• Tidak ada hasil yang ditemukan

P ENGELOLAAN P ENDAPATAN D AERAH

Dalam dokumen LKPJ 2011.rar Bab 1 - slese (Halaman 51-55)

KEBIJAKAN UMUM

A. P ENGELOLAAN P ENDAPATAN D AERAH

1. Intensifikasi dan Ekstensifikasi Pendapatan Daerah

Sumber pendapatan daerah terdiri dari Pendapatan Asli Daerah, Dana Perimbangan, dan Lain-Lain Pendapatan yang Sah. Pengelolaan pendapatan daerah bertujuan untuk mengoptimalkan sumber pendapatan daerah untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah dengan tujuan memaksimalkan penyelenggaraan pemerintah daerah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.

Kebijakan pengelolaan pendapatan daerah harus dilakukan secara cermat dan hati-hati sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku. Upaya untuk meningkatkan kapasitas fiskal daerah (fiscal capacity) tidak hanya dilakukan dalam rangka peningkatan PAD, namun juga harus melihat dampaknya terhadap kegiatan ekonomi masyarakat secara menyeluruh. Artinya peningkatan PAD tidak boleh memiliki dampak langsung terhadap penurunan pendapatan kelompok masyarakat tertentu. Peningkatan kapasitas fiskal juga harus mempertimbangkan tata kelola (governance) tentang keuangan daerah, karena peningkatan anggaran yang besar jika tidak dikelola dengan baik justru akan menimbulkan masalah, sehingga arah pengelolaan pendapatan daerah adalah optimalisasi fungsi anggaran yang meliputi fungsi perencanaan, distribusi, dan stabilisasi.

Pembiayaan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah dalam melaksanakan fungsi pelayanan dasar publik masih banyak bergantung pada penerimaan dari dana perimbangan yang terdiri dari DAU, DAK, dan Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak. Adanya otonomi daerah diharapkan dapat memacu daerah menuju ke tingkat kemampuan keuangan yang lebih baik yang tercermin dengan semakin meningkatnya kapasitas fiskal dan berkurangnya celah fiskal dari tahun ke tahun. Perlu dilakukan upaya-upaya

untuk meningkatkan kapasitas fiskal dengan mengoptimalkan sumber-sumber pendapatan daerah yang merupakan komponen kapasitas fiskal daerah. Beberapa strategi yang dilakukan untuk menutup terjadinya kesenjangan fiskal adalah sebagai berikut:

1) Mengadakan kajian kemungkinan meningkatkan pendapatan melalui peningkatan pajak, retribusi, penjualan jasa publik (charging for services) dan usaha daerah lainnya yang sah dengan regulasi yang bertujuan untuk meningkatkan kegiatan sektor swasta;

2) Menaikkan pendapatan dari pajak dan retribusi daerah melalui revitalisasi tarif, perluasan subyek, obyek pajak, dan retribusi;

3) Melakukan perbaikan administrasi penerimaan pendapatan dan belanja daerah (revenue and spending administration);

4) Mengoptimalkan penerimaan dana bagi hasil dari pajak dan bukan pajak (PPh perseorangan, PKB - BBNKB, PBBKB, BPHTP, dan PBB).

Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan salah satu sumber pendapatan daerah yang potensial untuk ditingkatkan, walaupun kontribusi PAD terhadap APBD masih rendah. Untuk menentukan pengelolaan komponen PAD diperlukan identifikasi potensi komponen PAD yang digunakan untuk mengetahui posisi komponen PAD sebagai sumber pendapatan daerah dengan menganalisis rasio pertumbuhan jenis penerimaan dengan proporsi atau sumbangannya terhadap rata-rata total penerimaan.

Salah satu tolok ukur dari perkembangan ekonomi daerah adalah besarnya pendapatan daerah pada pos Pendapatan Asli Daerah (PAD). Besarnya PAD secara umum menunjukkan kemajuan aktivitas perekonomian pada masyarakat yang dapat dijadikan obyek pungut. Oleh karena itu, pencapaian target PAD merupakan faktor penting dalam menilai laju pembangunan di daerah. Di dalam rangka memacu roda perekonomian masyarakat, Kabupaten Bantul menerapkan kebijakan insentif dan disinsentif untuk obyek-obyek pungut tertentu. Dari hal ini diharapkan akan mampu berkontribusi terhadap pemerataan pendapatan masyarakat.

Hasil retribusi daerah dan lain-lain pendapatan asli daerah yang sah masih merupakan sumber PAD yang utama di Kabupaten Bantul karena mampu memberikan kontribusi tertinggi pada PAD meskipun diprediksi

kontribusi ini belum meningkat secara signifikan. Sumber PAD yang terkecil dalam memberikan kontribusi terhadap PAD Kabupaten Bantul adalah hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan. Agar hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan mampu memberikan kontribusi yang semakin meningkat terhadap PAD Kabupaten Bantul maka khususnya pengelola kekayaan daerah dan pemerintah Kabupaten Bantul perlu melakukan reposisi terhadap pengelolaan kekayaan daerah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.

