• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

4. Pariwisata

a. Pengertian Pariwisata

Pariwisata tidak dapat dilepaskan dari arti kata wisata dan orang yang melakukan wisata yang disebut sebagai wisatawan. Wisata sendiri adalah sebuah kegiatan perjalanan yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik objek wisata tersebut. Kegiatan wisata tersebut biasanya bertujuan untuk melepas jenuh dan sekedar untuk menikmati keindahan dan keunikan dari objek yang didatangi. Dan semua kegiatan yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusaha dari

24 Ibid,hlm.19.

objek dan semua daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait bidang tersebut adalah pariswisata.25

b. Sejarah Pariwisata di Dunia dan Indonesia

Kegiatan berwisata sebenarnya sudah ada sejak lama. Pada masa sebelum modern atau sebelum tahun 1920an, perjalanan dilakukan oleh bangsa-bangsa primitif untuk kelangsungan hidup mereka. Setelah revolusi industri, semakin tingginya taraf hidup masyarakat di Eropa semakin menjadikan pasar pariwisata di seluruh Eropa berkembang dengan pesat. Pada masa inilah mulai muncul literatur-literatur mengenai kepariwisataan. Pariwisata pada masa modern (1921) atau setelah Perang Dunia II menjadikan masyarakat semakin mengenal negara lain di luar negaranya. Karena hal tersebut, maka masyarakat mulai melakukan wisata keluar dari negerinya. Pada masa inilah kegiatan pariwisata sudah mulai berkembang.26

Perkembangan pariwisata di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1910-1920 yaitu pasca dikeluarkannya keputusan dari Gubernur Jenderal Belanda untuk membentuk badan khusus urusan pariwisata.27 Terbukanya jalur perdagangan antara bangsa-bangsa yang berasal dari Eropa menuju Asia, termasuk Indonesia, menjadi faktor utama dalam berkembangnya pariwisata di dalam negeri. Selain hal tersebut, ternyata faktor lainnya yang menjadikan pariwisata Indonesia semakin berkembang yaitu:28

25Marsono, Bahan Kuliah Pengantar Pariwisata, Yogyakarta: Program Studi Kepariwisataan Fakultas Ilmu Budaya UGM, 2008, hlm.9

26Antonius Bungaran, Flores Tanjung, dan Rosramadana Nasution, op.cit, hlm.11-13 27Ibid., hlm.14

1) Semakin berkembangnya industri pariwisata internasional yang kemungkinan diakibatkan hubungan dagang antar negara.

2) Pariwisata tidak termasuk oleh gejolak ekonomi dunia.

3) Pariwisata tidak terpengaruh oleh kuota komoditas ekspor dan impor suatu negara sehingga mempermudah perjalanan wisatawan menuju negara tujuan.

4) Potensi pariwisata di Indonesia sangat besar dan beragam jenisnya. 5) Masyarakat luar negeri sangat membutuhkan kebutuhan hidup yang

bersenang-senang dan menari pengalaman baru termasuk di Indonesia. c. Sapta Pesona dalam Pariwisata

Sapta Pesona merupakan tujuh buah unsur yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat wisatawan berkunjung ke suatu daerah atau wilayah di Indonesia. Sapta Pesona terdiri dari unsur sebagai berikut:29

1) Aman

Wisatawan akan senang berkunjung ke suatu tempat jika merasa aman, tentara, tidak takut, terlindungi, dan bebas.

2) Tertib

Kondisi tertib mencakup kondisi yang teratur, rapi, dan lancar serta menunjukan disiplin yang tinggi dalam segi kehidupan masyarakat yang ada di tempat wisata tersebut.

3) Bersih

Kondisi bersih adalah kondisi dimana suatu tempat bersih dari sampah, kotoran, limbah, penyakit, dan pencemaran. Wisatawan akan merasa semakin betah di suatu tempat jika suasana di tempat tersebut bersih.

4) Sejuk

Lingkungan yang serba hijau, segar, dan rapi memberikan suasana yang sejuk. Suasana sejuk bukan hanya harus di luar ruangan, namun dapat juga diciptakan di dalam ruangan sebuah objek wisata.

