• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

E. Originalitas Penelitian

Pada bagian ini menyajikan perbedaan dan persamaan bidang kajian yang diteliti antara peneliti dengan peneliti-peneliti sebelumnya. Hal demikian diperlukan untuk menghindari adanya pengulangan kajian terhadap hal-hal yang sama. Dengan demikian akan diketahui sisi-sisi apa saja yang mem-bedakan antara penelitian yang peneliti teliti dengan penelitian terdahulu.11

Di bawah ini adalah uraian beberapa hasil penelitian terdahulu yang dianggap relevan untuk kemudian dianalisis dan dikritisi dilihat dari pokok permasalahan, teori dan metode, sehingga dapat diketahui letak perbedaannya dengan penelitian yang penulis lakukan. Hasil penelitian sebelumnya yang membahas mengenai deradikalisasi lewat pendidikan dan penelitian yang

11 Program Pasca Sarjana UIN Malang, Pedoman Penulisan Tesis dan Disertasi (Malang: PPs UIN Malang, 2009), hlm. 5.

mengelaborasi pemikiran KH. Abdurrahman Wahid, memberikan gambaran mengenai persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang tengah dilakukan.

Ada beberapa penelitian yang mencoba mengintegrasikan konsep deradikalisasi lewat pendidikan Islam dengan mewacanakan ideologi pendi-dikan Islam multikultural dan lainnya. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Supardi,12 penelitian ini menemukan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan pendidikan Islam multikultural terhadap deradikalisasi agama di kalangan mahasiswa. Pengaruh pendidikan Islam multikultural terhadap dera-dikalisasi agama sebesar 39,69%. Makin tinggi pendidikan Islam multikulutal makin tinggi deradikalisasi agama. Deradikalisasi agama pada mahasiswa dapat ditingkatkan melalui pendidikan multikural. Karenanya pihak perguruan tinggi hendaknya mengimplementasikan multikulturalisme dalam segala aspek kehidupan kampus agar deradikaliasi agama di kalangan mahasiswa lebih tinggi lagi.

Berbeda dengan penelitian sebelumnya, penelitian oleh Mu’amar Ramadhan13 menambahkan paradigma inklusivisme selain multikulturalisme dalam deradikalisasi melalui pendidikan pesantren. Hasil penelitian ini adalah bahwa pendidikan multikultural dan inklusivisme di pondok pesantren al-Hikmah Benda dilakukan melalui pengajaran dan pendidikan yang tidak berdiri sendiri pada satuan pelajaran tertentu. Implementasinya adalah dengan menggunakan metode pembiasaan, ceramah, diskusi, demonstrasi, kisah, dan

12 Supardi, “Pendidikan Islam Multikultural Dan Deradikalisasi Di Kalangan Mahasiswa”, Jurnal Analisis, Vol. XIII, No. 2, Desember 2013.

13 Mu’ammar Ramadhan, “Deradikalisasi Agama Melalui Pendidikan Multikultural Dan Inklusivisme (Studi Pada Pesantren al-Hikmah Benda Sirampog Brebes), Jurnal SmaRT, Vol. 01, No. 02, Desember 2015.

keteladanan. Sejumlah nilai yang diajarkan adalah berbaik sangka, kebersamaan, kesederajatan, saling menghargai, menjauhkan sikap prejudice terhadap pihak lain, kompetisi dalam kebaikan, kejujuran, dan memberi maaf kepada orang lain.

Selain beberapa penelitian diatas yang memfokuskan penggunaan paradigma multikultural dan Inklusivisme, penelitian oleh Mukodi14 memotret budaya Pondok Pesantren yang mempunyai peran strategis dalam melakukan deradikalisasi. Lewat penelitian fenomenologi yang dilakukan di Pondok Pesantren Tremas di Kabupaten Pacitan, didapatkah hasil bahwa budaya pondok pesantren Tremas yang terdiri dari (1) budaya keilmuan; (2) budaya keagamaan; (3) budaya sosial; dan (4) budaya politik rupanya telah menjadi benih-benih deradikalisasi agama. Kelima budaya itu yang saling berkaitan dapat menanamkan nilai-nilai moderat, kebersamaan, politik independen yang menjadi pilar-pilar efektif dalam melaksanakan deradikalisasi agama di Pondok Pesantren Tremas.

