LINGKUNGAN DI KELURAHAN BABAKAN PASAR, KECAMATAN BOGOR TENGAH KOTA BOGOR
R. PRATAMA PRABAWAPUTRA C44104053
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
LINGKUNGAN DI KELURAHAN BABAKAN PASAR, KECAMATAN BOGOR TENGAH KOTA BOGOR
R. PRATAMA PRABAWAPUTRA C44104053
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
PROGRAM STUDI
MANAJEMEN BISNIS DAN EKONOMI PERIKANAN-KELAUTAN DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR
Judul Skripsi : Tingkat Partisipasi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung pada Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Nama : R. Pratama Prabawaputra NRP : C44104053
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Anna Fatchiya, M.Si Ir. Gatot Yulianto, M.Si
NIP. 132 173 579 NIP. 131 999 589
Diketahui Wakil Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Dr. Ir. Agus Oman Sudrajat, M.Sc. NIP. 131 953 476
Judul Skripsi : Tingkat Partisipasi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung pada Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
Nama : R. Pratama Prabawaputra NRP : C44104053
Disetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Anna Fatchiya, M.Si Ir. Gatot Yulianto, M.Si
NIP. 132 173 579 NIP. 131 999 589
Diketahui Dekan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor
Prof. Dr. Ir. Indra Jaya, M.Sc. NIP. 131 578 799
R. PRATAMA PRABAWAPUTRA, 2009. Tingkat Partisipasi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung pada Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Dibawah bimbingan ANNA FATCHIYA dan GATOT YULIANTO.
Partisipasi dalam kegiatan merupakan faktor penting untuk menjamin potensi keberlanjutan suatu program. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung pada Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi masyarakat pada kegiatan tersebut. Data dikumpulkan melalui metode survai dan dianalisis menggunakan uji korelasi peringkat Spearman dan uji Chi-Square untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat partisipasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung pada Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan tergolong rendah. Faktor internal yang berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam kegiatan Pengadaaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan adalah lama tinggal dan jenis pekerjaan. Sedangkan umur, lama pendidikan formal, pendapatan, banyaknya tanggungan keluarga, dan pengetahuan terhadap kegiatan tidak berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi. Untuk faktor eksternal yaitu himbauan tokoh masyarakat, iuran sampah, dan fasilitas pengelolaan sampah tidak ada yang berhubungan nyata dengan tingkat partisipasi masyarakat.
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
TINGKAT PARTISIPASI MASYARAKAT BANTARAN SUNGAI CILIWUNG PADA KEGIATAN PENGADAAN SARANA PRASARANA PENCEGAHAN PENCEMARAN LINGKUNGAN DI KELURAHAN BABAKAN PASAR, KECAMATAN BOGOR TENGAH, KOTA BOGOR.
adalah benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Bogor, Mei 2009
Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 24 September 1987 dari Ayahanda
Drh. R. P . Agus Lelana, Sp.MP, M.Si dan Ibunda Ir. Itasia Dina Sulvianti, M.Si.
Penulis merupakan anak pertama dari empat bersaudara.
Pendidikan formal yang ditempuh adalah SD Bina Insani Bogor pada tahun
1993 – 1999, SLTP Negeri 4 Bogor pada tahun 1999 – 2002, Program Akselerasi
(kelas percepatan) SMU Negeri 3 Bogor pada tahun 2002 – 2004, dan pada tahun
2004 penulis diterima masuk di Institut Pertanian Bogor melalui jalur USMI
(Undangan Saringan Masuk IPB) dan diterima di Program Studi Manajemen Bisnis
dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas
Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Selama melakukan studinya penulis aktif dalam berbagai organisasi dan
kegiatan diantaranya Unit Kegiatan Mahasiswa Music Agriculture X-Pression!!
(MAX!!) IPB tahun 2004 sampai sekarang dan menjadi General Manager pada tahun 2007 - 2008, Himpunan Mahasiswa Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan sebagai
Public Relation dan anggota Divisi Eksternal pada tahun 2006 – 2007, Ketua Bidang PTKP Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Komisariat Perikanan pada tahun 2007 –
2008, delegasi IPB pada “Dialog Antar Umat Beragama” yang diselenggarakan oleh
Interfaith Dialouge Forum pada tahun 2008, anggota di Satuan Aksi Mahasiswa dan Pelajar Pemuda Pancasila (SAPMA PP) Kota Bogor pada tahun 2007 sampai
sekarang. Penulis juga mendapatkan beberapa penghargaan dan prestasi diantaranya
Piagam Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) sebagai Penggagas dan
Penyelenggara RAMPAK GITAR melalui UKM MAX!! IPB pada tahun 2006, Duta
Seni dan Budaya Indonesia dalam The 2008 Indonesian Arts and Culture Scholarship oleh Departemen Luar Negeri Republik Indonesia pada tahun 2008, dan Mahasiswa
Berprestasi 2008 oleh Rektor Institut Pertanian Bogor. Penulis juga pernah bekerja
sebagai Marketing and Promotion di Cosmo Café Bogor pada tahun 2005 – 2006, Staf Pengajar SMK Wikrama Bogor pada tahun 2007 sampai sekarang, penulis
dunia kesenian. Penulis tergabung dalam grup band “abs3fussion” yang dirintisnya
sejak di SMU sebagai keyboard player dan pianis.
Pada tahun 2008 penulis melakukan penelitian dengan judul “Tingkat
Partisipasi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung terhadap Kegiatan
“Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” di
Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor”. Dalam menyelesaikan penelitian ini penulis dibimbing oleh Ir. Anna Fatchiya, M.Si dan Ir.
Ucapan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dengan judul
“Partisipasi Masyarakat Bantaran Sungai Ciliwung pada Kegiatan “Pengadaan
Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor”. Skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi
Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan-Kelautan, Fakultas Perikanan dan Ilmu
Kelautan, Institut Pertanian Bogor.
Dalam menyelesaikan skripsinya penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ir. Anna Fatchiya, M.Si dan Ir. Gatot Yulianto, M.Si selaku pembimbing yang
telah meluangkan waktu, pikiran dan tenaga dalam mengarahkan penulis
sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.
2. Kepala dan staf Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota
Bogor dan Pejabat di Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota
Bogor.
3. Ayahanda Drh. R. P. Agus Lelana, Sp.MP, M.Si dan Ibunda Ir. Itasia Dina
Sulvianti, M.Si, adik-adik Mutia Prawitasari, Sutera Pramitaratri, Ramadhan
Agung Karyuto, Lik Ti dan seluruh keluarga besar tercinta.
4. Marsya Febrina untuk bantuan, semangat, dan keceriaannya selama ini.
5. Sahabat-sahabat di abs3fussion (Koing, Maul, Beru, Kura, Lala, Intan, Jodi,
dan Lingga) beserta groupies-nya yang selalu ada dalam suka dan duka. 6. Rekan-rekan seperjuangan SEI 41 IPB yang penulis sangat banggakan.
7. Sahabat, abang dan teteh, serta adik-adik di MAX!! yang tak akan terganti dan
telah banyak memberikan pelajaran hidup bagi penulis.
8. Teman-teman di MYT dan Tim Relawan SDA sebagai tempat memperoleh
nafkah selama ini.
11.Semua pihak dan rekan-rekan yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini dan mengisi hari-hari penulis
selama menempuh studi di Institut Pertanian Bogor.
Akhir kata penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak lepas dari kekurangan,
oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun dalam penyempurnaan
skripsi ini sangat penulis harapkan. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dan pihak yang membutuhkan.
