• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengertian Pajak Parkir

Sebelumnya telah dijelaskan bahwa pajak adalah iuran kepada Negara berdasarkan undang- undang (yang dapat dipaksakan), dimana rakyat sebagai pembayar pajak tidak dapat menerimah imbalan secara langsung, imbalan berupah pelayanan yang baik oleh Negara baik secara fisik maupun non fisik. Sementara parkir menurut Kesit Prakoso adalah memangkalkan/menempatkan kendaraan bermotor diluar badan jalan baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor.32

32

Bambang Kesit Prakoso. 2003. Pendapatan Dan Retribusi Daerah. Yogyakarta: Ull Press, hal. 131

bahwa pajak parkir adalah pajak yang dikenakan atas penyelenggaraan tempat parkir diluar badan jalan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha.

Dalam pemungutan Pajak Parkir terdapat beberapa terminologi yang perlu diketahui. Terminologi tersebut dapat dilihat sebagi berikut:33

1. Tempat parkir adalah tempat parkir di luar badan jalan yang disediakan oleh orang pribadi atau badan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakn sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor dan garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran.

2. Pembayaraan adalah jumlah yang diterima atau seharusnya diterima sebagai imbalan atas penyerahan barang dan atau jasa pembayaran keapda penyelenggara tempat parkir.

3. Pengusaha parkir adalah orang pribadi atau badan hukum yang menyelenggarakan usaha parkir atau jenis lainnya pada gedung pelataran milik pemerintah/swasta orang pribadi atau badan yang dijadikan tempat parkir untuk dan atas namanya sendiri atau untuk dan atas nama pihak lain yang menjadi tanggungannya.

4. Gedung parkir adalah tempat parkir kendaraan, tempat menyimpan kendaraan dan atau tempat memamerkan kendaraan yang berupa gedung milik pemerintah/swasta, ornga pribadi, atau badan yang dikelola sebagai tempat parkir kendaraan.

33

5. Pelataran parkir adalah pelataran milik pemerintah/swasta, orang pribadi, atau badan di luar badan jalan atau yang dikelola sebagai temapat parkir secara terbuka.

6. Garasi adalah bangunan atau ruang rumah yang dipakai untuk menyimpan kendaraan bermotor yang dipungut bayaran.

7. Tempat penitipan kendaraan adalah suatu ruang, bidang yang dipakai untuk menyimpan, menaruh, mengumpulkan, memamerkan, memanjang kendaraan untuk jangka waktu tertentu dan atau untuk diperjualbelikan.

8. Kendaraan bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakkan oleh peralatan yang ada pada kendaraan itu dan dipergunakan untuk pengangkutan orang dan atau barang di jalan.

2. Dasar Hukum Pemungutan Pajak Parkir34

Pemungutan Pajak Parkir di Indonesia saat ini didasarkan pada dasar hukum yang jelas. Adapun dasar hukum pemungutan Pajak Parkir pada suatu Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:

1. Undang-UndangNomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

2. Undang-Undang No. 34 Tahun 2000 yang merupakan perubahan atas Undang-Undang No. 18 Tahun 1997 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah

3. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 2001 tentang Pajak Daerah

34

4. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota yang mengatur tentang Pajak Parkir. Dalam penelitian ini dasar hukum Pajak Parkirnya adalah Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 10 Tahun 2011

5. Keputusan Bupati/Walikota yang mengatur tentang Pajak Parkir sebagai aturan pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak Parkir pada Kabupaten/Kota dimaksud.

3. Objek Pajak Parkir35

1. Objek Pajak Parkir

Objek Pajak Parkir adalah penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan kendaraan bermotor. Klasifikasi tempat parkir di luar badan jalan yang dikenakan Pajak Parkir adalah:

a. Gedung parkir b. Pelataran parkir

c. Garasi kendaraan bermotor yang memungut bayaran, dan d. Tempat penitipan kendaraan bermotor

2. Bukan Objek Pajak Parkir

Pada Pajak Parkir tidak semua penyelenggaraan parkir dikenakan pajak. Ada beberapa pengecualian yang tidak termasuk objek pajak, sebagaimana di bawah ini:

35

a. Penyelenggaraan tempat parkir oleh pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Penyelenggaraan tempat parkir oleh BUMN dan BUMD tidak dikecualikan sebagai objek Pajak Parkir

b. Penyelenggaraan tempat parkir kedutaan, konsulat, perwakilan negara asing, dan perwakilan lembaga-lembaga internasional dengan asas timbal balik. Ketentuan tentang pengecualian pengenaan Pajak Parkir bagi perwakilan lembaga-lembaga internasional berpedoman kepada keputusan Menteri Keuangan c. Penyelenggaraan tempat parkir lainnya yang diatur dengan

peraturan daerah, antara lain penyelenggaraan tempat parkir di tempat peribadatan dan sekolah serta tempat-tempat lainnya yang diatur lebih lanjut oleh Bupati/Walikota

