• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II WADAH BUDI DAYA IKAN

4.1 Seleksi Induk

4.1.2 Outbreeding/Hibridisasi/ Crossbreeding

Outbreeding adalah perkawinan antara individu-individu yang tidak sekerabat (berbeda induknya), masih dalam satu varietas atau beda varietas. Outbreeding ini akan menghasilkan heterozigositas yang akan menguatkan individu-individunya terhadap per-ubahan lingkungan yang biasa disebut juga mempunyai fitnes yang tinggi. Fitnes yaitu kemampuan relative pada

organisma untuk bertahan hidup dan pemindahan gen untuk generasi berikutnya. Individu yang mempunyai heterosigositas yang tinggi maka akan mempunyai fitness yang tinggi pula. Oleh karena itu, untuk memperoleh induk ikan yang mempunyai ke-mampuan hidup yang tinggi sebaiknya dalam proses budi daya harus dilakkan perkawinan yang terseleksi.

Sedangkan crossbreeding atau hibridisasi merupakan program persilangan yang dapat diaplikasikan pada ikan, udang, kerang-kerangan, maupun rumput laut. Hasil dari program ini dapat menghasilkan individu-individu yang unggul, kadang-kadang ada juga yang steril dan dapat menghasilkan strain baru (Rustidja, 2005). Hibridisasi akan mudah dilakukan apabila dapat dilakukan reproduksi buatan seperti halnya ikan mas dan ikan nila, di mana dapat dilakukan striping telur dan sperma. Selain itu ada defenisi lain dari hibridisasi yang sebenarnya tidak jauh berbeda. Hibridisasi adalah perkawinan antara spesies yang berbeda. Hibridisasi atau persilangan merupakan suatu upaya untuk mendapatkan kombinasi antara populasi yang berbeda untuk menghasilkan keturunan yang memiliki sifat unggul. Berdasarkan

hal tersebut para ahli genetika perikanan membagai hibridisasi ke dalam dua macam yaitu:

1. Interspecifik hibridisasi yaitu perkawinan antara spesies yang berbeda.

2. Intraspecipik hibridisasi yaitu perkawinan dalam satu species. Hasil dari beberapa jenis ikan yang dilakukan persilangan biasanya paling mudah memperhatikan karakter fenotipe kualitatif misalnya:

1. Warna tubuh, di mana dapat dilaku-kan persilangan antara idilaku-kan yang mempunyai warna antara lain: • Ikan warna tubuh Albino

di-silangkan dengan ikan ber-pigmen normal.

• Ikan berwarna kuning/merah/ putih disilangkan dengan ikan berwarna hijau/biru/abu-abu. • Ikan berwarna bintik disilangkan

dengan ikan tanpa bintik. 2. Tipe sirip pada ikan dapat dilakukan

persilangan antara ikan yang mempunyai sirip antara lain:

• Ikan bersirip kumpay disilang-kan dengan idisilang-kan bersirip normal. • Ikan bersirip kumpay disilang-kan dengan idisilang-kan yang ekornya membundar.

3. Pola sisik pada ikan dapat dilaku-kan persilangan antara idilaku-kan yang mempunyai sisik antara lain: • Ikan bersisik bergaris

disilang-kan dengan idisilang-kan yang tidak mempunyai sisik.

• Ikan bersisik menyebar/kaca disilangkan dengan ikan yang bersisik penuh.

4. Bentuk tubuh ikan

Dalam kegiatan hibridisasi ini biasanya akan dihasilkan individu baru pada ikan konsumsi yang sudah dilakukan misalnya melaku-kan persilangan antara imelaku-kan nila hitam dengan ikan nila putih akan dihasilkan ikan nila yang berwarna tubuh ikan merah. Pada umumnya jenis-jenis ikan hias yang dihasilkan oleh para pembudidaya ikan banyak yang diperoleh dari hasil per-silangan. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam produksi benih ikan hias baru-baru ini dari suatu populasi yakni per-silangan antarvaritas atau strain (hibridisasi intervaritas) yang memiliki tampilan morfologi dari spesies yang sama.