Bogor, Mei 2009
Halaman
1.3.Tujuan dan Manfaat Penelitian ………... 3
II. TINJAUAN PUSTAKA ... 5
2.1. Sungai Ciliwung dan Komponen Pendukungnya ... 5
2.2. Partisipasi ... 7
2.2.1. Pengertian Partisipasi ... 7
2.2.2. Tipologi Partisipasi ... 8
2.2.3. Peranan Partisipasi Masyarakat... 9
2.2.4. Bentuk Kegiatan Partisipasi ... 10
2.2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Partisipasi ... 12
2.2.6. Manfaat Partisipasi dalam Pembangunan ... 12
2.3. Sampah ... 13
III. KERANGKA PENDEKATAN STUDI ... 15
IV. METODOLOGI ... 17
4.1. Metode Penelitian ... 17
4.2. Jenis dan Sumber Data ... 17
4.3. Populasi dan Contoh ... 17
4.4. Analisis Data ... 18
4.5. Definisi Operasional dan Pengukurannya... 20
4.6. Waktu dan Tempat Penelitian ... 23
V. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 24
5.1. Keadaan Umum Kelurahan Babakan Pasar ... 24
5.1.1. Letak dan Kondisi Geografis ... 24
5.1.1.1. Kondisi Wilayah ... 24
5.1.1.2. Kondisi Geografis ... 25
5.1.2. Kependudukan ... 25
5.1.2.1.Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin ... 25
5.1.2.2.Komposisi Penduduk Berdasarakan Tingkat Pendidikan Menurut Rata-rata Lama Sekolah ... 26
Halaman
5.1.3. Sarana dan Prasarana Transportasi ... 27
5.1.4. Peribadatan ... 28
5.1.5. Sarana Kesehatan ... 28
5.1.6. Sarana Pendidikan ... 28
5.1.7. Sarana Ekonomi ... 29
5.2. Kegiatan “Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor ... 29
5.3. Faktor Internal Responden ... 31
5.3.1. Umur ... 31
5.3.2. Lama Tinggal ... 32
5.3.3. Tingkat Pendidikan ... 33
5.3.4. Jumlah Pendapatan Rumah Tangga ... 33
5.3.5. Banyaknya Tanggungan Keluarga ... 35
5.3.6. Jenis Pekerjaan ... 35
5.4. Faktor Eksternal Responden ... 37
5.4.1. Peran Tokoh Masyarakat ... 37
5.4.2. Iuran Pengangkutan Sampah ... 38
5.4.3. Fasilitas Pengelolaan Sampah ... 39
5.5. Partisipasi Responden ... 40
5.5.1. Partisipasi Responden dalam Perencanaan dan Pengambilan Keputusan ... 41
5.5.1.1. Kehadiran Rapat Perencanaan ... 41
5.5.1.2. Keaktifan Menyampaikan Pendapat ... 42
5.5.1.3. Keaktifan Mengajukan Pertanyaan ... 43
5.5.1.4. Pengambilan Keputusan Mengenai Peletakan Tong Sampah Bantuan DLHK ... 44
5.5.2. Partisipasi Responden dalam Pelaksanaan Kegiatan ... 45
5.5.2.1. Pemberian Bantuan terhadap Pelaksanaan Peletakan Bantuan Tong Sampah ... 45
5.5.2.2. Pembuatan Lubang Resapan Biopori ... 46
5.5.2.3. Pengolahan Sampah menjadi Barang Bernilai Ekonomis ... 47
5.5.3. Partisipasi Responden dalam Pemantauan dan Evaluasi ... 48
5.5.4. Partisipasi Responden dalam Pemanfaatan dan Pemeliharaan ... 49
5.5.4.1. Pemanfaatan Fasilitas Hasil Kegiatan ... 49
5.5.4.2. Pemeliharan Fasilitas Hasil Kegiatan ... 50
5.5.4.3. Memilah Sampah Organik dan Anorganik ... 50
5.5.4.4. Partisipasi Responden dalam Menjaga Kebersihan Sungai Ciliwung ... 51
Halaman
5.7. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Faktor Internal Responden ... 54
5.7.1. Umur ... 55
5.7.2. Lama Tinggal ... 56
5.7.3. Tingkat Pendidikan ... 58
5.7.4. Jumlah Pendapatan Rumah Tangga ... 59
5.7.5. Banyaknya Tanggungan Keluarga ... 60
5.7.6. Jenis Pekerjaan ... 62
5.8. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Faktor Eksternal Responden ... 63
5.8.1. Peran Tokoh Masyarakat ... 63
5.8.2. Iuran Pengangkutan Sampah ... 64
5.8.3. Fasilitas Pengelolaan Sampah ... 66
VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 67
6.1 Kesimpulan ... 67
6.2 Saran ... 68
DAFTAR PUSTAKA ... 69
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Banyaknya RW, Banyaknya RT dan Luas Wilayah
Kelurahan Babakan Pasar Tahun 2008 ... 24
2. Komposisi Penduduk Kelurahan Babakan Pasar Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008 ... 25
3. Komposisi Penduduk berdasarkan Tingkat Pendidikan menurut Rata-rata Lama Sekolah Tahun 2008 ... 26
4. Komposisi Penduduk berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008 ... 27
5. Keragaan Umur Kepala Keluarga Responden di Kelurahan Babakan Pasar .. 31
6. Lama Tinggal Responden di Kelurahan Babakan Pasar ... 32
7. Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Babakan Pasar ... 33
8. Keragaan Pendapatan Rumah Tangga Responden di Kelurahan Babakan Pasar ... 34
9. Keragaan Banyaknya Tanggungan Keluarga Responden di Kelurahan Babakan Pasar ... 35
10. Keragaan Jenis Pekerjaan Responden di Kelurahan Babakan Pasar ... 36
11. Pernyataan Responden mengenai Himbauan Tokoh Masyarakat ... 37
12. Pernyataan Responden dalam Membayar Iuran Sampah ... 38
13. Keragaan Fasilitas Pengelolaan Sampah Menurut Persepsi Responden ... 39
14. Banyaknya Kehadiran Responden dalam Rapat Perencanaan Kegiatan ... 41
15. Keaktifan dalam Menyampaikan Pendapat di Rapat Perencanaan Kegiatan ... 42
16. Keaktifan Responden Mengajukan Pertanyaan pada Rapat Perencanaan Kegiatan ... 43
17. Partisipasi Responden dalam Pengambilan Keputusan Peletakan Tong Sampah ... 44
18. Partisipasi Responden dalam Pemberian Bantuan terhadap Pelaksanaan Peletakan Bantuan Tong Sampah ... 45
Halaman
20. Partisipasi Responden dalam Pengolahan Sampah menjadi Barang
Bernilai Ekonomis ... 48
21. Jumlah Kehadiran Responden dalam Rapat Evaluasi ... 48
22. Partisipasi Responden dalam Pemanfaatan Fasilitas Hasil Kegiatan ... 49
23. Partisipasi Responden dalam Pemeliharaan Fasilitas Hasil Kegiatan ... 50
24. Partisipasi Responden dalam Pemilahan Sampah Organik dan Anorganik ... 51
25. Partisipasi Responden dalam Menjaga Kebersihan Sungai Ciliwung ... 51
26. Partisipasi Responden terhadap Unsur-unsur Partisipasi ... 52
27. Hubungan Tingkat Partisipasi dengan Faktor Internal Responden ... 54
28. Tingkat Partisipasi Responden Bedasarkan Umur ... 55
29. Tingkat Partisipasi Responden Berdasarkan Lama Tinggal ... 57
30. Tingkat Partisipasi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ... 58
31. Tingkat Partisipasi Responden Bedasarkan Jumlah Pendapatan Rumah Tangga ... 59
32. Tingkat Partisipasi Responden Berdasarkan Banyaknya Tanggungan Keluarga ... 61
33. Tingkat Partisipasi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ... 62
34. Hubungan Faktor Eksternal Responden dengan Tingkat Partisipasi ... 63
35. Tingkat Partisipasi Responden Berdasarkan Peranan Tokoh Masyarakat ... 64
36. Tingkat Partisipasi Responden Berdasarkan Iuran Pengangkuta Sampah ... 65
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Denah Lokasi Kelurahan Babakan Pasar ... 71
2. Tabel Hasil Uji Korelasi Spearman terhadap Faktor Internal
Responden dengan Tingkat Partisipasi ... 72
3. Tabel Hasil Uji Korelasi Spearman terhadap Faktor Eksternal
Responden dengan Tingkat Partisipasi ... 73
4. Tabel Hasil Uji Chi Kuadrat terhadap Jenis Pekerjaan
Responden dengan Tingkat Partisipasi ... 74
5. Tabel Skor Tingkat Partisipasi Responden ………. 75
1.1 Latar Belakang
Sungai merupakan sumber daya air yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan. Selain menjadi ekosistem perairan mengalir, sungai berperan penting dalam mengatur tata air mulai dari hulu sampai ke hilir. Sungai juga dapat menjadi sumber kehidupan yang dibutuhkan oleh biota baik itu tumbuhan dan hewan. Selain fungsi ekologisnya, sungai juga memiliki fungsi ekonomi dan sosial. Air yang terdapat di dalam sungai merupakan salah satu sumber daya terbarukan dan dapat menunjang kegiatan-kegiatan perekonomian nasional. Sektor-sektor ekonomi itu meliputi pertanian, perikanan (antara lain karamba), peternakan, perindustrian, perdagangan, pariwisata, dan sebagainya. Oleh sebab itu fungsi sungai baik secara ekologis maupun ekonominya harus tetap terjaga dengan baik.
Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI (2004) kualitas air sungai dipengaruhi oleh limbah domestik, limbah industri, limbah pertanian, dan limbah peternakan. Besarnya tingkat pencemaran pada umumnya dilihat dari parameter biologi dengan melihat banyaknya fecal coli dan total coliform,
banyaknya oksigen terlarut (dissolfed oxygen, DO), banyaknya kebutuhan oksigen biokimia (biochemical oxygen demand, BOD), serta banyaknya kebutuhan
oksigen kimia (chemical oxygen demand, COD). Tingginya tingkat pencemaran sangat berpengaruh terhadap status mutu air sungai. Bila parameter itu dapat dikendalikan, status mutu air sungai dapat meningkat menjadi lebih baik.
