• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi nelayan pada Pengelolaan Bersama Perikanan di Lampuuk ini diukur berdasarkan tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1979). Tingkat partisipasi ini terbagi dalam empat tahap, yaitu partisipasi pada tahap perencanaan, partisipasi pada tahap pelaksanaan, partisipasi pada tahap menikmati hasil dan partisipasi pada tahap evaluasi. Keempat tahap ini dilihat berdasarkan masing- masing kegiatan dalam Pengelolaan Bersama Perikanan, yaitu 1) tingkat partisipasi nelayan dalam program penanaman pohon dan 2) tingkat partisipasi nelayan dalam pembuatan kolam penangkaran penyu. Dalam hal ini bentuk partisipasi dilihat berdasarkan sumbangan tenaga, pikiran, materi dan waktu dari para responden.

Bentuk-bentuk Partisipasi Nelayan dalam Pengelolaan Bersama Perikanan di Lampuuk

Secara sederhana partisipasi bisa diartikan sebagai keikutsertaan seseorang, kelompok atau masyarakat dalam proses pembangunan. Pengertian tersebut dapat diartikan bahwa seseorang, kelompok, atau masyarakat dapat memberikan kontribusi/sumbangan yang sekiranya dapat menunjang keberhasilan dari proyek/program pembangunan (Laksana 2013). Lubis (2009) menyatakan bahwa partisipasi masyarakat memiliki banyak bentuk, mulai dari yang berupa meluangkan waktu dengan keikutsertaan langsung masyarakat dalam program pemerintahan maupun yang sifatnya tidak langsung, seperti berupa sumbangan dana, tenaga, pikiran, maupun pendapat dalam pembuatan kebijakan pemerintah.

Bentuk-bentuk partisipasi nelayan pada pengelolaan bersama perikanan di Lampuuk adalah sebagai berikut.

1) Partisipasi nelayan dalam bentuk sumbangan waktu berarti adanya kemauan dari nelayan untuk meluangkan waktunya atau bahkan mengorbankan waktunya untuk berpartisipasi pada kegiatan pengelolaan bersama perikanan, baik pada program penanaman pohon maupun pada pembuatan kolam penangkaran.

2) Partisipasi nelayan dalam bentuk sumbangan tenaga adalah adanya kemauan dari nelayan untuk terlibat langsung secara teknis pada pengelolaan bersama perikanan dalam hal kegiatan kerja berat yang melibatkan aspek fisik dari nelayan. Contohnya adalah para nelayan terlibat langsung dalam membuat kolam atau menanam pohon.

3) Partisipasi nelayan dalam bentuk materi adalah adanya keikutsertaan nelayan dengan menyumbangkan uang, fasilitas yang mendukung, konsumsi, dan peralatan yang dibutuhkan.

4) Partisipasi dalam bentuk pikiran adalah partisipasi nelayan yang ditunjukkan dengan keikutsertaan dalam menyumbangkan ide, saran dan kritiknya dalam berbagai rapat yang diadakan dalam pengelolaan bersama perikanan di Lampuuk.

43 Berdasarkan data di lapangan, maka didapat jumlah dan presentase bentuk partisipasi responden pada pengelolaan bersama perikanan di Lampuuk sebagai berikut.

Tabel 8 Jumlah dan Presentase Responden menurut Bentuk Partisipasi pada Program Penanaman Pohon

Tabel 8 menunjukkan bahwa presentase partisipasi dalam bentuk curahan waktu, tenaga dan pikiran tergolong tinggi. Tercatat 94.4 persen dari 36 responden memiliki curahan waktu yang tinggi, sementara sisanya berada pada taraf sedang. Pada partisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga, 75 persen responden tergolong tinggi, sedangkan sisanya tergolong sedang. Pada partisipasi dalam bentuk pikiran, 75 persen responden tergolong tinggi, 19.4 persen termasuk dalam kategori sedang, dan sisanya berada pada kategori rendah. Berbeda dengan tiga bentuk partisipasi sebelumnya, partisipasi nelayan dalam bentuk materi yang tergolong tinggi hanya 16.7 persen, 47.2 persen tergolong sedang, dan sisanya 36.1 persen tergolong rendah.

