• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT (DR. H. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.SI./F-P GOLKAR): Terima kasih Bu Endang.

Selanjutnya Pak Ali Ridha, terakhir yang fisik. Silakan Pak.

F-PARTAI GOLKAR (MUHAMMAD ALI RIDHA): Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Pimpinan Komisi VIII dan Anggota,

Serta yang saya hormati Kepala BNPB sekaligus Ketua Gugus Tugas Bapak Doni Munardo,

Beberapa rekan-rekan tadi sudah menyinggung soal new normal yang secara umum di pahami oleh masyarakat secara singkat bahwa new normal itu adalah hidup baru setelah Covid. Jadi ada anggapan dari masyarakat bahwa Covid ini sudah selesai dan masyarakat kembali bekerja seperti biasa tanpa kemudian memperhatikan tentang entah itu physical distancing atau

social distancing dan sebagainya Pak Doni.

Tambahan berikutnya adalah menurunnya kemudian kesadaran masyarakat karena banyaknya anggapan bahwa Covid-19 ini adalah rekayasa dan sebagainya kemudian di perkuat oleh tadi Pak Doni juga sebutkan bahwa adanya berita-berita hoax yang mengatakan bahwa ini adalah rekayasa dan sebagainya sehingga kemudian menimbulkan kesadaran masyarakat yang jauh menurun terutama di daerah.

Bahkan beberapa hari yang lalu Pak Doni di ruangan ini pun itu terjadi penurunan kesadaran tentang physical distancing ketika kita mengadakan RDP dengan Kementerian Agama tidak satu kursipun yang kosong, semua terisi penuh Pak. Apalagi kemudian itu sekarang yang terjadi di masyarakat

tadi di singgung di pasar apalagi di daerah khususnya Jawa Timur dan lebih khusus lagi di Madura karena saya berasal dari dapil sana Pak.

Pertanyaan yang kedua Pak Doni Munardo, terkait antisipasi munculnya cluster baru yang kemarin misalnya terjadi di Jawa Barat di TNI AD. Ini ada kehawatiran dari saya itu di pesantren-pesantren yang saat ini hampir di semua pesantren di Madura itu sudah mulai mengadakan pelajarannya di bandingkan dengan sekolah-sekolah umum yang di perkirakan Desember baru akan melakukan apa fisik ya sementara pesantren ini dari sekarang sudah hampir merata di kepulauan Madura itu sudah berjalan terkait tadi dengan turunnya kesadaran masyarakat tentang menjaga diri menggunakan masker cuci tangan dan sebagainya saya hawatirkan akan menimbulkan cluster baru di pesantren dan itu sangat menghawatirkan Pak Doni mungkin yang saya tanyakan antisipasi dari pada gugus tugas untuk agar tidak terjadi peristiwa itu.

Berikutnya Pak Doni Munardo, beberapa waktu yang lalu saya tidak tahu Pak Doni sudah mendapatkan juga atau tidak, karena agak viral juga kemarin ada warga yang di curigai ini kebetulan terjadi di Madura Pak yang di curigai terpapar kemudian ada petugas dari kesehatan yang datang untuk melakukan tes dan di kepung oleh warga dengan celurit dan mengancam para petugas tersebut kalau mudah-mudahan Pak Doni sudah terima kalau belum saya akan kirim nanti.

Pertanyaannya Pak Doni nungkin ini jika terjadi di beberapa daerah yang lain kenapa karena mungkin corona sudah di anggap selesai sudah kembali kepada new normal jadi tidak perlu ada menggunakan masker dan sebagainya. Untuk menjaga peristiwa-peristiwa ini misalnya keselamatan dari pada petugas medis karena ini menyangkut mereka sudah mengorbankan banyak hal tentunya ketika ada hal-hal ini seperti yang tadi saya ceritakan mungkin perlu antisipasi.

