• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN TEORITIS

D. Organisasi Dakwah

a. Pengertian Organisasi

Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi adalah kesatuan yang terdiri atas bagian didalam perkumpulan utuk tujuan tertentu, selain itu organisasi juga dapat didefinisikan sebagai kelompok

kerja sama untuk mencapai tujuan bersama.35 Sedangkan organisasi

menurut Schein adalah suatu koordinasi rasional sejumlah orang untuk mencapai beberapa tujuan umum melalui pembagian pekerjaan dan fungsi dari hirarki otokritas dan tanggung jawab.

Dapat dilihat pula definisi organisasi yang dikemukakan oleh James. L. Gibson bahwa organisasi adalah entitas yang memungkinkan masyarakat mencapai hasil-hasil tertentu, yang tidak mungkin dilakukan individu-individu yang bertindak sendiri. Organisasi diciptakan oleh prilaku yang diarahkan kepada pencapaian sebuah tujuan, individu-individu yang berada didalamnya mengupayakan pencapaian-pencapaian tujuan dan sasaran-sasaran yang dapat dilakukan secara lebih efektif dan

35

. Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Departeman Pendidikan dan Kebudayaan: Balai Pustaka), h. 630

efisien. Hal tersebut melalui tindakan-tindakan individu-individu serta kelompok-kelompok secara terpadu.36

b. Pengertian Organisai Dakwah

Pengorganisasian dakwah dapat dirumuskan sebagai “rangkaian aktivitas menyusun suatu kerangka yang menjadi wadah bagi segenap kegiatan usaha dakwah dengan jalan membagi dan mengelompokan pekerjaan yang harus dilakukan serta menetapkan dan menyusun jalinan hubungan kerja diantara satuan-satuan organisasi atau petugasnya.37

Pengorganisasian tersebut mempunyai arti penting bagi proses dakwah. Sebab dengan pengorganisasian maka rencana dakwah menjadi lebih mudah pelaksanaannya. Hal ini disebabkan oleh karena dengan dibagi-bagikannya tindakan-tindakan atau kegiatan-kegiatan dakwah dalam tugas-tugasnya yang lebih terperinci serta diserahkan pelaksanaanya kepada bebepara orang akan mencegah timbulnya kumulasi pekerjaan hanya pada diri seorang pelaksana saja dimana kalau hali ini sampai terjadi, tentulah akan sangat memberatkan dan menyulitkan.

36

. J. Winandi,Teori Organisasi dan Pengorganisasian(Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2006), h. 13

37

37

Langkah-langkah pengorganisasian dakwah :

Berdasarkan pengertian tentang pengorganisasian dakwah

sebagaimana telah dirumuskan di muka. Maka pengorganisaian dakwah terdiri dari langkah-langkah sebagai berikut :

1. Membagi-bagi dan menggolong-golongkan tindakan-tindakan dakwah dalam kesatuan-kesatuan tertentu.

2. Menentukan dan merumuskan tugas dari masing-masing

kesatuan, serta menempatkan pelaksanaan atau dari untuk mekukan tugas tersebut

3. Memberikan wewenang kepada masing-masning pelaksana 4. Menetapkan jalinan hubungan.38

38

. Abd. Rasyid Shaleh,Manajemen Dakwah Islam, (Jakarta, Bulan Bintang : 1977) h. 78-79

A. Profil Drs. KH. Najib Al-Ayyubi 1. Latar Belakang Keluarga

Najib Al-Ayyubi, lahir di Bogor Jawa Barat, pada tanggal 22 Februari 1959. Beliau merupakan anak dari buah pernikahan pasangan KH. M. Ayyub dengan Hj. Rukoyah1.

Semangat Najib Al-Ayyubi kecil untuk meraih masa depan yang gemilang tidak ciut. Atas keinginan sendiri dan dorongan dari orang tuanya, ia mengambil jalur yang berbeda di banding saudara kandung lainnya, yaitu bersekolah setinggi-tingginya. Ia percaya dengan pendidikan yang cukup masa depannya akan lebih baik dari orang tuanya.

