• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Pajak

Secara umum pajak adalah pungutan dari masyarakat oleh negara (pemerintah) berdasarkan Undang-Undang yang bersifat dapat dipaksakan dan terutang oleh yang wajib membayarnya dengan tidak mendapat prestasi kembali (kontra prestasi/balas jasa) secara langsung, yang hasilnya digunakan untuk membiayai pengeluaran negara dalam penyelengaraan pemerintahan dan

pembangunan. Hal ini menunjukkan bahwa pajak adalah pembayaran wajib yang dikenakan berdasarkan Undang-Undang yang tidak dapat dihindari bagi yang berkewajiban dan bagi mereka yang tidak mau membayar pajak dapat dilakukan paksaan.28

Berdasarkan defenisi pajak, dapat ditarik kesimpulan tentang ciri-ciri melekat pada pengertian pajak, yaitu sebagai berikut:

Pajak merupakan sarana yang digunakan pemerintah untuk memperoleh dana dari rakyat. Hasil penerimaan pajak tersebut untuk mengisi anggaran Negara sekaligus membiayai keperluan belanja Negara (belanja rutin dan belanja pembangunan). untuk itu, Negara memerlukan dana yang cukup besar guna membiayai kegiatan pembangunan yang berlangsung secara terus menerus dan berkesinambungan. Disamping sebagai sumber dana untuk mengisi anggaran Negara, Pajak juga digunakan sebagai sumber kebijakan di bidang moneter dan investasi yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan ekonomi sehingga kesejahteraan rakyat semakin baik.

Pajak adalah iuran kepada Negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan), dimana rakyat sebagai pembayar pajak tidak dapat menerimah imbalan secara langsung, imbalan berupah pelayanan yang baik oleh Negara baik secara fisik maupun non fisik. Pelayanan ini bisa berupa fasilitas umum yang digunakan secara bersama- sama.

29

1. Pajak dipungut oleh pemerintah pusat maupun pemerintah daerah, berdasarkan kekuatan Undang-Undang serta aturan pelaksanaannya.

28

Marihot Pahala Siahaan. 2010. Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hal. 7

29

2. Pembayaran pajak harus masuk kepada kas negara, yaitu kas pemerintah pusat kas pemerintah daerah (sesuai dengan jenis pajak yang dipungut).

3. Dalam pembayaran pajak tidak dapat ditunjukkan adanya kontra prestasi individu oleh pemerintah (tidak ada imbalan langsung yang diperoleh si pembayar pajak). Dengan kata lain, tidak ada hubungan langsung antara jumlah pembayaran pajak dengan kontra prestasi secara langsung.

4. Penyelenggaraan pemerintahan secara umum merupakan manifestasi kontra prestasi dari negara kepada para pembayar pajak. Pajak dipungut karena adanya suatu keadaan, kejadian dan oerbuatan yang menurut peraturan perUndang-Undangan pajak dikenakan pajak. 5. Pajak memiliki sifat dapat dipaksakan. Artinya wajib pajak yang tidak

memenuhi kewajiban pembayaran pajak, dapat dikenakan sanksi, baik sanksi pidana maupun denda sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

2. Fungsi Pajak

Dilihat dari definisi pajak diatas, pajak mempunyai fungsi untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum. Namun sebenarnya fungsi membiayai pengeluaran secara umum hanyalah salah satu dari fungsi pajak sebab pajak memiliki dua macam fungsi yaitu:

1. Fungsi Penerimaan (Budgetair)

Dalam fungsi budgetair pajak berfungsi sebagai sumber dana untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran Negara. Contoh penerimaan yang berasal dari pajak sebesar 71,4% dari keseluruhan penerimaan negara pada

RAPBN 2001. Fungsi ini menjelaskan bahwa penerimaan pajak dari rakyat dimasukkan dalam anggaran pendapatan dan belanja Negara.

2. Fungsi Mengatur (Regulair)

Pajak berfungsi sebagai alat untuk membantu atau melaksanakan kebijakan Negara dibidang social dan ekonomi. Contoh: adanya lapisan tarif pajak penghasilan dimana tarif yang tertinggi dikenakan untuk penghasilan tinggi, pajak untuk minuman keras dengan maksud untuk menguranggi kosumsi minuman keras, tarif tinggi yang dikenakan terhadap barang-barang mewah untuk menguranggi gaya hidup konsumtif, tarif ekspor sebesar 0% untuk mendorong ekspor. Fungsi ini menjelaskan bahwa pajak merupakan negara dalam mengatur kebijakan ekonomi dan sosialnya.

3. Asas Pemungutan Pajak

Untuk mencapai pemungutan pajak kepada rakyat maka harusdiperhatikan dasar-dasar pemungutan pajak. Adam smith memberikan lima dasar /asas pemungutan pajak sebagai berikut:

1. Asas falsafah hukum

Falsafah hukum adalah keadilan, artinya pemungutan pajak kepada rakyat harus adil dan merata sesuai dengan kemampuan rakyat untuk membayar pajak dan sesuai dengan manfaat yang diterimanya.

