• Tidak ada hasil yang ditemukan

KECAMATAN ULUMANDA DI KABUPATEN MAJENE

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Umum Kabupaten Majene

3. Padi Ladang

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani padi ladang, menunjukkan bahwa rata-rata hasil produksi padi ladang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar 10,69 ton per tahun dan rata-rata hasil produksi padi ladang setelah peningkatan jalan adalah sebesar 10,78 ton per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable produksi padi ladang sebelum peningkatan jalan (asymp. Sig) = 0,007 dan data variable produksi padi ladang sesudah peningkatan jalan (asymp. Sig) = 0,038. Karena asymp. Sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable produksi padi 64ading baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon.

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. Sig = 0,410 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima atau tidak ada perbedaan rata-rata produksi padi 64ading antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata-rata produksi pertanian ( kemiri, coklat dan padi ladang) antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan.

Variabel Harga Komuditas

1. Kemiri

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani kemiri, menunjukkan bahwa rata-rata harga komuditas kemiri sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 6.097,61 per kg dan rata-rata hasil produksi pertanian setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 6109,84 per kg.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,002 dan data variable sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,014

Sumber : Hasil perhitungan dengan SPSS

Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable harga komuditas kemiri baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,064 yang berarti lebih dari 0,05.

Karena asymp. sig > 0,05 maka Ho diterima atau tidak ada perbedaan rata-rata harga komuditas kemiri antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

2. Coklat

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani coklat, menunjukkan bahwa rata-rata harga komuditas coklat sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 7185,33 per kg dan rata-rata harga komuditas coklat setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 7202,17 per kg.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable harga komuditas coklat sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,061 dan data variable harga komuditas coklat sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,069. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable harga komuditas coklat baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,069 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima atau tidak ada perbedaan rata-rata harga komuditas coklat antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

3. Padi Ladang

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani padi ladang, menunjukkan bahwa rata-rata harga komuditas padi ladang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 2373,46 per kg dan rata-rata harga komuditas padi ladang setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 2380,86 per kg.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable harga komuditas padi ladang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,004 dan data variable harga komuditas padi ladang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,018. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable harga komuditas padi ladang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon.

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,174 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima atau tidak ada perbedaan rata-rata harga komuditas padi ladang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa tidak ada perbedaan rata-rata harga komuditas kemiri, coklat dan padi ladang antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan.

Variabel Volume Penjualan

1. Kemiri

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani kemiri, menunjukkan bahwa rata-rata volume penjualan kemiri sebelum peningkatan jalan adalah sebesar 738,79 kg per tahun dan rata-rata volume penjualan kemiri setelah peningkatan jalan adalah sebesar 823,03 kg per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,015 dan data variable sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,032.

Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable volume penjualan kemiri baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,000 yang berarti kurang dari 0,05.

Karena asymp. sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya ada perbedaan rata-rata volume penjualan kemiri antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

2. Coklat

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani coklat, menunjukkan bahwa rata-rata volume penjualan coklat sebelum peningkatan jalan adalah sebesar 5675,88 kg per tahun dan rata-rata volume penjualan coklat setelah peningkatan jalan adalah sebesar 5772,36 kg per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable volume penjualan coklat sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,368 dan data variable volume penjualan coklat sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,296. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable volume penjualan coklat baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya ada perbedaan rata-rata volume penjualan coklat antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

3. Padi Ladang

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada petani padi ladang, menunjukkan bahwa rata-rata hasil volume penjualan padi ladang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar 10,26 ton per tahun dan rata-rata hasil volume penjualan padi ladang setelah peningkatan jalan adalah sebesar 10,394 ton per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable volume penjualan padi ladang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,063 dan data variable volume penjualan padi ladang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,484. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable volume penjualan padi ladang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,155 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan rata-rata volume penjualan padi ladang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa untuk volume penjualan kemiri dan coklat ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan. Sedangkan untuk volume penjualan padi ladang tidak ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan.

Variabel Pendapatan Petani

Pendapatan petani didapat dari hasil volume penjualan dikalikan dengan harga komuditas pertanian per kg. Berikut ini akan diuraikan pendapatan petani kemiri, coklat dan padi ladang.

1. Kemiri

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pendapatan pada petani kemiri, maka rata-rata pendapatan petani kemiri sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 4.506.309 per tahun dan rata-rata pendapatan petani kemiri sesudah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 5.030.023 per tahun .