Terkait dengan penelitian di atas, Muhammad Zulkifli15 menemukan bahwa ada potensi yang signifikan atas peran Organisasi Remaja Masjid dalam kegiatan deradikalisasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua organisasi memiliki peran dalam pengembangan wawasan kebangsaan yang membuka ruang diskusi bertema kebangsaan serta ruang ekspresi budaya, dan pembinaan kemandiriaan berupa kegiatan pengembangan kapasitas diri,

14

Mukodi, “Pesantren Dan Upaya Deradikalisasi Agama”, Jurnal Walisongo, Vol. 23, No. 01, Mei 2015.

15

Muhammad Zulkifli, “Peran Organisasi Remaja Masjid DKI Jakarta dalam Deradikalisasi : Studi Kasus Remaja Islam Cut Meutia (RICMA) dan Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA)”, Tesis, Jakarta: Universitas Indonesia, 2014.

pemberdayaan ekonomi dan apresiasi sosial yang keseluruhannya merupakan wujud dari kegiatan deradikalisasi. Penelitian memberikan rekomendasi agar pemerintah dapat menggandeng organisasi remaja masjid sebagai mitra dalam program deradikalisasi.

Berbeda dengan beberapa penelitian di atas, Achmad Sultoni16 menelaah materi deradikalisasi di buku ajar mata kuliah. Hasil penelitian ini menemukan kesimpulan bahwa buku ajar mata kuliah PAI di UM yang berjudul “Pendidikan Islam Transformatif: Menuju Pengembangan Pribadi Berkarakter” memuat empat bab yang mengandung materi deradikalisasi, yakni bab IV hukum Islam dan perbedaan mazhab, bab XI politik dan cinta tanah air dalam perspektif Islam, bab XII gerakan dan organisasi Islam modern di Indonesia, dan bab XIII jihad, radikalisme agama, dan muslim moderat. Selain itu materi disajikan dengan baik, rasional, kontekstual, dan disertai dalil al-Qur’an hadits, materi deradikalisasi juga mencakup deradikalisasi sikap dan perilaku terhadap pemeluk Islam, pemeluk agama lain, organisasi masyarakat dan negara.

Berkaitan dengan penelitian di atas yang meneliti deradikalisasi lewat pendidikan di perguruan tinggi, M. Syarif Hidayatullah17 meneliti tentang upaya deradikalisasi agama yang di lakukan oleh dosen PAI di ITS. Hasil penelitian ini mengungkapkan ada dua cara deradikalisasi yang dilakukan,

16

Achmad Sultoni, “Strategi Edukatif Deradikalisasi Sikap dan Perilaku Keagamaan: Telaah Materi Deradikalisasi Di Buku Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Di Universitas Negeri Malang (UM)”, Laporan Penelitian LP3, Malang: Universitas Malang, 2016.

17

M. Syarif Hidayatullah, “Deradikalisasi Agama Dalam Pendidikan (Studi Kasus Terhadap Mata Kuliah PAI di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya)”, Tesis, Surabaya: UIN Sunan Ampel, 2015.

yakni: (1) upaya formal, yaitu dengan mendesain kurikulum mata kuliah PAI melalui tiga tahap; perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi dengan mempertimbangkan tujuan kompetensi utama dan kompetensi khusus yang dicapai oleh mahasiswa ITS. Selain itu kurikulum tersebut juga mempertimbangkan latar belakang mahasiswa yang multi kultur dan heterogen sehingga kurikulum yang digunakan dapat memberikan nilai-nilai toleran kepada mahasiswa. (2) upaya non formal, upaya non formal ini adakalanya melalui kegiatan ekstra seperti mentoring dan melalui kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh dosen PAI. Sedangkan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan oleh dosen PAI juga dapat mempengaruhi ruang gerak mahasiswa dalam menyebarkan ideologinya. Hal ini paling tidak dapat mencegah berkembang-biaknya paham radikal yang mulai merambah dunia kampus.

