• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.3. Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

a. Pelibatan Partisipasi Masyarakat dalam Pembangunan pada Perencanaan

Pemahaman masyarakat terhadap partisipasi masyarakat dalam perencanaan sangat diperlukan dalam pembangunan partisipatif, dalam hal ini upaya untuk mengimplementasikan pembangunan partisipatif. Karena pemahaman terhadap perencanaan dalam pembangunan partisipatif akan menimbulkan suatu kesadaran masyarakat berapa pentingnya partisipasi masyarakat.

Sebagaimana yang diungkapkan oleh informan berikut :

“Sebagian besar masyarakat Kelurahan Andowia ini sudah mengerti dan memahami tentang perencanaan dalam prose pembangunan sehingga masyarakat ikut dalam hal berpartisipasi dalam perencanaan, oleh karena itu masyarakat perlu ikut dalam rapat dengan memberikan sebuah masukan”(Hasbuan Lurah Andowia wawancara 28 Desember )

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan informasi di atas tersebut maka dengan ini memberikan informasi sekaligus pengetahuan bahwa keadaan seperti ini, dalam proses penyelenggaraan pembanguna sangat dibutuhkan khususnya pada tahap perencanaan. Karena merupakan suatu hal yang sangat baik dalam hal implementasikan pembangunan partisipatif, jika masyarakat telah mengerti maka mereka juga akm mengetahui apa yang mereka lewati tahap penentun hak dan kewajiban serta yang menyangkut kepentingan bersama dalam pembangunan, sehingga dengan demikian teraliasasinya perwujudan partisipasi masyarakat di Kelurahan Andowia secara maksimal.

Kondisi ini didukung oleh pernyataan salah satu tokoh masyarakat

“Saya melihat selama ini dengan adanya suatu proses perencanaan dalam pembangunan masyarakat yang ikut terlibat didalamnya hanya aparat yang dalam lembaga pemerintah dilingkup Kelurahan Andowia, ” (Mura wawancara 3 Desember 2015)

Demikian juga paparan dari informan yang ada di atas. Hal ini juga diungkap dengan pendapat informan berikut:

“perencanaan pembangunan, merupakan perencanaan yang melibatkan masyarakat didalamnya,guna untuk mengetahui program-program apa yang akan dilaksanakan”(Sapiuddin wawancara 11 Desember 2015)

Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh informan tersebut di atas dapat memberikan pengetahuan dan informan bahwa pembanguan partisipatif merupakan perencanaan yang melibatkan mereka didalamnya untuk membicarakan program-program pembanguan yang akan dilaksanakan nantinya. Keadaan seperti ini merupakan suatu hal yang sangat baik dibutuhkan dalam lmplementasi pembanguan partisipatif, karena jika masyarakat telah mengerti maka mereka juga akan mengetahui apa yang menjadi hak dan kewajibannya dalam pembangunan sehingga dengan demikian diharapkan akan teralisasinya perwujudan partisipasi masyarakat di Kelurahan Andowia secara maksimal.

Hal ini merupakan sesuatu yang sangat menguntungkan bagi perwujudan partisipasi masyarakat dalam pembangunan, karena implementasi atau pelaksanaan perencanaan pembangunan dapat bergerak salah satu ialah dengan adanya kesadaran masyarakat tentang pentingnya partisipasi dalam pembangunan. dari penjelasan diatas maka dapat dikatakan bahwa masyarakat Kelurahan Andowia telah memahami dan menyadari dengan baik akan pentingnya pembangunan partisipatif dalam mewujudkan pembangunan disuatu Desa. tinggal

kemudian bagaimana hal ini mendapat dorongan dari pihak yang terkait agar partisipasi masyarakat dapat terwujud denga baik dalam pembangunan Desa sehingga hal ini memungkinkan partisipasi masyarakat timbul tidaklah semata-mata dengan sendirinya melainkan ada hal-hal yang mampu mempengaruhinya, sehingga masyarakat merasa sadar dan terdorong untuk terlibat lebih jauh dalam segala aspek kehidupan Negara.

b. Kesesuaian Rencana Kerja Pembangunan dengan Kebutuhan Masyarakat

Wacana pembangunan yang partisipatif di Indonesia sesungguhnya telah dimulai 34 tahun yang lalu, dimana konsep pembangunan dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat telah dimasukan dalam GBHN pada dekade 1970-an. Sementara kebijakan yang lebih konkrit dimulai pada dekade 1980-an. Sejak dekade 1990-an, kegiatan pembangunan daerah dirancang lebih partisipatif melalui lembaga pengambilan keputusan tingkat Desa, Kecamatan, Kabupaten, Propinsi sehingga nasional.