Menurut Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI (2006) Sungai Ciliwung merupakan sungai yang terparah pencemarannya. Pencemaran
ditemukan di hulu dan di hilir sungai berupa pencemaran limbah domestik, limbah industri, limbah peternakan, erosi, dan kurangnya resapan air. Cemaran fecal coli dan total coliform jauh melebihi nilai baku mutu yang ditetapkan.Tidak ada segmen sungai yang mutu airnya memenuhi kriteria kelas I, sehingga air Sungai Ciliwung tidak layak digunakan sebagai bahan baku air minum. Standar baku air minum yang baik memiliki kandungan fecal coli sebesar 0 MPN/100 ml
Besarnya tingkat pencemaran Sungai Ciliwung dan sungai lain di Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) mencerminkan rendahnya tingkat kepedulian dan kesadaran masyarakat akan pentingnya kualitas sungai bagi kehidupan. Menurut Anonim (2006) banyaknya limbah sungai di
Jabodetabek ada hubungannya dengan sampah yang dihasilkan penduduk, yaitu sebanyak 25.000 meter kubik per hari. Jika tidak dilakukan upaya pengendalian, jumlah sampah diperkirakan menjadi dua kali lipat pada tahun 2010. Karena itu, besarnya partisipasi masyarakat memiliki arti yang strategis dalam pengendalian masalah sampah dan pencemaran lingkungan. Menurut Kumar (2002) partisipasi harus dinilai sebagai keikutsertaan seseorang atau sekelompok anggota
masyarakat dalam suatu kegiatan atau sebagai proses dimana pihak-pihak yang berkepentingan saling mempengaruhi dan dapat memegang kendali atas kebijakan pembangunan, keputusan, dan sumberdaya yang mempengaruhi mereka sendiri. Partisipasi juga diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program.
Berdasarkan permasalahan tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor mengadakan Program Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Salah satu kegiatannya adalah “Pengadaan Sarana Prasarana
Pencegahan Pencemaran Lingkungan” berupa pemberian bantuan tempat sampah organik dan anorganik kepada masyarakat bantaran Sungai Ciliwung. Diantara kelompok masyarakat yang menerima bantuan tersebut adalah masyarakat di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor. Selain di Kelurahan Babakan Pasar, DLHK juga mengadakan kegiatan ini di Kelurahan Kedung Badak. Alasan memilih Kelurahan Babakan Pasar adalah wilayahnya yang berdekatan dengan Pasar Bogor dan merupakan pemukiman padat penduduk.
1.2 Perumusan Masalah
hilir, yaitu Teluk Jakarta. Pemerintah Kota Bogor melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) menyadari kondisi tersebut tidak baik bagi lingkungan, oleh karena itu DLHK membuat program pencegahan pencemaran lingkungan. Program tersebut dikemas dalam kegiatan ”Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan”. Bantuan tersebut bertujuan untuk mengurangi kuantitas sampah yang dibuang ke sungai dan merubah kebiasaan masyarakat bantaran sungai yang biasa membuang sampah ke sungai. Tujuan bantuan ini tidak akan tercapai, apabila tidak melibatkan masyarakat dalam pengelolaan bantuan. Dengan melibatkan masyarakat, maka keberlanjutan program bantuan sampah akan tetap berjalan baik meskipun program tersebut telah dihentikan. Untuk itu penelitian ini akan mencoba mengetahui,
mempelajari, dan memahami permasalahan berikut ini:
1. Profil masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Kelurahan Babakan Pasar.
2. Partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam kegiatan ”Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” di Kelurahan Babakan Pasar, Kota Bogor.
3. Faktor-faktor yang berhubungan dengan partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Kelurahan Babakan Pasar pada kegiatan ”Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan”.
1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan penelitian ini adalah :
1. Mengetahui profil masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Kelurahan Babakan Pasar.
2. Menganalisis tingkat partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung di wilayah Kelurahan Babakan Pasar dalam kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan dari DLHK Kota Bogor di daerah aliran Sungai Ciliwung.
Manfaat penelitian ini adalah :
1. Sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Perikanan pada Program Studi Manajemen Bisnis dan Ekonomi Perikanan Kelautan, Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
2. Menjadi sarana bagi penulis untuk mengaplikasikan ilmu-ilmu yang telah diperoleh di Departemen Sosial Ekonomi Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor.
3. Menjadi bahan masukan bagi stakeholder yang terlibat dalam institusi pengelolaan sampah di daerah aliran sungai Ciliwung.
2.1 Sungai Ciliwung dan Komponen Pendukungnya
Menurut William D Morris (1880), sungai dan lembahnya ibarat
organisme hidup. Sungai berubah dari waktu ke waktu, mengalami masa muda, dewasa, dan masa tua. Siklus kehidupan sungai dimulai ketika tanah baru muncul di atas permukaan laut. Hujan kemudian mengikisnya dan membuat parit,
kemudian parit-parit itu bertemu sesamanya dan membentuk sungai. Danau menampung air pada daerah yang cekung, tapi kemudian hilang menjadi sungai dangkal. Kemudian memperdalam salurannya dan mengiris ke dasarnya
membentuk sisi yang curam, lembah bentuk V. Anak-anak sungai kemudian tumbuh dari sungai utamanya seperti cabang tumbuh dari pohon. Semakin tua sungai, lembahnya semakin dalam dan anak-anak sungainya semakin panjang.
Sungai merupakan aliran dari mata air hulu mencari jalan ke arah yang lebih rendah (hilir) untuk akhirnya bermuara ke laut. Sungai memiliki fungsi antara lain sebagai:
1. Sumber air 2. Pengendali banjir
3. Transportasi / pengangkutan
4. Daerah belakang, artinya pemukiman penduduk bantaran sungai yang membelakangi sungai
5. Daerah depan, artinya sungai merupakan milik bersama yang dapat
dinikmati oleh siapa saja secara positif yang berpotensi meningkatkan citra kota dan pariwisata.
Sungai Ciliwung dibagi dalam lima segmen menurut wilayah administratif yang dilintasi, yakni segmen 1 (Kabupaten Bogor), segmen 2 (Kota Bogor), segmen 3 (Kabupaten Bogor), segmen 4 (Kota Depok), dan segmen 5 (DKI Jakarta). Pada segmen 1 pada titik pemantauan Cisarua (Kabupaten Bogor), air Sungai Ciliwung masuk kriteria kelas II. Artinya, kualitas airnya dapat digunakan untuk prasarana/sarana rekreasi air, perikanan, peternakan, dan pertamanan. Segmen 2 dan 4, Ciawi (Kota Bogor) dan Cimanggis (Kota Depok), kondisi kualitas airnya kelas IV, hanya layak untuk mengairi pertamanan. Segmen 3 di Cibinong (Kabupaten Bogor) berkualitas kelas III, bisa untuk perikanan,
peternakan, dan pertamanan. Sedangkan segmen 5 di wilayah DKI Jakarta, tidak termasuk dalam kelas mana pun. Artinya, tidak layak dimanfaatkan untuk kegiatan apa pun, sehingga memerlukan teknologi tertentu untuk meningkatkan kualitas air sungai tersebut, dan ini membutuhkan biaya yang sangat besar (Kementerian Negara Lingkungan Hidup, 2006).
Kondisi Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar pun sudah tercemar dengan sampah-sampah yang dibuang ke sungai dan limbah rumah tangga yang dibuang atau dialirkan ke sungai, mudah pasang karena sedikit daerah serapan yang sudah dipakai untuk perumahan dan pertokoan, arus yang sangat besar karena hanya sedikit batu sungai yang bisa menghadang arus sungai, luas sungai yang terus melebar karena tanah daerah aliran sungai sudah terkontaminasi oleh penduduk sekitar. Namun masih ada masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai sarana MCK (mandi, cuci, kakus) dan kegiatan budidaya karamba, karena masyarakat masih butuh keberadaan sungai.
sungai buatan/ kanal/ saluran irigasi primer yang mempunyai manfaat penting untuk mempertahankan kelestarian fungsi sungai. Peraturan Pemerintah (PP) No. 35/1991 pasal 1 menjelaskan bahwa bantaran sungai adalah lahan pada kedua sisi sepanjang palung sungai dihitung dari tepi (palung) sampai dengan kaki tanggul (tepi sungai bagian bawah sebelah dalam). Kemudian Keppres No. 32/1990 pasal 16 menyebutkan bahwa kriteria bantaran sungai yaitu sekurang-kurangnya 100 meter di kiri dan kanan (dilihat dari aliran sungainya) sungai besar dan 50 meter di kiri dan kanan anak sungai yang berada di luar pemukiman (Priambodo, 2005).
Masyarakat bantaran sungai adalah masyarakat yang tinggal dari 0-100 meter dari sungai, yang masih memanfaatkan sumberdaya sungai, misalnya mandi, cuci, kakus (MCK), menangkap ikan, dan kegiatan ekonomi lainnya. Masyarakat di Kelurahan Babakan Pasar sebagian besar dapat dikatakan sebagai masyarakat bantaran sungai, karena karakteristiknya yang sesuai dengan definisi masyarakat bantaran sungai.
2. 2 Partisipasi
2. 2. 1. Pengertian Partisipasi
Partisipasi adalah sebuah proses dimana pihak-pihak yang berkepentingan memberikan kontribusi secara sukarela dalam program masyarakat yang ditujukan untuk pembangunan nasional (Kumar, 2002). Selanjutnya Kumar (2002)
menjelaskan di dalam partisipasi termasuk pelibatan masyarakatdalam proses pengambilan keputusan, penerapan program, diskusi mengenai manfaat dari program pembangunan, dan pelibatan mereka dalam rangka mengevaluasi beberapa program. Untuk partisipasi masyarakat dijelaskan sebagai proses aktif oleh pemegang kepentingan atau kelompok yang mempengaruhi arah dan keputusan dari proyek pembangunan dengan pandangan untuk menambah pendapatan mereka, pertumbuhan pribadi, self-reliance, atau nilai-nilai lainnya.
mendukung kerjasama dan pemberian wewenang yang lebih memberikan pengaruh dan kendali pada pihak-pihak yang berkepentingan.
