• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LAN DASAN TEORI

A. Partisipasi

b. Bagaimana manfaat daur ulang sampah di KUBE Iburatu Recycle bagi warga perumahan Pancoran Mas Depok?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui partisipasi masyarakat dalam program daur ulang sampah di KUBE Iburatu Recycle Perumahan Pancoran Mas Depok. b. Untuk mengetahui manfaat daur ulang sampah di KUBE Iburatu

Recycle bagi warga perumahan Pancoran Mas Depok.

2. Manfaat Penelitian a. Manfaat Akademis

1) Dapat memberikan sumbangan pengetahuan bagi pemberdayaan ilmu sosial terutama bagi mahasiswa kesejahteraan sosial, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan sampah.

2) Hasil penelitian ini dapat menjadi dokumen perguruan tinggi yang berguna untuk menjadi rujukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya pada studi sosial.

b. Manfaat Praktis

1) Sebagai bahan Masukan bagi warga setempat untuk dapat melaksanakan program selanjutnya.

2) Memberikan sumbangan pengetahuan tentang pengaruh yang bersifat positif maupun negatif dalam kegiatan daur ulang sampah.

3) memberikan penyadaran akan pentingnya peran mereka dalam mensukseskan kegiatan ini sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat di sekitarnya.

D. Metodologi Penelitian

1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di tempat daur ulang sampah Kube Iburatu Recycle yang berada di RT01/13 Perumahan Pancoran Mas Kota Depok. Peneliti mempunyai alasan memilih lokasi tersebut di latar belakangi oleh beberapa faktor yaitu :

a. Adanya informasi yang penulis dapatkan dari pihak Bank sampah Kota Depok mengenai daur ulang sampah berbasis masyarakat di Kube Iburatu Recycle Pancoran Mas Depok.

b. Lokasi tersebut merupakan daerah perkotaan dengan permasalahan persampahan yang cukup kompleks.

Waktu penelitian ini dilakukan selama 3 (tiga) bulan yaitu mulai tanggal 25 Juli sampai dengan tanggal 28 November 2013. Dengan catatan penelitian ini akan berakhir jika data-data yang diperlukan dalam penelitian telah rampung atau dirasakan cukup. Sedangkan untuk hal-hal yang lainnya dapat disesuaikan dengan kebutuhan penelitian.

2. Teknik pemilihan informan

Dalam penelitian ini, informan ditentukan dengan menggunakan metode non-probability sampling. Menurut neuman dalam metode non-probability sampling jumlah informan ditentukan melalui pengetahuan yang terbatas mengenai kelompok atau populasi besar yang mana mampu diwakili oleh sampel terpilih. Sedangkan Herdiansyah mengatakan bahwa metodenon-probability samplingmerupakan metode sampling yang setiap individu atau unit dari populasi tidak memiliki kemungkinan (non-propability) yang sama untuk terpilih.4

Diantara beberapa tipe non-probability sampling yang ada, penelitian ini menggunakan tipe purposive sampling. Purposive sampling adalah digunakan dalam situasi yang dengan kemampuan untuk menentukan informan sesuai dengan tujuan. Jadi pada purposive sampling, pemilihan informan didasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki oleh subjek yang dipilih.5

Berikut ini tabel subjek dan informan yang terpilih dalam pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian.

Tabel 1. Informan

No. NAMA STATUS ALASAN MEMILIH

1. Ibu WLN Pengurus Bank Sampah Untuk mengetahui

bagaimana awal mula berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle

4

Moleong,Metodologi Penelitian, h. 95.

5

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta, 2011), h. 218-219.

2. Bapak BRN Pengurus Bank Sampah Untuk mengetahui bagaimana partisipasi masyarakat terhadap berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle

3. Ibu SS Pengrajin Untuk mengetahui apa

saja kegiatan yang dilakukan Bank Sampah Iburatu Recycle.

4. Ibu EV Nasabah Bank Sampah Untuk mengetahui

dampak positif yang dirasakan warga sekitar yang ikut berpartisipasi di Bank Sampah Iburatu Recycle.

