• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEJADIAN BURIK PADA BUAH MANGGIS (Garcinia mangostana)

III. Panen dan Pascapanen 17.Pemasaran:

a. [ ] dijual ke pedagang pengumpul b. [ ] dijual langsung ke eksportir

c. [ ] dijual ke kelompok tani manggis

d. [ ] dijual borongan ke pedagang pengumpul dengan sistem ijon 18. Harga jual musim panen tahun lalu Rp ………./kg

19. Apakah bapak mengetahui standar mutu buah manggis untuk ekspor?

a. [ ] ya b. [ ] tidak 20. Siapakah yang melakukan penyortiran buah manggis ?

a. [ ] sendiri b. [ ] pembeli c. [ ] kelompok tani manggis Kendala yang dihadapi dalam memenuhi kriteria manggis untuk ekspor?

……… ……… Persepsi Petani Terhadap Buah Burik

21. Apakah bapak mengenal buah burik pada manggis? a. [ ] ya b. [ ] tidak

22. Apakah bapak mengetahui penyebab buah burik pada manggis? a. [ ] tidak tahu

b. [ ] tahu (sebutkan): ………

23. Apakah bapak pernah melihat hama pada bunga atau buah manggis? a. [ ] pernah

b. [ ] tidak pernah

24. Menurut bapak, apakah kejadian buah burik ada hubungannya dengan: a. [ ] kondisi kebun manggis

b. [ ] iklim

25. Bagaimana usaha bapak mengatasi buah burik? a. [ ] penyemprotan dengan insektisida b. [ ] penyiangan gulma

c. [ ] dibiarkan saja d. [ ] lainnya: ……….

26. Setiap kali panen, berapa banyak buah burik yang bapak peroleh? ………. ( kg ) ………. ( % )

27. Menurut bapak, berapa persentase buah burik dalam 1 pohon untuk setiap kali panen? ……….. %

28. Menurut bapak, berapakah kerugian akibat buah burik? Rp ………....

29. Apakah bapak pernah mendapat penyuluhan cara mengatasi buah burik? a. [ ] tidak pernah

b. [ ] pernah:

………

Lampiran 2. Komposisi larutan seri Johansen

Komposisi Larutan Larutan Johansen

I II III IV V VI VII

Air 50% 30% 15% - - - -

Etanol 95% 40% 50% 50% 45% - - -

Etanol 100% - - - - 25% - -

Tertier butil alkohol 10% 20% 35% 55% 75% 100% 50%

Lampiran 3. Isolasi bakteri dari kulit buah manggis yang bergejala burik (Schaad 2001)

a. Isolasi

Sumber inokulum diisolasi dari kulit buah manggis bergejala burik. Bagian kulit buah yang bergejala burik dipotong sebesar 1 cm2 sebanyak 3 bagian. Kemudian dilakukan sterilisasi permukaan dengan alkohol 70% dan dibilas dengan aquades steril. Potongan kulit buah manggis tersebut dihancurkan dengan mengunakan lumpang porselin dan ditambahkan 3 ml akuades steril, dan dilakukan pengenceran seri sampai 10-6. Sebanyak 1 ml suspensi dari pengenceran 10-4, 10-5, 10-6

b. Uji Gram

dipindahkan ke dalam media nutrient agar (NA) dan diinkubasi selama 2 x 24 jam. Koloni yang tumbuh diamati.

Pengujian gram bertujuan untuk mengetahui sifat bakteri termasuk gram positif atau negatif. Satu tetes KOH 3% diletakkan di atas gelas objek menggunakan pipet tetes kemudian diambil satu ose biakkan murni dan dicampurkan dengan larutan KOH tersebut. Apabila terjadi penggumpalan maka bakteri bersifat gram negative, sebaliknya jika tidak terjadi penggumpalan berarti bakteri tersebut bersifat gram positif.

c. Reaksi Hipersensitif

Pengujian hipersensitif menggunakan tanaman tembakau umur 1 bulan untuk mengetahui sifat bakteri yang tergolong patogen. Suspensi bakteri dengan kepadatan 106 sel/ml diinfiltrasi ke ruang antar sel daun tembakau dengan jarum suntik. Daun yang diperlakukan diselubungi dengan plastik bening. Apabila terjadi reaksi yang ditandai dengan munculnya nekrotik dalam waktu 1 x 24 jam setelah inokulasi, maka hal tersebut menunjukkan reaksi hipersensitif dan bakteri yang diinfeksikan termasuk pathogen tanaman.

