• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pandangan Informan Terhadap Warung Internet

BAB IV DESKRIPSI DAN INTERPRETASI DATA PENELITIAN

4.5. Pandangan Informan Terhadap Warung Internet

Pandangan informan terhadap pengusaha warnet adalah pandangan yang dirasakan oleh konsumen secara langsung. Dalam menggunakan jasa internet tidak selalu pengunjung menggunakan layanan internet dalam hal positif. Warung internet yang menjadi tujuan pasangan muda-mudi tersebut seolah memberikan ruang dimana ruang tersebut memberikan kesan aman,nyaman dan tertutup atau bisa digolongkan warnet memberikan fasilitas terbaiknya dalam memberikan pelayanan terbaik oleh pihak warnet.

Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, mereka menyatakan berkunjung kewarnet semata-mata hanya bermain game Online, membuka jejaring sosial, atau sekedar mengisi waktu luangnya, bahkan diantaranya menggunakan jasa internet sebagai sarana memberi informasi statis dan informasi mengenai dunia kerja.

Seperti yang diungkapkan oleh A.S ( Lk 5 tahun ) menyatakan :

“Alasan ku datang kewarnet ini Cuma main game Online, buka facebook, kadang nyari tugas sekolah.”

Hal yang sama diungkapkan oleh S.Y ( Lk 18 tahun ) yang juga merupakan salah satu informan pengguna jasa internet :

“ Alasan ku datang kewarnet ini Cuma untuk main game Online”.

Hal senada juga diungkapkan oleh R (Lk 18 tahun ) yang merupakan salah satu informan pengguna jasa internet mengatakan :

“aku datang kewarnet ini ya sekedar buka facebook, update status, main game Online”.

Berbeda dengan yang dikatakan M ( Lk 20 tahun ) yang merupakan salah satu informan pengguna jasa internet mengatakan :

“ aku datang ke warnet ini mau nyari lowongan kerja bang, lowongan tes polisi, main game Online juga kadang”.

Dari hasil wawancara diatas setiap informan memiliki gagasan yang berbeda mengenai kegunaan dan fungsi sesungguhnya internet, diantaranya mengatakan inteenet sebagai media informasi lowongan pekerjaan dan informasi statis, ada juga yang berpendapat internet sebagai media jejaring sosial, dan ada juga yang mengatakan internet hanya menjadi tempat bermain Game Online yang saling terhubung untuk sekedar mengisi kekosongan dalam dirinya.

4.5.2. Pernyataan Informan Mengenai Ruangan VIP Warnet

Lanjut peneliti mengajukan beberapa pernyataan kepada informan mengenai keterkaitan pengusaha yang memberikan ruangan VIP atau semacam strategi khusus pemilik warnet dalam mempertahankan pengunjung tetap dalam kondisi ramai. Dalam pernyataan keempat pria yang menjadi informan peneliti menuturkan mengetahui adanya ruangan VIP yang diberikan pengusaha warnet, yaitu ruangan yang cirinya lebar 2x2 meter, dilengkapi dengan kursi dan seperangkat unit computer yang terhubung dengan internet. Seperti yang diutarakan A.S ( Lk 15 tahun ) yang menjadi informan peneliti, yaitu:

“Ruangannya gak terlalu lebar kali bang “.

Hal yang sama juga diungkapkan oleh S.Y ( Lk 18 tahun ) yang juga menjadi informan peneliti, yaitu :

“ Pernah dengar bang, tapi aku jarang keruangan itu”.

Begitu juga dengan R ( Lk 18 tahun ) yang menjadi informan peneliti mengatakan bahwa :

“ Pernah dengar bang, gak lebar kali ruangannya bang, tapi sejuk didalam, ada kursi sofanya”.

Tidak jauh berbeda dengan pendapat informan sebelumnya, M ( Lk 20 tahun ) mengatakan bahwa :

“ Pernah dengar bang, paling lebarnya 2x1,5 meter, ada sofa didalam, ruangannya pun sejuk bang”.

Dari hasil wawancara dengan masing-masing informan menguraikan bahwa memang terdapat ruangan khusus pada warnet tersebut yang menjadi daya tarik pengunjung, terutama pengunjung yang berpasangan. Seperti terdapat ruangan yang memungkinkan pasangan didalamnya untuk melakukan prostitusi, dengan harga yang cukup terjangkau bagi siapa saja yang ingin menggunakan jasa ruangan warnet tersebut.