5. Ibu HD Bukan Nasabah Bank

Sampah

Untuk mengetahui alasan warga tidak berpartisipasi dalam kegiatan Bank Sampah Iburatu Recycle.

3. Pendekatan dan Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif yaitu penelitian yang berupaya menghimpun data, mengolah data dan menganalisa data secara kualitatif. Menurut Bogdan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur yang menghasilkan data deskriptif, berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.6

Jadi, dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan kualitatif dengan alasan karena penelitian kualitatif lebih mengena dengan subyek 6

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), cet-23, h. 11.

yang diamati oleh penulis, dimana penulis tidak hanya meneliti perilaku subyek bakan tetapi penulis berusaha menyelami kehidupan subjek dalam rangka keberdayaan mereka mempertahankan hidupnya.

Metode kualitatif adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti kondisi obyek yang alamiah. Pendekatan kualaitatif ini peneliti gunakan dengan beberapa pertimbangan, yaitu pendekatan kualitatif bersifat luwes, tidak lazim dalam mendefinisikan suatu konsep, serta memberi kemungkinan bagi perubahan-perubahan manakala ditemukan fakta yang lebih mendasar, menarik dan unik bermakna dilapangan.7

Selain itu, melalui pendekatan kualitatif ini penulis berharap dapat menggambarkan dan menganalisis bagaimana proses Bank Sampah dalam mengimplementasikan program-programnya dan apa saja yang dihasilkan oleh para wirausaha yang tergabung dalam struktur kepengurusan yang tersusun di Bank Sampah tersebut. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai setting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Dalam penelitian ini, peneliti telah memiliki definisi jelas tentang subjek penelitian dan akan menggunakan pertanyaan what dalam menggali informasi yang dibutuhkan. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok, menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal, menyajikan informasi dasar

7

Burhan Bungin, Analisis Data Penelitian Kualitatif (Jakarta:PT Grafindo Persada, 2003), Cet. Ke-2, h. 39.

akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian.8

Sesuai dengan karakteristik penelitian kualitatif teknik pemilihan informan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kualitatif deskriptif, yaitu data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan yang tidak dapat diperoleh dengan menggunakan prosedur-prosedur statistik atau cara-cara lain dari pengukuran. Penelitian kualitatif secara umum bisa digunakan untuk penelitian tentang kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah laku, aktivitas sosial, dan lain-lain. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk member gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, videotape, dokumen pribadi, catatan atau memo dan dokumen resmi lainnya.9

8

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif(Bandung: Alfabeta, 2009), Cet. Ke-5 h. 69.

9

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2007), Cet. Ke-23 h. 11.

4. Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Observasi adalah pengamatan berarti setiap kegiatan untuk melakukan pengukuran, akan tetapi observasi atau pengamatan dapat pula memiliki arti yang lebih sempit, yaitu pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan tanpa mengajukan pertanyaan-pertanyaan.10

Jadi dalam hal ini peneliti memposisikan diri sebagai pengamat dari kegiatan dari daur ulang sampah yang dilakukan di Bank Sampah Kelurahan Pancoran Mas Depok. Pengamatan yang peneliti lakukan meliputi wilayah dan lingkup di daerah bank sampah yaitu satu bulan penuh.

b. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data yang lain. Pelaksanaannya dapat dilakukan secara langsung berhadapan dengan yang di wawancarai, tetapi dapat juga secara tidak langsung seperti memberikan daftar pertanyaan untuk dijawab pada kesempatan lain. Instrumen dapat berupa pedoman wawancara maupunchecklist.11

Menurut Esterberg dalam buku Metode Penelitian Kualitatif dan R&D wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar

10

Adang Rukhiyat, dkk,Panduan Penelitian Bagi Remaja, (Jakarta: CV.Tumaritis, 2003), edisi 3,h.54.

