• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi petani dalam kegiatan Prima Tani diartikan sebagai keikutsertaan atau keterlibatan petani dalam kegiatan Prima Tani, yang meliputi keikutsertaan atau keterlibatan dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi serta pemanfaatan hasil. Pengukuran partisipasi petani dalam kegiatan Prima Tani dilakukan dengan cara memberikan penilaian terhadap tanggapan atau jawaban responden atas berbagai pertanyaan yang diajukan berdasarkan indikator yang telah ditentukan. Tinggi rendahnya partisipasi dapat diketahui dari skor atau penilaian atas tanggapan atau jawaban yang diberikan oleh responden dari berbagai pertanyaan yang diajukan berdasarkan kriteria yang digunakan. Tingkat partisipasi petani

commit to user

dalam penelitian ini dibagi menjadi tiga kategori, yaitu: tinggi, sedang dan rendah.

1. Partisipasi Petani dalam Tahap Perencanaan

Partisipasi petani dalam tahap perencanaan adalah keikutsertaan petani dalam penyusunan rencana kegiatan yang berkaitan dengan kegiatan Prima Tani. Tingkat partisipasi petani dalam tahap perencanaan kegiatan Prima Tani dapat dilihat pada Tabel 27.

Tabel 27. Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Petani dalam Tahap Perencanaan Kegiatan Prima Tani

Tingkat Partisipasi Petani N (Jiwa)

Persentase (%) Tingkat partisipasi petani dalam tahap perencanaan Prima Tani

Lahan Sawah Intensif Tinggi (skor >12) Sedang (skor 9-12)

Rendah (skor <9)

a. Pengetahuan petani terhadap tujuan kegiatan Tinggi (tahu menyebutkan >3 tujuan)

Sedang (tahu menyebutkan 3 tujuan)

Rendah (tidak tahu)

b. Frekuensi kehadiran dalam rapat perencanaan

Tinggi (3-4 kali/tahun)

Sedang (1-2 kali/tahun) Rendah (Tidak pernah)

c. Peran petani dalam rapat perencanaan Tinggi (skor >4)

Sedang (skor 3-4)

Rendah (skor <3) 1) Rapat utama

Tinggi (pemimpin rapat)

Sedang (peserta aktif dan pengurus) Rendah (peserta pasif/pendengar saja) 2) Rapat tiap kegiatan

Tinggi (pemimpin rapat)

Sedang (peserta aktif dan pengurus) Rendah (peserta pasif/pendengar saja) d. Frekuensi mengajukan ide/gagasan

Tinggi (mengajukan >1ide/gagasan) Sedang (mengajukan 1 ide/gagasan)

Rendah (tidak pernah)

e. Umpan balik dari ide/gagasan tersebut Tinggi (langsung ditanggapi)

Sedang (kadang-kadang ditampung dahulu)

Rendah (tidak ada umpan balik)

8 14 18 11 29 - 23 15 2 5 22 13 1 19 20 5 23 12 1 12 27 13 1 26 20,0 25,0 45,0 27,5 72,5 - 57,5 37,5 5,0 12,5 55,0 32,5 2,5 47,5 50,0 30,0 57,5 12,5 2,5 30,0 67,5 32,5 2,5 65,0 Jumlah 40 100,0

commit to user

Berdasarkan data yang tersaji pada Tabel 27 dapat disimpulkan partisipasi petani dalam tahap perencanaan termasuk dalam kategori rendah (skor <9) yaitu sejumlah 18 responden atau 45%. Berarti dapat dikatakan bahwa keterlibatan petani dalam tahap perencanaan masih kurang. Perumusan kegiatan Prima Tani ditetapkan oleh BPTP Jawa Tengah dengan Dinas Pertanian dan Dinas Perkebunan Serta Dinas Perternakan dan Dinas Perikanan berdasarkan hasil pendalaman masalah dan potensi. Kegiatan Prima Tani yang dibuat oleh BPTP berdasarkan perumusan kegiatan tersebut terlalu padat atau banyak sehingga petani kurang berpartisipasi dalam tahap perencanaan kegiatan Prima Tani. Kegiatan yang padat menggangu kelancaran dalam tahap perencanaan dikarenakan koordinasi dan sosialisasi kepada petani mengenai kegiatan tertentu tidak maksimal. Oleh karena itu, partisipasi petani dalam tahap perencanaan dalam kategori rendah.