Komponen retribusi daerah termasuk sumber utama PAD dan mengalami peningkatan yang signifikan sehingga kebijakan yang telah diterapkan pada tahun-tahun sebelumnya dapat tetap digunakan dengan mempertahankan tingkat pertumbuhan dan kontribusinya. Sedangkan komponen pajak daerah diharapkan dapat terus ditingkatkan dengan menggali sumber-sumber baru dengan tingkat pertumbuhan seperti pada tahun-tahun sebelumnya. Komponen hasil pngelolaan kekayaan daerah/bagian laba BUMD masih memerlukan upaya peningkatan yang besar dengan menggali sumber-sumber penerimaan yang baru dan meningkatkan penerimaan tahun-tahun sebelumnya dari sumber penerimaan yang ada. Peningkatan kapasitas fiskal juga dapat dilakukan melalui pengembangan usaha-usaha daerah dengan memanfaatkan potensi sumberdaya alam Kabupaten Bantul melalui kerjasama dengan investor.

2. Target dan Realisasi Pendapatan

Target Pendapatan Kabupaten Bantul tahun 2008 adalah sebesar Rp995.971.702.905,41 dan realisasinya sebesar Rp1.023.590.207.758,85 atau 102,77% dengan perincian target Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp59.069.544.315,41 dan realisasi sebesar Rp69.800.761.508,85 atau 118,17%; target Dana Perimbangan sebesar Rp674.191.339.360,00 dengan realisasi sebesar Rp679.250.090.167,00 atau 100,75%; dan target Lain-lain Pendapatan yang Sah sebesar Rp262.710.819.230,00 dengan realisasi sebesar Rp274.539.356.083,00 atau 104,50% (lihat Tabel 28).

Tabel 28

Target dan Realisasi Pendapatan Kabupaten Bantul Tahun 2008

No. Uraian Target (Rp) Realisasi (Rp)

1. PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 59.069.544.315,41 69.800.761.508,85

a. Hasil pajak daerah 9.507.000.000,00 12.070.898.846,00 b. Hasil retribusi daerah 31.479.627.550,00 37.171.638.611,00 c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah 3.620.774.435,57 3.449.914.968,58 d. Lain-lain pendapatan asli daerah 14.462.142.329,84 17.108.309.083,27 2. DANA PERIMBANGAN 674.191.339.360,00 679.250.090.167,00

a. Bagi hasil pajak/bukan pajak 33.573.988.360,00 38.632.739.167,00 b. Dana alokasi umum 583.169.351.000,00 583.169.351.000,00 c. Dana alokasi khusus 57.448.000.000,00 57.448.000.000,00 3. LAIN-LAIN PENDAPATAN YANG SAH 262.710.819.230,00 274.539.356.083,00

a. Pendapatan hibah 184.940.710.000,00 185.337.360.000,00 b. Dana darurat 3.184.000.000,00 6.690.000.000,00 c. Dana bagi hasil pajak dr Prop & Pemda

lainnya 34.174.812.100,00 41.982.752.900,00

d. Dana penyesuaian & otonomi khusus 13.626.130.000,00 13.626.129.999,00 e. Bant keuangan dr Prop & Pemda lainnya 21.880.027.930,00 21.997.973.984,00 f. Dana tunjangan kependidikan 4.905.139.200,00 4.905.139.200,00

PENDAPATAN DAERAH 995.971.702.905,41 1.023.590.207.758,85 Sumber: APBD Kabupaten Bantul tahun 2009

3. Permasalahan dan Solusi

Permasalahan yang dihadapai pada tahun anggaran 2008 dalam aspek pendapatan daerah adalah sebagai berikut:

1) Di dalam SPPT PBB sering terdapat kesalahan penulisan, baik itu nama dan alamat wajib pajak maupun luas dan letak obyek pajak;

2) Adanya peralihan hak milik tanah yang melalui notaris sehingga desa tidak mengetahui dan mengakibatkan kesulitan dalam penyampaian SPPT PBB.

Solusi untuk permasalahan tersebut di atas adalah sebagai berikut: 1) Diadakan intensifikasi PPB di setiap desa guna mengecek penyampaian

SPPT dan juga perkembangan pembayaran PBB dengan bekerjasama dengan KPP Pratama;

2) Diadakan kegiatan validasi data subyek dan obyek PBB yang bekerjasama dengan notaris dan laporannya juga dikirim ke desa.

Dalam dokumen LKPJ 2011.rar Bab 1 - slese (Halaman 51-55)

Dokumen terkait