• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERAN PANGLIMA LAÔT SEBAGAI PEMIMPIN DALAM PENGELOLAAN BERSAMA PERIKANAN LAMPUUK

Peran Panglima Laot dalam penelitian ini dilihat berdasarkan pandangan masyarakat, khususnya nelayan yang berpartisipasi dalam Pengelolaan Bersama Perikanan di Mukim Lampuuk ini. Peran Panglima Laot dalam hal ini adalah bagaimana seorang Panglima Laot sebagai pemimpin bagi para nelayan dapat mendorong partisipasi nelayan dalam Pengelolaan Bersama Perikanan ini. Variabel peran yang diukur berdasarkan peran seorang pemimpin dari Robbins (2002), yaitu memberi informasi, mengawasi kegiatan, memberi semangat dalam mencapai tujuan, dan mewakili kelompok. Keempat variabel tersebut akan dilihat berdasarkan kegiatan atau aktivitas utama dalam Pengelolaan Bersama Perikanan, yakni 1) peran dalam penanaman pohon dan 2) peran dalam pembuatan kolam penangkaran penyu.

Peran Panglima Laot dalam Program Penanaman Pohon

Program penanaman pohon merupakan kegiatan utama yang dilakukan dalam pengelolaan bersama perikanan di Lampuuk. Penanaman pohon sudah menjadi fokus utama di Lampuuk sejak pasca tsunami. Oleh karena itu, Panglima Laot berinisiatif meneruskan kegiatan ini melalui pengelolaan bersama perikanan. Bersama dengan nelayan, hampir di sepanjang pantai Lampuuk sudah ditanami pohon-pohon, seperti pohon cemara, kelapa dan beberapa pohon lainnya. Tujuannya tentu untuk mengembalikan keasrian dan keindahan pantai sehingga mendukung peningkatan pendapatan nelayan dan masyarakat Lampuuk, baik di sektor perikanan maupun di luar sektor perikanan, terutama sektor pariwisata.

Sebagai seorang pemimpin, tugas utama Panglima Laot adalah mendorong anggotanya, yakni nelayan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Peran tersebut telah diukur berdasarkan peran seorang pemimpin dari Robbins (2002), yaitu memberi informasi, mengawasi kegiatan, memberi semangat dan mewakili kelompok. Peran Panglima Laot ini dilihat berdasarkan pandangan nelayan anggota yang berpartisipasi dalam program penanaman pohon. Hasil dari lapangan menunjukkan data kuesioner sebagai berikut.

Gambar 2 Grafik Jawaban Responden tentang Peran Panglima Laot dalam Penanaman Pohon 10 3 1 0 35 18 34 12 42 42 56 31 21 45 17 65 M E M B E R I I N F O R M A S I M E N G A W A S I K E G I A T A N M E M B E R I S E M A N G A T M E W A K I L I K E L O M P O K Peran Panglima Laot Dalam Program

Penanaman Pohon

39 Setiap indikator peran diberi 3 pertanyaan untuk 36 responden yang didapat, maka setiap indikator memiliki 108 pertanyaan yang terkait dengan peran Panglima Laot. Gambar 2 menunjukkan bahwa menurut nelayan peran Panglima Laot dalam memberi informasi tentang penanaman pohon didominasi oleh jawaban sering, walaupun jawaban jarang berada tipis di bawahnya. Sedangkan untuk peran mengawasi kegiatan, jawaban sering dan selalu mendominasi masing-masing 42 dan 45. Sementara itu peran memberi semangat didominasi oleh jawaban sering yang mencapai 56. Terakhir, peran Panglima Laot dalam mewakili kelompok menunjukkan jawaban selalu mendominasi dengan nilai 65.

Berdasarkan jawaban tersebut, penulis mengkategorikan peran Panglima Laot secara keseluruhan menjadi lemah, sedang dan kuat dengan presentase berdasarkan jumlah reseponden sebagai berikut.

Tabel 6 Jumlah dan Presentase Responden menurut Peran Panglima Laot dalam Program Penanaman Pohon

Peran Panglima Laot Jumlah Responden Presentase (%)

Lemah - -

Sedang 15 41.7

Kuat 21 58.3

Jumlah 36 100.0

Tabel 6 menunjukkan bahwa sebanyak 58,3 persen responden menganggap peran Panglima Laot dalam mendorong partisipasi masyarakat pada program penanaman pohon termasuk kuat. Sementara sebanyak 41,7 persen lainnya menganggap peran Panglima Laot termasuk dalam kategori sedang. Dari hasil wawancara beberapa responden, penulis memang menemukan jawaban yang beragam. Beberapa responden menganggap bahwa Panglima Laot kurang menyosialisasikan program penanaman pohon, walaupun mereka sebenarnya mengetahui program tersebut, bahkan juga ikut berpartisipasi. Hal tersebut diungkapkan oleh Bapak SU (44 th)

“..saya jarang dengar Panglima Laot ngasih tau masalah reboisasi tu, tapi saya tau dari kawan-kawan nelayan yang lain. Mungkin karena saya juga nggak terlalu dekat sama Panglima Laot, tapi saya ikut kok kalau ada kegiatan-kegiatan gitu..”