Lampiran 4. Pengukuran kadar air, nitrogen dan total gula pada daun dan kulit buah manggis

Pengamatan kadar air, nitrogen dan total gula dilakukan terhadap fase bunga serta kulit buah manggis yang berumur 1 hingga 15 minggu setelah

anthesis (msa). Sampel bunga dan buah manggis berasal dari pengamatan serangga trips yang berasosiasi dengan daun, kuncup, bunga dan buah dan pengamatan persebaran trips pada bunga dan buah manggis. Pengamatan dilakukan sebanyak 2 kali.

Pengukuran kadar air daun dan kulit buah manggis dilakukan dengan metode oven, jumlah air ditentukan dari selisih berat bahan sebelum dan sesudah pengeringan dengan asumsi seluruh bahan yang menguap adalah air. Sebanyak 5 gram sampel dimasukkan ke dalam cawan alumunium yang telah diketahui bobotnya. Kemudian cawan alumunium berisi sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 105 o

Kadar air basis basah (%) = (A – B)/C x 100%

C hingga diperoleh berat yang konstan. Sampel didinginkan dalam desikator selama 30 menit lalu ditimbang. Perhitungan kadar air dilakukan dengan menggunakan rumus:

Keterangan :

A : bobot cawan alumanium dan sampel sebelum dikeringkan (g) B : bobot cawan alumanium dan sampel setelah dikeringkan (g) C : bobot sampel awal (g)

Analisis kandungan nitrogen dilakukan dengan metode Kjedahl. Sampel dilarutkan dengan asam sulfat pekat. Kemudian ditambahkan kalium sulfat dan merkuri oksida yang berfungsi sebagai katalisator. Nitrogen organik yang terdapat dalam sampel diubah menjadi ion ammonium. Ammonium diuapkan dengan menggunakan natrium hidroksida. Kadar nitrogen dalam sampel ditentukan dengan menggunakan Kjeltec Auto Analyzer.

Penetapan kadar total gula dilakukan berdasarkan metode Anthrone (dalam Apriyantono et al. 1994). Tahap pertama yang dilakukan adalah membuat kurva standar glukosa. Larutan glukosa 0.2 mg/ml (10 mg glukosa + 50 ml aquadest) diambil dengan pipet masing-masing sebanyak 0.1 ml, 0.2 ml, 0.3 ml, 0.4 ml, 0.5 ml, 0.6 ml, 0.7 ml, 0.8 ml, 0.9 ml dan 1 ml lalu dimasukkan ke dalam tabung reaksi. Ke dalam masing-masing tabung reaksi ditambahkan aquades

sampai volumenya menjadi 1 ml sehingga diperoleh larutan glukosa 0.02 mg/ml, 0.04 mg/ml, 0.06 mg/ml, 0.08 mg/ml, 0.10 mg/ml, 0.12 mg/ml, 0.14 mg/ml, 0.16 mg/ml, 0.18 mg/ml dan 0.2 mg/ml. Pereaksi anthrone sebanyak 5 ml ditambahkan ke dalam masing-masing tabung reaksi tersebut kemudian ditutup dengan kelereng dan diletakkan pada water bath suhu 100 o

Kulit buah manggis sebanyak 10 gram digerus, kemudian ditambah 20 ml etil alkohol panas 80% dan dikocok selama 5 menit lalu diputar dengan sentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit sehingga dihasilkan supernatan 1. Residu dari supernatan 1 ditambahkan 20 ml etil alkohol panas 80% dan dikocok selama 5 menit lalu diputar dengan alat sentrifuse dengan kecepatan 4000 rpm selama 15 menit sehingga dihasilkan supernatan 2. Supernatan 1 dan supernatan 2 digabungkan kemudian dipanaskan pada suhu 85

C selama 12 menit kemudian didinginkan. Absorbansi larutan pada masing-masing tabung diukur pada panjang gelombang 630 nm dengan menggunakan spektrofotometri. Hasil pengukuran dibuat kurva hubungan antara nilai absorban dengan konsentrasi glukosa (mg/ml) dan akan diperoleh suatu persamaan Y= bx + a.

o

Sampel (supernatan 1 dan supernatan 2) sebanyak 1 ml + 1 ml aquades + 5 5 ml pereaksi anthrone dimasukkan ke dalam tabung reaksi dan ditutup dengan kelereng. Tabung reaksi ditempatkan pada water bath suhu 100

C hingga etanol menguap lalu ditera dengan aquades sampai 100 ml.

o

x = (Y-a)/b

C selama 12 menit kemudian segera didinginkan dalam ice bath. Absorbansi larutan diukur pada panjang gelombang 630 nm dengan menggunakan spektrofotometri. Kandungan gula total dalam sampel ditentukan berdasarkan kurva standar glukosa yang telah dibuat dengan menggunakan rumus berikut:

x = gula total

Y = nilai absorbansi sampel

a = nilai yang diperoleh dari kurva larutan standar gula total b = nilai yang diperoleh dari kurva larutan standar gula total

Dokumen terkait