• Tidak ada hasil yang ditemukan

Partisipasi Responden dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan .1Kehadiran Rapat Perencanaan Kegiatan .1Kehadiran Rapat Perencanaan Kegiatan

5.5 Partisipasi Responden

5.5.1 Partisipasi Responden dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan .1Kehadiran Rapat Perencanaan Kegiatan .1Kehadiran Rapat Perencanaan Kegiatan

Rapat Perencanaan Kegiatan merupakan bagian dari unsur partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan. Perencanaan yang dimaksud adalah

menentukan tempat-tempat peletakan tong sampah, waktu kegiatan, sasaran kegiatan, dan kebutuhan fasilitas kebersihan masyarakat lainnya. Rapat perencanaan kegiatan memfasilitasi masyarakat untuk berpartisipasi dalam perencanaan kegiatan

Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Rapat perencanaan kegiatan ini difasilitasi oleh DLHK dan RT/RW setempat. Tabel 14 menyajikan banyaknya kehadiran responden dalam rapat perencanaan kegiatan.

Tabel 14. Banyaknya Kehadiran Responden dalam Rapat Perencanaan Kegiatan No Banyaknya Kehadiran dalam

Rapat Perencanaan

Banyaknya Responden

Persentase (%)

1 Tidak pernah hadir 22 73,3

2 Hadir satu kali 1 3,3

3 Hadir dua kali 5 16,7

4 Hadir tiga kali 0 0,0

5 Hadir empat kali 0 0,0

6 Hadir lima kali 2 6,7

Total 30 100,0

Menurut informasi dari salah seorang Ketua RW di Kelurahan Babakan Pasar, rapat perencanaan dilaksanakan sebanyak lima kali. Pada lazimnya proses

perencanaan suatu kegiatan dilakukan oleh perwakilan masyarakat seperti ketua RT/RW, anggota karang taruna, dan pengurus organisasi warga lainnya. Hal ini juga terjadi di Kelurahan Babakan Pasar, dimana responden yang menghadiri rapat perencanaan adalah ketua RT, ketua RW, dan pengurus karang taruna di Kelurahan Babakan Pasar. Proses perencanaan yang terjadi pada Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan tidak melibatkan masyarakat banyak, karena DLHK sebagai fasilitator kegiatan hanya mengundang beberapa ketua RT/RW dan pengurus karang taruna. Sehingga untuk proses perencanaan kegiatan dalam hal

ini yang menjadi fokus utama yaitu responden yang diundang untuk menghadiri rapat perencanaan kegiatan sebanyak 8 responden (26,7%) dari 30 responden yang ada.

Sosialisasi dan informasi merupakan hal penting yang harus diperhatikan oleh DLHK sebelum mengadakan rapat perencanaan. Peran masyarakat yang baik dalam perencanaan akan mempengaruhi efektifitas dari kegiatan, karena dengan melibatkan masyarakat DLHK sebagai fasilitator dapat mengetahui kebutuhan-kebutuhan

masyarakat dalam kasus ini. Tidak adanya perencanaan yang baik akan menimbulkan pemborosan dalam anggaran, ketidakefektifan, bahkan sampai kegagalan dalam kegiatan.

5.5.1.2Keaktifan Menyampaikan Pendapat

Keaktifan menyampaikan pendapat di rapat perencanaan kegiatan merupakan salah satu bentuk partisipasi responden dalam unsur perencanaan dan pengambilan keputusan. Dari 30 responden terdapat 8 responden yang pernah menghadiri rapat perencanaan kegiatan. Tabel 15 akan menyajikan keaktifan responden dalam menyampaikan pendapat di rapat perencanaan kegiatan.

Tabel 15. Keaktifan dalam Menyampaikan Pendapat di Rapat Perencanaan Kegiatan No Keaktifan dalam Menyampaikan Pendapat Banyaknya

Responden Persentase (%) 1 Selalu menyampaikan pendapat di tiap

kehadiran 2 25,0

2 Menyampaikan pendapat namun tidak di

tiap kehadiran 2 25,0

3 Tidak pernah menyampaikan pendapat 4 50,0

Total 8 100,0

Dari Tabel 16 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden yang pernah menghadiri rapat perencanaan kegiatan pada umumnya tidak pernah menyampaikan pendapat yaitu 4 responden (50%). Keempat responden tersebut merupakan warga di Kelurahan Babakan Pasar yang secara sukarela menghadiri rapat perencanaan. Mereka sudah dapat dikatakan berpartisipasi dalam rapat perencanaan walaupun berpartisipasi secara pasif. Responden mengungkapkan rapat perencanaan sering

dikuasai oleh elit-elit lokal dan tokoh masyarakat seperti ketua RT/RW, sehingga bagi mereka mengungkapkan pendapat dipandang tidak perlu lagi.