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,02 dan data variable sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,037.

Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable pendapatan petani kemiri baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,000 yang berarti kurang dari 0,05.

Karena asymp. sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya ada perbedaan rata-rata pendapatan petani kemiri antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

2. Coklat

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pendapatan pada petani coklat, menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan petani coklat sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 40.372.278 per tahun dan rata-rata pendapatan petani coklat setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 41.094.083 per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable pendapatan petani coklat sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,309 dan data variable pendapatan petani coklat sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,344. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable pendapatan petani coklat baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS ( table 4.39) maka diketahui bahwa sig = 0,000 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya ada perbedaan rata-rata pendapatan petani coklat antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

3. Padi Ladang

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pada petani padi ladang, menunjukkan bahwa rata-rata hasil pendapatan petani padi ladang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 24.352.531 per tahun dan rata-rata hasil pendapatan petani padi ladang setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 24.751.605 per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable pendapatan petani padi ladang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,261 dan data variable pendapatan petani padi ladang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,668. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable pendapatan petani padi ladang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,1 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan rata-rata pendapatan petani padi ladang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa untuk pendapatan petani kemiri dan coklat ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan. Sedangkan untuk pendapatan petani padi ladang tidak ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan.

Variabel Biaya Pasca Panen

Variabel biaya pasca panen didapat dari penjumlahan dari semua biaya yang telah dikeluarkan oleh petani yang terdiri dari biaya pembelian bibit, biaya pupuk, biaya tenaga, biaya angkut dan biaya lain-lain. Berikut ini akan diuraikan biaya pasca panen dari petani kemiri, coklat dan padi ladang.

1. Kemiri

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan biaya pasca panen pada petani kemiri, maka rata-rata biaya pasca panen petani kemiri sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 2.459.968 per tahun dan rata-rata biaya pasca panen petani kemiri sesudah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 2.462.444 per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,033 dan data variable sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,046.

Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable biaya pasca panen petani kemiri baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,000 yang berarti kurang dari 0,05.

Karena asymp. sig < 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya ada perbedaan rata-rata biaya pasca panen petani kemiri antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

2. Coklat

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan biaya pasca panen pada petani coklat, menunjukkan bahwa rata-rata biaya pasca panen petani coklat sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 31.070.870 per tahun dan rata-rata biaya pasca panen petani coklat setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 31.179.130 per tahun.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable biaya pasca petani coklat sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,425 dan data variable biaya pasca panen petani coklat sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,405. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable biaya pasca panen petani coklat baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS ( table 4.48) maka diketahui bahwa sig = 0,069 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima atau Ha ditolak yang artinya tidak ada perbedaan rata-rata pendapatan petani coklat antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

3. Padi Ladang

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pada petani padi ladang seperti pada table 4.49 dan lampiran 3, menunjukkan bahwa rata-rata biaya pasca panen petani padi ladang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 13.340.556 per tahun dan rata-rata biaya pasca panen petani padi ladang setelah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 16.112.346 per tahun.

d. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS maka diketahui bahwa data variable biaya pasca panen petani padi ladang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,099 dan data variable biaya pasca panen petani padi ladang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,570. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable biaya pasca panen petani padi ladang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

d. Uji t (Paired Sample Test).

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,00 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya ada perbedaan rata-rata biaya pasca panen petani padi ladang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Dari hasil analisa diatas dapat diketahui bahwa untuk biaya pasca panen petani kemiri dan padi ladang ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan. Sedangkan untuk biaya pasca panen petani coklat tidak ada perbedaan rata-rata antara sebelum dan setelah adanya peningkatan jalan.

Sektor Perdagangan

Pada sektor perdagangan ada 41 pedagang sebagai sampel penelitian. Berdasarkan hasil kuisioner dengan Analisa Delphi diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi wilayah Kecamatan Ulumanda sebelum dan sesudah peningkatan Jalan Salutambung – Babasondong dari sektor perdagangan adalah volume penjualan, biaya angkut, pendapatan pedagang dan keselamatan barang. Berikut ini akan dianalisa perubahan dari setiap variabel di sektor perdagangan sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Variabel Volume Penjualan a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pada pedagang, menunjukkan bahwa rata-rata volume penjualan pedagang dalam menjual beras dan gula sebelum peningkatan jalan adalah sebesar 189,76 kg/bln dan rata-rata volume penjualan pedagang dalam menjual beras dan gula sesudah peningkatan jalan adalah sebesar 231,83 kg/bln.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable volume penjualan pedagang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,096 dan data variable volume penjualan pedagang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,549. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable volume penjualan pedagang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test)

