu kesanggupan dari orang tua itu sendiri.

d. Masuk sekolah

Peran orang tua sangat dibutuhkan dalam mempersiapkan anak ketika pertama kali masuk sekolah, terutama membantu anak untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan sekolah dan

teman-31

teman barunya. Orang tua hendaknya selalu menjalin komunikasi rutin dengan guru. Hal ini dilakukan agar orang tua selalu mengetahui perkembangan anak dis sekolah. Selain hal-hal tersebut, orang tua juga harus melakukan fungsi kontrol terhadap perilaku anak di rumah, kaitannya dengan pengawasan tugas-tugas, pekerjaan rumah, atau hal-hal yang diberikan di sekolah.

Terkait dengan hal pendapat tersebut, dapat dipahami bahwa peranan orang tua ketika anak akan memasuki usia sekolah sangatlah penting untuk diperhatikan. Namun, setiap orang tua memiliki cara yang berbeda dalam menjalankan peranannya sebagai orang tua yang baik untuk anak-anaknya.

5. Pola Asuh Orang Tua Terhadap Anak a. Pengertian pola asuh

Menurut Hadari Nawawi yang dikutip oleh Mansur (2005: 350) Pola asuh adalah merupakan suatu cara terbaik yang dapat ditempuh orang tua dalam mendidik anak-anaknya sebagai perwujudan dari rasa tanggung jawab kepada anak-anaknya. Dalam kaitannya dengan pendidikan berarti orang tua mempunyai tanggung jawab yang disebut tanggung jawab premier, yaitu tanggung jawab yang harus dilaksanakan, kalau tidak maka anak-anaknya akan mengalami kebodohan dan lemah dalam menghadapi kehidupan zaman.

32

Setiap orang tua mengharapkan anak-anaknya menjadi anak yang sholeh dan berperilaku yang baik (ihsan), oleh karena itu dalam membentuk karakter anak harus secermat mungkin dan seteliti mungkin. Karena pendidikan pertama yang diterima oleh anak adalah pendidikan dari orang tua, sehingga perlakuan orang tua terhadap anak memberikan andil sangat banyak dalam proses pembentukan karakter anak. Dengan demikian berarti orang tua harus menciptakan suasana keluarga yang kondusif untuk mewujudkan pola asuh yang baik.

b. Macam-macam pola asuh orang tua

Pola asuh yang digunakan oleh orang tua menurut Hurlack yang dikutip oleh Chabib Thoha, yaitu :

1) Pola asuh otoriter

Pola asuh otoriter adalah pola asuh yang ditandai dengan cara mengasuh anak dengan aturan-aturan yang ketat, memaksa anak untuk berperilaku seperti dirinya (orang tua), kebebasan dalam bertindak dibatasi. Pola asuh otoriter ini juga juga ditandai dengan hukuman-hukuman yang dilakukan dengan keras.

2) Pola asuh demokratis

Pola asuh demokratis adalah pola asuh yang ditandai dengan pengakuan orang tua terhadap kemampuan anak-anaknya, dan memberikan anak kesempatan untuk tidak selalu bergantung

33

kepada orang tua. Dalam pola asuh seperti ini orang tua memberi sedikit kebebasan kepada anak untuk memilih apa yang dikehendaki. Anak dilibatkan dan diberi kesempatan untuk berpartisipasi dalam mengatur hidupnya.

3) Pola asuh laisses fire

Pola asuh ini adalah pola asuh dengan cara orang tua mendidik anak secara bebas, anak dianggap orang dewasa atau muda, ia diberi kelonggaran seluas-luasnya apa saja yang dikehendaki. Kontrol orang tua terhadap anak sangat lemah, juga tidak memberikan bimbingan pada anaknya.

Pola asuh ini dapat diterapkan kepada orang dewasa yang sudah matang pemikirannya. Apalagi bila diterapkan untuk pendidikan agama banyak hal yang harus disampaikan secara bijaksana. Oleh karena itu dalam keluarga orang tua harus merealisasikan peranan atau tanggung jawab dalam mendidik anaknya.

C. Sekolah Berbasis Islam

Dokumen terkait