Selama ini permasalahan yang ditemukan adalah bukan karena kualitas dan kuantitas partisipasi masyarakat rendah akan tetapi justru terletak pada praktek-praktek pemerintah yang mengebaikan usulan masyarakat. Berkaitan dengan ini Muslim (2001) mengutip hasil Survey Public Integrity index menemukan bahwa permasalahan kita bukan pada rendahnya kualitas dan kuantitas tingkat partisipasi masyarakat, tetapi terletak pada ketertutupan mekanisme politik bagi keterlibatan warga negara dalam menuntut akuntabilitas dan keterbukaan.

Dalam pembangunan partisipatif, diperlukan komunikasi dua arah. Hal ini perlukan agar aspirasi masyarakat tertampung, memberikan kebebasan kepada masyarakat untuk dapat mengungapkan permasalahannya dalam perencanaan pembangunan dan kemudian didengar oleh pemerintah Desa. Sebagaimana yang diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat Kelurahan Andowia berikut :

“Memang untuk menciptakan suatu pembangunan partisipatif yang baik dalam mewujudkan kesejahteraan penduduk desa, hal ini perlu adanya jalinan komunikasi antara dua arah agar masyarakat lebih leluasa menyampaikan apa yang menjadi permasalahan mereka selama ini”(Wahyuddin wawancara 29 November).

Hal ini senada pula yang diungkapkan oleh informan berikut :

“Saat ini kita mengakui bahwa kebutuhan yang saat ini sesuai dengan apa yang mereka masyarakat perhatikan selama ini. Tetapi masaih banyak pula yang menjadi solusi dalam pemecahan masalah-masalah yang ada, maka perlu kita perbaiki secara bersama-sama”(Iklan sekertaris wawancara 29 November 2015)

Di dalam pelaksanaan pembangunan, kesesuaian antara permintaan atau harapan masyarakat dengan program pembangunan yang dilaksanakan merupakan hal penting yang harus diperhatikan. Musrenbangdes sebagai fasilitas tempat dirumuskannya ide-ide pembangunan di Desa memeng peran yang cukup strategis khususnya di Kelurahan Andowia. Dari penjelasan di atas, dapat kita simpulkan bahwa sebagian kecil telah ada kesesuaian antara rencana kerja pembangunan dengan kebutuhan masyarakat. Hal ini didukung oleh pendapat informan berikut :

“Kini dalam perencanaan pembangunan yang ada, merupakan hasil dalam perwujudan untuk pembangunan partisipatif. dalam hal ini dengan memperbaiki segala sesuatunya, karena ini merupakan saran yang paling penting bagi masyarakat dalam melakukan aktifitasnya”(Faisal wawancara 3 Desember 2015).

Berdasarkan pendapat tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa program pembangunan yang ada di Kelurahan Andowia telah memihak pada kebutuhan masyarakat. Namun demikian juga terkadang pemerintah daerah setempat masih menggunakan paradigma pembangunan Top-Down baik dari segi perencanaan maupun penyelenggarannya. Hasil musrenbangdes belum menjadi prioritas pemerintah daerah setempat dan pembangunan partisipatif merupakan sebuah wacana dalam proses pembangunan yang tidak perna diterapkan sebagaimana mestinya.