Pada penelitian ini partisipasi dapat diartikan keikutsertaan masyarakat bantaran Sungai Ciliwung dalam kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencemaran Lingkungan. Arti keikutsertaan dalam hal ini dapat berupa
mempengaruhi, mengusulkan, dan hal-hal yang sifatnya melibatkan diri di dalam kegiatan.
2. 2. 2. Tipologi Partisipasi
Pretty et al (1995) menjelaskan tipologoli partisipasi yang terbagi ke dalam tujuh jenis. Dijelaskan di dalamnya bagaimana partisipasi dapat
menunjukkan perbedaan pemahaman dari partisipasi yang dimiliki masyarakat. Pembagian itu meliputi :
1. Partisipasi Pasif (Passive Participation).
Masyarakat turut berpartisipasi dengan adanya pemberitahuan apa yang akan terjadi atau yang telah terjadi. Hal tersebut merupakan pemberitahuan umum oleh manajemen proyek tanpa mendengarkan respon dari
masyarakat.
2. Partisipasi dalam Memberikan Informasi (Participation in Information Giving).
Masyarakat berpartisipasi dalam menjawab pertanyaan yang disampaikan oleh peneliti menggunakan kuesioner atau pendekatan yang serupa. Masyarakat tidak memiliki kesempatan dalam mempengaruhi proses seperti yang telah ditemukan oleh peneliti.
3. Partisipasi dengan Berkonsultasi (Participation by Consultation). Masyarakat berpartisipasi dengan berkonsultasi, dan masyarakat luar mendengar untuk mengetahuinya. Para profesional mendefinisikan kedua permasalahan dan solusi, dan mungkin merubah dalam respon masyarakat. 4. Partisipasi untuk Bantuan Materi (Participation for Material Incentives).
petani menyediakan ladang namun tidak terlibat dalam percobaan atau proses belajar. Sangatlah umum untuk melihat ini sebagai sebuah partisipasi, sebelum masyarakat tidak memiliki kepentingan dalam aktivitas perpanjangan ketika bantuan usai.
5. Partisipasi Fungsional (Functional Participation).
Masyarakat berpartisipasi dengan membentuk kelompok untuk mencapai target yang berhubungan dengan proyek, dimana dapat melibatkan
pembangunan atau promosi dari organisasi sosial. Pelibatan tidak menjaga untuk mencapai pada tahap awal dari siklus proyek atau perencanaan, namun sedikit setelah keputusan besar dibuat.
6. Partisipasi Interaktif (Interactive Participation).
Masyarakat berpartisipasi dalam analisis bersama, pembangunan dari perencanaan, dan penguatan institusi lokal. Partisipasi dilihat sebagai sebuah hak, tidak hanya sebagai wacana untuk mencapai tujuan poyek. 7. Mobilisasi Diri (Self Mobilitation).
Masyarakat berpartisipasi dengan mengambil inisiasi mandiri dari institusi luar untuk merubah sistem. Mereka mengembangkan hubungan dengan institusi luar untuk sumberdaya dan petunjuk-petunjuk teknis yang mereka butuhkan, namun mengendalikan penggunaan sumberdaya. Tipe
partisipasi ini mungkin akan berhadapan dengan distribusi kemakmuran dan kekuatan yang telah ada sebelumnya.
2. 2. 3. Peranan Partisipasi Masyarakat
Partisipasi Masyarakat dirasakan sangat penting dalam sebuah program. Burns (2004) menjelaskan pentingnya partisipasi masyarakat sebagai berikut :
1. Partisipasi yang aktif dari penduduk lokal sangat penting untuk mengembangkan demokrasi dan akuntabilitas.
2. Partispasi masyarakat dapat menambah hubungan sosial karena masyarakat akan belajar mengenal bekerja dalam tim dan saling memahami satu dan yang lainnya.
4. Partisipasi masyarakat memungkinkan lahirnya kebijakan yang relevan dengan masyarakat lokal.
5. Partisipasi masyarakat menambah nilai ekonomi baik melalui mobilisasi maupun melalui pembangunan.
6. Partisipasi masyarakat memberikan peluang bagi penduduk untuk
mengembangkan kemampuan dan jejaring yang sangat dibutuhkan dalam pembangunan.
7. Partisipasi masyarakat dapat menghasilkan keberlanjutan, karena pada anggota masyarakat tersebut akan timbul rasa memiliki terhadap lingkungannya dan dapat meningkatkan kepercayaan diri serta kemampuan untuk melanjutkan pembangunan ketika tidak ada lagi sumberdaya tambahan.
2. 2. 4. Bentuk Kegiatan Partisipasi
Mardikanto (1988) membagi bentuk kegiatan partisipasi atas : 1. Menjadi anggota masyarakat
2. Melibatkan diri pada kegiatan kelompok
3. Melibatkan diri pada kegiatan organisasi untuk menggerakkan partisipasi masyarakat.
4. Menggerakkan sumberdaya masyarakat
5. Mengambil bagian dalam proses pengambilan keputusan 6. Memanfaatkan hasil yang dicapai dari kegiatan masyarakat
Empat macam kegiatan yang menunjukkan partisipasi masyarakat dalam kegiatan pembangunan, yaitu:
1. Partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan 2. Partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan,
3. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, dan 4. Partisipasi dalam pemanfaatan hasil pembangunan
kondisi yang tidak memuaskan harus diperbaiki, (b) kondisi tersebut dapat diperbaiki melalui kegiatan masyarakat sendiri, (c) adanya kemampuan untuk berpartisipasi dalam kegiatan yang dilakukan, (d) adanya kepercayaan diri bahwa ia dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat pada kegiatan yang
bersangkutan.
Untuk mendorong tumbuhnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan, beberapa hal yang perlu diperhatikan meliputi :
1. Menumbuhkan dan menanamkan kesadaran akan perubahan, dalam hal ini yang dimaksud dengan perubahan adalah perubahan ke arah yang lebih maju.
2. Adanya pendidikan pembangunan, yaitu yang dilakukan agar anggota masyarakat dapat menjadi subyek pembangunan.
3. Program pembangunan disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat desa, karena adanya kebutuhan merupakan tenaga pendorong untuk melakukan kegiatan.
4. Memberikan dorongan dan semangat, misalnya dengan adanya perlombaan antar kelompok, antar desa sampai tingkat internasional.
Slamet diacu dalamLubis (1993), menyatakan bahwa syarat-syarat tumbuhnya partisipasi dalam masyarakat dikelompokkan menjadi tiga kelompok, yaitu :
1. Adanya kesempatan untuk membangun atau kesempatan untuk ikut dalam pembangunan.
2. Kemampuan untuk memanfaatkan kesempatan itu. 3. Adanya kemauan untuk berpartisipasi.
Indikator partisipasi dalam penelitian yaitu partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, partisipasi dalam pelaksanaan kegiatan, partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi pembangunan, serta partisipasi dalam
2. 2. 5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi
Soekanto (1983) menyatakan beberapa faktor yang mempengaruhi partisipasi masyarakat dalam pembangunan, antara lain:
1. Faktor Sosial Budaya, terutama kondisi masih rendahnya tingkat pendidikan dan pengetahuan masyarakat desa, merupakan penghambat partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan. Faktor sosial budaya mempengaruhi partisipasi antara lain adanya kebiasaan/adat istiadat yang bersifat tradisional, statis dan tertutup untuk perubahan. Hal ini terjadi pada masyarakat yang tingkat pendidikan dan pengetahuannya masih rendah sehingga akan berimplikasi pada rendahnya kemampuan masyarakat untuk berpartisipasi.
2. Faktor Sosial Politik, dimana proses pembangunan yang dilaksanakan baik perencananaan dan pelaksanaan maupun pemanfaatan dan penilaian hasilnya kurang melibatkan masyarakat. Faktor sosial politik akan berpengaruh pada partisipasi, apabila dalam proses pembangunan yang dilaksanakan tidak melibatkan masyarakat dari awal sampai akhir dari pembangunan.
2. 2. 6. Manfaat Partisipasi dalam Pembangunan
Pemerintah selalu menekankan agar masyarakat berpartisipasi dalam pembangunan. Berikut adalah beberapa hal yang menjelaskan peran penting partisipasi dalam pembangunan (Soekanto, 1983):
1. Pembangunan merupakan kegiatan jangka panjang, sehingga sangat perlu melibatkan sebanyak mungkin orang. Bila pembangunan hanya dilakukan atau dikerjakan oleh segelintir orang saja, pasti akan mengalami
keterlambatan, atau bahkan gagal sama sekali.
2. Partisipasi masyarakat dalam pembangunan merupakan pernyataan hak warga negara untuk menyatakan pendapat dan kehendaknya dalam menentukan nasibnya sendiri.
keberhasilan dari program tersebut, karena hal itu berarti bahwa masyarakat menyenangi kegiatan tersebut.
4. Adanya partisipasi masyarakat dalam menentukan program pembangunan yang dilakukan di dalam lingkungannya, berarti terjalin kerja sama dan saling pengertian antara anggota masyarakat. Partisipasi masyarakat ini akan membentuk rasa persatuan dan kesatuan pada tingkat lokal, regional, dan nasional.
5. Adanya partisipasi masyarakat dalam pembangunan juga berarti bahwa masyarakat ikut dalam proses pembangunannya, yang berarti akan mengembangkan keterampilan anggota masyarakat.