Terahir Bapak Pimpinan, tadi menyangkut tentang fitnya kondisi Kepala atau Ketua Gugus Tugas ini kalau Pak Husni tadi menyatakan saya aminkan itu mungkin karena doa-doa teman-teman Komisi VIII jangan-jangan Pak Doni ini juga jauh hari sudah dapat jamu dari rekan saya tadi sehingga menjadi fit.

Terima kasih Pak Doni.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Pimpinan terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.SI./F-P GOLKAR): Terima kasih Pak Ali Ridha.

Selanjutnya di meja kami yang sudah mendaftarkan yang virtual, itu ada 3 orang dan kami persilakan pertama kali kepada Bapak Haji Asli Chaidir, waktunya tolong di batasi Pak.

Silakan.

F-PAN (H. MHD ASLI CHAIDIR):

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Om Swastiastu.

Salam sejahtera buat kita semua.

Yang Saya hormati Pimpinan Komisi VIII Pak Ihsan Yunus tadi ada Pak Yandri Susanto,

Dan yang Saya muliakan, yang saya banggakan rekan-rekan Komisi VIII yang masih tertahan dan bisa hadir terus di Gedung Sekretariat DPR Komisi VIII,

Yang saya hormati kepala BNPB Letnan Jenderal Doni Munardo serta Pak Armen dan juga jajaran yang lain,

Pertama sekali baru saya sekarang baru mengucapkan ribuan terima kasih atas dapatnya bantuan dari BNPB pertama dengan nilai cukup banyak dan dapat di berikan kepada pengusaha UKM yang di kota Padang dan sangat membantu dan saya jalankan dengan baik dengan setiap pasar saya pergi dengan membawa gambarnya Pak Letjen Doni Munardo dengan spanduknya, jadi masyarakat saya bagi setiap orang 5 biji yang sangat berarti bagi masyarakat. Dan terahir juga ada tambahan lagi dengan sembako juga dan juga ada masker tapi maskernya bagus tapi kalau menurut masyarakat kita dia maunya yang bisa di cuci kalau yang ini tidak bisa di cuci yang terahir tapi sangat membantu Pak Kepala BNPB terima kasih banyak salam dari masyarakat yang menerimanya dari kota Padang Provinsi Sumatera Barat.

Kata Pak Ace tadi jangan lama-lama berapa lamanya saya tidak tahu bisa setengah jam bisa 15 menit nah mudah-mudahan tidak sampai setengah jam Pak Ace.

Dari data yang di sampaikan ke kami di jelaskan update situasi Covid-19 judulnya dengan 3 episentrum yaitu Amerika Serikat, Brazil dan India di jelaskan pula bahwa kita harus melakukan penanganan secara pararel dan berimbang antara kesehatan dan ekonomi berjalan bersama tentunya dengan pentahelix yang harus bekerja sama dengan baik dalam penanganan Covid-19 ini.

Realita di lapangan sejak kelonggaran dan new normal yang di lasanakan dengan pertimbangan ekonomi angka positif Covid-19 secara nasional meningkat bahkan mungkin sekarang Indonesia telah menjadi salah satu episentrum Covid-19 di Asia. Bagaimana BNPB menyikapi angka positif

Covid-19 di Indonesia yang semakin meningkat bahkan dalam 3 minggu ini di

atas 1000 bahkan lebih dari 2000/harinya. Dan apakah secara nasional sudah melewati masa puncak pandemi karena ini banyak menjadi perdebatan jadi

saya berikan masukan Pak Kepala BNPB mungkin di daerah saya, di daerah lain saya tidak tahu kalau sudah new nomal ini dia sudah di perbolehkan keluar berdagang dan sudah yang akan melaksanakan dan sudah terlaksana juga yang tertunda pernikahan anaknya ini kan sudah lama dia tunggu-tunggu ini payah juga menunggunya ini Pak kepala BNPB, sudah banyak yang pesta ini kan tidak bisa untuk mengantisipasinya. Kita takut di daerah kita atau di negara kita ini kalau sudah berkelebihan banyak untuk membatasi mengatisipasi sangat susah, ngeri kita melihat kondisi yang seperti ini.