Berdasarkan Tabel 27 dapat diketahui bahwa mayoritas petani (57,5%) menghadiri rapat perencanaan antara 3-4 kali/tahun. Rapat perencanaan Prima Tani terbagi dalam dua macam yaitu rapat utama dan rapat kelompok tani. Rapat perencanaan utama Prima Tani diselenggarakan setiap tahun sekali yang hanya diwakili oleh masing- masing Dinas dan Gapoktan sehingga petani hanya mengikuti hasil rapat perencanaan tersebut. Perwakilan masing-masing kelompok tani sudah melakukan rapat perencanaan terlebih dahulu sehingga aspirasi petani dapat disampaikan pada rapat utama. Rapat perencanaan kelompok tani diselenggarakan setiap musim tanam maupun saat kegiatan akan dilaksanakan secara mendadak.

Mayoritas petani (72,5%) cukup baik memahami tujuan kegiatan Prima Tani. Petani sudah dapat menjelaskan sebagian dari tujuan kegiatan Prima Tani. Petani yang paham terhadap tujuan dari kegiatan Prima Tani dikarenkan mereka selalu aktif dalam kegiatan kelompok tani dan memiliki pengalaman yang cukup dalam ikuti serta pada program-program yang telah ada. Tujuan dari kegiatan Prima Tani itu sendiri adalah

commit to user

menyebarluaskan inovasi teknologi yang berbasis kelembagaan, memperkuat kelembagaan kelompok tani, menyebarluaskan informasi sehingga dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahtraan petani.

Mayoritas petani (50%) berperan sebagai peserta pasif atau pendengar dalam rapat perencanaan utama. Sedangkan dalam rapat perencanaan tiap kegiatan sebagian besar (57,5%) berperan sebagai peserta aktif atau pengurus. Pengurus dalam rapat perencanaan membantu ketua dalam melaksanakan rapat atau melayani anggota. Satu orang ketua mengatur dan memimpin jalannya rapat perencanaan. Dalam rapat perencanaan, petani dapat dikatakan masih jarang (1-2 kali) mengajukan usul atau bertanyaan.

Mayoritas petani (67,5%) tidak pernah mengajukan ide atau gagasan dalam rapat perencanaan dikarenakan kebanyakan dari mereka kurang berani mnagjukan ide atau gagasan dan hanya ikut-ikutan saja dengan pendapat orang lain. Oleh sebab itu tidak ada umpan balik dari ide atau gagasan yang diajukan oleh Dinas. Hal ini dapat memeberikan dampak negatif karena ide atau gagasan yang diajukan petani sebagai informasi dalam rapat perencanaan kurang memadai.

Salah satu kurangnya partisipasi petani dalam tahap perencanaan dikarenakan adanya beberapa hal, diantaranya adalah petani tidak atau kurang dapat mengungkapkan ide atau gagasan mereka dan hanya mengikuti orang yang mereka anggap lebih tahu atau lebih berpengalaman.

2. Partisipasi Petani dalam Tahap Pelaksanaan

Partisipasi petani dalam tahap pelaksanaan kegiatan adalah keterlibatan atau keikutsertaan petani dalam melaksanakan kegiatan Prima Tani yang telah direncanakan. Tingkat partisipasi petani dalam tahap pelaksanaan kegiatan Prima Tani dapat dilihat pada Tabel 28.

commit to user

Tabel 28. Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Petani dalam Tahap Pelaksanaan Kegiatan Prima Tani

Tingkat Partisipasi Petani N (Jiwa)

Persentase (%) Tingkat partisipasi petani dalam tahap pelaksanaan Prima Tani

Tinggi (skor >10)

Sedang (skor 9-10) Rendah (skor <9)

a. Dorongan mengikuti kegiatan Prima Tani

Tinggi (kepentingan bersama)

Sedang (merasa membutuhkan) Rendah (pengaruh orang lain)

b. Macam kegiatan Prima Tani yang diikut petani dalam 1 tahun

Tinggi (>2 macam)

Sedang (1-2 macam) Rendah (tidak ada)

c. Frekuensi kehadiran petani dalam pelaksanan kegiatan Prima Tani dalam 1 tahun

Tinggi (>10)

Sedang (9-10) Rendah (<9)

d. Keterlibatan petani dalam memberikan korbanan (tenaga, uang, bahan/barang) pada pelaksanaan kegiatan Prima Tani

Tinggi (selalu memberikan)

Sedang (memberikan korbanan pada kegiatan yang disukai) Rendah (tidak memberikan korbanan)

21 13 6 28 12 - 33 7 - 15 14 11 21 19 - 52,5 32,5 15,0 70,0 30,0 - 82,5 17,5 - 37,5 35,0 27,5 52,5 47,5 - Jumlah 40 100,0