2.3 Sampah
Sampah merupakan hasil sampingan dari sisa aktivitas manusia yang sudah tidak terpakai lagi. Sampah dapat berupa bahan padat buangan dari kegiatan rumah tangga, pasar, perkantoran, rumah penginapan, hotel, rumah makan, atau aktivitas manusia lainnya. Bahkan sampah dapat berasal dari puing-puing bahan bangunan dan besi-besi tua bekas kendaraan bermotor (Purwendro, Nurhidayat, 2007). Selanjutnya Purwendro menjelaskan bahwa besarnya sampah yang dihasilkan dalam suatu daerah tertentu sebanding dengan jumlah penduduk, jenis aktivitas, dan tingkat konsumsi penduduk tersebut terhadap barang atau material tertentu.
Berdasarkan bahan dasarnya sampah dibagi menjadi tiga jenis yaitu sampah organik, sampah anorganik, dan sampah B3.
1. Sampah Organik
2. Sampah Anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini dapat berasal dari bahan yang bisa terbaharui seperti plastik dan logam. 3. Sampah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
Partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung merupakan salah satu unsur penunjang keberhasilan dari kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi anggota yang terbagi atas faktor internal dan faktor eksternal.
Faktor internal yang mempengaruhi partisipasi sebagai faktor yang berasal dari dalam individu untuk berpartisipasi. Faktor internal yang diduga akan
mempengaruhi tingkat partisipasi berupa umur, tingkat pendidikan, lama tinggal, tingkat pendapatan per bulan, jumlah tanggungan keluarga, dan jenis pekerjaan.
Faktor eksternal adalah faktor dari luar yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang terhadap program. Faktor eksternal yang diduga dapat mempengaruhi partisipasi ini, adanya peran tokoh masyarakat, iuran pengangkutan sampah, dan fasilitas pengangkutan sampah.
Faktor internal dan eksternal tersebut dapat mempengaruhi tingkat partisipasi anggota dalam mengikuti kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan yang diselenggarakan oleh Dinas
Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor. Partisipasi dalam bentuk perencanaan dan pengambilan keputusan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi, dan pemanfaatan dan pemeliharaan.
Hipotesis dari penelitian ini adalah terdapat hubungan positif antara faktor-faktor internal dan eksternal responden dengan tingkat partisipasi masyarakat. Secara sederhana kerangka pendekatan studi dapat dilihat pada Gambar 1.
Keterangan : ---- =Ruang Lingkup Penelitian
Gambar 1. Diagram Kerangka Pendekatan Studi Penelitian
Kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan dari DLHK Kota Bogor
Masyarakat
Bantaran Sungai Ciliwung Kel. Babakan Pasar
Rumah Tangga
4. Tingkat Pendapatan Keluarga 5. Banyaknya Tanggungan
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survai. Menurut Singarimbun (1995) survai adalah metode yang mengambil sampel dari suatu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.
4.2 Jenis dan Sumber Data
Berdasarkan sumbernya data yang digunakan meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan wawancara responden menggunakan kuesioner, informan, dan dengan observasi lingkungan. Data sekunder berasal dari (a) laporan kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran
Lingkungan dari Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Bogor, (b) data potensi Kelurahan Babakan Pasar, dan (c) data kependudukan RT dan RW di Kelurahan Babakan Pasar, Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor.
4.3 Populasi dan Contoh
Populasi penelitian ini adalah rumah tangga yang tinggal di dalam RT (Rukun Tetangga) lokasi penempatan bantuan tong sampah dari DLHK Kota Bogor. Terdapat sebanyak 940 kepala keluarga dari 9 RT yang mendapatkan bantuan. Adapun untuk RT yang mendapat bantuan adalah RT 02/RW 10, RT 05/RW 04, RT 01/RW 04, RT 02/RW 04, RT 03/RW 05, RT 04/RW 05, RT 02/RW 08, RT 03/RW 04, dan RT 01/RW 08. Dari populasi tersebut diambil contoh 30 Rumah Tangga.
4.4 Analisis Data
Analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Dalam proses ini seringkali digunakan analisis statistik. Salah satu fungsi pokok analisis statistik adalah
menyederhanakan data penelitian yang amat besar jumlahnya menjadi informasi yang lebih sederhana dan lebih mudah untuk dipahami (Singarimbun, 1989). Data yang sudah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif untuk disajikan dalam bentuk tabel dan secara kuantitatif.
Data tingkat partisipasi masyarakat yang telah diperoleh pertama-tama dihitung menggunakan metode scoring dan ditabulasi. Setelah mengetahui jumlah akhir dari nilai tiap responden, data diurutkan dan dibuat kuartilnya. Dari quartil tersebut tingkat partisipasi dikelompokkan ke dalam kelompok partisipasi tinggi, sedang, atau rendah.
Untuk mengetahui tingkat keterkaitan antara tingkat partisipasi dengan peubah-peubah faktor internal dan faktor eksternal dilakukan pengujian dengan menggunakan statistik uji korelasi peringkatSpearman. Uji korelasi peringkat Spearman merupakan uji korelasi antara dua peubah yang sekurang-kurangnya merupakan skala ordinal. Data yang digunakan merupakan sebuah sampel yang terdiri atas n pasangan hasil pengamatan numerik atau non numerik. Setiap pasangan hasil pengamatan berasal dari dua pengukuran terhadap obyek atau individu yang sama ( Daniel, 1978 ).
Pada uji korelasi peringkat Spearman data sebanyak n pasangan yang didapatkan secara acak dapat dituliskan sebagai (X1, Y1), (X2, Y2), ..., (Xn, Yn).
Rumus koefisien korelasi peringkat Spearman adalah sebagai berikut :
keterangan : rs = koefisien korelasi peringkat Spearman.
di = selisih antara peringkat Xi dan Yi yaitu R(Xi) - R(Yi).
n = banyaknya pasangan data
Hipotesis untuk uji korelasi peringkat Spearman:
H0 : rs = 0 ( tidak ada hubungan antara peubah X dan Y )
H1 : rs≠ 0 ( ada hubungan antara peubah X dan Y )
Kaidah pengambilan keputusan dengan menggunakan taraf nyata α : Tolak H0 jika P(rs) < α/2 dan terima H0 jika P(rs) > α/2
Nilai α disebut taraf nyata atau tingkat signifikansi. Nilai α biasanya ditetapkan sebesar 0,05 atau 0,01. Jika α = 0,05 artinya 5 dari 100 kesimpulan akan menolak H0 yang seharusnya diterima. Nilai α = 0,01 artinya 1 dari 100
kesimpulan akan menolak H0 yang seharusnya diterima.
Ukuran korelasi adalah sebagai berikut :
• 0,70 – 1,00 (baik plus atau minus) menunjukkan adanya hubungan yang tinggi.
• 0,40 - < 0,70 (baik plus atau minus) menunjukkan adanya hubungan yang substansial.
• 0,20 - < 0,40 (baik plus atau minus) menunjukkan adanya hubungan yang rendah.
• < 0,20 (baik plus atau minus) berarti dapat diabaikan.
besarnya sama dengan banyaknya kolom dikurangi satu dikali banyaknya baris dikurangi satu.
Rumus dasar yang digunakan untuk pengujian yaitu sebagai berikut :
……… (2)
dimana fo = frekuensi contoh yang diamati
fe = frekuensi harapan jika H0 benar
Kaidah pengambilan keputusan untuk uji χ2 ialah tolak H0 jika nilai χ2 hitung
lebih besar dari nilai χ2 tabel dan terima H0 jika nilai χ2 hitung lebih kecil dari
nilai χ2 tabel.
4.5 Definisi Operasional dan Pengukurannya
Peubah yang diamati adalah faktor internal responden, faktor eksternal responden dan partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung terhadap kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Berikut disajikan batasan pengukuran dari peubah-peubah tersebut :
1. Faktor internal adalah dorongan yang berasal dari dalam individu, yang meliputi kemampuan dan kemauan masyarakat bantaran sungai untuk berpartisipasi, meliputi :
a. Umur : Jumlah tahun atau usia yang diukur dengan satuan tahun dari responden dilahirkan sampai penelitian ini dilakukan.
b. Tingkat Pendidikan : Pendidikan formal terakhir responden sampai penelitian ini dilaksanakan (SD, SLP, dan SLA).
c. Lama Tinggal : Jumlah tahun lama responden tinggal di tempat tersebut sampai penelitian ini dilaksanakan
d. Pendapatan : Jumlah rupiah yang didapatkan oleh responden tiap bulannya.
e. Banyaknya Tanggungan Keluarga : Banyaknya anggota keluarga responden yang menjadi tanggungan responden.
2. Faktor Eksternal adalah faktor yang disebabkan adanya pengaruh dari luar yang dapat mempengaruhi tingkat partisipasi seseorang terhadap program, meliputi :
a. Peran Tokoh Masyarakat : Ada atau tidaknya peran dari tokoh masyarakat lokal yang dirasakan oleh responden dalam menghimbau masyarakat untuk berpartisipasi di kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Bagi responden yang mendapatkan himbauan dari tokoh masyarakat diberi skor 2 (dua) sedangkan yang tidak mendapat himbauan diberi skor 1 (satu).
b. Iuran Pengangkutan Sampah : Jumlah rupiah yang dibayarkan responden per harinya untuk iuran kebersihan. Bagi responden yang membayar iuran diberi skor 2 (dua) sedangkan yang tidak membayar diberi skor 1 (satu). c. Fasilitas Pengelolaan Sampah : Memadai atau tidaknya fasilitas sampah yang dipakai untuk mengelola sampah (gerobak sampah, tempat sampah, TPS) di lingkungan responden. Bagi responden yang mengungkapkan fasilitas sampah di lingkungannya memadai, diberi skor 2 (dua) sedangkan yang tidak diberi skor 1 (satu).