2. Asas yuridis (kepastian hukum)

Asas ini mengajurkan agar pemungutan pajak berdasarkan hukum (Undang-Undang) sehingga ada kepastian tentang bagaimana prosedur dan dasar perhitungan pajak, berapa pajak yang harus dibayar oleh rakyat,

kapan pajak dibayar, dan siapa saja yang harus membayar pajak sehingga tidak ada yang saling dirugikan dalam pemungutan pajak. Untuk itu, pemerintah bersama rakyat menciptakan Undang-Undang pajak.

3. Asas ketepatan

Dalam pemungutan pajak sebaiknya negara memperhatikan saat-saat wajib pajak tidak mengalami kesulitan membayar pajak, misalnya pajak dipungut pada saat wajib pajak memperoleh penghasilan.

4. Asas ekonomi

Agar tidak mengganggu tingkat produktifitas rakyat, maka besarnya pajak yang ditanggung oleh rakyat harus sesuai dengan kemampuan rakyat. Jangan sampai pembebanan pajak kepada rakyat dapat dapat menurunkan tingkat produktifitas rakyat dalam kegiatan ekonominya.

5. Asas efisiensi

Pemungutan pajak harus efektif dan efisien, artinya pemungutan pajak harus tepat sasaran dan hasil perolehan pajak harus lebih besar dari pada biaya pemungutan pajak yang dikeluarkan.30

a. Jenis Pajak Menurut Golongannya:

4. Jenis-Jenis Pajak

1) Pajak langsung

2) Pajak yang pembebanannya tidak dapat dilimpahkan kepada pihak lain, tetapi harus menjadi beban langsung Wajib Pajak yang bersangkutan.

3) Pajak tak langsung

4) Pajak yang pembebanannya dapat dilimpahkan kepihak lain. b. Jenis Pajak Menurut Sifatnya:

1) Pajak Subyektif

Pajak yang didasarkan atas keadaan subjeknya, memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak yang selanjutnya dicari syarat objektifnya (memperhatikan keadaan Wajib Pajak).

2) Pajak Objektif

Pajak yang berpangkal pada objeknya tanpa memperhatikan diri Wajib Pajak.

c. Jenis Pajak Menurut Lembaga Pemungutnya 1) Pajak Pusat (Negara)

Pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara.

2) Pajak Daerah

Pajak yang dipungut oleh pemerintah daerah dan digunakan untuk membiayai pengeluaran daerah. Pajak daerah diatur dalam PP No.18 tahun 1997 sebagaimana diUndang-Undang dengan PP No.34 tahun 2000. Pajak daerah dibedakan menjadi dua yaitu Pajak propinsi dan Pajak Kabupaten / Kota. Adapun jenis pajak di dalam kabupaten/ kota adalah :

1. Pajak Hotel 2. Pajak Restoran 3. Pajak Hiburan 4. Pajak Reklame

5. Pajak Penerangan Jalan

6. Pajak Pengambilan Bahan Galian Golongan C 7. Pajak Parkir31

5. Syarat Pemungutan Pajak

Berdasarkan asas pemungutan pajak, dan untuk menghindari perlawanan pajak maka pemungutan pajak harus memenuhi syarat-syarat dibawah ini:

1. Pemungutan pajak harus adil.

Pemungutan pajak yang adil berarti pajak yang dipungut harus adil dan merata, sehingga harus sebanding dengan kemampuan membayar pajak sesuai dengan manfaat yang diminta wajib pajak dari pemerintah.

2. Pemungutan pajak harus berdasarkan Undang-Undang.

Untuk mewujudkan pemungutan pajak yang adil, pemungut pajak harus dapat memberikan kepastian hukum bagi negara dan warga negaranya. Untuk itu pemungutan pajak harus didasarkan atas Undang-Undang yang disahkan oleh lembaga legislatif dan untuk mewujudkannya pemungutan pajak dilandaskan atas Undang-Undang yaitu pasal 23 ayat 22 UNDANG- UNDANGD 1945.

3. Pemungutan pajak tidak mengganggu perekonomian.

Negara menghendaki agar perekonomian negara dan masyarakat dapat senantiasa meningkat. Oleh karena itu pemungutan pajak tidak boleh mengganggu kelancaran kegiatan produksi dan perdagangan yang akan mengakibatkan kelesuan perekonomian negara. Oleh karena itu dimungkinkan pemberian fasilitas yang akan mengakibatkan kelesuan perekonomian negara.

4. Pemungutan pajak harus efesien.

Biaya untuk pemungutan pajak harus seminimal mungkin dan hasil pemungutan pajak hendaknya digunakan secara optimal untuk membiayai pengeluaran negara seperti yang tercantum dalam APBN. Oleh karena itu pemungutan pajak harus merngunakan prinsip cost and benefit analysis , dalam artian biaya pemungutan pajak harus lebih kecil dari pada pajak yang dipungut.

5. Sistem pemungutan pajak harus sederhana.

Pemungutan pajak hendaknya dilaksanakan secara sederhana sehingga syarat kesederhanaan akan memudahkan wajib pajak untuk memenuhi kewajiban perpajakannya.dengan demikian kesadaran wajib pajak untuk membayar pajak dapat terwujud.

Dokumen terkait