Tabel 9 Jumlah dan Presentase Responden menurut Bentuk Partisipasi pada Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Tabel 9 menunjukkan bahwa partisipasi nelayan dalam bentuk curahan waktu, tenaga, materi, dan pikiran tergolong tinggi. Tercatat 97.2 persen dari 36 responden memiliki curahan waktu yang tinggi, sementara sisanya berada pada taraf sedang. Pada partisipasi dalam bentuk sumbangan tenaga, 94.4 persen responden tergolong tinggi, sedangkan sisanya tergolong sedang. Pada partisipasi dalam bentuk materi, 41.7 persen responden tergolong tinggi, 30.5 persen termasuk dalam kategori sedang, dan sisanya 27.8 persen berada pada kategori rendah. Tidak berbeda dengan tiga bentuk partisipasi sebelumnya, partisipasi nelayan dalam Tingkat Partisipasi

Jumlah Responden dari Bentuk Partisipasi

Waktu Tenaga Materi Pikiran

n % n % n % n % Tinggi 34 94.4 27 75.0 6 16.7 27 75.5 Sedang 2 5.6 9 25.0 17 47.2 7 19.4 Rendah - - - - 13 36.1 2 5.6 Total 36 100.0 36 100.0 36 100.0 36 100.0 Tingkat Partisipasi

Jumlah Responden dari Bentuk Partisipasi

Waktu Tenaga Materi Pikiran

n % n % n % n % Tinggi 35 97.2 34 94.4 15 41.7 30 83.3 Sedang 1 2.8 2 5.6 11 30.5 5 13.9 Rendah - - - - 10 27.8 1 2.8 Total 36 100.0 36 100.0 36 100.0 36 100.0 3

44

bentuk pikiran yang tergolong tinggi mencapai 83.3 persen, 13.9 persen tergolong sedang, dan sisanya 2.8 persen tergolong rendah.

Tingkat Partisipasi Nelayan Pada Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan merupakan keterlibatan masyarakat dalam kegiatan- kegiatan yang merencanakan program pemberdayaan yang akan dilaksanakan di desa, serta menyusun rencana kerja (Cohen & Uphoff 1979). Perencanaan merupakan tahap awal dimana setiap program pembangunan akan dilaksanakan. Partisipasi yang tinggi dari masyarakat akan sangat mendukung keberhasilan perencanaan program.

Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa perencanaan pada kegiatan penanaman pohon dimulai dari sosialisasi kepada masyarakat, penetapan lokasi penanaman, penetapan waktu penanaman, penyiapan bibit pohon dan perencanaan dana. Sementara perencanaan pada pembuatan kolam penangkaran penyu dimulai dari sosialisasi kepada masyarakat, penetapan lokasi kolam, penyiapan peralatan, penetapan waktu pembuatan dan perencanaan dana. Perbandingan tingkat partisipasi nelayan dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 10 Jumlah dan Presentase Responden menurut Tingkat Partisipasi pada Tahap Perencanaan Program Penanaman Pohon dan Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Tingkat Partisipasi Penanaman Pohon Kolam Penangkaran

n % n %

Rendah 3 8.3 1 2.8

Sedang 9 25.0 3 8.3

Tinggi 24 66.7 32 88.9

Jumlah 36 100.0 36 100.0

Tabel 10 menunjukkan presentase tingkat partisipasi yang berbeda dari kedua kegiatan. Walaupun tingkat partisipasi tinggi mendominasi, namun presentase tingkat partisipasi yang tinggi pada tahap perencanaan kegiatan penanaman pohon hanya 66.7 persen atau berjumlah 24 dari 36 responden. Sisanya sebanyak 8.3 persen pada tingkat partisipasi rendah dan 25 persen di tingkat partisipasi sedang. Sementara pada tahap perencanaan pembuatan kolam penangkaran, perbedaan ditunjukkan pada tabel, dimana nelayan yang berpartisipasi tinggi jumlahnya 32 dari 36 responden atau presentasenya mencapai 89 persen. Sementara sisanya 1 responden dengan tingkat partisipasi rendah atau 3 persen dan 3 orang responden dengan tingkat partisipasi sedang atau 8 persen.

Tingkat Partisipasi Nelayan Pada Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan merupakan tahap terpenting dalam pemberdayaan, sebab inti dari pemberdayaan adalah pelaksanaannya. Wujud nyata partisipasi pada tahap ini dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu partisipasi dalam bentuk sumbangan

45 pemikiran, bentuk sumbangan materi, dan bentuk keterlibatan sebagai anggota program (Cohen & Uphoff 1979).