4.3.2. Pelaksanaan

a. Pelibatan Partisipasi masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan partisipatif

Tidak dapat dipungkiri bahwa dalam beberapa hal seluruh warga masyarakat tidak mungkin dilibatkan dalam membuat kebijakan dalam perencanaan, tetapi bagaimana pun dalam membuat perencanaan yang sifatnya untuk kepentingan publik sudah seharusnya pemerintah melibatkan warga masyarakat dalam proses pembangunan partisipatif tersebut.jika tidak, suatu gejolak sosial akan terjadi terhadap kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sendiri.

Banyak contoh produk kebijakan yang sangat kontra di masyarakat sebagai akibat pemerintah senantiasa tidak membuka diri untuk melibatkan sebagai masyarakat dalam membuat kebijakan. Pemberdayaan partisipasi masyarakat sipil atau civil society merupakan alat ampuh dalam menentukan arah dan kebijakan pembangunan pada masa-masa mendatang, ketertiban ini akan

memberikan dampak yang positif terhadap keputusan dan kebijakan yang diambil atau yang akan diimplementasikan, karena dapat membangun sinegri antara pemerintah dan masyarakat itu sendiri.

Partisipasi masyarakat merupakan kontribusi masyarakat secara nyata dan positif terhadap penyusunan perencanaan dan implementasi pembangunan di daerahnya. Masyarakat memberikan kontribusi dalam mengidentifikasi program pembangunan sesuai dengan kebutuhan daerah, potensi, dan keinginan kelompok masyarakat. Pelibatan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan diawali oleh adanya sosialisasi yang optimal dari pihak-pihak yang bertanggung jawab (pemerintah Desa) tentang pentingnya partisipasi masyarakat dalam pelaksannaan atau perencanaan pembangunan.

Hal ini senada dengan pendapat salah seorang masyarakat Kelurahan Andowia yang menyatakan :

“Sosialisasi dalam pembangunan partisipatif masih sangat kurang, karena belum ada terlihat usaha yang lebih dari pihak-pihak yang wajib untuk melibatkan masyarakat musyawarah perencanaan pembangunan. Dalam hal ini hanya sebagian masyarakat yang ikut terlibat” (Hasrun wawancara 3 Desember 2015)

Berdasarkan pendapat informan tersebut di atas memberikan informasi dan pengetahuan bahwa pelaksanaan musyawarah perencanaan pembangunan Desa (Musrenbangdes) ada dilaksanakan di Kelurahan Andowia. Hal ini cukup memberikan angin segar dalam implementasi pembangunan partisipatif, karena dalam musrembandes diharapkan masyarakat akan lebih dilibatkan dalam setiap proses pembangunan. Namun sangat disayangkan, pelibatkan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan Desa (Musrenbangdes) di Kelurahan Andowia masih kurang baik. Peranan pemerintah dalam mengajak masyarakat untuk berpartisipasi

dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini bertolak belakang dengan pendapat Friedman (Sinagan, 2005) yang mengatakan bahwa pembangunan partisipatif sebenarnya merupakan suatu proses politik untuk memperkuat kesepakatan bersama melalui aktifitas negosiasi antar seluruh pelaku pembangunan dalam rangka penetapan program-program pembangunan. Dalam pembangunan partisipatif, masyarakat dianggap sebagai mitra yang harus selalu dilibatkan dalam setiap proses pembangunan. Pelaksanaan Musrenbangdes di Kelurahan Andowia selama ini hanya dihadiri oleh tokoh-tokoh masyarakat, kepala dusun dan beberapa perwakilan masyarakat yang sama sekali tidak dapat mewakili masyarakat Kelurahan Andowia secara keseluruhan. Hal ini senada dengan pendapat Bapak RW yang menyatakan :

“Desa kita ini selalu mengadakan suatu musyawarah dalam proses perencanaan pembangunan, yang biasanya hanya diikuti oleh pemerintah Desa saja, BPD, tokoh masyarakat dan seluruh elemen masyarakat yang melalui perwakilan dari setiap dusun saja. Karena sangat tidak mungkin seluruh masyarakat akan ikut hadir dalam rapat tersebut”(Fiyt wawancara 1 Desember 2015).

