• Tidak ada hasil yang ditemukan

Paparan Data Berdasarkan Rumusan Masalah

Dalam dokumen TESIS MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER BAB (Halaman 47-52)

METODOLOGI PENELITIAN A Metode dan Pendekatan Penelitian

PAPARAN DATA, TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Paparan Data

2. Paparan Data Berdasarkan Rumusan Masalah

SMA Kristen 2 Binsus Tomohon merupakan sekolah yang memiliki komitmen yang kuat untuk menyelenggarakan program binaan khusus (binsus), yang meliputi aspek intelektual dan karakter. Pernyataan ini didasarkan pada

temuan penelitian yang diperoleh melalui pengamatan, wawancara dan studi dokumentasi. Temuan penelitian akan dipaparkan secara sistematis sesuai dengan rumusan masalah yang telah ditetapkan.

2.1. Perencanaan Pendidikan Karakter Pada SMA Kristen 2 Binsus Tomohon

a. Paparan Data Berdasarkan Pengamatan

Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti pada Selasa, 12 September 2016 ditemukan suatu informasi tertulis berupa poster visi, misi dan tujuan sekolah yang terpampang rapih di ruang tamu. Hal ini menandakan bahwa pada dasarnya sekolah mulai merencanakan pendidikan karakter sejak perumusan visi, misi dan tujuan sekolah. Dari situ telah dipaparkan sejumlah nilai yang akan dicapai oleh siswa melalui program-program yang disusun. Sejumlah nilai yang dimaksud antara lain cerdas, mandiri, disiplin, berdaya saing dan berkarakter kristiani (selengkapnya lihat lampiran kode TO-1).

b. Paparan Data Berdasarkan Wawancara

Perencanaan adalah langkah awal untuk memulai suatu kegiatan. Untuk itu berkaitan dengan perencanaan pendidikan karakter pada SMA Kristen 2 Binsus Tomohon, kepala sekolah mengemukakan hal-hal sebagai berikut:

Perencanaan pendidikan karakter yang kami laksanakan di sekolah ini pada dasarnya berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan atau disingkat KTSP, peraturan akademik, tata tertib serta etika tiap komponen sekolah dalam hal ini siswa, guru, dan pegawai baik di sekolah maupun di asrama. Perencanaan pendidikan karakter ditempuh melalui diskusi-diskusi di kelas bersama siswa, seluruh guru dan pegawai. Setelah

itu dilakukan review bersama dalam suatu pertemuan agar dapat dihasilkan suatu pedoman yang siap disosialisasikan kepada orangtua. Sangat diharapkan orangtua dapat memberikan dukungan positif, karena pendidikan karakter adalah tanggung jawab bersama. Beberapa kegiatan atau program yang menjadi wadah atau ruang bagi pengembangan karakter siswa, kami cantumkan dalam program kerja sekolah yang biasanya kami susun setiap awal tahun pelajaran baru (TW-1-AP).

Pernyataan berbeda dikemukakan oleh wakil kepala sekolah bidang kesiswaan yang merangkap tugas sebagai pengasuh asrama. Ketika ditanya tentang perencanaan pendidikan karakter, beliau lebih memfokuskan pada hal-hal yang berkaitan dengan bidang yang menjadi tanggung jawabnya seperti berikut ini:

Perencanaan yang kami buat terdiri dari jadwal pembinaan pada apel pagi dan perencanaan program kegiatan kesiswaan. Pada apel pagi materi pembinaan sudah ditentukan, yaitu berkaitan dengan nilai-nilai karakter seperti beriman, disiplin, jujur, peduli sesama, saling menghargai, kebersihan, dan lain-lain. Pemberi pembinaan digilir dari kepala sekolah, wakil kepala sekolah dan guru-guru. Sedangkan program kerja bagian kesiswaan erat kaitannya dengan tugas dan tanggung jawab wakil kepala sekolah bidang kesiswaan sebagaimana diatur dalam surat tentang rincian tugas. Kami juga menyusun buku saku untuk tata tertib siswa di sekolah dan asrama (TW-2-NP).

Di pihak lain, wakil kepala sekolah bidang hubungan masyarakat (hubmas), mengemukakan perencanaan pendidikan karakter sebagai berikut:

Perencanaan dibuat bersamaan dengan penyusunan program sekolah, yaitu pada awal semester atau awal tahun ajaran. Bidang Hubmas sendiri memiliki perencanaan khusus berkaitan dengan penerimaan siswa baru, mulai dari sosialisasi dan promosi sekolah dan pendaftaran siswa. Kami mulai memanfaatkan media, yaitu website sekolah dan facebook (TW-3- ES).