Dan itu jujur saja Pak Ketua BNPB kalau saya juga bertanya-tanya kepada saudara kalau dia periksa betul di tes betul semuanya akan lebih banyak lagi tapi mereka juga sudah lelah dan pasrah mudah-mudahan Allah SWT akan memberikan perlindungan dan campur tangannya dan memberikan yang terbaik dan akan berahir corona ini dari daerah dan negara kita ini.

Dan untuk itu ada mungkin kalau bisa ini menjadi suatu bisa mengurangi Pak Kepala BNPB, kalau ABRI itu kan disiplinnya masih itu yang sangat bisa di kita ambil kita percayai. Mungkin di keluarkan sedikit untuk mereka untuk beli air dan memakannya di belikan dimana satu tempat-tempat itu di awasi oleh ABRI untuk mendisiplinkan memakai masker cuci tangan dan menjaga jarak, ini yang tidak terjadi Pak BNPB. Habis juga uang kita tapi dia akan bertambah terus, untuk itu mungkin ini satu-satunya tambahan kita menggerakan seluruh aparat mungkin dari ABRI, Satpol PP dan semuanya di bagi di mana seluruh pasar-pasar itu di awasi dan di berikan pengarahan dan nasehat bahwa ini sangat perlu menjalankan aturan-aturan tentang kesehatan ini yang sangat penting Pak Ketua BNPB ya supaya bisa menurun dari pada pandemi Covid-19 wabah corona ini itu yang pertama.

Yang kedua saya tertarik juga dengan slide 17, dimana di situ di jelaskan terkait penanggulangan bencana tanpa menimbulkan bencana baru. Dimana tentu di jelaskan terkait mekanisme pengelolaan limbah P3 mungkin kawan-kawan juga sudah menyampaikannya tadi tentu kita harus pikirkan juga ini mungkin di luar, saya rasa diluar juga tugasnya gugus tugas dan yang lain tapi perlu juga kita memikirkan untuk bagaimana limbah-limbah yang sekian ribu orang setiap hari mengganti masker di buang dimana saja itu yang kedua.

Yang ketiga terkait anggaran penanganan pandemi Covid-19 saya lihat saldonya sudah mulai menipis. Kalau saya tidak salah saldonya tersisa Rp303 Miliar dana siap pakai dan Rp127 Miliar untuk dana bantuan baik dari luar negeri dan bantuan di luar negeri.

Tentu ini menjadi perhatian kita juga bersama tanpa anggaran tentu juga tidak berjalan dengan semestinya. Karena tadi kawan-kawan yang lain saya mengucapkan selamat buat Kepala BNPB dan Kepala Gugus Tugas Depan jaga kesehatan, semangat terus mudah-mudahan habis BNPB selesai Pak Doni Munardo menjadi Menteri terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.SI./F-P GOLKAR): Terima kasih Pak Asli.

Selanjutnya Ibu Lisda Hendrajoni.

F-PARTAI NASDEM (HJ. LISDA HENDRAJONI, SE., MMTR.): Baik terima kasih Pak Ace.

Bismillahirahmannirahim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Yang Saya hormati Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi VIII,

Yang Saya hormati Bapak Doni Munardo selaku Kepala BNPB dan juga Kepala Gugus Tugas beserta seluruh jajaran,

Pertama-tama saya mengapresisi untuk semua yang sudah BNPB lakukan dalam penanganan Covid-19 ini karena memang semuanya harus bergerak cepat dan tepat untuk kita sama-sama bagaimana juga yang di hadapi oleh seluruh dunia.

