• Tidak ada hasil yang ditemukan

Mungkin singkat Pak Kepala Gugus, Pak BNPB, yang mungkin saya pertanyakan Pak, bagaimana tentang perkembangan daripada apa namanya, kalau anti virus itu vaksinnya ini kan karena ketika vaksin ini di ketemukan apa di seluruh informasinya di India katanya bulan Agustus di Indonesia katanya sudah ada juga dapat informasi dari media sosial mungkin sebagai kepala gugus Pak Doni lebih tahu.

Dan yang kedua tren perkembangan kita di Indonesia tentang Covid-19 ini dengan negara-negara lain seperti Amerika seperti juga India bagaimana tren perkembangannya apa kita sama karena dengan jumlah penduduknya itu perkembangannya apa mereka itu lebih dari pada kita Indonesia trennya juga tidak terlalu signifikan ini mohon penjelasannya terima kasih waktu dan tempat kami kembalikan ke Pimpinan

KETUA RAPAT (DR. H. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.SI./F-P GOLKAR) : Ya terima kasih Pak Komang selanjutnya Ibu Nur Azizah.

F-PKS (HJ. NUR AZIZAH TAMHID, BA., M.A) : Terima kasih.

Bismillahirahmannirrahim.

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bapak Kepala BNPB dan seluruh jajarnnya,

Tidak banyak yang ingin saya sampaikan ingin menegaskan saja kalau di halaman depan tadi di nyatakan bahwa Covid-19 bukan rekayasa tapi memang kejadian yang luar biasa dan ibaratnya sebagai malaikatul maut walaupun itu takdir Allah ya sudah terkait kematian.

Tapi di sini ingin menyampaikan karena berita yang beredar jadi suatu rumah sakit yang memaksakan pasien yang asalnya itu negatif dari Covid-19 itu beredar beritanya padahal sakitnya itu seoarag Ibu sakitnya itu DBD dan tipes itu sudah di laboraturium di cek 2 kali seperti itu tapi ada flek sedikit di paru-paru akhirnya di isolasi karena di isolasi stres akhirnya sehari di isolasi tidak di tunggui anaknya stres akhirnya bawaannya itu apa namanya alat untuk infus di bawa ke tempat perawat kemudian mengadu bahwa stres akhirnya boleh di tunggui anaknya.

Namun demikian memang ajal sudah tiba hari ketiga atau ke empatnya itu wafat, kemudian wafatnya itu bukan karena covid karena sebetulnya itu dari DBD dan tipes itu yang sebetulnya tipes itu kan harus banyak istirahat kemudian tenang karena di bikin tidak nyaman akhirnya seperti itu akhirnya kemudian di hukumi Covid-19 akhirnya di perlakukan seperti korban-korban

Covid-19 akhirnya mau di bawa pulang tidak boleh kemudian di urus di rumah

sakit dan seterusnya yang akhirnya kemudian keluarga si anak ini jadi Ibunya itu asalnya tokoh masyarakat kemudian di kucilkan keluarganya itu. Ini berita ini yang kemungkinan membawa masyarakat itu resah kemudian menganggap ini berarti rekayasa bukan rekayasa Covid-nya tapi rekayasa data, ini yang sebetulnya membahayakan bagi negeri kita. Sebetulnya tidak sebegitu ini amat tapi ternyata datanya di banyak-banyakin itu ada beberapa hal juga yang lain. Oleh karena itu mohon pencerahannya bagaimana menindak rumah sakit yang seperti ini dan seperti apa ya tentu ini melalui Kementerian Kesehatan itu kesana ini supaya ada kejelasan.

Kedua tadi sudah di sampaikan teman-teman terkait new normal kemudian terkait ekonomi ataupun nyawa atau kesehatan memang dua-duanya harus di tingkatkan namun kalau batasan new normal tetap di pakai cuci tangan pakai sabun, kemudian pakai masker, jaga jarak kemudian kerumunan minimal setengah dari biasanya itu insyallah bias. Namun kalau yang namanya di pasar yang saya perhatikan walaupun masih di Bulan Mei itu luar biasa pasar itu sudah bebas banget begitu dan sekarang apalagi di jalan-jalan berkerumun tidak pakai masker dan sebagainya.

Ini tolong barangkali Pak Kepala BNPB bisa mewaspadai ini bukan mewaspadai, maksudnya menjadi perhatian dan bagaimana penanggulangannya yang tentu Bapak Kepala BNPB sekaligus Bapak Ketua Satgas Penanggulangan Covid ini punya kaki tangan di daerah yaitu Satgas

Covid-19 ngeh Pak, itu insyallah bisa di apa namanya di berdayakan

sehingga insyallah tidak akan buming kembali Covid-19 ini sekian terima kasih.