Pendapat masyarakat merupakan salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam perencanaan kegiatan karena dengan menerima pendapat dari masyarakat, DLHK sebagai penyelenggara kegiatan akan dapat mengetahui kondisi dan keadaan masyarakat sesungguhnya. Adanya partisipasi masyarakat dalam berpendapat akan membantu DLHK dalam perencanaan kegiatan. Pendapat masyarakat akan mempengaruhi penyelenggara kegiatan dalam mengambil keputusan. Partisipasi masyarakat dalam menyampaikan pendapat di rapat perencanaan juga merupakan salah satu indikator kepedulian masyarakat akan

kegiatan ini. Masyarakat yang menyampaikan pendapat merasa memiliki kepentingan dalam kegiatan ini, sehingga mereka tidak mau bila kegiatan ini tidak berjalan dengan baik.

5.5.1.3Keaktifan Mengajukan Pertanyaan

Keaktifan mengajukan pertanyaan di rapat perencanaan kegiatan merupakan salah satu bentuk partisipasi responden dalam unsur perencanaan dan pengambilan keputusan. Dari 30 responden terdapat 8 responden yang pernah menghadiri rapat perencananaan kegiatan. Tabel 16 akan menyajikan keaktifan responden dalam mengajukan pertanyaan di rapat perencanaan kegiatan.

Tabel 16. Keaktifan Responden Mengajukan Pertanyaan pada Rapat Perencanaan Kegiatan

No Keaktifan dalam Mengajukan Pertanyaan Banyaknya

Responden

Persentase (%)

1 Selalu mengajukan pertanyaan di tiap kehadiran 1 12,5

2 Mengajukan pertanyaan namun tidak di tiap

kehadiran 4 50,0

3 Tidak pernah mengajukan pertanyaan 3 37,5

Total 8 100,0

Dari Tabel 17 dapat dilihat bahwa sebanyak 8 responden yang pernah menghadiri rapat perencanaan kegiatan pada umumnya mengajukan pertanyaan

namun tidak di setiap kehadiran yaitu 4 responden (50,0%). Dalam mengajukan pertanyaan responden menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan yang tidak mereka pahami, namun belum tentu di tiap kehadiran mereka mengajukan pertanyaan.

Pengajuan pertanyaan menunjukkan kepedulian responden terhadap kegiatan yang diadakan oleh DLHK. Responden yang ingin berpartisipasi membutuhkan informasi dan perencanaan mengenai pelaksanaan kegiatan, sehingga informasi dan perencanaan yang tidak jelas akan menimbulkan stimulus bagi responden untuk bertanya. Pertanyaan responden merupakan indikator keaktifan responden dalam perencanaan. Responden yang kritis dan peduli dengan kegiatan ini akan mengajukan pertanyaan apabila menjumpai hal-hal yang belum jelas dalam perencanaan.

5.5.1.4Pengambilan Keputusan Mengenai Peletakan Tong Sampah Bantuan DLHK

Pengambilan keputusan peletakan tong sampah merupakan salah satu bentuk partisipasi dalam unsur perencanaan dan pengambilan keputusan. Pengambilan keputusan sendiri terdapat dalam rapat perencanaan kegiatan. Dari 30 responden terdapat 8 responden yang pernah menghadiri rapat perencananaan kegiatan. Tabel 17 menunjukkan partisipasi responden dalam pengambilan keputusan peletakan tong sampah bantuan DLHK.

Tabel 17. Partisipasi Responden dalam Pengambilan Keputusan Peletakan Tong Sampah

No Pengambilan Keputusan Peletakan Tong Sampah Bantuan DLHK Banyaknya Responden Persentase (%) 1 Ikut menentukan 4 50,0

2 Tidak ikut menentukan 4 50,0

Total 8 100,0

Dari Tabel 18 dapat dilihat bahwa sebanyak 4 responden (50,0%) ikut menentukan peletakan tong sampah bantuan DLHK dan 4 responden (50,0%) tidak ikut menentukan dari total 8 responden yang pernah menghadiri rapat perencanaan

kegiatan. Hal ini menggambarkan responden cukup berpartisipasi dalam pengambilan keputusan. Pertimbangan pemilihan lokasi peletakan tong sampah adalah wilayah yang berdekatan dengan sungai dan wilayah yang aksesibilitasnya bagus.

Partisipasi masyarakat dalam menentukan keputusan mengenai peletakan tong sampah menunjukkan adanya kepentingan masyarakat yang dipengaruhi oleh hasil keputusan. Lokasi tong sampah merupakan hal yang penting bagi masyarakat

mengingat dampak positif dan negatif yang dihasilkan dari keberadaan tong sampah. Untuk dampak positif misalnya kemudahan akses untuk membuang sampah bagi masyarakat, sedangkan dampak negatif yang dihasilkan adalah bau tak sedap di sekitar tong sampah, pemandangan yang tidak bagus akibat tumpukan sampah, dan penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri-bakteri sampah.