Tahap pelaksanaan pada kegiatan penanaman pohon dimulai dari survey lokasi, pendistribusian bibit, penyiapan lahan, penanaman dan pemeliharaan atau perawatan pohon-pohon yang telah ditanam. Sementara pada pembuatan kolam penangkaran, pelaksanaan dimulai dari survey lokasi, pendistribusian peralatan, penyiapan lokasi, pembuatan dan perawatan kolam. Perbandingan tingkat partisipasi responden hasil dari lapangan disajikan pada tabel berikut.

Tabel 11 Jumlah dan Presentase Responden menurut Tingkat Partisipasi pada Tahap Pelaksanaan Program Penanaman Pohon dan Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Tingkat Partisipasi Penanaman Pohon Kolam Penangkaran

n % n %

Rendah - - - -

Sedang 5 13.9 2 5.5

Tinggi 31 86.1 34 94.5

Jumlah 36 100.0 36 100.0

Tabel 11 menunjukkan presentase tingkat partisipasi yang tinggi dari nelayan baik pada tahap pelaksanaan kegiatan penanaman pohon maupun pembuatan kolam penangkaran penyu. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel, dimana nelayan yang berpartisipasi tinggi pada tahap pelaksanaan penanaman pohon jumlahnya adalah 31 dari 36 responden atau presentasenya mencapai 86.1 persen. Sementara pada tahap pelaksanaan pembuatan kolam penangkaran, sebanyak 34 responden atau 94.5 persen berada pada tingkat partisipasi tinggi. Sisanya adalah 5 orang responden atau 13.9 persen di tingkat partisipasi sedang pada tahp pelaksanaan penanaman pohon, sedangkan 2 orang responden atau 5.5 persen pada pembuatan kolam penangkaran penyu.

Tingkat Partisipasi Nelayan Pada Tahap Menikmati Hasil

Tahap menikmati hasil dapat dijadikan indikator keberhasilan partisipasi masyarakat pada tahap perencanaan dan pelaksanaan program. Selain itu, dengan melihat posisi masyarakat sebagai subjek pemberdayaan, maka semakin besar manfaat program yang dirasakan, yang artinya program tersebut berhasil mengenai sasaran (Cohen & Uphoff 1979). Menikmati hasil merupakan tahapan partisipasi dimana setiap pihak yang terlibat, terutama masyarakat, dapat merasakan manfaat dari dilaksanakannya program atau suatu kegiatan.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, hasil yang dapat dinikmati dari penanaman pohon adalah terjaganya pepohonan di pinggir pantai sehingga membuat suasana pantai menjadi lebih rindang. Hal tersebut bisa dimanfaatkan oleh para nelayan dalam menambah penghasilan rumahtangganya dengan memanfaatkan pepohonan tersebut. Sementara hasil yang bisa dinikmati dari kolam penangkaran adalah terjaganya populasi penyu dan bertambahnya jumlah wisatawan yang datang, dengan demikian para nelayan bisa memanfaatkan

46

kesempatan tersebut untuk menambah pendapatannya. Selain itu, hasil yang dicapai dari kedua kegiatan juga menambah kekompakan dari para nelayan. Perbandingan tingkat partisipasi responden hasil dari lapangan disajikan pada tabel 9 berikut. Tabel 12 Jumlah dan Presentase Responden menurut Tingkat Partisipasi Tahap

Menikmati Hasil Program Penanaman Pohon dan Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Tingkat Partisipasi Penanaman Pohon Kolam Penangkaran

N % n %

Rendah 3 8.3 1 2.8

Sedang 17 47.2 9 25.0

Tinggi 16 44.5 26 72.2

Jumlah 36 100.0 36 100.0

Berdasarkan Tabel 12, didapatkan hasil yang berbeda pada tahap menikmati hasil dari kedua kegiatan. Pada kegiatan penanaman pohon, presentase responden dengan tingkat partisipasi sedang lebih mendominasi, yakni sebanyak 17 responden atau 47.2 persen. Sedangkan sisanya adalah 16 responden ditingkat partisipasi tinggi dan 3 responden pada tingkat partisipasi rendah. Sementara tingkat partisipasi dalam menikmati hasil pada pembuatan kolam penangkaran, responden dengan tingkat partisipasi tinggi berjumlah 26 atau 72.2 persen. Sisanya adalah 1 responden pada tingkat partisipasi rendah dan 9 responden pada tingkat partisipasi sedang.