Dan dari pemaparan Pak Doni tadi dapat kami pahami bahwa memang kita tidak bisa memilih apakah kita hanya focus kepada Covid-19 saja ataukah kepada ekonomi. Kkarena memang kenyataannya kita harus hidup berdampingan yaitu melalui apa yang kita sebut sebagai new normal. Namun demikian apa yang saya lihat di lapangan memang masih banyak ada salah kaprah ya dari apa yang di terima oleh masyarakat bahwa menganggap new normal ini seolah-olah Covid tidak ada lagi di Indonesia. Padahal seperti kita ketahui bersama bahkan kemarin tanggal 12 itu untuk DKI Jakarta ini rekor yang tertinggi sampai 400 lebih/hari sehingga ini harus menjadi perhatian kita Bersama. Dari apa yang saya lihat di lapangan saya sudah sebulan ini Pak ada di Jakarta dan saya melihat beberapa mall jadi memang di antaranya memang sudah alhamdulillah sudah mengikuti protokol kesehatan namun juga ada yang belum terlalu ketat misalnya pegawai-pegawai itu mereka pakai masker tapi maskernya itu di taruh di leher begitu ya. Jadi apa ya ada salah mengerti tentang pemakaian masker ini, ada dia pakai masker begitu dia ngomong dia buka begitu. Jadi ini perlu juga pengawasan atau di perketat di sosialisasikan kembali kepada apa namanya pengelola mall-mall atau pusat-pusat keramaian supaya apa yang bisa kita lakukan di masa new normal ini ya artinya tidak menjadi ledakan kembali untuk terjangkitnya Covid-19 ini.

Dan saya juga setuju untuk adanya pendekatan melalui kearifan lokal mengenai edukasi sosialisasi mitigasi dari bencana Covid-19 ini. Kalau kami di Sumatera Barat alhamduliallah Pak dari Provinsi Sumatera Barat itu sudah memang mengeluarkan dari awal itu dengan menggunakan bahasa Minang bahasa-bahasa yang mudah lebih di pahami oleh masyarakat, apa sih yang di

namakan maksudnya jaga jarak itu yang seperti apa itu semuanya bahasa Minang jadi semoga itu lebih bisa di pahami oleh masyarakat.

Dan untuk selanjutnya ini mengenai APD Pak. Jadi di awal terjadinya

Covid-19 ini itu dari dinas mereka kan betul-betul mencari bagaimana APD ini

dapat terpenuhi akhirnya alhamdulillah di penuhi oleh UKM-UKM yang ada di tempat kami Sumatera Barat dan juga UKM lain di Provinsi lain dan itu di terima oleh dinas kesehatan, tapi begitu ada ketentuan bahwa APD ini harus adanya apa namanya standar WHO, ini akhirnya UKM kita ini sekarang merugi Pak karena APD ini sudah menumpuk, seperti di Sumatera Barat misalnya dan ada di beberapa daerah juga yang mereka mengatakan kepada saya bahwa ada ratusan UKM yang akhirnya jadi masalah karena mereka sudah menumpuk ternyata tidak bisa lagi di terima oleh pihak dinas. Saya berkomunikasi dengan Menteri Kesehatan beliau mengatakan bahwa yang harus menggunakan APD sesuai dengan standar WHO itu adalah orang-orang petugas medis yang berhubungan langsung dengan apa pasien Covid-19 tapi kalau apa misalnya petugas-petugas lain yang kira-kira tidak langsung berhubungan dengan pasien ini ternyata bisa menggunakan APD yang juga tidak harus standar WHO.

Nah untuk itu Pak Doni, saya berharap sekali bahwa ada keberpihakan kita kepada UMKM kita apalagi di tengah krisis ekonomi yang terjadi sekarang ini kalau UKM kita ini dapat bergerak ini luar biasa sekali. Seperti misalnya ini mohon maaf terima kasih sekali seperti yang di sampaikan Pak Asli Chaidir tadi kami terima kasih sekali lagi sudah ada yang dapat kami bawa ke dapil kami masing-masing baik itu sembako maupun juga masker dan terima kasih dari masyarakat Pak, tapi memang untuk masker yang kedua itu tentu kami berharap sebenarnya maskernya masker kain saja Pak, karena kalau masker medis itu apa lagi itu import ya made in China kalau tidak salah itu Pak tentu kami berharap seperti yang tahap pertama maskernya adalah masker kain yang kita bisa berikan uang tersebut kepada UKM-UKM yang ada di sekitar kami di daerah masing-masing itu mungkin ya Pak.

