• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi aktif Indonesia pada The Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC)

SASARAN 5 Terwujudnya Penguatan Akuntabilitas BSN

III.3.6 Partisipasi aktif Indonesia pada The Standards and Metrology Institute for Islamic Countries (SMIIC)

Pada tahun awal keanggotaan di SMIIC, Indonesia ikut terlibat dalam proses perumusan standar pada beberapa Technical Committee (TC). Saat ini SMIIC memiliki 19 TC dan Indonesia menjadi P-member pada 8 TC, dan sebagai observer (O-member) pada 2 TC sebagaimana tercantum pada Tabel III.21.

Tabel III.21

Keterlibatan Indonesia pada TC SMIIC

No SMIIC TC Nama Keanggotaan

Indonesia 1. CCA SMIIC Committee on Standards for

Conformity Assessment P - member

2. SMIIC

GS/SMC (ROP 4.19)

SMIIC General Secretariat non - member

3. TC1 Halal Food Issues P - member

4. TC2 Halal Cosmetic Issues P - member

5. TC3 Service Site Issues non - member

6. TC4 Energy Efficiency and Renewable Energy Non - member

7. TC5 Tourism and Related Services P - member

8. TC6 Agricultural Products O - member

9. TC7 Transportation Non- member

10. TC8 Leather and Tanning Material O - member

11. TC9 Textiles and Related Products P - member

12. TC10 Halal Supply Chain P - member

13. TC11 Halal Management Systems P - member

14. TC12 Dangerous Goods Transportation Non - member

15. TC13 Jewellery Non - member

16. TC14 Petroleum and Related Products Non - member

17. TC15 Terminology Committee Non - member

2021| Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar 52

No SMIIC TC Nama Keanggotaan

Indonesia

18. TC16 Halal Pharmaceuticals Issues P - member

19. TC17 Handicraft Non - member

Indonesia berpartisipasi dalam pembahasan standar di forum SMIIC dengan menghadiri sidang TC SMIIC, keterlibatan pakar (expert) di working group SMIIC, serta memberikan tanggapan dalam ballot perumusan standar SMIIC dengan melibatkan pemangku kepentingan terkait. Dengan semakin banyaknya Indonesia berpartisipasi dalam pengembangan standar SMIIC, kedepannya diharapkan standar dan regulasi Indonesia khususnya di bidang halal bisa mewarnai standar yang ditetapkan SMIIC.

Pada tahun 2021, pelaksanaan sidang TC SMIIC dilaksanakan secara virtual melalui SMIIC TC week 9 (15 Maret - 1 April 2021) dan SMIIC TC week 10 (22 September - 14 Oktober 2021 (bagian pertama) dan 10 November - 8 Desember 2021 (bagian kedua), sebagaimana diuraikan pada Tabel III.22. Indonesia juga turut berpartisipasi aktif dalam pemberian tanggapan (ballot) terhadap dokumen SMIIC dan pengiriman pakar untuk berpartisipasi dalam pembahasan di tingkat working group.

Tabel III.22

Daftar Sidang SMIIC Tahun 2021 yang Dihadiri oleh Indonesia

No Judul Sidang Waktu

2 10th meeting of SMIIC Committee on Standards for Conformity Assessment 6 8th meeting of SMIIC TC 11 Halal Management

Systems 17 Maret 2021 4

7 2nd meeting of SMIIC TC16 Halal

Pharmaceuticals Issues 30 Maret 2021 6

8 3rd meeting of SMIIC TC16 Halal

Pharmaceuticals Issues 14 Oktober 2021 7

9 10th meeting of SMIIC TC 6 Agricultural Products 12 Oktober 2021 1

2021| Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar 53 III.3.7 Partisipasi aktif Indonesia pada forum ASEAN

Pada level regional di ASEAN, harmonisasi standar untuk beberapa sektor telah dilakukan dan saat ini terus dimonitor dan dikembangkan melalui forum ASEAN Consultative Committee for Standards and Quality Working Group 1 on Harmonization of Standards (ACCSQ WG1). Pada prinsipnya, harmonisasi standar di ASEAN tidak bertujuan untuk membuat standar ASEAN, namun lebih pada harmonisasi standar nasional negara anggota ASEAN terhadap standar internasional yang disepakati untuk harmonisasi. Pertemuan rutin dilakukan dua kali dalam setahun untuk membahas permasalahan harmonisasi standar ASEAN. Pada tahun 2021, pertemuan diselenggarakan sekali secara daring mengingat situasi Pandemi Covid-19.