4.5.3. Pengakuan Informan Mengenai Ruangan VIP Warung Internet

Selanjutnya peneliti menguras uraian informan mengenai seperti apa kegiatan yang mereka lakukan saat sebelum dan sesudah keluar dari ruangan VIP warnet, dan antisipasi seperti apa yang mereka lakukan bila petugas Operator mengetahui kegiatan mereka yang sesungguhnya telah melanggar hukum dan kaidah norma yang berlau, walau memang ruangan tersebut memungkinkan seseorang berfikir untuk melakukan seks didalamn atau memang pasangan tersebut sengaja melakukan seks didalam ruangan dengan sembunyi-sembuni dengan Operator yang sedang bertugas. Dalam kesempatan tersebut, observasi dilakukan dengan sangat tertutup dikarenakan wawancara bersifat sangat pribadi dan turut serta pasangan dari masing-masing informan laki-laki yang bersedia diwawancarai dan telah menyepakati syarat-syarat yang ditentukan bersama antara informan dengan penulis. Tidak dapat dipungkiri

bahwa memang benar adanya warnet tersebut memberikan jasa ruangan VIP terhadap pengunjung, namun tidak dibenarkan juga oleh Operator bahwa boleh melakukan asusila didalam ruangan VIP tersebut.

Dalam hal ini peneliti mendapati informan menjadi delapan orang yang meliputi empat laki-laki dan empat perempuan dan semuanya adalah pasangan kekasih, yaitu

1. Pasangan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ) 2. Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ) 3. Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ) 4. Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn )

Wawancara yang dilakukan secara tertutup mengarah kepada ruangan yang telah dimodifikasi pemilik warnet sesuai dengan permintaan pengunjung yang mengutamakan kenyamanan dan mengutamakan privasi bagi siapa saja yang menggunakannya. Semua pasangan mengakui tidak begitu nyaman saat memadu kasih pada ruangan VIP warnet, dikarenakan ruangan tersebut tidak memiliki garis keamanan yang kuat untuk pasangan yang sedang memadu kasih, dan memang pada dasarnya ruangan tersebut tidak diperuntukkan menjadi tempat prostitusi,

Seperti yang diungkapkan informan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ), A.S menguraikan :

“dibawa enak aja bang, Kan gak ada orang yang liat “. S.F menguraikan :

“Sebenarnya gak enak bang, aku takut ketauan sama Operatornya”.

Begitu juga yang diuraikan oleh pasangan Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ), yaitu:

“Sebenarnya kurang enak bang, kurang bebas”. S.A menguraikan :

“Gak enak lah bang, takut ketauan sama Operatornya”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ), yaitu:

R menguraikan :

“Ya, dibawa enak ajalah bang, mau kehotel trauma”. K.W menguraikan :

“Sebenarnya gak enak bang, takut ketauan sama Operatornya, tapi terserah R lah bang”.

Hal senada juga diungkapkan oleh Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn ), yaitu :

M menguraikan :

“Ya dibawa enak ajalah bang”. G.K menguraikan :

“Sebenarnya gak enak bang, kurang bebas, kurang nyaman, takut ketauan sama Operatornya”.

Dari hasil wawan cara diatas dapat disimpulkan bahwa setiap pasangan tersebut memiliki perbedaan pendapat, namun dari semua informan laki-laki menyatakan merasa nyaman memadu kasih didalam ruangan VIP warnet, berbeda dengan pendapat dari masing-masing informan perempuan yang merasa tidak nyaman memadu kasih diruangan VIP warnet dikarenakan perasaan takut bila sewaktu-waktu sang Operator mengetahui aktivitas mereka.

Pada dasarnya fungsi dari ruangan VIP warnet adalah tempat yang dikhususkan bagi pengguna yang mengutamakan kenyamanan, ketentraman dan mengutamakan

privasi pengunjung dan bukan ruangan yang menjadi saksi bisu pasangan sedang memadu kasih, tidak ada batasan dan siapa saja boleh menggunakan ruangan tersebut namun tidak menyalah gunakan fungsi dari ruangan VIP warnet. Ruangan VIP memang terasa nyaman didalam namun ruangan tersebut tidak serta-merta dilengkapi pengamanan ganda, hanya sekedar pengamanan ringan yang bila didobrak seseorang akan terbuka, hal tersebut yang menjadi ancaman bagi informan perempuan bila kegiatan mereka terendus oleh sang Operator.