3. Tingkat Partisipasi
Tingkat partisipasi masyarakat bantaran Sungai Ciliwung Kelurahan Babakan Pasar pada kegiatan Pengadaan Sarana Prasana Pencegahan Pencemaran Lingkungan dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
• tingkat partisipasi rendah dengan selang skor 7 - 11 • tingkat partisipasi sedang dengan selang skor 12 - 16 • tingkat partisipasi tinggi dengan selang skor 17 – 21
Skor tingkat partisipasi tersebut terdapat ke dalam empat unsur partisipasi. Keempat unsur partisipasi kegiatan tersebut adalah partisipasi dalam perencanaan dan pengambilan keputusan, pelaksanaan kegiatan, pemantauan dan evaluasi, serta pemanfaatan dan pemeliharaan.
banyaknya kehadiran ditambah 1), menyampaikan pendapat (selalu menyampaikan pendapat diberi skor 3, menyampaikan pendapat namun tidak di tiap kehadiran diberi skor 2, tidak pernah menyampaikan pendapat diberi skor 1), bertanya (selalu bertanya di tiap kehadiran diberi skor 3, bertanya namun tidak di tiap kehadiran diberi skor 2, tidak pernah bertanya diberi skor 1), dan pengambilan keputusan (ikut menentukan keputusan diberi skor 2, tidak ikut menentukan keputusan diberi skor 1). b. Partisipasi dalam pelaksanaan : Keikutsertaan seseorang dalam
pelaksanaan kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan. Indikatornya adalah responden turut serta memberikan bantuan dalam pelaksanaan peletakan tong sampah bantuan (tidak memberikan bantuan diberi skor 1, sedangkan yang memberikan bantuan diberi skor sesuai dengan banyaknya bantuan yang responden berikan ditambah 1), pembuatan lubang resapan biopori (responden yang membuat lubang resapan biopori diberi skor 2 sedangkan yang tidak diberi skor 1), dan pengolahan sampah menjadi barang bernilai ekonomis (responden yang mengolah sampah menjadi barang bernilai ekonomis diberi skor 2 sedangkan yang tidak diberi skor 1).
c. Partisipasi dalam pemantauan dan evaluasi : Keikutsertaan seseorang dalam memantau dan mengevaluasi program pengadaan sarana dan prasarana. Indikatornya adalah keaktifan responden dalam kehadiran rapat evaluasi (responden yang hadir diberi skor banyaknya kehadiran ditambah 1).
d. Partisipasi dalam pemanfaatan dan pemeliharaan : Keterlibatan seseorang dalam pemanfaatan dan pemeliharaan sarana prasarana yang telah
diadakan oleh kegiatan Pengadaan Sarana Prasarana Pencegahan
sekali), memilah sampah organik dan anorganik (skor 2 untuk responden yang memilah sampah dan skor 1 untuk responden yang tidak memilah sampahnya), dan menjaga kebersihan Sungai Ciliwung (skor 1 untuk responden yang selalu membuang sampahnya ke Sungai Ciliwung, skor 2 untuk responden yang kadang-kadang membuang sampahnya ke Sungai Ciliwung, skor 3 untuk responden yang tidak pernah membuang
sampahnya ke Sungai Ciliwung).
4.6 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2008 - Juni 2008 yang
5.1. Keadaan Umum Kelurahan Babakan Pasar 5.1.1 Letak dan Kondisi Geografis
5.1.1.1Kondisi Wilayah
Kelurahan Babakan Pasar Kecamatan Bogor Tengah Kota Bogor memiliki
wilayah seluas 42 Ha. Secara administratif Kelurahan Babakan Pasar terbagi menjadi
9 RW dan 39 RT. Luas wilayah dan jumlah RT dengan jumlah penduduk pada setiap
RW dapat dilihat pada Tabel 1.
Tabel 1. Banyaknya RW, Banyaknya RT, dan Luas Wilayah Kelurahan Babakan Pasar Tahun 2008
No RW Luas Wilayah (Ha) Banyaknya RT
1 01 5 7
2 02 4,5 5
3 03 4,5 4
4 04 5 5
5 05 4,5 3
6 06 4,5 4
7 07 4,5 3
8 08 4,5 3
9 09 5 5
Jumlah 42 39
Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar , 2008
Kelurahan Babakan Pasar berada di ketinggian 247 meter dpl. Jarak
Kelurahan Babakan Pasar ini dari pusat pemerintah kecamatan sejauh 3 km, jarak dari
pusat pemerintahan kota sejauh 2 km, jarak dari ibukota provinsi sejauh 120 km, dan
jarak dari ibukota negara sejauh 60 km. Batas-batas administratif wilayah Kelurahan
Babakan Pasar sebelah Utara berbatasan dengan Kelurahan Paledang, sebelah Selatan
dengan Kelurahan Sukasari, sebelah Barat dengan Kelurahan Gudang, dan sebelah
5.1.1.2Kondisi Geografis
Kelurahan Babakan Pasar memiliki kontur berlembah. Hal ini terjadi karena
letaknya yang berdekatan dengan wilayah aliran Sungai Ciliwung, sehingga banyak
terdapat perbedaan ketinggian. Kelurahan Babakan Pasar tergolong wilayah dengan
pemukiman yang padat, dan tidak ditemui adanya lapangan atau wilayah hijau
sebagai daerah resapan air.
5.1.2 Kependudukan
5.1.2.1 Komposisi Penduduk Menurut Usia dan Jenis Kelamin
Penduduk di Kelurahan Babakan Pasar pada tahun 2008 sebesar 11.317 jiwa
yang terdiri dari 5.782 jiwa laki-laki dan 5.535 jiwa perempuan, dengan 3058 kepala
keluarga. Berikut disajikan pada Tabel 2 komposisi penduduk Kelurahan Babakan
Pasar berdasarkan umur pada tahun 2008.
Tabel 2. Komposisi Penduduk Kelurahan Babakan Pasar Menurut Umur dan Jenis Kelamin Tahun 2008
Berdasarkan kewarganegaraan, terdapat 11.314 jiwa WNI dan 3 WNA. Bila
dilihat dari komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kelurahan Babakan Pasar,
sex ratio sebesar 104. Artinya setiap 100 penduduk perempuan terdapat 104
penduduk laki-laki. Kepadatan penduduk di Kelurahan Babakan Pasar adalah 26.938
jiwa/km2. Ini menunjukkan bahwa pemukiman di Kelurahan Babakan Pasar
merupakan pemukiman padat penduduk.
5.1.2.2 Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Rata-rata Lama Sekolah
Penduduk Kelurahan Babakan Pasar menurut presentase rata-rata sekolah
terbesar yaitu pada tingkat tamat SLA yaitu sebesar 32,38%. Namun, ada pula yang
sekolah tidak sampai tamat, baik itu di tingkat SD, SLP, maupun SLA. Salah satu
faktor tidak menamatkan sekolah adalah ketidakmampuan secara finansial. Untuk
lebih lengkapnya sebaran penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menurut rata-rata
lama sekolah dapat dilihat pada Tabel 3.
Tabel 3. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Menurut Rata - rata Lama Sekolah Tahun 2008
No Jenjang Sekolah Jumlah (Jiwa)
Sumber : Data Monografi Kelurahan Babakan Pasar , 2008
5.1.2.3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
Menurut data monografi kelurahan, nilai presentase terbesar mata pencaharian
yang digeluti penduduk Kelurahan Babakan Pasar adalah wiraswata sebanyak 868
yang terkecil yaitu 0,05% atau sebanyak 1 jiwa. Wilayah Babakan Pasar yang
berdekatan dengan pasar tradisional merupakan tempat yang potensial untuk
mengembangkan kegiatan wirausaha, sehingga wiraswasta merupakan pekerjaan
dengan presentase tertinggi. Adapun jumlah sebaran penduduk berdasarkan mata
pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian Tahun 2008
No Mata Pencaharian Jumlah
(jiwa)
Usaha perikanan terutama budidaya keramba merupakan pekerjaan yang
sudah lama dilakukan oleh sebagian penduduk Kelurahan Babakan Pasar. Daerah
aliran Sungai Ciliwung dengan arusnya yang deras, merupakan tempat yang potensial
sebagai tempat budidaya keramba. Selain itu wilayah kelurahan yang berdekatan
dengan Pasar Bogor, membuat penduduk banyak yang bekerja sebagai pedagang di
pasar, kuli panggul, dan membuka toko sendiri di rumah dengan sumber stok barang
dagangan dari Pasar Bogor. Lokasi yang strategis karena berdekatan dengan pasar,
dimanfaatkan penduduk untuk menekan biaya distribusi sehingga merupakan lokasi
yang potensial sebagai daerah perdagangan.