Padahal dalam pembangunan partisipatif yang melibatkan masyarakat akan mempunyai dampak yang sangat penting dalam pembangunan, yaitu terhindar dari peluang terjadinya manipulasi, memberikan nilai tambah pada legitimasi rumusan perencanaan, serta meningkatkan kesadaran dan keterampilan politik masyarakat (Abe, 2005).

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa selama ini pembangunan partisipatif di Kelurahan Andowia hanyalah suatu proses administratif bukan proses politik melalui negosiasi seperti yang dikemukakan oleh Friedman di atas. Hal ini hendaknya menjadi masukan bagi pemerintah Desa khususnya di

Kelurahan Andowia untuk melakukan perubahan dalam sistem perencanaan pembangunan Desa, dimana masyarakat dari berbagai lapisan lebih dilibatkan dalam perencanaan pembangunan tersebut. Pelibatan ini sangat dibutuhkan agar program pembangunan yang dilaksanakan benar-benar murni berdasarkan kebutuhan masyarakat, masyarakat Desa akan lebih leluasa berekspresi mencapai kemajuan Desanya. Pelaksanaan pembangunan di Desa menjadi maksimal karena realisasi, dikerjakan sendiri oleh masyarakat, kontrol langsung secara insentif dari masyarakat dan dapat menekan penyimpangan, masyarakat akan lebih memelihara dan menjaga apa yang telah dibangun bersama, ketidakefesienan seperti adanya program tumpang tindih didalam proses pembangunan dapat dihindari sehingga penghematan pada penganggaran pembangunan pun dapat dilaksanakan dan juga semangat akan pembangunan akan memaknai proses pembangunan itu sendiri secara holistik sebagai konsekuensi adanya kebersamaan dalam membangun, baik dalam hal merencanakan maupun dalam mengambil keputusan.’’

b. Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pelaksanaan Pembangunan Desa di Kelurahan Andowia

Secara konseptual pembangunan Desa ditujukan pada usaha percepatan pembangunan di segala bidang dalam rangka meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan hasrat untuk menciptakan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera. Menurut Ndraha (1982:71), pembangunan Desa adalah setiap pembangunan yang ada dalam prosesnya masyarakat Desa berpartisipasi aktif. Dalam pembangunan Desa, partisipasi atau keterlibatan masyarakat sangat dibutuhkan untuk terselanggaranya pembangunan. Partisipasi adalah keterlibatan

dan pelibatan anggota masyarakat dalam pembangunan, meliputi kegiatan dalam perencanaan, pelaksanaan (implementasi) proyek/program pembangunan yang dikerjakan masyarakat lokal (Adisasmita, 2006:38).

Dalam upaya pelaksanaan pembangunan Desa agar dapat memenuhi apa yang diinginkan, maka diperlukan suatu perencanaan. Penerapan perencanaan pembangunan harus bersumber pada prinsip-prinsip dasar pembangunan Desa yaitu dari masyarakat oleh dan untuk masyarakat Desa itu sendiri. Artinya, pembangunan partisipatif merupakan suatu hal yang harus dilakukan dalam setiap proses perencanaan pembangunan. Diperlukan partisipasi aktif masyarakat untuk terlibat dalam pembangunan partisipatif, mengenali masalah-masalah yang ada dalam wilayahnya masing-masing dan mencari jalan keluar secara bersama-sama. Untuk mewujudkan partisipasi masyarakat tersebut Kramer (Arif, 2006) menyatakan perlunya pelibatan masyarakat dalam setiap pengambilan keputusan, mendengar aspirasi atau saran-saran masyarakat, kepekaan pemerintah terhadap kebutuhan masyarakat dan memperhatikan nilai-nilai keadilan sosial dalam masyarakat.

Kondisi seperti ini belum terlihat pada masyarakat Kelurahan Andowia. Hasil penelitian penulis menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan partisipatif masih sangat kurang rendah. Hal ini senada dengan pendapat informan berikut :

“Masyarakat sibuk bekerja sangat sedikit yang bisa ikut apalagi ditambah dengan masyarakat yang ada, sibuk bekerja dikantoran jadi mereka memilih bekerja dikantoran dibandingkan dengan ikut berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan tersebut”(Majid wawancara 29 November 2015).