Sumber : Analisis Data Primer 2010

Dari Tabel 28 dapat diketahui bahwa jumlah responden yang termasuk dalam kategori tinggi sebanyak 21 responden atau 52,5%, sebanyak 13 responden atau 32,5% termasuk dalam kategori sedang dan untuk partisipasi petani dalam pelaksanaan kegiatan tergolong rendah sebanyak 6 responden atau 15%. Dari tabel 28 dapat disimpulkan bahwa partisipasi petani dalam tahap pelaksanaan termasuk dalam kategori tinggi (skor >10). Dengan demikian petani mengikuti lebih dari 2 macam kegiatan Prima Tani. Kegiatan Prima Tani dibedakan menjadi 4 yaitu pembinaan kelompok tani, pendampingan aplikasi teknologi, pengelolaan tanaman terpadu dan pengendalian hama terpadu.

Petani terlibat aktif dalam melaksanakan kegiatan Prima Tani dikarenakan petani merasa menjadi bagian dari kegiatan Prima Tani sehingga memiliki tanggungjawab untuk berpartisipasi dalam tahap pelaksanaan. Kegiatan Prima Tani ini merupakan salah satu kegiatan yang

commit to user

menitikberatkan pada partisipasi anggotanya. Tanpa adanya peran serta dari anggota, kegiatan Prima Tani ini tidak dapat berjalan sesuai dengan rencana. Keterlibatan petani juga dipengaruhi oleh adanya rasa tanggung jawab terhadap keberhasilan kegiatan Prima Tani.

Berdasarkan Tabel 28 yang tersaji dapat diketahui bahwa semua petani (100%) memberikan korbanan pada tahap pelaksanaan kegiatan Prima Tani walapaun korbanan tenaga. Hal ini berdampak baik bagi kelancaran kegiatan Prima Tani karena petani telah memiliki dorongan yang kuat untuk aktif dalam proses kegiatan dengan tujuan memperoleh pengetahuan dan ketrampilan. Tujuan petani terlibat dalam tahap pelaksanaan adalah agar petani dapat mengetahui secara baik tentang cara- cara melaksanakan usahatani tanaman padi sehingga nantinya mereka dapat melakukan secara mandiri.

Pelaksanaan kegiatan Prima Tani berbasis pada kelembagaan tani. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan kelompok pada dasarnya merupakan proses untuk mencapai tujuan bersama yang di dalamnya terdapat gabungan berbagai kepentingan dari individu–individu yang ada. Kelompok tani dapat dijadikan sebagai wadah atau sarana untuk menampung aspirasi dari petani. Oleh karena itu, petani merasa perlu dan membutuhkan penguatan kelembagaan kelompok tani.

Partisipasi atau keterlibatan petani dalam kegiatan didasari oleh dorongan yang berbeda-beda. Mayoritas petani (70%) mengikuti pelaksanaan kegiatan Prima Tani demi kepentingan bersama. Hal ini dipengaruhi unsur kebudayaan setempat yaitu gotong-royong atau mengutamakan hubungan sosial (saling tolong menolong dan bekerjasama). Diharapkan budaya lokal yang dapat membangun kemajuan masyarakat perlu dilestarikan sehingga menjadi semangat dalam melaksanakan kegiatan Prima Tani.

Ada beberapa alasan mengapa petani dianjurkan untuk berpartisipasi. Pertama adalah petani memiliki informasi yang sangat penting untuk merencanakan program yang berhasil, termasuk tujuan,

commit to user

situasi, pengetahuan serta pengalaman mereka dengan teknologi dan penyuluhan. Kedua adalah petani akan lebih termotivasi untuk bekerja dalam kegiatan jika mereka ikut di dalam program. Alasan ketiga adalah masyarakat yang demokratis secara umum menerima bahwa rakyat yang terlibat mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam keputusan mengenai tujuan yang ingin mereka capai. Alasan keempat adalah banyak permasalahan pembangunan pertanian sehingga partisipasi kelompok dalam mengambil keputusan kelompok sangat dibutuhkan. Partisipasi memungkinkan perubahan-perubahan yang lebih besar dalam cara berpikir manusia. Perubahan dalam cara berpikir dan bertindakan akan lebih sedikit terjadi atau bahkan tidak berjalan lama jika petani hanya menuruti saran dari agen-agen penyuluhan. Berbeda apabila petani berubah dikarenakan kesadaran akan bertanggung jawab atas perubahan tersebut sehingga lebih banyak berpikir dan bertindak (Hawkins dan Van den Ban, 1999).