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,0 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya ada perbedaan rata-rata volume penjualan pedagang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Biaya Angkut

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pada pedagang, menunjukkan bahwa rata-rata biaya angkut pedagang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 43.537 dan rata-rata biaya angkut pedagang sesudah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 43.415.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program, maka diketahui bahwa data variable biaya angkut pedagang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,278 dan data variable biaya angkut pedagang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,310. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable biaya angkut pedagang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test)

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,323 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima yang artinya tidak ada perbedaan rata-rata biaya angkut pedagang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Pendapatan Pedagang a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil perhitungan pada pedagang, menunjukkan bahwa rata-rata pendapatan pedagang sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 158.659 per bulan dan rata-rata pendapatan pedagang sesudah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 225.122 per bulan.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable pendapatan pedagang sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,085 dan data variable pendapatan pedagang sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,565. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan lebih dari 0,05 maka Ho diterima yang artinya data variable pendapatan pedagang baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan menyebar normal.

c. Uji t (Paired Sample Test)

Dari hasil perhitungan dengan uji t (Paired Sample Test) menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa sig = 0,00 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak yang artinya ada perbedaan rata-rata pendapatan pedagang antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Sektor Transportasi

Pada 69ector transportasi ada 55 pengemudi sebagai 69ector penelitian. Berdasarkan hasil kuisioner dengan Analisa Delphi diketahui bahwa variabel-variabel yang mempengaruhi kondisi ekonomi wilayah Kecamatan Ulumanda sebelum dan sesudah peningkatan Jalan Salutambung – Babasondong dari sektor transportasi adalah waktu tempuh / aksesibilitas, keselamatan penumpang dan sektor angkutan. Berikut ini akan dianalisa perubahan dari setiap variabel di sektor transportasi sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Waktu Tempuh / Aksesibilitas a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada pengemudi, menunjukkan bahwa rata-rata waktu tempuh pengemudi sebelum peningkatan jalan adalah sebesar 94 menit sekali jalan dan rata-rata waktu tempuh pengemudi sesudah peningkatan jalan adalah sebesar 77 menit sekali jalan.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable waktu tempuh pengemudi sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,004 dan data variable waktu tempuh pengemudi sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,000. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable waktu tempuh pengemudi baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon.

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,00 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau ada perbedaan rata-rata waktu tempuh pengemudi antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Frekuensi

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada pengemudi, menunjukkan bahwa rata-rata frekuensi sebelum peningkatan jalan adalah sekali sehari dan rata-rata frekuensi sesudah peningkatan jalan adalah 3 kali sehari.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable frekuensi perjalanan sebelum peningkatan jalan (asymp. Sig) = 0,000 dan data variable frekuensi perjalanan sesudah peningkatan jalan (asymp. Sig) = 0,000. Karena asymp. Sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable frekuensi perjalanan baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon.

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. Sig = 0,00 yang berarti kurang dari 0,05 sehingga Ho ditolak atau ada perbedaan rata-rata frekuensi perjalanan antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.

Tarif Angkutan

a. Nilai Rata-rata (mean)

Dari hasil kuisioner pada pengemudi, menunjukkan bahwa rata-rata tarif angkutan sebelum peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 10.036 sekali jalan dan rata-rata tarif angkutan pengemudi sesudah peningkatan jalan adalah sebesar Rp. 9.982 sekali jalan.

b. Uji Normalitas Data

Dengan menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa data variable tarif angkutan sebelum peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,000 dan data variable tarif angkutan sesudah peningkatan jalan (asymp. sig) = 0,000. Karena asymp. sig sebelum dan sesudah peningkatan jalan kurang dari 0,05 maka Ho ditolak atau Ha diterima yang artinya data variable tarif angkutan baik sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan tidak menyebar normal.

c. Uji Wilcoxon.

Dari hasil perhitungan dengan uji Wilcoxon menggunakan program SPSS, maka diketahui bahwa asymp. sig = 0,083 yang berarti lebih dari 0,05 sehingga Ho diterima atau tidak ada perbedaan rata-rata tarif angkutan antara sebelum dan sesudah adanya peningkatan jalan.