Status harmonisasi standar Indonesia dalam forum ACCSQ WG1 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel III.23

Status Harmonisasi Indonesia dalam Kesepakatan ASEAN

No Sektor Jumlah standar yang perlu harmonisasi

Jumlah yang sudah ada SNI Jumlah yang belum dirumuskan

IDT MOD NEQ Total

1 20 Priority products

37 32 4 1 37 0

2 Electrical and Electronic

Products

119 116 3 0 119 0

3 Medical Devices

32 27 0 0 27 5

2021| Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar 54 No Sektor Jumlah standar

yang perlu harmonisasi

Jumlah yang sudah ada SNI Jumlah yang belum dirumuskan

IDT MOD NEQ Total

4 Wood

based products

45 38 1 0 39 6

5 Rubber based products

68 61 2 1 64 4

6 Smart City 3 2 0 0 2 1

7 Digital Trade

3 2 0 0 2 1

Jumlah 308 278 10 2 290 18

· IDT : adopsi identik

· MOD : adopsi dengan modifikasi

· NEQ : bukan adopsi (pengembangan sendiri)

Dengan demikian, secara keseluruhan, Indonesia sudah mengharmonisasikan 288 SNI dari 308 standar yang disepakati di ASEAN (atau 93,3%). Khusus untuk sektor kelistrikan, Indonesia sudah memenuhi seluruh kesepakatan harmonisasi (seluruh SNI tersedia dan semuanya adopsi identik), sehingga posisi dalam negosiasi perdagangan ASEAN dalam sektor tersebut menjadi lebih kuat. Sedangkan untuk sektor lain, masih diperlukan upaya untuk mengharmonisasikan SNI terhadap standar internasional. Dalam hal ini, diperlukan koordinasi dengan Komtek terkait untuk mendorong selesainya proses harmonisasi standar ASEAN.

2021| Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar 55 III.3.8 Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (RB) lingkup Deputi Bidang Pengembangan Standar

Reformasi Birokrasi adalah upaya untuk melakukan perbaikan kinerja birokrasi, dengan meningkatkan kualitas regulasi, meningkatkan efisiensi, efektivitas dan akuntabilitas seluruh aspek penyelenggaraan pemerintahan dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada masyarakat, yang pada akhirnya akan meningkatkan kepercayaan masyarakat kepada Pemerintah. Di tahun 2021, untuk mendukung pelaksanaan Road Map Reformasi Birokrasi Badan Standardisasi Nasional Tahun 2020-2024 dan percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan Deputi bidang Pengembangan Standar, telah di betuk Tim Reformasi Birokrasi Deputi bidang Pengembangan Standar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain:

a. Menyusun Road Map dan Rencana Aksi Reformasi Birokrasi di lingkungan Deputi bidang Pengembangan Standar

b. Melaksanakan program dan kegiatan Reformasi Birokrasi sesuai dengan Road Map dan Rencana Aksi yang telah ditetapkan; dan

c. Melaksankan monitoring dan evaluasi secara internal terhadap pelaksanaan program area perubahan Reformasi Birokrasi.

Terdapat 8 area perubahan reformasi birokrasi pada Kedeputian bidang Pengembangan Standar, yang dimana setiap area perubahan mempunyai tugas, fungsi dan susunan tim masing-masing. Internalisasi dan implementasi reformasi birokrasi di lingkup Kedeputian bidang Pengembangan Standar diharapkan dapat mendukung birokrasi BSN yang bersih, akuntabel, kapabel dan memiliki pelayanan prima. Pada tahun 2021 juga telah dilaksanakan evaluasi pelaksanaan reformasi birokrasi di Deputi bidang Pengembangan Standar yang merupakan bagian dari Evaluasi Reformasi Birokrasi di Badan Standardisasi Nasional. Pelaksanaan evaluasi RB pada Deputi bidang Pengembangan Standar dilakukan oleh perwakilan dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi secara daring. Evaluasi RB ini dilakukan untuk menilai perkembangan reformasi birokrasi di lingkungan Badan Standardisasi Nasional pada umumnya dan di lingkup Deputi bidang Pengembangan Standar pada khususnya.

2021| Laporan Kinerja Deputi Bidang Pengembangan Standar 56

Gambar III.11 - Rapat evaluasi pelaksanaan RB lingkup Kedeputian bidang Pengembangan Standar oleh KemenpanRB, 10 September 2021