5) Indah

Keadaan yang menampilkan lingkungan yang menarik dan sedap dipandang disebut indah. Perhatian terhadap segi tata warna, tata ruang, dan tata letak yang selaras dapat menjadikan suasana yang indah.

6) Ramah tamah

Ramah tamah adalah sebuah sikap dan perilaku orang yang menunjukan keakraban, sopan, suka membantu, suka tersenyum dan menarik hati. Dengan memperlakukan turis ataupun pengunjung dengan ramah maka pengunjung akan merasa nyaman.

29 Saksono Arie, 2008, 7 Sapta Pesona, (https://ariesaksono.wordpress.com/tag/7-sapta-pesona/), diakses pada 14 Oktober 2018

7) Kenangan

Kenangan adalah kesan yang melekat dengan kuat pada ingatan seseorang yang disebabkan oleh pengalaman yang di peroleh. Kenangan yang indah saat berwisata ke suatu obyek akan menjadikan orang tersebut ingin kembali datang dan menceritakan kenangan indahnya kepada orang lain, sehingga dapat semakin memperkenalkan obyek wisata tersebut.

d. Aturan dalam Pariwisata

Aturan mengenai pariwisata diatur dalam pasal 20 dan pasal 21 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Aturan tersebut mencakup mengenai hak, kewajiban, dan larangan yang harus ditaati oleh para pelaku wisata. Aturan mengenai hak, kewajiban, dan larangan dalam berwisata dijelaskan sebagai berikut:

1) Setiap orang berhak memperoleh kesempatan memenuhi kebutuhan wisata;

2) Melakukan usaha pariwisata;

3) Mejadi pekerja/buruh pariwisata; dan/atau

4) Berperan dalam proses pembangunan kepariwisataan.

Selain itu dijelaskan pula hak setiap wisatawan dalam pasal dua puluh sebagai berikut:

1) Informasi yang akurat mengenai daya tarik wisata. 2) Pelayanan kepariwisataan sesuai standar.

3) Perlindungan hukum dan keamanan. 4) Pelayanan kesehatan.

5) Perlindungan hak pribadi.

6) Perlindungan asuransi untuk kegiatan pariwisata yang beresiko tinggi. Untuk kewajiban setiap orang yang berwisata adalah:

1) Menjaga dan melestarikan daya tarik wisata.

2) Membantu terciptanya suasana aman, tertib, bersih, berperilaku santun, dan menjaga kelestarian lingkungan destinasi pariwisata.

Untuk larangan dalam berwisata diatur dalam pasal dua puluh tujuh yang isinya:

1) Setiap orang dilarang merusak sebagian atau seluruh fisik daya tarik wisata.

2) Merusak fisik daya tarik wisata yang dimaksud pada ayat (1) adalah melakukan perbuatan mengubah warna, mengubah bentuk, menghilangkan spesies tertentu, mencemarkan lingkungan, memindahkan, mengambil, menghancurkan, atau memusnahkan daya tarik wisata sehingga berakibat berkurang atau hilangnya keunikan, keindahan, dan nilai autentik suatu daya tarik wisata yang telah ditetapkan oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah.30

e. Jenis-Jenis Pariwisata

Terdapat berbagai jenis kegiatan pariwisata. Contoh dari jenis pariwisata tersebut antara lain wisata budaya, wisata sejarah, wisata alam, wisata belanja, dan wisata keagamaan.31

Wisata mengunjungi museum termasuk dalam wisata sejarah. Dengan mengunjungi museum kita dapat melihat peninggalan yang ada. Selain melihat, pengunjung juga dapat merasakan dan memaknai langsung bagaimana peristiwa tersebut terjadi di masa lalu. Jadi, selain menghabiskan waktu, pengunjung juga dapat belajar mengenai sejarah masa lalu dengan mengunjungi museum.

30 Pemerhatihukum, 2013. Undang-Undang Kepariwisataan,

(https://pemerhatihukum.wordpress.com/2013/11/07/undang-undang-kepariwisataan-2/), diakses 14 Oktober 2018

31 Binga Rio, 2016, Jenis-Jenis Pariwisata,

(https://homesweethome1997.wordpress.com/2016/08/11/jenis-jenis-pariwisata/), diakses 14 Oktober 2018

Dokumen terkait