Dengan demikian apa yang diungkapkan oleh informan tersebut diatas dapat kita simpulkan bahwa perwujudan partisipasi masyarakat di Kelurahan Andowia belum terwujud. Ada banyak permasalahan yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat Kelurahan Andowia dalam pembangunan partisipasi, misalnya kesibukan masyarakat bekerja. Hal inilah yang menyebabkan rendahnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan partisipatif yang di Kelurahan Andowia.

4.3.3. Pengawasan

Partisipasi dalam pengawasan suatu pembangunan ini tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan yang sudah tercapai, baik berkaitan dengan kualitas maupun kuantitas. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan suatu program pembangunan tersebut.

a. Pelibatan Partisipasi Masyarakat dalam Pengawasan Pembangunan Pelibatan partisipasi masyarkat terhadap pengawasan pembangunan merupakan sesuatu yang sangat diperlukan dalam upaya untuk mengimplementasikan suatu pembangunan partisipatif. Dalam hal ini pembangunan partisipatif akan menimbulkan suatu kesadaran masyarakat pentingnya untuk partisipasi masyarakat dalam pengawasan suatu pembangunan.

Sebagaimana yang diungkap oleh informan berikut :

“Dalam pengawasan pembangunan partisipatif ini sangat berkaitan dengan pelibatan masyarkat untuk berpartisipasi baik mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan. Karena jika pengawasan pembanguna yang tidak baik, akan menghambat pembangunan dari semua aspek baik itu dari segi ekonomi, pendidikan, maupun lapangan pekerjaan” (Pindran wawancara 11 Desember 2015).

Partisipasi masyarakat ini tidak terlepas dari kualitas maupun kuantitas dari hasil pelaksanaan program yang bisa dicapai, dari segi kualitas. Keberhasilan suatu program pembangunnan ditandai dengan adanya suatu pengawasan dalam pelaksanaan pembangunan. Hal ini dilihat seberapa besar persentase keberhasilan program pembangunan yang dilaksanakan.

Hal ini senada dengan pendapat informan berikut :

“Saya melihat pengawasan pembangunan partisipatif masih kurang aktif dalam pengawasan padahal kita ketahui bahwa pembangunan merupakan bagian dari untuk menciptakan terwujudnya suatu kebutuhan masyarakat setempat”(Firman wawancara 12 Desember 2015).

Berdasaarkan dari informan di atas tersebut memberikan suatu informasi dan juga pengetahuan bahwa pelibatan dalam pengawasan pembangunan, harus ada dimana untuk mencapai suatu kesejahteraan penduduk Desa. Hal ini cukup ditandai dengan mengiplementasikan pembangunan partisipatif, namun jika kita lihat pelibatan masyarakat dalam setiap pengawasan masih kurang aktif.

Hal ini senada dengan pendapat salah seorang informan berikut :

“Adanya pengawasan suatu pemabangunan, merupakan wujud dari pelaksanaan pembangunan yang baik guna untuk menciptakan suatu kesejahteraan masyarakat“(Fian Efendi wawancara 25 November 2015).

Dengan demikian dapat kita katakan bahwa selama ini pengawasan pembangunan yang di Kelurahan Andowia merupakan suatu upaya yang dilakukan setiap pemerintah Desa untuk mengimplementasikan suatu kegiatan program pembangunan yang telah dilaksanakan. Hal ini merupakan suatu pemantauan bagi pemerintah Desa Khususnya di Kelurahan Andowia, untuk memastikan suatu kegiatan pembangunan ini berjalan sesuai apa yang direncanakan. Sehingga pelibatan masyarakat sangat dibutuhkan dalam

pengawasan suatu pembangunan agar program pembangunan yang telah dilaksanakan merupakan suatu kebutuhan masyarakat yang mereka inginkan untuk mencapai suatu kemajuan Desa tersebut.