11

Husein Umar,Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis Edisi Kedua(Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2011), h. 24.

informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.12

Wawancara merupakan salah satu bentuk pengamatan atau pengumpulan data secara tidak langsung. Pengumpulan data dengan wawancara adalah usaha untuk mengumpulkan informasi dengan mengajukan sejumlah pertanyaan secara lisan untuk dijawab secara lisan pula. Perbedaan teknik wawancara dengan pengamatan langsung adalah bahwa pada teknik wawancara harus selalu diusahakan terjadinya komunikasi dan interaksi dua arah antara peneliti dan objek riset.13

Kerlinger menyebutkan 3 hal yang menjadi kekuatan metode wawancara : a. Mampu mendeteksi kadar pengertian subjek terhadap pertanyaan

yang diajukan. Jika mereka tidak mengerti bisa diantisipasi oleh interviewer dengan memberikan penjelasan.

b. Fleksibel, pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.

c. Menjadi satu-satunya hal yang dapat dilakukan disaat tehnik lain sudah tidak dapat dilakukan.14

Menurut Yin disamping kekuatan, metode wawancara juga memiliki kelemahan, yaitu :

12

Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif dan R&D(Bandung: Alfabeta, 2011), h. 231.

13

HM. Sonny Sumarsono, Metode Riset Sumber Daya Manusia(Yogyakarta: Graha Ilmu, 2004), h. 71.

14

a. Retan terhadap bias yang ditimbulkan oleh kontruksi pertanyaan yang penyusunanya kurang baik.

b. Retan terhadap terhadap bias yang ditimbulkan oleh respon yang kurang sesuai.

c. Probling yang kurang baik menyebabkan hasil penelitian menjadi kurang akurat.

d. Ada kemungkinan subjek hanya memberikan jawaban yang ingin didengar oleh pewawancara.15

5. Teknik Analisa Data

Dalam buku Sugiyono, menurut Bogdan bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.16

Jadi dalam menganalisis data, peneliti memperoleh data dari lapangan dan diolah serta dianalisa sesuai dengan kategori data yang terkumpul yaitu observasi, wawancara, dan dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitian, dengan menggunakan analisa deskriptif dan dengan

15

Hamid Patilima,Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2011), Cet. Ke-3, h. 68.

16

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif ,(Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009), Cet-ke 5, h. 88.

menggunakan metode kualitatif yaitu untuk mengetahui gambaran yang konkret tentang pemberdayaan masyarakat melalui kegiatan daur ulang sampah di Bank Sampah Pancoran Mas Depok.

6. Keabsahan Data

Keabsahan data adalah data yang diperoleh, data yang telah teruji dan valid, dalam hal ini peneliti menulis keabsahan data diujikan lewat diskusi atau sharing terhadap teman sejawat, referensi teori dan melihat realitas social serta tentang isu-isu yang sedang berkembang, oleh karena itu peneliti melakukan perbaikan-perbaikan untuk mendapatkan data-data yang relevan. Teknik untuk keabsahan data dengan triangulasi sumber berarti, untuk mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama. Sebagai gambaran atas data yang telah dikumpulkan dari sumber yang berbeda sebagai cara perbandingan data yang didapat dari observasi dan wawancara. Penulis melakukan wawancara dari informan yang satu ke informan yang lain, dan melakukan wawancara terhadap hasil dari observasi.17

E. Pedoman Penulisan Skripsi

Untuk tujuan mempermudah, teknik penulisan yang dilakukan dalam skripsi ini merujuk pada buku pedoman penulisan karya ilmiah (Skripsi, Tesis, dan Disertasi) yang disusun oleh tim UIN Jakarta Press. Cet. Ke 2, tahun 2007

17

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif ,(Bandung: CV.Alfabeta, Agustus 2009), Cet-ke 5, h. 83

F. Tinjauan Pustaka

Dalam melakukan penelitian dan penulisan judul ini, penulis terlebih dahulu mengadakan tinjauan pustaka terhadap beberapa skripsi sebelumnya yang menjadi ide awal dalam penulisan kaya ilmiah penulis, yaitu:

Muhammad Syakur, skripsinya berjudul “Program Daur Ulang Sampah

Kertas sebagai Upaya Pemberdayaan Masyarakat (studi kasus Corporate

Sosial Responsibility PT. pembangunan Jaya Ancol Tbk)”. Skripsi Mahasiswa

Fakultas Dakwah dan Komunikasi, jurusan Kesejahteraan Sosial (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Muhammad Syakur mengenai program daur ulang sampah kertas oleh CSR PT. Pembangunan Jaya Ancol Tbk untuk diolah bersama masyarakat di tempat produksi yang sudah dipersiapkan pihak perusahaan dan pemasaran hasilnya pun sudah dipersiapkan. Program ini telah memproduksi banyak kreasi yang berasal dari kertas yang didaur ulang. Produk-produk tersebut dijual dan hasilnya untuk keperluan bersama masyarakat. Perbedaan penelitian Muhammad Syakur dengan penulis adalah tingkat partisipasi masyarakat dalam program daur ulang sampah yang dilakukan di Kube Iburatu Recycle. Dan Bank Sampah Iburatu Recycle berdiri dari masyarakat sekitar untuk meminimalisir penumpukan sampah yang ada disekitar Bank Sampah.

Siti Habibah, skripsinya berjudul “ Pemberdayaan Ekonomi Perempuan Melalui Wirausaha Daur Ulang Sampah Kering di Kelurahan Pasar Minggu”.

Skrispsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (2009). Penelitian yang dilakukan oleh Siti

Habibah mengenai manfaat sampah yang dilakukan oleh ibu-ibu Kelompok Lingkungan (I2KL). Penelitian ini berorientasi pada pembukaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan serta dampak yang ditimbulkan dari pengelolaan sampah tersebut bagi masyarakat setempat, khususnya dibidang wirausaha. Perbedaan penelitian Siti Habibah dengan penulis dapat dilihat dari berbagai macam aspek tidak hanya dilihat dari aspek ekonomi saja. Berdirinya Bank Sampah Iburatu Recycle juga mencakup aspek ekonomi, sosial magi masyarakat sekitar Bank Sampah dan para nasabah Bank Sampah yang ikut berpartisipasi.

Bagus Adhi Pratama, skripsinya berjudul “ Pemberdayaan Masyarakat

Melalui Kegiatan Daur ulang Sampah di Perumahan Griya Serpong

Kademangan Setu Tangerang selatan Banten”. Skrispsi Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi, Jurusan Pengembangan Masyarakat Islam (2012). Penelitian ini lebih menekankan kepada pelatihan daur ulang sampah plastik yang di lakukan oleh ibu-ibu di perumahan Griya Serpong Kademangan Setu Tangerang Selatan banten. Perbedaan penelitian Bagus Adhi Pratama dengan penulis adalah menjawab peran serta masyarakat dalam kegiatan dari ulang sampah serta apa saja manfaat yang diperoleh setelah mengikuti kegiatan yang dilakukan di Kube Iburatu Recycle. Serta kelebihan-kelebihan yang dimiliki Bank Sampah Iburatu Recycle yang belum tentu dimiliki oleh Bank Sampah lainnya.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan ini terdiri dari lima bab, yang terdiri sebagai berikut:

BAB I Pendahuluan, Berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan masalah, dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan.

BAB II Landasan Teori,Bab ini berisikan tentang beberapa pengertian dan penjelasan yaitu (i) Partisipasi sebagai faktor penting dalam pemberdayaan masyarakat. (ii) Pengertian daur ulang dan Sampah meliputi: Penggolongan sampah, Faktor-faktor yang mempengaruhi sampah, penjelasan konsep yang di jalani dalam proses daur ulang sampah

BAB III Gambaran Umum Lokasi Penelitian dan lembaga, meliputi latar belakang lembaga, Visi Misi lembaga, struktur organisasi, sarana dan prasarana dan lain-lain.

BAB IV Analisis Hasil Penelitian, Bab ini berisikan tentang hasil penelitian dan analisis data, yaitu pemaparan tentang hasil penelitian dan pengaruh yang dirasakan waraga sekitar mengenai program daur ulang sampah tersebut dilakukan.

BAB V Penutup, Bab ini berisikan tentang kesimpulan yang mendeskripsikan secara singkat tentang program daur ulang

sampah berdasarkan hasil dari pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari pembahasan skripsi ini.