Tingkat Partisipasi Nelayan Pada Tahap Evaluasi

Tahap evaluasi dianggap penting sebab partisipasi masyarakat pada tahap ini dianggap sebagai umpan balik yang dapat memberi masukan demi perbaikan pelaksanaan program selanjutnya (Cohen & Uphoff 1979). Baik pada penanaman pohon maupun pembuatan kolam penangkaran, evaluasi dilakukan dengan pertemuan yang diadakan oleh pihak-pihak yang terlibat membicarakan tentang keefektifan dan dampak program yang dilaksanakan dan respon atau umpan balik dari masyarakat nelayan. Perbandingan tingkat partisipasi responden hasil dari lapangan disajikan pada tabel 13 berikut.

Tabel 13 Jumlah dan Presentase Responden menurut Tingkat Partisipasi Tahap Evaluasi Penanaman Pohon dan Pembuatan Kolam Penangkaran

Tingkat Partisipasi Penanaman Pohon Kolam Penangkaran

n % n %

Rendah - - - -

Sedang 2 5.5 1 2.8

Tinggi 34 94.5 35 97.2

47 Tabel 13 menunjukkan presentase tingkat partisipasi yang tinggi dari nelayan pada tahap evaluasi penanaman pohon dan pembuatan kolam penangkaran. Hal tersebut ditunjukkan pada tabel, dimana nelayan yang berpartisipasi tinggi pada tahap evaluasi penanaman pohon jumlahnya adalah 34 dari 36 responden atau presentasenya mencapai 94.5 persen. Sementara pada tahap evaluasi pembuatan kolam penangkaran, sebanyak 35 responden atau 97.2 persen berada pada tingkat partisipasi tinggi. Sisanya adalah 2 orang responden atau 13.9 persen di tingkat partisipasi sedang pada tahap evaluasi penanaman pohon, sedangkan 1 orang responden atau 2.8 persen pada pembuatan kolam penangkaran penyu.

Tingkat Partisipasi Nelayan dalam Program Penanaman Pohon

Partisipasi memang menjadi kunci pada setiap program pembangunan, apalagi jika memang program atau kegiatan tersebut memerlukan keterlibatan banyak orang. Hal tersebut pun berlaku bagi program penanaman pohon di Lampuuk. Sumarjo dan Saharuddin seperti dikutip oleh Siregar (2009) mendefinisikan partisipasi sebagai peran serta seseorang atau kelompok orang dalam suatu kegiatan untuk mencapai sesuatu yang secara sadar diinginkan oleh pihak yang berkepentingan. Terwujudnya partisipasi nelayan dalam penanaman pohon tentunya akan berdampak baik bagi program tersebut sehingga output yang diinginkan bisa tercapai. Seperti yang diketahui bahwa, tingkat partisipasi diukur berdasarkan tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1979), yakni mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Hasil penelitian di lapangan disajikan pada gambar berikut.

Gambar 4 Presentase Tingkat Partisipasi Nelayan pada Kegiatan Penanaman Pohon di Lampuuk.

Gambar 4 menunjukkan bahwa nelayan yang tingkat partisipasinya tinggi berjumlah 29 dari 36 responden atau mencapai 80.6 persen. Sedangkan sisanya berada pada tingkat partisipasi sedang dengan presentase 19.4 persen. Tingginya presentase tingkat partisipasi nelayan ini memang terbukti dari hasil wawancara, dimana hampir seluruh responden mengakui ikut menyumbangkan tenaga, pikiran, waktu dan materinya pada program penanaman pohon, mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap evaluasi. Selain karena faktor sosok seorang Panglima Laot, tingginya partisipasi ini juga didukung oleh faktor lokasi penanaman pohon, yakni di pantai. Jika tidak ada kegiatan melaut, para nelayan di Lampuuk yang tergabung dalam keanggotaan Panglima Laot, selalu berkumpul di

Tinggi 80,6% Sedang 19,4% Rendah 0

Tingkat Partispasi Nelayan Pada Program Penanaman Pohon Di Lampuuk (N=36)

48

Tempat Pelelangan Ikan (TPI) yang terletak di pantai yang lokasinya tidak jauh dengan lokasi pohon-pohon tersebut ditanam.

Salah satu responden mengakui keikutsertaannya pada program penanaman pohon, yakni Bapak Ali ( 34 th)

“..kalau ikut semua rata-rata ikut dek, karena kami sering kumpul di TPI kalau nggak mancing ke laut. Kebetulan tempat nanam pohon- pohon tu dekat situ juga, kan ngga enak kalau yang lain kerja kita nggak ikut..”

