• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pasar I nduk Kramat Jati, Jakarta

Dalam dokumen PENGELOLAAN PASAR INDUK KOTA MEDAN (Halaman 75-88)

HASI L STUDI PERBANDI NGAN

2. Pasar I nduk Kramat Jati, Jakarta

2.1. Aspek Kelembagaan

Pasar I nduk Kramat Jati berada di bawah pengelolaan atau koordinasi PD Pasar Jaya yang mengelola 151 pasar modern dan tradisional. Pasar I nduk Kramat Jati

Jakarta pengelolaannya dilakukan oleh PD Pasar Jaya sedangkan pembangunan fisik gedung bermitra dengan swasta dengan pembagian hasil dari laba bersih 40% untuk pihak swasta dan 60% untuk PD Pasar Jaya. Sementara itu dana retribusi, seperti dana parkir, dana keamanan, dan dana kebersihan masuk ke kas daerah sebagai PAD.

Pasar I nduk Kramat Jati dibangun untuk menjadi sentra bagi kegiatan perekonomian di wilayah Jakarta bahkan di I ndonesia dengan menampung berbagai produksi hasil pertanian dan kebun dari banyak daerah (hampir seluruh daerah di I ndonesia) yang arah utamanya menuju pada peningkatan kesejahteraan masyarakat serta menjadi pusat perdagangan besar sayur mayur, buah-buahan dan rempah-rempah serta untuk menjamin kelancaran distribusi dan juga sebagai terminal pengadaan dan penyaluran sayur,buah dan rempah- rempah yang akan berpengaruh kepada perekonomian baik lokal maupun regional

Gambar 6.2. Foto Pasar I nduk Kramat Jati

Pasar I nduk Kramat Jati berdiri sejak kurang lebih 34 tahun (sejak tahun 1966), pada awalnya pasar tersebut merupakan pasar tradisional dengan sejumlah pedagang didalamnya, baru pada tanggal 23 Desember 1973 mulai didirikan bangunannya dan diremajakan kembali pada tanggal 1 Maret s/ d 31 Desember 2008. Pola kemitraan Pasar Kramat Jati (PD Pasar Jaya) dengan swasta adalah pihak swasta bertanggung jawab dalam hal pembangunan fisik dan sarana-

prasarana lainnya, dan tanah disediakan oleh PD Pasar Jaya yang berasal dari Pemerintah Provinsi.

Sampai sejauh ini kerjasama antara PD Pasar sebagai Pengelola dan Pihak Swasta sebagai investor berjalan dengan baik dengan mengikuti kaidah – kaidah yang berlaku sesuai dengan PERDA-PERDA yang ada. Kerjasama dengan Pemerintah Provinsi DKI hanya sebatas koordinasi untuk pembinaan para pedagang

Pasar I nduk Kramat Jati sebagai wadah pada kegiatan perdagangan besar sayur dan buah yang pengisiannya diserahkan kepada potensi swasta dan pedagang yang bersangkutan.

2.2. Aspek Regulasi

Pemerintah Provinsi Daerah Khusus I bukota Jakarta mengeluarkan 2 PERDA yang mengatur tentang PD.Pasar dan pengelolaan area pasar :

1. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus I bukota Jakarta Nomor 2 Tahun 2009 tentang Perusahaan Daerah Pasar Jaya.

2. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Khusus I bukota Jakarta Nomor 3 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Area Pasar.

2.3. Aktivitas

Aktifitas di Pasar I nduk Kramat Jati berlangsung 24 jam per hari, 7 hari per minggu. Komoditi utamanya adalah sayur-mayur, buah-buahan dan rempah- rempah, meskipun komoditi lainnya juga terdapat di Pasar I nduk Kramat Jati tetapi tidak mendominasi. Sumber komiditi tersebut berasal dari seluruh I ndonesia tidak hanya untuk mencukupi kebutuhan ibukota tetapi juga seluruh I ndonesia, bahkan pasar induk ini eksis sebagai penentu harga pasar komoditi sayur mayur, buah dan rempah di I ndonesia. Oleh karena itu Kementrian Perdagangan dan I ndustri secara rutin melakukan survei harga komoditasi di

pasar induk ini 3 kali dalam setahun yaitu menjelang bulan puasa, lebaran dan tahun baru.