5.1.3 Sarana dan Prasarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi merupakan infrastruktur dasar bagi
pelaksanaan kegiatan masyarakat di segala bidang, baik ekonomi, sosial maupun
pertumbuhan ekonomi, sehingga penyelenggaraan sistem transportasi tidak dapat
lepas dari rencana pengembangan ekonomi wilayah. Sarana transportasi Kelurahan
Babakan Pasar terdiri dari 169 buah sepeda, 336 buah sepeda motor, 103 buah mobil
penumpang, 8 buah mobil penumpang umum, 24 buah mobil barang dan 1 buah
mobil bus. Wilayah pemukiman yang padat dan jalan yang berupa lorong-lorong
menjadikan sepeda dan sepeda motor sarana transportasi yang banyak digunakan oleh
masyarakat di Kelurahan Babakan Pasar.
5.1.4 Peribadatan
Sarana peribadatan di Kelurahan Babakan Pasar terdiri atas 7 buah masjid, 5
buah mushola, 2 buah gereja dan 3 buah vihara. Keberadaan sarana peribadatan
menunjukkan bahwa komposisi masyarakat yang terdiri dari berbagai macam agama
dan kepercayaan dapat hidup berdampingan secara rukun. Mereka juga memiliki
toleransi yang tinggi dalam perbedaan agama dan kepercayaan.
5.1.5 Sarana Kesehatan
Kelurahan Babakan Pasar memiliki sarana kesehatan yaitu 1 buah Puskesmas
dan praktek bidan, 2 buah poliklinik, serta 4 buah laboratorium dan apotek.
Aksesibilitas terhadap sarana kesehatan baik dan mudah dijangkau oleh seluruh
lapisan masyarakat.
5.1.6 Sarana Pendidikan
Terdapat beberapa sarana pendidikan di Kelurahan babakan Pasar, yaitu 4
gedung Taman Kanak-kanak (TK), 1 gedung Sekolah Dasar (SD) dan 3 gedung
Madrasah Iftidaiyah (MI). Dibandingkan dengan jumlah penduduk usia sekolah di
Kelurahan Babakan Pasar, sarana pendidikan sudah mewakili persyaratan wajib
5.1.7 Sarana Ekonomi
Sektor ekonomi yang ada di Kelurahan Babakan Pasar adalah sektor
perikanan dan sektor perdagangan. Pada sektor perikanan terdapat 20 kepala keluarga
yang mempunyai budidaya karamba dan pada sektor perdagangan terdapat 2.560 toko
serta 66 warung. Sektor perikanan dapat dikembangkan karena Kelurahan Babakan
Pasar berada di daerah aliran Sungai Ciliwung. Penduduk Kelurahan Babakan Pasar
lebih memilih sektor perdagangan dengan membuka toko atau warung, dengan alasan
lokasi Kelurahan Babakan Pasar yang strategis untuk sektor perdagangan.
5.2 Kegiatan “Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan” oleh Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan Kota Bogor Kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran
Lingkungan dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret tahun 2008 dan bertempat
di beberapa wilayah di Kota Bogor, diantaranya Kelurahan Babakan Pasar dan
Kelurahan Kedung Badak. Bentuk kegiatan ini berupa pengadaan sarana prasarana
kebersihan berupa tong sampah yang memilah sampah organik dan anorganik, papan
petunjuk daur ulang sampah, dan gerobak sampah.
Melalui kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran
Lingkungan ini diharapkan dapat mengurangi beban sampah dan merubah kebiasaan
masyarakat yang mempunyai kebiasaan membuang sampah ke sungai, sesuai dengan
tujuan dari DLHK yaitu untuk meningkatkan perbaikan kualitas lingkungan hidup
terutama kualitas air (sungai). Sasaran dari kegiatan ini adalah masyarakat bantaran
sungai dan hasil dari kegiatan ini dapat memberikan dampak berupa:
1. Tersedianya informasi atau data kualitas lingkungan hidup Kota Bogor.
2. Tersedianya tong sampah organik dan anorganik
3. Tersedianya gerobak sampah
4. Tersedianya sarana pembinaan/sosialisasi berupa papan informasi
5. Perubahan perilaku masyarakat untuk tidak membuang sampah di sungai.
Proses perencanaan kegiatan dilakukan secara perwakilan yaitu dengan
DLHK Kota Bogor menggunakan jasa kontraktor sebagai pelaksana kegiatan secara
fisiknya. Namun, DLHK belum menggunakan jasa konsultan atau penyuluh untuk
melakukan sebuah pendampingan kepada masyarakat untuk berpartisipasi.
Dari hasil pengamatan di lapangan, kegiatan ini belum memenuhi kebutuhan
masyarakat, misalnya dari jumlah tempat sampah yang masih kurang untuk ukuran
kelurahan, daya tampung tempat sampah yang terlalu kecil untuk menampung
sampah, dan penempatan tempat sampah yang kurang melibatkan masyarakat.
Bantuan yang diberikan cenderung bersifat top down yang tidak melibatkan
masyarakat dalam mekanisme bantuan ini dan hanya memberikan bantuan tanpa ada
pembangunan kelembagaan pengelolaan sampah. DLHK belum memberikan
pendamping atau fasilitator untuk menumbuhkan partisipasi masyarakat yang
berkelanjutan di lapangan.
Kegiatan atau kebijakan yang bersifat top down biasanya tidak sebaik kegiatan yang bersifat bottom up karena dalam kegiatan yang bersifat top down masyarakat hanya menjadi obyek dari kegiatan. Dalam kasus ini, masyarakat kurang
diberi peran dalam turut serta menentukan arah dari kegiatan yang dilaksanakan.
DLHK sebagai pemberi bantuan juga kurang memahami apa yang tepat dibutuhkan
oleh masyarakat. Contohnya seperti ada beberapa gerobak sampah yang ditujukan
untuk penduduk di Pulo Geulis yang tidak dapat digunakan karena lebar gerobak
sampahnya lebih lebar dari badan jembatan untuk menuju ke Pulo Geulis. Keadaan
dan kondisi yang terjadi di lapangan dapat menggambarkan bahwa kegiatan yang
bersifat top down kurang efektif untuk diterapkan dalam kasus ini.
Solusinya adalah pelibatan masyarakat dalam setiap unsur kegiatan, sehingga
kegiatan yang dilaksanakan tidak menjadi sia-sia dan tepat sasaran. Untuk itu DLHK
perlu mengajak masyarakat untuk berpartisipasi. DLHK perlu menunjukkan kepada
masyarakat manfaat dari kegiatan ini, sehingga masyarakat akan tertarik dan ikut
berpartisipasi dalam kegiatan. Selain itu pemberian pendampingan atau penyuluh
5.3 Faktor Internal Responden
Faktor internal responden masyarakat bantaran Sungai Ciliwung adalah
gambaran dari karakteristik masing-masing responden. Faktor internal responden ini
dibagi ke dalam umur, tingkat pendidikan, pendapatan keluarga, lama tinggal,
banyaknya tanggungan keluarga, dan jenis pekerjaan.
5.3.1 Umur
Umur atau usia seseorang merupakan aspek internal yang diduga mempunyai
hubungan dengan tingkat partisipasi seseorang terhadap program. Umur dapat
berperan besar pada seseorang dalam menerima atau mengadopsi berbagai perubahan
termasuk perubahan lingkungan dan perubahan sosial (Hurlock, 1980).
Umur juga berpengaruh pada seseorang dalam memberikan kontribusinya
terhadap suatu kegiatan. Tingkat umur seseorang menggambarkan keadaan fisik yang
berbeda. Semakin tua seseorang, relatif berkurang kemampuan fisiknya dan keadaan
tersebut akan mengurangi partisipasi sosialnya. Data umur kepala keluarga responden
ditampilkan pada Tabel 5 berikut..
Tabel 5. Keragaan Umur Kepala Keluarga Responden di Kelurahan Babakan Pasar
No Selang Umur (tahun) Banyaknya Reponden
Tabel 5 menunjukkan bahwa umur kepala keluarga responden di Kelurahan
Babakan Pasar berada pada usia produktif. Umur kepala keluarga responden
terbanyak pada selang umur 27 tahun sampai 35 tahun. Menurut Hurlock (1980)
anak-anak periode akhir (6 – matang secara seksual), remaja awal (13 – 16 tahun),
remaja akhir (16 -18 tahun), dewasa dini (18 – 40 tahun), dewasa madya (40 – 60
tahun), dan dewasa lanjut (>60 tahun). Jadi kisaran umur responden berada pada
tahap dewasa dini hingga dewasa lanjut. Rata-rata umur responden adalah 43 tahun,
berada pada tingkat dewasa madya.
Lama Tinggal
Lama tinggal responden didasarkan pada lamanya responden tinggal di
Kelurahan Babakan Pasar dalam hitungan tahun. Lama tinggal diduga memiliki
hubungan dengan tingkat partisipasi responden terhadap program. Lama tinggal
reponden dapat membuat responden merasa semakin memiliki lingkungan tempat
tinggalnya dan peduli akan pentingnya kebersihan lingkungan tinggalnya. Data lama
tinggal responden di Kelurahan Babakan Pasar disajikan.pada Tabel 6.