20 BAB II

LANDASAN TEORI

A. Partisipasi

1. Definisi Partisipasi

Secara bahasa partisipasi adalah keikutsertaan, peranserta.1 Partisipasi adalah suatu proses identifikasi diri seseorang untuk menjadi peserta dalam suatu proses kegiatan bersama dalam situasi sosial tertentu oleh karena itu unsur intern dalam partisipasi adalah adanya keterlibatan mental dan emosional.2 Partisipasi sebagai bentuk kepedulian dalam upaya pegaktualisasikan diri, dimana seorang partisipan terlibat atau melibatkan diri dalam suatu kegiatan, semakin besar tingkat partisipasi semakin besar pula status sosial yang dimilikinya. Oleh karena itu orang yang banyak meluangkan waktu untuk kerja sosial akan mendapat pengakuan lebih, dan biasanya dapat membentuk kecerdasan sosial dalam diri orang yang banyak berpartisipasi. Oleh karena itu partisipasi sebagai faktor penting dalam pemberdayaan masyarakat.

1

Suharto & Tata Iryanto, “Kamus Bahasa Indonesia”,(Penerbit Indah, Surabaya: 1996) h. 192.

2

Pengertian partisipasi menurut Uphoff dan Coben yaitu, menekankan pada rakyat memiliki peran dalam pembuatan keputusan.3 Partisipasi memiliki pengertian bahwa setiap program bukan dirancang oleh orang luar kemudian masyarakat diminta ikut melaksanakannya, tetapi program tersebut dirancang oleh masyarakat dengan difasilitasi oleh orang luar.4

Sebagaimana diketahui, pemberdayaan pada dasarnya merupakan proses perubahan, dan salah satu bentuk perubahan yang diharapkan adalah perubahan sikap dan perilaku. Partisipasi masyarakat yang semakin meningkat, merupakan salah satu perwujudan dari perubahan sikap dan perilaku tersebut. Dalam hal ini aktivitas lokal merupakan media dan sarana bagi masyarakat dalam melaksanakan partisipasinya. Dalam hal ini, kegiatan daur ulang sampah merupakan media dan sarana bagi warga.

Terdapat juga beberapa pendapat mengenai pengertian partisipasi dalam buku Britha Mikkelsen sebagai berikut:

a. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang atau kelompok yang terikat, mengambil inisiatif dan menggunakan kebebasannya untuk melakukan hal itu.

b. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar

3

Jim Ife dan Frank Tesoriero, Community Development: Alternatif Pengembangan Masyarakat Di Era Globalisasi, (Yogyakarta: Pustaka pelajar, 2008), cet-1, h.296.

4

Ed.Rianingsih Djohani dkk, Berperan Bersama Berperan Setara, (Bandung: Driya Media, 1996), cet-1,h 13.

supaya memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial.

c. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri, kehidupan, dan lingkungan mereka.5

Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa partisipasi adalah suatu proses keikutsertaan dalam menjalani suatu program yang rancang oleh masyarakat yang terlibat di dalamnya untuk mencapai suatu tujuan yang telah disepakati bersama.

2. Tujuan Partisipasi

Menurut Henry Sanoff mengatakan bahwa tujuan utama dari partisipasi masyarakat adalah:

a. Melibatkan masyarakat dalam mendisain proses pengambilan keputusan dan sebagai hasilnya meningkatkan kepercayaan mereka.

b. Menyalurkan dan memfasilitasi masyarakat dalam perencanaan dan pengambilan keputusan guna meningkatkan mutu atau kualitas dari perencanaan keputusannya; meningkatkan rasa kebersamaan (sense of community) dengan mengajak masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.6

5

Britha Mikkelsen, “Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya-upaya Pemberdayaan”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001),h. 64.

6

3. Tingkatan Partisipasi

Untuk menumbuhkan kegiatan partisipasi diperlukan suatu keterampilan dan pengetahuan agar dapat mencapai berbagai tingkatannya, dan untuk itu selalu dapat ditemukan titik tolaknya untuk mengawalinya. Maka pada dasarnya nampak adanya tingkatan, yaitu:

a. Tingkat saling mengerti, tujuannya adalah untuk membantu para anggota kelompok agar memahami masing-masing fungsi dan sikap, sehingga dapat mengembangkan kerjasama yang lebih baik.