Memang beberapa responden mengaku tidak begitu dekat dengan Panglima Laot sehingga mereka jarang mendapat informasi. Namun, sebagian besar responden mengakui bahwa Panglima Laot sering bahkan selalu memberikan informasi dan motivasi kepada mereka tentang banyak hal, termasuk program penanaman pohon ini.

Peran Panglima Laot dalam Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Pembuatan kolam penangkaran merupakan aktivitas utama dalam program konservasi penyu yang dijalankan dalam Pengelolaan Bersama Perikanan di Lampuuk. Program konservasi ini mendapatkan banyak dukungan baik dari

40

pemerintah maupun LSM setempat. Selain itu dengan adanya kolam penangkaran, pantai Lampuuk semakin menarik bagi para wisatawan untuk berkunjung karena para wisatawan ingin melihat penyu.

Sama seperti peran pada penanaman pohon, tugas utama Panglima Laot adalah mendorong para nelayan untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Peran tersebut telah diukur berdasarkan peran seorang pemimpin dari Robbins (2002), yaitu memberi informasi, mengawasi kegiatan, memberi semangat dan mewakili kelompok. Peran Panglima Laot ini dilihat berdasarkan pandangan responden yang berpartisipasi dalam pembuatan kolam penangkaran penyu. Hasil dari lapangan menunjukkan data kuesioner sebagai berikut.

Gambar 3 Grafik Jawaban Responden tentang Peran Panglima Laot dalam Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Dari gambar 3, terlihat ada sedikit perbedaan antara jawaban responden terhadap peran dalam penanaman pohon dengan peran dalam pembuatan kolam, walaupun secara keseluruhan grafik menunjukkan tren yang hampir sama dari keduanya. Pada peran memberikan informasi, jawaban jarang, sering dan selalu sangat tipis perbedaannya, berturut-turut 31, 39 dan 30. Peran mengawasi kegiatan didominasi dengan jawaban selalu yang berjumlah 64 jawaban. Sementara dalam memberi semangat, jawaban sering dan selalu tercatat paling banyak masing- masing 45 dan 39. Terakhir, jawaban untuk peran Panglima Laot dalam mewakili kelompok didominasi dengan jawaban selalu yang mencapai 83.

Gambar 3 menunjukkan bahwa peran Panglima Laot dalam mendorong partisipasi nelayan pada pembuatan kolam penangkaran penyu lebih kuat dibandingkan pada program penanaman pohon. Hal ini didukung oleh ungkapan dari salah satu responden, yakni Bapak KH (38 th)

“..memang Panglima Laot kelihatannya lebih fokus sama masalah penyu, makanya nelayan-nelayan tu banyak dikasih tau masalah penangkaran penyu. Mungkin karena program ini kan lebih baru juga daripada reboisasi..”

Hal tersebut pun terbukti pada pengkategorian peran tersebut ke dalam tabel sebagai berikut. 8 2 0 1 31 19 24 2 39 23 45 22 30 64 39 83 M E M B E R I I N F O R M A S I M E N G A W A S I K E G I A T A N M E M B E R I S E M A N G A T M E W A K I L I K E L O M P O K Peran Panglima Laot Dalam Pembuatan K olam

Penangkaran Penyu Tidak Pernah Jarang Sering Selalu

41 Tabel 7 Jumlah dan Presentase Responden menurut Peran Panglima Laot dalam

Pembuatan Kolam Penangkaran Penyu

Peran Panglima Laot Jumlah Responden Presentase (%)

Lemah - -

Sedang 7 19.4

Kuat 29 80.6

Jumlah 36 100.0

Tabel 7 memperlihatkan bahwa peran Panglima Laot dalam pembuatan kolam penangkaran penyu ini tergolong kuat. Presentase responden yang mengakui peran dari Panglima Laot kuat mencapai 80,6 persen. Sementara sisanya adalah sedang dengan presentase 19,4 persen. Seperti yang diungkapkan salah seorang responden sebelumnya, hal yang sama juga disampaikan sendiri oleh Panglima Laot, Bapak Tjoet M. Daoed

“..program konservasi penyu ini memang jadi fokus kabari sejak tahun 2012 dan pembuatan kolam yang paling utama kita lakukan karena kalau kolamnya belum jadi, konservasi penyu pun nggak akan jalan, makanya saya pun harus ngajak masyarakat, khususnya nelayan anggota supaya bisa bergotong-royong membuat kolam penyu..”

Ungkapan Panglima Laot tersebut menunjukkan bahwa pembuatan kolam penangkaran merupakan kegiatan utama dalam program konservasi penyu, sehingga sangat penting bagi Panglima Laot dalam mendorong partisipasi nelayan untuk bergotong-royong dalam pembuatan kolam penangkaran penyu. Hal tersebut pun terbukti dengan hasil yang didapat bahwa 29 dari 36 responden mengakui bahwa peran Panglima Laot dalam sosialiasasi dan mendorong partisipasi nelayan pada pembuatan kolam penangkaran penyu adalah kuat.

42

PARTISIPASI NELAYAN DALAM PENGELOLAAN