2. Latar Belakang Pendidikan

Perjalanan pendidikan pertama beliau lakukan di SDN (Sekolah Dasar Negri) Pagi Bogor, Jawa Barat selama 6 Tahun. Beliau tidak hanya terbiasa di pagi hari saja mengenyam bangku sekolah, pada jam 2 siang harus sekolah di Madrasah Diniyah dan itu berlangsung selama 6 Tahun juga. Selain itu juga beliau dididik langsung pengetahuan Agama oleh ayahnya.

1

Wawancara Pribadi dengan KH Najib Al-Ayyubi, Tangerang, 23 Juli 2010

39

Setelah lulus dari SDN Pagi Bogor, Beliau melanjutkan pendidikannya ke pesantren Al-Masturiyah, Sukabumi, Jawa Barat. Mulai dari MTs (Madrasah Tsanawiyah)sampai ke janjang MA (Madrasah Aliyah). Setalah lulus dari Aliyah beliau melanjutkan ke IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 1976 di Fakultas Syariah dan selesai pada tahun 1982.

Pada semester 3 tepatnya tahun 1979 selain kuliah beliau juga mengikuti pendidikan di Pesantren Daar At-Tafsir, Parung, Bogor. Oleh KH. Husain sebagai pengurus Pesantren Beliau diperintahkan untuk mengajar santri-santrinya, sampai lulus kuliah.

Setelah lulus dari kuliah tahun 1982 dan mendapatkan gelar sarjana Drs, (Sarjana Lengkap) beliau mendapatkan amanah tanah wakaf untuk membangun pondok pesantren dari H. Sinen, H. Sulaiman dan H. Hasan yang bertempat di Jl. Manjangan, Ciputat.

Beliau menyambut dengan baik, dan akhirnya beliau mendirikan sebuah yayasan pendidikan Islam Da’wa wa Tabligh Sunanul Husna, berdirinya yayasan ini tahun 19822. Selain sebagai tempat Yayasan Pendidikan Islam juga sebagai tempat Musyawarah Jamaah Tabligh se-Kelurahan Pondok Ranji.

Inilah menurut beliau adalah sebuah keberkahan dakwah, bermula hanya ikut-ikutan dengan KH. Husain dan menjadi seorang pengajar dipesantrennya dengan niatan berdakwah bukan mencari materi dan

2

kemewahan dunia, akhirnya Allah beri jalan dengan diberikannya tanah wakaf sebagai tempat dakwahnya. Tujuannya supaya masyarakat sekitar bisa merasakan dakwah yang disampaikan oleh KH. Najib Al-Ayyubi

3. Pengalaman Dakwah

Mulai menekuni dunia dakwah tahun 1979, saat itu masih kuliah di semester 3, pada saat itu beliau diajak oleh KH Husain pengurus Pondok Pesantren Daar At-Tafsir, Parung, Bogor untuk berdakwah. Dakwah yang beliau sampaikan yang diajarkan oleh KH. Husain adalah ilmu-ilmu kepesantrenan, menghidupkan sunah-sunah Rasulullah SAW.dan ajaran-ajaran Pokok Jamaah Tabligh.

Dakwah yang beliau sampaikan berbeda pada umumnya, yang biasanya dilakukan dengan berceramah di majlis-majlis taklim, masjid, musolah, tapi beliau berdakwah dengan cara bagaimana kehidupan sehari-hari dilakukan secara agama, mulai dari bangun tidur hingga tidur kembali. Jadi dalam kehidupan kesehariannya selalu menghidupkan Agama.

Pada Tahun 1980 dalam Jamaah Tabligh “juur” (pertemuan) yang pertama di Medan di Masjid India, Jl. Gazza Medan, dilanjutkan ke Lampung, Palembang, Padang dan kembali lagi ke Medan selama 40 Hari kemudian kembali lagi ke Jakarta.

41

Dokumen terkait