4.5.4. Antisipasi Informan Terhadap Operator Warung Internet

Sikap informan bila saat-saat sang Operator mengetahui kegiatan pasangan yang sedang memadu kasih diruangan VIP warnet, tentu hal tersebut menjadi perilaku yang sangat memalukan. Ruangan VIP tersebut dimodifikasi menjai ruangan yang nyaman dan tertutup kini memiliki fungsi ganda menjadi ruangan kegiatan asusila. Kegiatan nakal para pasangan pengguna ruangan VIP yang sudah terlalu sering melakukan tindakan asusila diruangan tersebut mulai memicu kecurigaan sang Operator dan mulai melakukan tindakan patroli disetiap ruangan VIP bila mana kedapatan pasangan yang sedang berbuat asusila akan didobrak paksa oleh sang Operator.

Seperti yang dikatakan oleh pasangan A.S ( Lk 15 Thn ) dan S.F ( Pr 15 Thn ) yaitu :

A.S menyatakan :

“Biasa aja lag bang kek gak tau apa-apa. Paling langsung keparkiran kreta terus pigi sama S.F”

S.F menyatakan :

“ Ku tutupi muka pake jilbab, Ku paksa A.S untuk keluar dari warnet ini”.

Hal serupa juga di ungkapkan oleh Pasangan S.Y ( Lk 18 Thn ) dan S.A ( Pr 18 Thn ). Yaitu :

S.Y menyatakan :

“ Biasa ajalah bang, tertunduk kek gak tau apa-apa” S.A menyatakan :

“Pas lah kek dibilang S.Y”.

Begitu juga yang diungkapkan oleh Pasangan R. ( Lk 18 Thn ) dan K.W ( Pr 15 Thn ) yang menyatakan :

R menyatakan :

“ Biasa aja lah bang, Operatornya udah ngertinya itu. Lain cerita kalo ketauan sama yang punya bang. Panjang nanti ceritanya. Hahhahahaha,,,,,,,,

K.W menyatakan :

“Aduh, pening lah bang kalo sampe ketauan, bisa malu aku kalo ketauan sama mamak ku bang”.

Sama halnya yang diungkapkan oleh Pasangan M. ( Lk 20 Thn ) dan G.K ( Pr 18 Thn ). Yaitu :

M menyatakan :

“Kek biasa aja lah bang, kalo kami dimarahi!!!, ya udah, tapi liat aja kalo dia jumpa diluar sama ku!!!”

G.K menyatakan :

“Aduh, malu kali lah bang, maluuuuu kaliiiiii!!!!!!”

Dari hasil observasi diatas dapat disimpulkan bahwa semua pasangan laki-laki informan bersikap pasif saat ketika Operator mengetahui kegiatan mereka dan ada juga diantaranya yang bersifat agresif, tidak jauh berbeda dengan keterangan informan perempuan bersikap pasif dan sangat menyesalinya, terlebih lagi bila orang tua

pasangan mengetahui kegiatan mereka. Dapat disimpulkan bahwa kegiatan dari keempat pasangan tersebut merupakan tindakan yang dapat merugikan mereka, dan dapat membunuh mental dari informan perempuan yang diantaranya yang masih berada di usia labil dan masih memerlukan pengarahan.

Fenomena tersebut akan menjadi pukulan keras bagi semua pasangan yang menyalah gunakan fungsi sesungguhnya dari ruangan VIP, karena ruangan tersebut bukan diperuntukkan menjadi tempat asusila, melainkan tempat bagi pengguna jasa internet yang sangat memerlukan kenyamanan dan privasi yang tinggi, sehingga pemilik warnet merasa adanya tindakan kecurangan yang dilakukan pengunjung, dan bila pemilik mengetahui atau mendapati pasangan sedang asik memadu kasih diruangan tersebut, maka pemilik langsung mendobrak pintu ruangan dan mengusir pasangan secara paksa. Seperti yang di ungkapkan oleh pemilik warung internet, ( W.K )

“Sebenarnya gak, Kalau ada terlihatku pasangan yang lagi mesum didalam, pintunya ku dobrak, orangnya ku usir” W.K ( pemilik warnet ).

Dokumen terkait