3. Partisipasi Petani dalam Pemantauan dan Evaluasi

Partisipasi dalam tahap pemantauan dan evaluasi adalah keikutsertaan petani dalam memberikan tanggapan dan penilaian terhadap kegiatan Prima Tani. Indikator tahap pemantauan dan evaluasi kegiatan Prima Tani meliputi peran petani dalam melakukan penilaian terhadap kegiatan, keaktifan petani dalam penilaian terhadap kegiatan dan diitanggapi atau tidaknya keluhan petani mengenai kegiatan Prima Tani. Partisipasi petani dalam tahap pemantauan dan evaluasi kegiatan Prima Tani dapat dilihat dalam Tabel 29.

commit to user

Tabel 29. Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Petani dalam Tahap Pemantauan dan Evaluasi Kegiatan Prima Tani

Tingkat Partisipasi Petani N (Jiwa)

Persentase (%) Tingkat partisipasi petani dalam tahap pemantauan dan evaluasi

kegiatan Prima Tani Tinggi (skor >10)

Sedang (skor 9-10)

Rendah (skor <9)

a. Peran petani dalam melakukan penilaian terhadap kegiatan Prima Tani

Tinggi (petani memberikan kritik dan saran) Sedang (petani memberikan kritik)

Rendah (petani tidak memberikan kritik maupun saran)

b. Keaktifan petani dalam penilaian terhadap kegiatan Prima Tani

Tinggi (petani memberikan masukan)

Sedang (petani kadang-kadang memberikan masukan)

Rendah (petani tidak memberikan masukan)

c. Ditanggapi atau tidaknya keluhan petani mengenai kegiatan Prima Tani

Tinggi (keluhan petani langsung ditanggapi)

Sedang (keluhan petani kadang-kadang ditanggapi) Rendah (keluhan petani tidak pernah ditanggapi)

11 20 9 8 15 17 9 20 11 34 6 - 27,5 50,0 22,5 20,0 37,5 42,5 22,5 50,0 27,5 85,0 15,0 - Jumlah 40 100,0

Sumber : Analisis Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 29 yang tersaji dapat diketahui bahwa partisipasi petani dalam tahap pemantauan dan evaluasi kegiatan Prima Tani termasuk dalam kategori sedang (skor 6-7) yang berarti sebagian besar responden (50%) kurang aktif dalam memberikan kritik atau saran setelah kegiatan berlangsung dan juga penilaian petani terhadap kegiatan Prima Tani. Hal ini dikarenakan anggota belum menyadari pentingnya pemantauan dan evaluasi kegiatan Prima Tani. Anggota merasa puas hasil kegiatan Prima Tani yang didapat sesuai dengan harapan.

Berdasarkan Tabel 29 bahwa sebagian besar petani (50%) kadang- kadang memberikan masukan dalam tahap pemantauan dan evaluasi. Masukan yang diberikan petani hanya pada kegiatan-kegiatan yang mereka sukai. Sedangkan keluhan mengenai kegiatan Prima Tani yang disampaikan petani langsung ditanggapi oleh Dinas atau penyuluh. Peran aktif Dinas atau penyuluh dalam menanggapi masukan dan keluhan yang diberikan petani terhadap pemantauan dan evaluasi kegiatan memberikan

commit to user

dampak baik dalam merencanakan kegiatan selanjutnya yang akan dilaksanakan sehingga kegiatan tersebut sesuai dengan harapan dan rencana. Evaluasi dan pemantauan dapat memberikan data informasi yang penting untuk memperbaiki kegiatan sekarang atau yang akan datang seperti dalam perencanaan, pelaksanaan dan pemanfaatan hasil program secara efektif.

4.Partisipasi Petani dalam Tahap Pemanfaatan Hasil

Partisipasi petani dalam tahap pemanfaatan adalah sejauh mana petani memanfaatkan kegiatan dan hasil kegiatan. Penilaian partisipasi petani dalam tahap pemanfaatan dilakukan dengan memberikan skor terhadap jawaban yang diberikan responden mengenai pemanfaatan hasil kegiatan Prima Tani. Partisipasi petani dalam tahap pemanfaatan hasil kegiatan Prima Tani dapat dilihat dalam Tabel 30.