Hibridsasi intervaritas adalah mempersilangkan antara induk jantan

dan induk betina yang berasal dari spesies yang sama namun minimal memiliki dua karakter fenotipe tampilan morfologi yang berbeda (Kirpichnikov, 1981). Di samping itu, karakter lain dari hasil persilangan antara varitas adalah fertile yakni dari masing-masing jenis kelamin masih tetap mampu untuk menghasilkan keturunan walaupun peluang dari benih keturunan tersebut cenderung memiliki karakter fenotipe tampilan morfologi yang bervariasi.

Hibridisasi merupakan persilangan antara varitas atau spesies yang secara morfologis memiliki perbedaan. Kirpichnikov (1981), menyatakan bahwa perbedaan yang paling menonjol yang digunakan dalam hibridisasi intervaritas adalah perbedaan warna, bentuk, ukuran, dan kelengkapan biologis lain yang melekat pada organ tubuh. Perolehan ikan hybrid sangat bergantung pada karakter dari induk. Waynorovich dan Horvarth (1980) menyatakan bahwa ikan hasil hibridisasi interspesies adalah steril. Di samping itu rata-rata ukuran morfometrik dan meristik dari ikan hibrid kebanyakan berada pada pertengahan (intermediate) di antara

nilai rata-rata morfometerik dan meristik induk.

Hibridisasi merupakan metode yang digunakan dalam upaya memperoleh ikan keturunan baru. Matsui (1935) menyatakan bahwa banyaknya varitas pada ikan maskoki merupakan akibat dari perkawinan antara mutan dengan induk asal atau antara mutan dengan mutan dari induk yang sama sehingga secara morfologi terdapat varitas ikan maskoki baru. Hibridisasi didasarkan pada perbedaan tampilan morfometrik dan meristik. Metode paling banyak dilakukan oleh petani ikan maskoki adalah hibridisasi karena di samping memiliki varitas yang banyak, pada ikan keturunan sering diperoleh warna, bentuk, dan ukuran tubuh yang berbeda sehingga jumlah varitas akan lebih banyak. Kirpichnikov (1981) menyatakan bahwa hasil perlakuan hibridisasi tidak hanya dilihat dari tampilan morfologi namun harus dilakukan pula pengukuran morfometrik dan meristik karena data yang diperoleh merupakan refleksi dari kekuatan penurunan karakter dari sumber gamet di samping kondisi lingkungan terjadi

pada saat pembelahan sel mulai bekerja.

Beberapa spesies ikan air tawar yang sering digunakan dalam kegiatan persilangan adalah spesies-spesies ikan yang memiliki varitas yang banyak dan memiliki karakter morfologi yang dapat dibedakan secara jelas seperti populasi spesies ikan hias yang terdiri dari spesies ekor pedang (Xyphophorus

maculatus), ikan guppi

(Poeciliareticulata), dan ikan maskoki (Carassius auratus). Sementara pada spesies ikan konsumsi, adalah ikan mas (Cyprinus carpio), ikan nila (Oreochromis niloticus) dan spesies ikan konsumsi lain karena di samping memiliki berbagai varitas juga keturunan hibrid telah mampu untuk dibudidayakan. Pengertian tentang persilangan ikan ini ada berbagai pendapat misalnya crossbreeding merupakan persilangan juga tetapi bukan persilangan seperti hibridisasi, melainkan persilangan balik. Jenis ikan konsumsi yang merupakan hasil persilangan balik adalah lele sangkuriang yang telah direlease oleh Menteri Perikanan dan Kelautan pada tahun 2004. Jenis

ikan ini merupakan hasil persilangan balik antara ikan lele generasi ke dua dengan ikan lele generasi ke enam yang telah dibuat oleh Balai Besar Pengembangan Budi daya Air Tawar, Sukabumi.