Perspektif berbeda tentang perencanaan pendidikan karakter disampaikan oleh seorang guru Seni-budaya merangkap Bahasa Inggris, dan Muatan Lokal. Beliau mengatakan demikian:

Perencanaan pendidikan karakter displin, jujur, mandiri, bertanggung jawab dan seterusnya telah dilakukan sejak awal dicetuskannya program siswa binaan khusus. Program ini bermula dari kelas khusus pada SMA Kristen 1 Tomohon. Sekilas sejarah, pada bulan Juli 2003, program ini berkembang dan berdirilah SMA Kristen 2 Binsus. Latar belakang diberi nama binsus adalah keterpanggilan sekolah untuk mendidik dan membina siswa-siswi pilihan, yakni mereka yang memiliki kemampuan khusus akademik, kepribadian (awalnya) dan non-akademik (berkembang kemudian). Selain kekhususan dari pihak siswa, sekolah pun mengambil bagian dalam pemberian pelayanan khusus, dalam arti pelayanan berkualitas yang benar-benar melatih siswa untuk memiliki kemampuan akademik dan karakter yang unggul. Sebagai contoh dalam pembelajaran diberikan tugas-tugas presentasi untuk melatih kemampuan berkomunikasi ilmiah, kemandirian dan kerjasama, serta kreativitas. Hal- hal tersebut sudah direncanakan secara integratif di dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran atau RPP (TW-4-CK).

Beberapa pernyataan di atas dikemukakan pula oleh seorang guru Teknologi dan Informasi Komputer sebagai berikut,

Guru memiliki silabus dan RPP sebagai panduan dalam mengajar. Didalamnya memuat juga perencanaan tentang nilai-nilai karakter apa yang diharapkan dimiliki siswa dan proses penilaiannya (sikap dan perilaku/ranah afektif) (TW-6-DP).

Pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri. Pernyataan selengkapnya dikemukakan oleh seorang guru Pendidikan Agama Kristen sebagai berikut:

Pendidikan karakter bukanlah mata pelajaran yang berdiri sendiri, melainkan terintegrasi pada semua mata pelajaran dan berproses di dalam dan di luar kelas. Nilai-nilai karakter yang kami tekankan tentunya bersumber padake-18 nilai karakter bangsa. Nilai-nilai itu coba kami terapkan dalam semua aktivitas siswa, yakni dari bangun pagi sampai tidur malam. Terdapat pedoman perilaku, berupa aturan atau tata tertib untuk mengarahkan sikap dan perilaku siswa sehingga secara nilai-nilai karakter

yang diharapkan dapat membudaya dalam keseharian mereka, baik di sekolah maupun di asrama (TW-9-DMP).

Selanjutnya, dipandang perlu untuk mendapatkan informasi dari guru Bimbingan dan Konseling, mengingat peranannya yang tergolong penting dalam pendidikan karakter. Tentang perencanaan pendidikan karakter beliau mengemukakan sebagai berikut:

Kami telah menyusun program kerja semester dan tahunan dan materi- materi yang diberikan didasarkan pada modul KTSP 2006 yang disusun oleh musyawarah guru pembimbing Jakarta. Ada 4 kategori layanan yang menjadi fokus kami, yaitu pribadi, sosial, belajar dan karier. Layanan BK lebih banyak dilakukan di asrama pada sore hari, karena waktu di sekolah sangat terbatas. Layanan konseling kami berikan secara klasikal, yaitu 1-2 ruang putra/putri setiap jumat dan sabtu sore (jika bukan jadwal pulang rumah). Topik-topik yang dibahas di dalam kelompok selain berdasar pada modul yang ada, juga mencakup masalah-masalah yang dihadapi oleh siswa pada umumnya, seperti masalah hubungan kakak kelas – adik kelas, teman kamar, pacaran dan lain-lain. Selanjutnya terdapat juga layanan individual yang dalam perencanaan dibuat setiap senin – kamis (TW-5- SK).

Informasi-informasi di atas membuktikan bahwa pendidikan karakter pada SMA Kristen 2 Binsus Tomohon, benar-benar dilakukan secara terencana. Perencanaan dibuat pada awal semester atau awal tahun pelajaran dengan merumuskan nilai-nilai yang hendak dicapai, melibatkan segenap komponen sekolah, dan terintegrasi dalam setiap mata pelajaran serta budaya sekolah dan asrama.

c. Paparan Data Berdasarkan Studi Dokumentasi

Informasi tentang perencanaan pendidikan karakter pada SMA Kristen 2 Binsus semakin diperkuat dengan hasil studi dokumentasi yang diperoleh peneliti. Beberapa dokumen pendukung di antaranya adalah sebagai berikut:

Dalam dokumen TESIS MANAJEMEN PENDIDIKAN KARAKTER BAB (Halaman 47-52)