Tabel 30. Distribusi Frekuensi Tingkat Partisipasi Petani dalam Tahap Pemanfaatan Hasil Kegiatan Prima Tani

Tingkat Partisipasi Petani N (Jiwa)

Persentase (%) Tingkat partisipasi petani dalam tahap pemanfaatan hasil

kegiatan Prima Tani Tinggi (skor >7)

Sedang (skor 6-7)

Rendah (skor <6)

a. Penilaian petani tehadap manfaat secara teknik budidaya yang diperoleh dari kegiatan Prima Tani

Tinggi (meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan)

Sedang (meningkatkan pengetahuan tetapi kurang trampilan) Rendah (tidak meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan) b. Penilaian petani terhadap manfaat secara ekonomis yang

diperoleh dari kegiatan Prima Tani

Tinggi (berpengaruh besar terhadap peningkatan pendapatan)

Sedang (berpengaruh kecil thp peningkatan pendapatan)

Rendah (tidak meningkatkan pendapatan)

c. Sering tidaknya petani memanfaatkan hasil penyediaan/ pembangunan srn prasrn UT padi dalam kegiatan Prima Tani Tinggi (memanfaatkan semua)

Sedang (memanfaatkan sebagian)

Rendah (tidak memanfaatkan)

16 21 3 29 10 1 12 23 5 9 31 - 40,0 52,5 7,5 72,5 25,0 2,5 30,0 57,5 12,5 22,5 77,5 - Jumlah 40 100,0

Sumber : Analisis Data Primer 2010

Berdasarkan Tabel 30 yang tersaji dapat diketahui bahwa partisipasi petani dalam tahap pemanfaatan hasil kegiatan Prima Tani, termasuk

commit to user

kategori rendah sebanyak 3 responden atau 7,5%, kategori sedang sebanyak 19 responden atau 52,5% dan kategori tinggi sebanyak 16 responden atau 40%. Dari tabel 30 yang tersaji dapat disimpulkan bahwa partisipasi petani dalam tahap pemanfaatan hasil secara umum dapat dikatakan sedang (skor 6-7), artinya sebagian besar responden memanfaatkan hasil kegiatan Prima Tani. Hal ini dikarenakan sebagian besar petani tahu akan manfaat hasil dari kegiatan Prima Tani.

Berdasarkan Tabel 30 bahwa penilaian petani tehadap manfaat secara teknik budidaya cukup baik dalam arti kegiatan tersebut mampu meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dalam budidaya tanaman padi. Petani memperoleh informasi dan pengetahuan serta ketrampilan dalam penggunaan inovasi teknologi dengan adanya kegiatan Prima Tani. Adapun informasi yang berkaitan dengan kegiatan Prima Tani tersebut diantaranya mengenai penggunaan pupuk tetap dosis dengan menggunakan bagan warna daun (BWD), jarak tanam Jajar Legowo, pegendalian hama dan penyakit serta manfaat penggunaan alat mesin pertanian.

Sebagian besar petani (57,5%) menilai manfaat secara ekonomis yang diperoleh dari kegiatan Prima Tani belum begitu mencolok (tinggi). Hal itu yang dikarenakan perubahan produksi padi secara kualitas maupun kuantitasnya tidak begitu besar sehingga peningkatan pendapatan petani relatif kecil. Pendapatan petani dapat meningkat dikarenakan perubahan cara budidaya padi dan pengelolaam lembaga kelompok yang baik sebagai wadah petani mengembangkan usahatani.

Seluruh petani (100%) sudah telibat dalam pemanfaatan kegiatan atau dengan kata lain petani sudah dapat memanfaatkan kegiatan secara maksimal. Manfaat yang diperoleh petani setelah mengikuti kegiatan ini adalah meningkatnya produktivitas padi dan berkurangnya biaya produksi usahatani padi sehingga pendapatan yang diperoleh oleh petani juga akan meningkat. Tiap petani dapat memanfaatkan hasil penyediaan atau pembangunan sarana prasarana usahatani secara baik. Penyediaan atau

commit to user

pengembangan usaha tani meliputi penyewaan alat dan mesin pertanian, permodalan, unit usaha sarana produksi pertanian (saprotan) dan penumbuhan unit pelayanan klinik dan percontohan teknologi. Petani dapat langsung berkonsultasi dengan Dinas atau penyuluh mengenai berbagai hal atau masalah yang sedang dihadapi melalui adanya penumbuhan unit pelayanan klinik dan percontohan teknologi,. Namun ada manfaat yang tidak bisa digunakan oleh semua anggota berupa jalan usaha tani, alat jahit karung, dan lantai jemur. Jalan usaha tani hanya diperuntukan pada lokasi-lokasi yang telah ditentukan. Lantai jemur dan alat jahit karung dimanfaatkan oleh anggota kelompok tani yang melakukan proses pengolahan hasil pertanian khususnya padi.

D. Analisis Hubungan Antara Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Dokumen terkait