2.4. Peran dan Manfaat Pasar I nduk

Keberadaan pasar induk secara signifikan sangat menunjang kehidupan ekonomi masyarakat sekitar. Mereka secara langsung dapat menjadi pekerja di pasar induk tersebut sebagai buruh angkut, petugas keamanan, pedagang sayur dan buah eceran, usaha catering dan sebagainya. Tumbuhnya berbagai jenis usaha ikutan seperti rumah makan bagi karyawan, buruh, petugas keamanan dan semua orang yang bekerja di pasar tersebut, serta rumah kontrakan bagi buruh angkut, pedagang luar kota dan sebagainya

2.5. Permasalahan

Relatif tidak dijumpai masalah berarti di pasar induk ini, kecuali masalah premanisme dalam bentuk beberapa organisasi kepemudaan yang sering melakukan berbagai pungutan liar di dalam areal pasar induk kepada para pedagang dan pengunjung. Pihak pengelola sudah mengantisipasi masalah ini dengan melibatkan pihak kepolisian untuk tindakan pencegahan dan penindakan.

2.6. Model Pengelolaan Pasar I nduk

1. Dalam hal peremajaan Pasar ;

• Pasar I nduk Kramat Jati dibangun kembali pada tahun 2003 bekerjasama dengan pihak ke I I I yaitu PT Tritunggal Sentra Sejahtera dengan sistem sharing

• Jumlah tempat usaha awal : 3.653 TU Jumlah setelah peremajaan : 4.428 TU Penambahan 20% : 775 TU

• Harga Tempat Usaha/ m2 ;

Bangunan Grosir Rp 8.000.000,- Bangunan sub grosir ;

9 Kios : Rp 8.445.000,-

9 Counter : Rp 7.111.000,-

9 Los : Rp 5.778.000,-

2. Aktivitas Tempat Usaha ;

• Jumlah tempat usaha menurut tipe dan jenis tempat usaha ; 4.428 tempat tdd ;

9 Kios : 294 tempat

9 Counter : 710 tempat

9 Los : 3.424 tempat

• Tempat usaha batal/ kosong milik developer yg belum terjual : 710 TU (16% ), Aktif sebanyak : 3.718 TU (84% )

• Lokasi bangunan tempat usaha ;

9 Bangunan Grosir (A1, A2, A3) = 2.188 TU (932 pedagang)

9 Bangunan Kantor Pengelola = 435 TU (246 pedagang)

9 Kantor Agro Outlet = 29 TU (29 pedagang)

9 Bangunan (sub grosir sayuran) = 1.426 TU (498 pedagang)

9 Bangunan (sub grosir buah) = 350 TU (180 pedagang)

9 Jumlah tempat usaha & pedagang = 4.428 TU ( 1.885 pedagang)

9 UNI KO = 80 TU

• Jenis komoditi / Jenis jualan yang ada ;

9 Buah - buahan = 1.492 TU 9 Sayuran = 2.080 TU 9 Bumbu dapur = 388 TU 9 Tekstil = 31 TU 9 Jasa lain = 45 TU 9 Bank = 6 TU

9 Kantor Agro = 29 TU

9 Klontong = 174 TU

9 Warung mak/ min = 183 TU

9 Jumlah = 4.428 TU

• Ukuran luas tempat usaha

9 3,91 M2 = 1.384 TU 9 4, 00 M2 = 781 TU 9 6,00 M2 = 73 TU 9 8,26 M2 = 126 TU 9 8, 40 M2 = 1.682 TU 9 12, 46, M2 = 20 TU 9 12,60 M2 = 360 TU 9 30,90 M2 = 1 TU 9 90, 72 M2 = 1 TU Jumlah 4.428 TU

3. Bukti kepemilikan tempat usaha

• Sertifikat hak pemakaian tempat usaha, sesuai dengan SK Direksi PD Pasar Jaya No. 47 tahun 2006 tanggal 1 maret 2006 (masa hak pakai 20 tahun) ; Sudah memiliki sebanyak 2757 TU, belum memiliki 961 TU, belum wajib 710 TU.

• Surat izin pemakaian tempat usaha, sesuai dengan SK Direksi PD Pasar Jaya No. 450 tahun 2003 tanggal 17 Desember 2003 (masa berlaku 1 tahun diperpanjang) ; Sudah memiliki sebanyak 1935 TU, belum memiliki 1783 TU, belum wajib 710 TU.