Dan saya berharap bahwa Pak Doni beserta seluruh jajaran dapat terus semangat untuk dapat mensosialisasikan mengenai Covid-19 ini karena memang vaksinnya sekarang saya belum tahu sampai sejauh mana ini bisa di temukan dan juga apa tapi saya berharap bahwa vaksin yang sebenarnya itu bagaimana kita mematuhi protokol kesehatan itu yang tadinya adalah memakai masker dan juga menjaga jarak.

Jadi sosialisasi tentang memakai masker ini Pak yang harus terus lebih masif lagi karena memang masih banyak masyarakat yang belum tahu kalau masker itu bukan hanya kita mencegah untuk menularkan atau ditularkan tapi ternyata dengan suhu 360 C virus itu dapat terbunuh dengan cara kita menutup bagian hidung dengan menggunakan masker tapi yang saya dapat dari temuan seorang tenaga ahli Profesor bagaimana kita harus menggunakan masker.

Jadi itu saja Pak Doni semoga ini cepat berlalu dan Pak Doni beserta teman-teman sehat dan dapat menjalankan tugas sebaik-baiknya terima kasih.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT (DR. H. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.SI./F-P GOLKAR):

Wa’alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selanjutnya Pak Achmad.

F-PARTAI DEMOKRAT (DRS. H. ACHMAD, MS.I.): Terima kasih Pak Ace.

Bismillahirahmannirahim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Selamat siang menjelang sore.

Yang kami hormati Bapak Pimpinan beserta seluruh Anggota Komisi VIII baik yang hadir secara fisik maupun secara virtual,

Selanjutnya yang kami hormati dan kami banggakan Bapak Letnan Jenderal Bapak Doni Munardo beserta seluruh jajaran yang hadir,

Pertama kami menyampaikan terima kasih kepada Pak Doni yang sudah memberikan bantuan kepada daerah dapil kami masing-masing dimana bantuan itu sangat besar manfaatnya di rasakan masyarakat lebih-lebih dalam fase Covid ini. Kemudian ini saran Pak Doni waktu bantuan pembuatan masker senilai Rp50 Juta itu bagus Pak karena apa dengan bantuan cash itu kita dapat memanfaatkan UKM-UKM kita, sehingga ada

multipaly effect-nya terhadap masyarakat kita, masyarakat terbantu dengan

masker kemudian masyarakat UKM kita terbantu dengan pembuatan masker-masker yang kita buat.

Saran kami kalau ada bantuan yang seperti kemarin logistik yang bantuan BNPB kemarin saran kami Pak logistik itu jangan di drop dari pusat tapi logistik yang seperti beras, gula dan seterusnya itu banyak di drop saja dalam bentuk uang sehingga ini kita bisa belanjakan ke warung-warung ke kedai-kedai yang ada di desa-desa itu sehingga UKM kita hidup masyarakat kita terbantu dengan bantuan dari BNPB itu jadi ada multiplay effect ini saran kami kedepan ini supaya jangan pengadaan logistik itu dari pusat kalau dari pusat kita hanya mendistribusikan tidak ada multiplay efect-nya kepada masyarakat terhadap bantuan itu.