KETUA RAPAT (DR. H. TB. ACE HASAN SYADZILY, M.SI./F-P GOLKAR) :

Waalaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh.

Terima kasih Ibu Azizah selanjutnya Ibu Endang Maria Astuti silakan. F-PARTAI GOLKAR (HJ. ENDANG MARIA ASTUTI, S.AG., S.H., M.H.):

Terima kasih Pimpinan.

Rekan-rekan Komisi VIII yang saya cintai, Pak Doni dan beserta seluruh pasukannya,

Melihat kondisi akhir-akhir ini Pak Doni. Jadi saya tadi hal ini tergelitik ketika beberapa rekan-rekan itu menyatakan saya kecewa dengan pernyataan Ketua Gugus Tugas Doni Munardo. Kenapa, karena pernyataannya mengatakan di new normal ini biarkan saja orang terpaparnya tinggi yang penting meninggalnya sedikit. Emangnya ini nyawa, nyawa siapa? Ini yang mungkin perlu nanti berhati-hati Pak Doni jadi kesannya itu kan Ketua Gugus Tugas menjadi menganggap remeh. Kita berharap bahwa di era yang era new normal ini Pak Doni, penyebaran covid ini bukan saja saat ini bukan saja dari airdrop tadi tetapi juga dari airbrone yang perlu kita waspadai saat ini apalagi jika kondisi udaranya juga tidak baik.

Pada saat itulah gugus tugas tentunya harus mengantisipasi pada saat ini mewaspadai airbrone ini bisa sampai pada masyarakat. Kita berharap bahwa di new normal ini tidak lagi banyak masyarakat yang tren-nya, tren reaktifnya itu naik. Baru saja rekan saya dari berapa ya bersepuluh ke Jawa Timur dengan menggunakan kendaraan pribadi, 4 kendaraan bersepuluh itu dari sana sampai rumah langsung masuk rumah sakit. Sore rumah sakit minta di doakan tadi jam 3 langsung meninggal, itu langsung 3 orang Pak. Dan ternyata ini di duga covid jadi pernyataannya karena tiba-tiba dari yang tidak sudah ada surat rapid tes dan sebagainya swabnya juga negative ternyata seperti itu.

Karena di Surabaya itu kan zonanya, zona merah tentunya kita harapkan edukasi kepada masyarakat ini yang menjadi utama sehingga tren itu tidak terus melonjak meskipun yang sembuh semakin banyak meskipun yang meninggal sedikit kita harapkan kewaspadaan masyarakat itu tetap menerapkan protokol kesehatan dan itu tentu tidak bisa mungkin ini keterbatasan masyarakat juga tidak bisa hanya kita menganjurkan tanpa kita bisa berbuat sesuatu yang mereka itu kita kasih contoh kita edukasi bukan sekedar dari mulut tetapi action. nah ini yang mungkin perlu di pikirkan. Karena tadi kita lihat anggaran Pak Doni juga kan di situ ada permintaan tambahan DSP. Tentunya di sini kita berharap penekannnya kepada Pemerintah daerah di beberapa Kabupaten kota baik lewat pemberitaan di televisi fakta itu yang terpapar melalui terpapar covid positif melalui pasar ini trans-nya di beberapa Kabupaten/Kota meningkat.

Ini juga perlu harus segera di warning Kabupaten/kota jangan biarkan begitu. Ini semakin meluas itu tidak jauh-jauh di dapil saya pun seperti itu. Tetapi karena tidak ada warning yang kuat di satu Kabupaten/Kota akhirnya satu RT ketika sudah jelas ayo yang kemarin pada menengok karena orang pasar itu solidaritasnya tinggi. Baru masuk angin panas sebentar saja sudah menengok, yang pada menengok kemudian kita minta itu di anjurkan Pak RT siapa saja langsung, karena kalau tidak begitu ini kita khawatirkan akan semakin meluas. Dan ini di beberapa karena kita juga melihat perkembangannya demikian sungguh-sungguh saya meminta Pak Doni sebagai Ketua Gugus Tugas ini betul-betul apa safety nya di tingkatkan untuk di beberapa Kabupaten/Kota agar supaya adapun tambahan saya kira di Komisi memang tidak ada ya yang menentang ketika kondisi seperti ini tambahan DSP memang sangat di perlukan saya kira itu Pimpinan.

Dokumen terkait