4. Pasokan dan distribusi ;

• Jumlah pasokan perhari ; sayur 1100 s/ d 1400 ton, buah 1200 s/ d 1500 ton, umbi 90 s/ d 120 ton, bumbu dapur 10 – 30 ton

• Distribusi ; DKI Jakarta 70% , BOTABEK 25 % , Restoran & Rumah Sakit 2 % , lain – lain 3%

• Menghasilkan sampah sebayak lebih kurang 250 M3 (200 ton) perhari.

5. Komposisi data pegawai area 20 Pasar I nduk Kramat Jati

• Manager Area 1 orang

• Ass.Manager Hukum & Perencanaan 1 orang

• Ass.Manager administrasi 1 orang

• Ass.Manager operasi 1 orang

• Penanggung jawab Blok 9 orang

• Staf Ass.Manager Hukum & Perencanaan 1 orang

• Staff Ass.Manager administrasi 15 orang

• Ass.Manager operasi 4 orang

• Juru pungut 20 orang

Jumlah 53 orang

6. Lembaga pendukung operasional pasar induk kramat jati

• Badan Pekerja Bongkar Muat (Bapengkar) mengurus masalah bongkar muat barang

• Koperasi Angkutan Barang dan I ndustri (Kabapin) mengurus distribusi barang dari pasar induk kramat jati ke pasar eceran (konsumen)

• Koperasi Pedagang Pasar (Koppas) I nduk Kramat Jati mengurus koperasi pedagang termasuk penyediaan komoditi masyarakat pedagang

• CV Garda Transmoes Mandiri sebagai pengelola kebersihan pasar

• PT Kelola Jasa Amanusa sebagai pengelola keamanan dan ketertiban

Tabel 6.1. Analisa Kelebihan – Kekurangan Pasar I nduk Tangerang

Kelebihan Kekurangan Sumber Daya

Manusia

1. Profesional, fokus kepada pengelolaan pasar

1. Turn over pekerja tinggi karena bukan PNS Pembiayaan 1. Tidak membebani APBD

sama sekali

Manajerial 1. Sepenuhnya dilakukan oleh pihak swasta, sehingga pihak

pemerintah lebih fokus kepada tugas

menyiapkan kebijakan.

1. Tidak ada regulasi yang disiakan oleh Pemko Tangerang tentang pengelolaan Pasar I nduk Tanah Tinggi.

2. Pengelolaan sampah masih sangat minimal, belum ada upaya menjadikan timbulan sampah sebagai sumber pendapatan baru dengan introduksi teknologi tepat guna

Penerimaan Asli Daerah

1. Rendah, karena sebagian

besar penghasilan yang ada menjadi hak pihak swasta

2. PAD hanya diperoleh dari retribusi parkir dan sampah

Daya Stimulan Ekonomi Daerah

1. Sampai saat ini memberikan daya stimulan bagi ekonomi daerah khususnya

2. Tidak bisa maksimal, karena lokasi berada di tengah kota sehingga menyulitkan

Kelebihan Kekurangan masyarakat sekitar untuk

tumbuh dan

berkembangnya sektor non-formal

pengembangan kedepan

Regulasi 1. Tidak ada Perda yang

mengatur tentang pengelolaan pasar Kelembagan

(pihak yang terlibat)

1. Pengelola pasar hanya berkoordinasi dengan Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi dimana pengelola pasar hanya sebagai binaan.

2. Pengelola pasar juga hanya sebatas

berkoordinasi dengan PD. Pasar Kota Tangerang

1. Jika terjadi hal negatif dalam pengelolaan, sangat sulit bagi pemerintah untuk terlalu masuk dan mengintervensi pengelola

Business Sustainability

1. Dengan dikelolanya pasar induk oleh pihak swasta seratus persen dengan motif keuntungan maka aspek business

sustainability merupakan aspek yang akan sangat diperhatikan

1. Dengan orientasi laba yang menjadi target pengelola pasar maka terkadang semua akan diukur dengan indikator uang yang pada gilirannya mungkin saja akan

merugikan pedagang Skala ekonomi

yang dapat dikembangkan

1. Dengan lahan yang telah

terpakai semua dengan lapak yang ada maka sulit untuk mengembangkan

Kelebihan Kekurangan skala ekonomi Manajemen resiko a. Aksesibilitas b. Ruang c. Daya tarik bagi pedagang dan pembeli d. Lingkungan hidup e. Keamanan f. Kualitas Sarana - Prasarana