Jumlah responden yang berpartisipasi akan lebih jelas terlihat pada setiap tahapan partisipasi nelayan. Gambar di bawah menunjukkan bahwa partisipasi nelayan pada setiap tahap termasuk dalam kategori tinggi, walaupun pada tahap menikmati hasil berbeda tipis antara kategori sedang dan tinggi.

Berikut adalah grafik jumlah responden berdasarkan tahap partisipasi pada program penanaman pohon di Lampuuk.

Gambar 5 Jumlah Responden berdasarkan Tahap Partisipasi pada Program Penanaman Pohon

Tingkat Partisipasi Nelayan dalam Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Sama halnya dengan kegiatan penanaman pohon, partisipasi juga menjadi kunci sukses terwujudnya keberhasilan dalam pembuatan kolam penangkaran penyu. Selain itu juga tingkat partisipasi diukur berdasarkan tahapan partisipasi menurut Cohen dan Uphoff (1979), yakni mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil dan evaluasi. Berdasarkan pembahasan tahap partisipasi sebelumnya sudah menunjukkan bahwa presentase tingkat partisipasi responden pada setiap tahapan didominasi oleh tingkat partisipasi yang tinggi. Hal tersebut pun dibuktikan pada gambar berikut yang menyajikan presentase tingkat partisipasi responden setelah seluruh tahapan partisipasi diakumulasikan.

24 31 16 34 9 5 17 2 3 0 3 0 0 10 20 30 40

Perencanaan Pelaksanaan Menikmati Hasil Evaluasi

Jumlah Responden Berdasarkan Tahap Partisipasi Program Penanaman Pohon

Tinggi Sedang Rendah

49

Gambar 6 Presentase Tingkat Partisipasi Nelayan pada Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu di Lampuuk.

Berdasarkan Gambar 6, bisa dilihat bahwa presentase responden dengan tingkat partisipasi tinggi lebih banyak dibandingkan dengan tingkat partisipasi pada kegiatan penanaman pohon. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 33 responden atau 91.7 persen dari 36 responden adalah presentase responden dengan tingkat partisipasi yang tinggi. Sementara hanya 3 responden atau 8.3 persen presentase responden yang termasuk dalam golongan tingkat partisipasi sedang. Hal ini berbanding lurus dengan hasil pembahasan pada bab sebelumnya, dimana Panglima Laot sangat intensif dalam menggerakkan masyarakat, terutama nelayan anggota untuk bergotong-royong dalam pembuatan kolam penangkaran penyu. Hal ini didukung oleh ungkapan salah seorang responden, yaitu Bapak Naz (30 th).

“..semuanya ikut dek, pokoknya rame lah, mulai dari sosialisasi sampe kumpul-kumpul rutin kayak evaluasi gitu. Panglima Laot pun sering ingatin sama ngajak juga dek..”

Berdasarkan hasil dari beberapa tabel dan gambar di atas bisa dikatakan bahwa secara keseluruhan tingkat partisipasi nelayan dalam pengelolaan bersama perikanan di Lampuuk memiliki presentase yang tinggi. Terlepas dari kuat atau tidaknya peran Panglima Laot dalam mendorong partisipasi masyarakat pada pembahasan di bab sebelumnya, hasil penelitian menunjukkan bahwa nelayan memiliki kepedulian yang tinggi terhadap keselamatan lingkungan pesisir di Lampuuk. Hal tersebut dibuktikan dengan tingginya presentase tingkat partisipasi para nelayan baik dalam kegiatan penanaman pohon maupun pembuatan kolam penangkaran penyu.

Jumlah responden yang berpartisipasi akan lebih jelas terlihat pada setiap tahapan partisipasi nelayan. Gambar di bawah menunjukkan bahwa jumlah partisipasi nelayan yang termasuk dalam kategori tinggi di setiap tahap pada pembuatan kolam penangkaran lebih banyak dari program penanaman pohon.

Berikut adalah grafik jumlah responden berdasarkan tahap partisipasi pada pembuatan kolam penangkaran penyu di Lampuuk.