b. Tingkat penasihatin/sugesti, yang dibangun atas dasar saling mengerti, oleh karena para anggota kelompok pada hakekatnya sudah cenderung siap untuk memberikan suatu usul/saran kalau telah memahami masalah dan ataupun situasi yang dihadapkan kepada masyarakat.

c. Tingkat otoritas, Otoritas pada dasarnya memberikan kepada kelompok suatu wewenang untuk memantapkan keputusannya.7

Sedangkan menurut Hoofsteede seperti dikutip Khairuddin membagi partisipasi menjadi tiga tingkatan, yaitu:

a. Partisipasi inisiasi (inisiation participation) adalah partisipasi yang mengandung inisiatif dari pemimpin desa, baik formal maupun informal, ataupun dari anggota masyarakat mengenai suatu proyek yang nantinya proyek tersebut merupakan kebutuhan-kebutuhan bagi masyarakat.

7

Sastropoetro, “Partisipasi Komunikasi, persuasif dan Disiplin dalam Pembangunan Nasional”,h. 49.

b. Partisipasi legimitasi (legimitation participation) adalah partisipasi pada tingkat pembicaraan atau pembuatan keputusan tentang proyek tersebut. c. Partisipasi eksekusi (execution participation) adalah partisipasi pada

tingkat pelaksanaan.8

Dalam penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa dari ketiga tingkatan partisipasi tersebut, partisipasi inisiasi mempunyai kadar yang lebih tinggi dalam penelitian ini dibandingkan partisipasi legitimasi dan eksekusi. Dimaksudkan, masyarakat tidak hanya sekedar menjadi obyek pembangunan saja, tetapi bisa menentukan dan mengusulkan segala sesuatu rencana yang akan dilaksanakan.

4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi

Menurut Jim Ife dan Frank Tesoriero, kondisi-kondisi yang mendorong partisipasi adalah sebagai berikut:

a. Orang yang akan berpartisipasi apabila mereka merasa bahwa isu atau aktivitas tersebut penting.

b. Orang harus merasa bahwa aksi mereka akan membuat perubahan. c. Berbagai bentuk partisipasi harus diakui dan dihargai.

d. Orang harus bisa berpartisipasi, dan didukung dalam partisipasinya. e. Struktur dan proses tidak boleh mengucilkan.

8

f. Adanya kemampuan untuk menggunakan keputusan, kemampuan dalam suatu kegiatan akan mempengaruhi tingkat partisipasi yang akan dilakukan dan biasanya terkait dengan jabatan yang diduduki.

g. Adanya kemampuan untuk berpartisipasi.9

Ada bermacam-macam faktor yang mendorong kerelaan untuk terlibat ini, bisa karena kepentingan bisa karena solidaritas, bisa karena memang mempunyai tujuan yang sama, bisa juga karena ingin melakukan langkah bersama walaupun tujuannya berbeda. Partisipasi akhirnya harus membuahkan kesepakatan tentang tujuan yang hendak dicapai dan ditindak yang akan dilakukan bersama. Artinya, apa yang semula bersifat individual harus sukarela diubah dan diolah menjadi tujuan dan kepentingan kolektif.10

5. Prinsip Partisipasi dalam Pemberdayaan Masyarakat

Prinsip partisipasi penting diterapkan dalam pemberdayaan masyarakat, agar seluruhstakeholder yang terlibat dalam kegiatan dapat berkontribusi dan memiliki tanggung jawab bersama untuk menyukseskannya.11

Tahapan partisipasi dapat dimulai dari tahap menentukan mana yang akan dituju dan apa yang akan dihasilkan, biasanya yang disebut dengan tahapan

9

Ife dan Tesoriero, “alternatif Pengembangan Masyarakat di Era Globalisasi Community

Development”, h.310-312.

10

Sumarto Sj Hetifah,“Inovasi, Partisipasi dan Good Governance, 20 Prakarsa Inovatif dan Partisipatif di Indonesia”, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2001),h. 188.

11

rumusan kebijakan dan rencana. Selanjutnya diikuti dengan partisipasi pada tahap menentukan cara untuk mencapai tujuan dan mempertaruhkan sumber daya agar tujuan dapat dicapai. Partisipasi dapat dilakukan mulai dari tahap

Dokumen terkait