1. Karena terletak ditengah kota mudah dijangkau oleh pembeli dan pedagang

2. Karena didirikan diatas pasar yang telah ada maka mudah untuk memikat daya tarik pedagang dan pembeli. 3. Keamanan yang dikelola

langsung oleh pengelola pasar akan menjamin tingkat keamanan yang lebih baik, terhindar dari pungli dan sebagainya

1. Letak pasar induk ditengah kota akan mengurangi keindahan kota dan beresiko merusak sarana jalan lebih cepat karena truk pembawa sayur dan buah masuk ke dalam kota

2. Dalam perspektif tata ruang kondisi ini tidak sesuai dengan kaidah tata ruang

3. Kualitas sarana dan prasarana masih belum maksimal seperti jembatan timbang yang manual, lokasi parkir yang minindan tempat pembuangan sampah sementara yang belum representatif

Tabel 6.2. Analisa Kelebihan – Kekurangan Pasar I nduk Kramat Jati

Kelebihan Kekurangan Sumber Daya

Manusia

1. Jumlah pegawai relatif lebih banyak, sehingga lapangan kerja lebih tinggi

1. Tidak terlalu tepat, karena karakter PNS adalah birokrat bukan karakter profit-oriented

Kelebihan Kekurangan Pembiayaan 1. Ada aset lahan dari

Pemerintah DKI Jakarta, sehingga bisa menekan kebutuhan dana

investasi.

Manajerial 1. Sudah ada perangkat regulasi tentang

pengelolaan pasar induk

1. Terlalu gemuk, karena dibawah PD. Pasar Jaya yang harus mengelola 151 unit pasar di seluruh DKI Jakarta.

Penerimaan Asli Daerah

1. Memperoleh 40 % dari laba bersih pengelolaan pasar. 2. Juga mendapatkan retribusi parkir, kebersihan dan keamanan Daya Stimulan Ekonomi Daerah

1. Signifikan, karena berada pada jalur ekonomi regional Jakarta – Jawa Barat – Jawa – Lampung – Sumatera

2. Mampu menjadi penentu harga sayur dan buah di tingkat regional I ndonesia Bagian Barat bahkan ditingkat nasional Regulasi 1. Sudah ada regulasi

tentang pendirian pasar induk dan pengelolaan

Kelebihan Kekurangan pasar induk dengan

dikeluarkannya Perda Kelembagan

(pihak yang terlibat)

1. Pasar induk yang masih berada dibawah komando PD. Pasar berdampak mudahnya pemerintah melakukan intervensi apabila terjadi penyimpangan- penyinpangan dalam pengelolaan Business Sustainability

1. Pemerintah mudah untuk membuat kebijakan karena pengelolaan dan kepemilikan ada ditangan pemerintah

2. Dengan dikelolanya pasar induk oleh pemerintah dikhawatirkan aspek

business sustainability

terlupakan dengan kondisi pengelola yang bukan berorientasi bisnis dan masa depan

Skala ekonomi yang dapat dikembangkan

1. Dengan lahan yang masih ada, beberapa tahun kedepan masih dapat mengembangkan skala ekonomi Manajemen resiko a. Aksesibilitas b. Ruang c. Daya tarik bagi

1. Karena terletak ditengah kota mudah dijangkau oleh pembeli dan pedagang

2. Karena didirikan diatas pasar yang telah ada

1. Letak pasar induk ditengah kota akan mengurangi keindahan kota dan beresiko merusak sarana jalan lebih cepat karena truk

Kelebihan Kekurangan pedagang dan pembeli d. Lingkungan hidup e. Keamanan f. Kualitas Sarana - Prasarana

maka mudah untuk memikat daya tarik pedagang dan pembeli. 3. Lokasi parkir sudah

memadai

pembawa sayur dan buah masuk ke dalam kota 2. Dalam perspektif tata ruang kondisi ini tidak sesuai dengan kaidah tata ruang

3. Kualitas sarana dan prasarana masih belum maksimal seperti

jembatan timbang yang manual dan tempat pembuangan sampah sementara yang belum representative

4. Keamanan yang masih kurang baik dengan adanya pungli

BAB VI I

KONDI SI HARAPAN MODEL MANAJEMEN

Dalam dokumen PENGELOLAAN PASAR INDUK KOTA MEDAN (Halaman 75-88)

Dokumen terkait