Tabel 1.1 Originalitas Penelitian N

No

Nama Peneliti, Judul dan Tahun

Persamaan Perbedaan Originalitas Penelitian

1 Supardi, Pendidikan Islam Multikultural Dan Deradikalisasi Di Kalangan Mahasiswa. 2013 Studi integrasi pendidikan Islam dengan deradikalisasi. Menggunakan ideologi pendidikan Islam multikultural

Kajian ini penelitian ini

adalah untuk menggali

pemikiran pendidikan

Islam perspektif KH.

Abdurrahman Wahid,

yang kemudian akan

2 Mu’ammar Ramadhan, Deradikalisasi Agama Melalui Pendidikan Multikultural Dan Inklusivisme (Studi Pada Pesantren al-Hikmah Benda Sirampog Brebes). 2015 Studi integrasi pendidikan Islam dengan deradikalisasi. Menggunakan pendekatan multikultural dan inkluvisme dalam deradikalisasi agama. rumusan/bangunan

konsep pendidikan Islam

sebagai solusi alternatif

dalam proses deradikalisasi paham keagamaan lewat pendidikan. 3 Mukodi, Pesantren Dan Upaya Deradikalisasi Agama, 2015. Studi integrasi pendidikan Islam dengan deradikalisasi. Meneliti peran pondok pesantren dalam deradikalisasi paham keagamaan.

Kajian ini penelitian ini

adalah untuk menggali

pemikiran pendidikan

Islam perspektif KH.

Abdurrahman Wahid,

yang kemudian akan

dibentuk suatu

rumusan/bangunan

konsep pendidikan Islam

sebagai solusi alternatif

dalam proses deradikalisasi paham keagamaan lewat pendidikan. 4 Muhammad Zulkifli, Peran Organisasi Remaja Masjid DKI Jakarta dalam Deradi-kalisasi : Studi Kasus Remaja Islam Cut Meutia (RICMA) dan Remaja Islam Sunda Kelapa (RISKA), Tesis, 2014. Studi integrasi pendidikan Islam dengan deradikalisasi. Meneliti peran organisasi remaja masjid dalam deradikalisasi paham keagamaan.

5 Achmad Sultoni, Strategi Edukatif Deradikalisasi Sikap dan Perilaku Keagamaan: Telaah Materi Deradikalisasi Di Buku Ajar Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam Di Universitas Negeri Malang (UM), 2016. Studi integrasi pendidikan Islam dengan deradikalisasi.

Meneliti bahan ajar

yang digunakan

dalam deradikalisasi

lewat mata kuliah

PAI di perguruan

tinggi.

Kajian ini penelitian ini

adalah untuk menggali

pemikiran pendidikan

Islam perspektif KH.

Abdurrahman Wahid,

yang kemudian akan

dibentuk suatu

rumusan/bangunan

konsep pendidikan Islam

sebagai solusi alternatif

dalam proses deradikalisasi paham keagamaan lewat pendidikan. 6 M.Syarif Hidayatullah, Deradikalisasi Agama Dalam Pendidikan (Studi Kasus Terhadap Mata Kuliah PAI di Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya), 2015. Studi integrasi pendidikan Islam dengan deradikalisasi.

Kajian fokus pada

peran dosen PAI

dalam deradikalisasi

di perguruan tinggi.

Kajian ini penelitian ini

adalah untuk menggali

pemikiran pendidikan

Islam perspektif KH.

Abdurrahman Wahid,

yang kemudian akan

dibentuk suatu

konsep pendidikan Islam

sebagai solusi alternatif

dalam proses

deradikalisasi paham

keagamaan lewat

pendidikan.

Secara keseluruhan penelitian-penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya berbeda dari penelitian ini. Hal itu setidaknya terlihat dari segi fokus penelitiannya. Penelitian ini adalah untuk menggali pemikiran pendidikan Islam perspektif KH. Abdurrahman Wahid, yang kemu-dian akan dibentuk suatu rumusan/bangunan konsep pendidikan Islam sebagai solusi alternatif dalam proses deradikalisasi paham keagamaan lewat pendidikan.