Tinggi 91,7% Sedang 8,3% Rendah 0

Tingkat Partispasi Nelayan Pada Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu Di Lampuuk (N=36)

50

Gambar 7 Jumlah Responden berdasarkan Tahap Partisipasi pada Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Keterkaitan Bentuk-bentuk Partisipasi dengan Tahapan Partisipasi

Bentuk-bentuk partisipasi nelayan pada pengelolaan bersama perikanan juga dapat dilihat dalam setiap tahapan partisipasi, mulai dari tahap perencanaan, pelaksanaan, menikmati hasil, sampai dengan evaluasi. Bentuk partisipasi dalam hal ini tergantung pada tahap mana nelayan tersebut berpartisipasi, misalnya pada tahap perencanaan dan evaluasi, partisipasi nelayan lebih banyak dalam bentuk sumbangan pikiran. Sementara pada tahap pelaksanaan dan menikmati hasil lebih banyak partisipasi dalam bentuk tenaga. Berikut adalah tabel jumlah responden yang partisipasinya tinggi berdasarkan keterkaitan antara bentuk partisipasi dengan tahapan partisipasi nelayan dalam pengelolaan bersama perikanan di Lampuuk. Tabel 14 Jumlah Responden menurut Bentuk Partisipasi dan Hubungannya dengan

Tahapan Partisipasi Nelayan dalam Pengelolaan Bersama Perikanan

Keterangan: *) Bentuk = (1, 2, 3, 4)

(1 = Sumbangan waktu, 2 = Sumbangan tenaga, 3 = Sumbangan materi, dan 4 = Sumbangan pikiran)

Tabel 14 menunjukkan bahwa pada tahap perencanaan dan evaluasi, baik dalam program penanaman pohon maupun pembuatan kolam penangkaran, jumlah nelayan yang tergolong berpartisipasi tinggi dalam bentuk sumbangan pikiran tergolong banyak. Jumlah nelayan dari total 36 orang nelayan yang berpartisipasi dalam bentuk sumbangan pikiran masing-masing 33 orang dan 32 orang pada

32 34 26 35 3 2 9 1 1 0 1 0 0 10 20 30 40

Perencanaan Pelaksanaan Menikmati Hasil Evaluasi

Jumlah Responden Berdasarkan Tahap Partisipasi Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Tinggi Sedang Rendah

Tahapan

Bentuk*

Jumlah Responden

Program penanaman pohon Pembuatan kolam penangkaran penyu 1 2 3 4 1 2 3 4 Perencanaan 36 25 6 33 36 36 15 32 Pelaksanaan 35 36 6 28 35 36 18 28 Menikmati Hasil 31 27 4 15 34 31 7 26 Evaluasi 33 20 8 32 35 33 20 34 Rata-rata 34 27 6 27 35 34 15 30

51 perencanaan dan evaluasi program penanaman pohon, sedangkan dalam pembuatan kolam penangkaran masing-masing 32 orang pada tahap perencanaan dan 34 orang pada tahap evaluasi. Selain itu jumlah partisipasi nelayan dalam bentuk sumbangan tenaga pada tahap perencanaan dan evaluasi pembuatan kolam juga tinggi, tercatat masing 36 orang dan 33 orang. Sementara itu pada program penanaman pohon berjumlah 25 orang pada tahap perencanaan dan 20 orang pada tahap evaluasi.

Pada tahap pelaksanaan, baik pada program penanaman pohon maupun pembuatan kolam penangkaran, semua nelayan yakni sebanyak 36 orang turut menyumbangkan tenaganya. Sementara itu dalam menyumbangkan pikirannya dalam pelaksanaan di kedua program juga sama jumlahnya, yakni 28 orang. Di lain pihak, partisipasi nelayan pada tahap menikmati dan memanfaatkan hasil lebih banyak pada sumbangan tenaga dan pikiran. Tercatat sumbangan tenaga dan pikiran pada tahap menikmati hasil program penanaman pohon berjumlah 27 orang dan 15 orang. Sementara itu pada pembuatan kolam penangkaran, jumlah sumbangan tenaga dan pikirannya masing-masing 31 dan 26 orang.

Dari keempat bentuk partisipasi nelayan tersebut, partisipasi dalam bentuk materi yang tidak terlalu tinggi. Tercatat pada program penanaman pohon jika dirata-rata dari setiap tahap, hanya berjumlah 6 orang yang berpartisipasi dalam bentuk menyumbangkan materi berupa uang, konsumsi atau peralatan yang mendukung. Sementara pada pembuatan kolam penangkaranm, jika dirata-rata jumlahnya lebih besar yaitu 15 orang dari tahap perencanaan hingga evaluasi. Selanjutnya partisipasi dalam meluangkan waktu dari setiap tahap pada kedua program tergolong tinggi karena dalam hal ini meluangkan waktu berarti hanya melihat tingkat kehadiran dari para nelayan.

52

PENGARUH PERAN PANGLIMA LAOT TERHADAP