4.3.4. Evaluasi

Partisipasi dalam evaluasi ini yang mana berkaitan dengan pelaksanaan rencana pelaksanaan program yang sudah direncanakan sebelumnya. Partisipasi dalam evaluasi ini merupakan suatu tujuan untuk mengetahui ketercapaian suatu program yang telah direncanakan sebelumnya.

a. Pelibatan Partisipasi Masyarakat dalam Mengavaluasi Pembangunan Suatu proses dalam menyediakan informasi untuk mengetahui sejauh mana kegiatan tersebut telah dicapai. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa beberapa hal seluruh warga masyarakat tidak mungkin dapat dilibatkan dalam mengavaluasi suatu pelaksanaan pembangunan, tetapi bagaimana pun juga dalam mengavaluasi suatu pembangunan yang sifatnya untuk kepentingan publik sudah sepantasnya pemerintah melibatkan warga masyarakat dalam mengavaluasi pembagunan tersebut.

Hal ini senada dengan pendapat salah seorang informan yang menyatakan:

“Menurut saya pengevaluasiaan suatu pembangunan, merupakan suatu perwujudan pelaksanaan pembangunan yang telah diprogramkan untuk kepentingan masyarakat dan umum”(Agus wawancara 12 Desember 2015).

Dalam hal ini perlu adanya suatu pelibatan kinerja dari aparat Pemerintah Desa, guna untuk meningkatkan kerjasama dengan baik dari seluruh elemen masyarakat dan pemerintah dalam melakukan suatu sosialisasi dalam

pembangunan partisipatif di Kelurahan Andowia. Berdasarkan apa yang diungkapkan oleh informan diatas, ini juga diperkuat pula dengan apa yang dipaparkan oleh tokoh masyarakat Kelurahan Andowia berikut:

“Mengavaluasi pembangunan merupakan yang sangat penting agar kita mengetahui kebutuhan masing-masing orang/kelompok”(Alimuddin wawancara 28 November 2015).

Berdasarkan apa yang dikatakan oleh informan yang diatas, dapat memberikan suatu pemahaman dan mengetahui bahwa pembangunan partisipatif, merupakan perencanan, pelaksanaan, pengawasan samapi dengan evaluasi pembangunan. Sehingga keadaan seperti ini sangat dipelukan dalam implementasi pembangunan partisipatif, oleh karena itu masyarakat perlu mengerti dan mengetahui apa yang menjadi kewajibannya dalam pembangunan sehingga dengan ini diharapkan agar dapat terselanggaranya suatu perwujudan dalam partisipatif masyarakat di Kelurahan Andowia secara maksimal mungkin.

Hal ini senada pula dengan pendapat informan berikut :

“Memang seharusnya untuk menciptakan suatu pembangunan partisipatif, perluh adanya pengevalusiaan suatu kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan”(Rusdiawan wawancara 27 November 2015).

Apa yang diungkapkan oleh bapak Hasrun diatas hal ini juga diperkuat dengan pendapat informan berikut :

“Hal ini semestinya pemerintah harus lebih memperhatikan pembangunan yang ada di desanya, maka dengan itu harus ada pengevalusian suatu pembangunan tersebut”(Abd.Waris wawancara 3 Desember 2015).

Apa yang telah dikatakan oleh informan diatas, kini memberikan kita suatu pemahaman dan menggambaran serta mengguatkan bahwa pelibatan dalam

pengevalusian pembangunan selama ini tidak banyak melibatankan warga masyarakat dalam mengevalusi suatu kegiatan pembangunan partisipatif.

Berdasarkan apa yang telah dipaparkan oleh informan tersebut dapat kita kategorikan bahwa tingkat partisipasi masyarakat dalam pembangunan yang mana terdiri dari :

Tingkat partisipasi masyarakat dalam perencanaan, sebagian besar masyarakat sudah memahami dan mengerti tentang perencanaan dalam proses pembangunan, karena itu perlu adanya pelibatan masyarakat dalam perencanaan pembangunan. Dengan berpartisipasi ikut dalam rapat dalam pengambilan keputusan/perencanaan, agar terjalin komunikasi antara keduanya, sehingga masyarakat dapat memberikan masukan dan juga dapat menyampaikan apa yang menjadi permasalahan selama ini. Sebab pelibatan masyarakat dalam perencanaan ini guna untuk mengetahui program apa yang dilaksanakan. Namun masih terdapat masyarakat yang kurang aktif dalam musyawarah pembangunan partisipatif sehingga tidak terlibat dalam perencanaan.