4. Subjek Pajak dan Wajib Pajak Parkir36

Pada Pajak Parkir, subjek pajak adalah orang pribadi atau badan yang melakukan parkir kendaraan bermotor. Sedangkan yang menjadi wajib pajak adalah orang pribadi atau badan yang menyelenggarakan tempat parkir. Pajak Parkir dibayar oleh pengusaha yang menyediakan temapat parkir dengan dipungut bayaran. Pengusaha tersebut secara otomatis ditetapkan sebagai wajib pajak yang harus membayar Pajak Parkir yang terutang. Dengan demikian, pada Pajak Parkir subjek pajak dan wajiba pajak yang membayar (menanggung) pajak sementara pengusaha yang menyediakan tempat parkir dengan dipungut bayaran bertindak sebagai wajib pajak diberikan kewenangan untuk memungut pajak dari konsumen (subjek pajak).

36

Dalam menjalankan kewajiban perpajakannya, wajib pajak dapat diwakili oleh pihak tertentu yang diperkenankan oleh Undang-Undang dan peraturan daerah tentang Pajak Parkir. Wakil wajib pakal bertanggung jawab secara pribadi dan atau secara tanggung renteng atas pembayaran pajak terutang. Selain itu, wajib pajak dapat menunjuk seorang kuasa denga surat kuasa khusus untuk menjalankan hak dan memenuhi kewajiban perpajakannya.

5. Dasar Pengenaan dan Tarif Pajak Parkir37

1. Dasar Pengenaan Pajak Parkir

Dasar pengenaan pajak parkir adalah jumlah pembayaran atau yang seharusnya dibayar kepada penyelenggara tempat parkir. Dasar pengenaan pajak parkir dapat ditetapkan dengan peraturan daerah. Sewa/tarif parkir sebagai dasar pengenaan pajak parkir dapat diatur dengan peraturan daerah. Dasar pengenaan pajak didasarkan pada klasifikasi tempat parkir, daya tampung dan frekuensi kendaraan bermotor. Setiap kendaraan bermotor yang parkir pada tempat parkir di luar badan jalan akan dikenakan tarif parkir yang ditetapkan oleh pengelola.

Dasar pengenaan pajak parkir di Kota Medan yang diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 10 Tahun 2011 Pasal 5 adalah sebagai berikut:

37

- Dasar pengenaan pajak parkir untuk parkir yang diselenggarakan sendiri dihitung dengan memperhatikan jenis tarif, area parkir, waktu dan jumlah kendaraan.

- Pembayaran parkir adalah jenis tarif sewa parkir yang meliputi tarif tetap, progresif, vallet fan parkir area khusus (insidentil). - Jumlah yang seharusnya dibayar termasuk potongan harga parkir

dan parkir cuma-cuma yang diberikan kepada penerima jasa parkir. 2. Tarif Pajak Parkir

Tarif parkir merupakan pembayaran yang harus diserahlan oleh pengguna tempat parkir untuk pemakaian tempat parkir. Tarif parkir yang ditetapkan oleh pengelola temat parkir di luar badan jalan yang memungut bayaran umumnya disesuaikan dengan tarif parkir yang ditetapkan oleh pemerintah kabupaten/kota.

Tarif parkir di Kota Medan dalam Perda No.10 Tahun 2011 Pasal 6 ditetapkan sebagai berikut:

- Penyelenggara tempat parkir yang memungut sewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan menggunakan tarif sewa tetap dikenakan tarif sebesar 20% dari pembayaran

- Penyelenggara tempat parkir yang memungut sewa parkir kepada penerima jas parkir dengan menggunakan tarif sewa parkir progresif dikenakan sebesar 25% dari pembayaran

- Penyelenggara tempat parkir yang memungut sewa parkir kepada penerima jasa parkir dengan menggunakan tarif sewa parkir vallet dikenakan pajak parkir sebesar 30% dari pembayaran.

Berdasarkan dasar pengenaan pajak parkir dan tarif pajak parkir tersebut, maka Perhitungan Pajak Pakrir di Kota Medan adalah sebagai berikut:

- Roda empat

a. Untuk parkir tetap , tarif dasar maksimal adalah sebesar Rp.2000;

b. Untuk parkir progresif, tarif dasar maksimal adalah sebesar Rp.2000 untuk lima jam pertam dan penambahan sebesar Rp.1000 untuk per satu jam berikutnya;

c. Untuk parkir vallet, tarif dasar maksimal sebesar Rp. 25.000. - Roda dua, tarif dasar maksimalnya adalah sebesar Rp.1000.

Tarif ini diberlakukan dengan tidak membedakan tarif parkir pada hari-hari tertentu.

Dokumen terkait