Selanjutnya Pak Doni, hari ini saya resmi tanggal 13 Juli 2020 berdasarkan SKB IV Menteri, Menteri Pendidikan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri bahwa sekolah-sekolah dan pondok pesantren sudah mulai aktif jadi amat terasa. Di sini ada kendalanya ada beberapa kepala daerah yang daerahnya itu sebetulnya hijau itu tapi karena daerahnya tidak mampu mengadakan alat-alat APD ini seperti masker, hand sanitizer sehingga tidak di benarkan pondok atau madrasah di buka sementara masyarakat dan anak-anak santri itu sangat ingin sekali belajar. Perlu ada ketegasan nanti dari BNPB bahwa daerah-daerah hijau itu

memang harus di tegaskan untuk proses belajar mengajar ini karena tidak ada apanya tidak ada efeknya karena seperti daerah ini, daerah hijau. Kami tadi baru sebelum pertemuan kita ini rapat dengan seluruh KUA seluruh penyuluh agama, rohaniawan itu menyatakan itu Pak Doni, masyarakat siap, sementara Bupati tidak mau karena takut Covid, padahal daerahnya itu daerah hijau. Jadi tolong mapping kembali daerah-daerah hijau ini di tegaskan untuk di buka sekolah pondok-pondok pesantren dan madrasah sehingga tidak di rugikan anak-anak kita waktu belajar mereka.

Dan kemudian juga saran kami Pak Doni, ini kan di TV, di media yang di tampilkan ini kan yang daerah-daerah yang berbahaya hari ini seperti DKI kemarin, kami maksudkan untuk menyejukan suasana di dalam seluruh Indonesia ini emergency jadi mungkin Pak Doni selaku Ketua Gugus Depan itu mungkin menampilkan Kabupaten daerah yang tetap hijau. Kenapa daerahnya yang hijau, ini di-exspose mungkin bisa di ikuti oleh daerah-daerah lain yang tadinya kuning atau biru mungkin bisa menjadi hijau. Ini juga perlu kita tampilkan bahwa Indonesia ini tidaklah seluruhnya emergency karena masih banyak daerah hijau daerah yang bisa hidupnya normal, bukan new normal, memang normal, memang normal dari awal. Sehingga ini juga bisa memberikan spirit, semangat bagi masyarakat kita bahwa Indonesia ini masih punya kehidupan harapan masa depan tidak semata-mata dibuat bahaya

Covid ini kemudian sekarang sudah 72.000 sekian, ini perlu kami kira untuk

menambahkan spirit itu, itu yang kedua.

Yang ketiga ini kan sesuai dengan hasil pertemuan antara Dirjen Anggaran, Dirjen Pendidikan Islam dan BNPB sendiri, kemudian juga Kemenkes dan cipta karya ini kan ada bantuan berupa anggaran. Maksud kami Pak Doni selaku satgas itu bagaimana percepatan penyaluran alat-alat ini ke madrasah, ke sekolah-sekolah itu sehingga alat APD ini dapat di manfaatkan anak-anak kita. Karena sampai hari ini belum ada kesepakatan itu jadi hand sanitizer belum di bagi, maskernya belum di bagi, ini sudah ada kesepakatan bersama bahwa itu akan mendapat anak-anak kita di pondok-pondok dan sekolah-sekolah alat-alat APD yang berkaitan dnegan proses belajar ini. Jadi kami minta di dorong lagi supaya cepat.

Dan terahir yang ketiga, ini Pak Doni beberapa belahan Indonesia ini sekarang kan banjir Pak. Jadi besar juga harapan dari masyarakat kita seperti daerah Riau ini ada beberapa kabupaten banjir maksudnya bantuan tenda itu yang regular banjir ini tetap di salurkan Pak. Jangan kita karena mengurus

Covid ini bantuan bencana alam yang sudah secara regular ada di pos

anggarannya di BNPB ini segera di salurkan Pak. Karena seperti waktu kami kunjungan, kemarin 4 minggu itu banjirnya sampai hari ini tidak ada bantuan. Jadi maksud kami kalau ini bulan-bulan kedepan kan musim banjir ada kemarin Kalimantan Tengah kemarin luar biasa juga banjirnya. Jadi maksud kami Covid juga kita urus tapi bencana alam yang tadi banjir itu juga kita

Dokumen terkait