Pada tahap pelaksanaan pembangunan partisipatif tidak semua masyarakat ikut terlibat, hanya sebagian saja yang ikut terlibat dalam pelaksanaan pembangunan. Sebab tidak mungkin semua warga masyarakat akan ikut hadir, oleh karena itu hanya masyarakat yang dipilih atau melalui masyarakat perwakilan saja dari setiap dusun yang ikut terlibat. Karena masyarakat yang lainnya mempunyai kesibukan pekerjaan masing-masing sehingga mereka tidak bisa ikut berpartisipasi dalam pelaksanaan pembangunan.

Pengawasan, masyarakat menyadari sangat perlu adanya pengawasan suatu pembangunan karena pelaksanaan, pengawasan sangat berkaitan dengan pembangunan partisipatif. Namun pengawasan pembangunan masih kurang aktif dalam pengawasan, padahal pembangunan partisipatif merupakan bagian dari untuk menciptakan terwujudnya kebutuhan masyarakat setempat. Karena itu adanya pelibatan masyarakat untuk berpartisipasi baik mulai dari perencanaan sampai dengan pengawasan, sehingga masyarakat dapat mengetahui apakah pembangunan ini sudah sesuai dengan perencanaan yang dibuat.

Evaluasi masyarakat juga menyadari bahwa perlu adanya pengevaluasian suatu kegiatan pembangunan yang akan dilaksanakan. Sebab pembangunan yang ada merupakan kebutuhan yang penting bagi masyarakat, sehingga pemerintah Desa harus perlu adanya pengevaluasian pembangunan.

4.4. Faktor -faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Partisipasi Masyarakat Dalam Pembangunan

Pembangunan dengan pendekatan partisipatif sebagai strategi pembangunan dan proses penentuan keputusan publik sangat tergantung pada kesadaran masyarakat untuk melibatkan diri dalam proses pembangunan. Selain itu tingkat partisipasi masyarakat sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya adalah sebagai berikut :

4.4.1. Faktor Pendukung a. Faktor kesadaran

Faktor kesadaran merupakan keikutsertaan dalam suatu kegiatan pembangunan bukan timbul begitu saja akan tetapi karena adanya yang mendorongnya untuk partisipasi. Salah satu diantaranya adalah faktor kesadaran

masyarakat itu sendiri. Hal ini senada dengan pendapat yang disampaikan oleh informan berikut :

“Saya melihat alasan setiap masyarakat ikut berpartisipasi karena kami masih punya rasa solidaritas yang tinggi sesama warga masyarakat untuk saling membantu. Kami juga memang terbiasa akan kerja gotong royong. Tapi terkadang terkendala karena ada yang kerja (Naswan wawancara 29 November 2015).

Apa yang disampaikan oleh informan tersebut diatas ditambahkan oleh informan berikut :

“Kalau menurut saya bahwa dengan melihat keadaan seperti ini memang perlu adanya kesadaran setiap masyarakat ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan baik itu dalam pembangunan maupun kerja bakti. Namun disisi lain juga kita melihat banyak masyarakat yang memiliki kesibukan masing-masing”(Maslan wawancara 6 Desember 2015).

Berdasarkan pendapat informan di atas, disimpulkan bahwa faktor kesadaran di mana berpengaruh terhadap tingkat partisipasi masyarakat. Hal ini disebabkan kerana adanya perberbedaan tingkat kesadaran dan tingkat pemahaman terhadap keterkaitan nilai dan norma yang ada dalam masyarakat.

b. Adanya partisipasi masyarakat

Dengan adanya partisipasi masyarakat ini merupakan dorongan oleh diri atau adanya solidaritas yang tinggi diantara sesama anggota masyarakat, Apabila

Dokumen terkait