Tabel 6. Lama Tinggal Responden di Kelurahan Babakan Pasar
No Lama Tinggal (Tahun) Banyaknya Responden
Berdasarkan Tabel 6 terlihat bahwa lama tinggal responden berkisar dari 1 -
61 tahun. Rata-rata lama tinggal responden adalah 33,6 tahun. Dari data dapat dilihat
bahwa wilayah bantaran Sungai Ciliwung sudah didiami sejak lama dan merupakan
wilayah pemukiman tua di Kota Bogor. Pengamatan lapangan juga menunjukkan
bahwa banyak ditemui bangunan-bangunan atau rumah yang sudah tua, sehingga
dapat disimpulkan pemukiman di Kelurahan Babakan Pasar sudah ada sejak zaman
Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan merupakan salah satu unsur yang diduga sebagai salah
satu faktor internal yang berhubungan dengan tingkat partisipasi responden terhadap
program. Tingkat pendidikan menggambarkan kemampuan seseorang dalam
memahami dan menerapkan fungsi mereka sebagai masyarakat yang mendiami
Kelurahan Babakan Pasar. Oleh karena itu pendidikan akan mampu mempengaruhi
tingkat partisipasi seseorang. Berikut tingkat pendidikan yang digambarkan melalui
lamanya pendidikan formal yang ditempuh responden dan ditampilkan pada Tabel 7.
Tabel 7. Tingkat Pendidikan Responden di Kelurahan Babakan Pasar
No Tingkat Pendidikan Banyaknya Responden Persentase (%)
1 SD 10 33,3
2 SLP 13 43,3
3 SLA 7 23,3
Total 30 100,0
Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 7 dapat dilihat bahwa lama
pendidikan yang paling banyak ditemui adalah pendidikan dasar yaitu SLP sebanyak
13 responden dan SD sebanyak 10 responden. Rata-rata lama pendidikan formal
yang ditempuh responden adalah 8,7 tahun. Data menunjukkan masih ada 10
responden yang tidak memenuhi program wajib belajar 9 tahun dari pemerintah.
Tingkat pendidikan responden yang relatif rendah disebabkan oleh unsur keluarga
mereka yang umumnya kurang mampu dan berpandangan sempit mengenai
pentingnya pendidikan.
Jumlah Pendapatan RumahTangga
Jumlah pendapatan rumah tangga responden tiap bulannya merupakan salah
satu faktor internal yang diduga memiliki hubungan dengan tingkat partisipasi
seseorang. Tingkat pendapatan merupakan jumlah rupiah yang diterimanya per bulan
dari pekerjaannya. Pendapatan dapat mempermudah seseorang melakukan kegiatan
pada kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan.
Berikut data pendapatan responden yang disajikan dalam Tabel 8.
Tabel 8. Keragaan Pendapatan Rumah Tangga Responden di Kelurahan Babakan Pasar
No Jumlah Pendapatan Rumah Tangga
(Rupiah)
Berdasarkan data pada Tabel 8 responden pada umumnya memiliki
pendapatan rumah tangga dengan kisaran Rp 500.000,00 – Rp 1.000.000,00 per
bulannya yaitu 12 responden (40,0%) diikuti dengan Rp 1.000.000,00 – Rp
1.500.000,00 per bulannya yaitu 7 responden (23,3%). Rata-rata pendapatan adalah
Rp 1.269.000,00. Jika dikaitkan dengan nilai UMR Kota Bogor per 2007 yang
sebesar Rp 873.271,00 per bulan (Wikipedia 2007), maka masih ada sebanyak 8
responden (26,7%) yang memiliki pendapatan rata-rata per bulan dibawah UMR Kota
Bogor. Mereka umumnya bekerja serabutan sebagai buruh atau pembantu rumah
tangga.
Standar baku yang ditetapkan oleh Walikota Bogor dan beberapa wilayah di
Indonesia masih dirasakan kurang sesuai dengan standar kemiskinan dunia. Standar
baku dari ILO-PBB misalnya, rakyat disebut belum sejahtera apabila pendidikan
minimal (tamat SMA sederajat) anggota keluarga belum tercapai, konsumsi gizi
masih di bawah 2.000 kalori, belum punya rumah layak huni dan pendapatannya
masih di bawah US$2,00 per harinya. Sedang di Indonesia, belum semua standar itu
dipakai walaupun banyak negara telah mengikuti standar yang ditetapkan PBB
Banyaknya Tanggungan Keluarga
Banyaknya tanggungan keluarga merupakan salah satu faktor internal yang
diduga mempunyai hubungan dengan tingkat partisipasi responden. Semakin banyak
anggota keluarga maka semakin banyak pula sampah yang dihasilkan dari rumah
tangga tersebut. Berikut dapat dilihat jumlah tanggungan keluarga responden yang
disajikan pada Tabel 9.
Tabel 9. Keragaan Banyaknya Tanggungan Keluarga Responden di Kelurahan Babakan Pasar
No Banyaknya Tanggungan
Keluarga Jumlah Responden Persentase (%)
1 1 - 3 14 46,7
2 4 - 6 13 43,3
3 7 - 9 3 10,0
Total 30 100,0
Berdasarkan data pada Tabel 9 terlihat jumlah tanggungan keluarga responden
yang terkecil adalah satu orang dan terbanyak adalah sembilan orang. Pada umumnya
tanggungan keluarga responden berada dalam selang 1 - 3 orang (46,7%)diikuti oleh
responden dengan selang 4 – 6 orang (43,3%).
Pengkategorian keluarga di Kelurahan Babakan Pasar menurut
Koentjaraningrat (2004)menunjukkan beberapa responden tergolong ke dalam
keluarga inti (konjugal) yaitu keluarga dari suami, istri dan anak-anak kandung
mereka, anak adopsi atau keduanya. Namun ada beberapa juga keluarga yang dihuni
oleh orang tua, mertua, ipar, atau saudara lain yang disebut dengan keluarga batih.
Jenis Pekerjaan
Jenis pekerjaan merupakan salah satu faktor internal responden yang diduga
memiliki korelasi dengan tingkat partisipasi responden. Kegiatan dan kesibukan
berbeda yang dimiliki oleh masing-masing responden akan menimbulkan kebutuhan
dan kepentingan yang berbeda pula. Berikut data jenis pekerjaan responden yang
Tabel 10. Keragaan Jenis Pekerjaan Responden di Kelurahan Babakan Pasar
No Jenis Pekerjaan Banyaknya
Responden Persentase (%)
1 PNS 1 3,3
2 Buruh 8 26,7
3 Karyawan 4 13,3
4 Pedagang 4 13,3
5 Pensiunan 3 10,0
6 Purnawirawan 1 3,3
7 Supir 3 10,0
8 Wiraswasta 6 20,0
Total 30 100,0
Jenis pekerjaan yang paling banyak ditemui di seluruh responden adalah
buruh yaitu sebanyak 8 responden (26,7%). Data ini menunjukkan lingkungan
bantaran Sungai Ciliwung di Kelurahan Babakan Pasar banyak dihuni oleh
masyarakat kelas buruh dan pekerja serabutan. Suami atau kepala rumah tangga
menjadi pencari nafkah utama dalam keluarga responden.
Lokasi yang berdekatan dengan pasar memberikan keuntungan bagi penduduk
di Kelurahan Babakan Pasar. Hal ini dimanfaatkan oleh masyarakat untuk membuka
toko, usaha, atau pun menjadi pedagang di pasar. Kegiatan wirausaha pun banyak
dijalani warga, karena mereka dapat menghemat biaya distribusi. Untuk jenis
pekerjaan karyawan, penduduk mendapatkan keuntungan karena wilayah tempat
tinggalnya yang berdekatan dengan Terminal Bus Baranangsiang, sehingga bagi
mereka yang harus bekerja di Jakarta, Depok, Tangerang, Bekasi maupun Bogor
5.4 Faktor Eksternal Responden
Disamping faktor internal, terdapat beberapa faktor ekternal yang merupakan
faktor di luar individu responden dan berhubungan dengan tingkat partisipasi
masyarakat terhadap kegiatan Pengadaan Sarana dan Prasarana Pencegahan
Pencemaran Lingkungan. Faktor eksternal yang diduga berhubungan dengan tingkat
partisipasi masyarakat adalah adanya peran tokoh masyarakat, frekuensi
pengangkutan sampah, iuran pengangkutan sampah, dan fasilitas pengelolaan
sampah.
5.4.1 Peran Tokoh Masyarakat
Tokoh masyarakat sebagai agen perubahan di suatu daerah atau wilayah
memiliki beberapa peran yang dapat dilaksanakan (Adi, 2002). Dalam penelitian ini
tokoh masyarakat yang memiliki peran dalam masyarakat adalah Kepala Lurah,
Ketua RT dan RW, pemuka agama, pengusaha, dan pedagang. Peran mereka
menggerakkan masyarakat dalam berpartisipasi di kegiatan Pengadaan Sarana dan
Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan merupakan salah satu faktor
eksternal yang dirasakan oleh masyarakat.
Tabel 11. Pernyataan Responden Mengenai Himbauan Tokoh Masyarakat
No Pernyataan Responden
Mengenai Himbauan
Salah satu peran tokoh masyarakat untuk kegiatan Pengadaan Sarana
Prasarana Pencegahan Pencemaran Lingkungan adalah memberikan himbauan
kepada warga di Kelurahan Babakan Pasar untuk berpartisipasi pada kegiatan. Tabel
11 menunjukkan tokoh masyarakat cukup aktif menghimbau warganya yang
ditunjukkan oleh pernyataan responden bahwa sebanyak 27 responden (90%).
Tokoh masyarakat menyampaikan himbauannya melalui kegiatan RT/RW,