• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.): Terima kasih Pimpinan

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 42-49)

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Terima kasih Bu Novita.

Tadi kita tetapkan waktu bahwa sampai dengan jam 12.30, tapi sekarang tinggal 5 menit lagi. Sementara penanya kita masih ada 4 orang, 2 fisik dan 2 Virtual, belum unsur Pimpinan.

Jadi mungkin kita perpanjang dulu sampai dengan jam 01.00 tepat, karena jam 02.00 kita ada acara dengan Dirjen Cipta Karya. Baik, saya berharap pertanyaannya yang penting-penting saja.

Pak Bob Andika, silakan Pak Bob.

F-PDIP (BOB ANDIKA MAMANA SITEPU, S.H.): Terima kasih Pimpinan.

Yang kami hormati teman-teman Anggota Komisi V, Yang kami hormati Ibu Sekjen,

Bapak Kepala Badan SDM dan Bapak Irjen dan Bapak Kepala BPIW.

Jadi saya singkat saja pak. Pertama untuk BPIW, pak dengan kawasan strategis pariwisata nasional ini salah satunya saya dari Sumut pak, Danau Toba ini luar biasa. Cukup hebat pembangunan ke daerah sana pak, tapi saya minta kepada bapak BPIW supaya apa jalan-jalan pintu masuk ke arah Danau Toba seperti dari Brastagi itu seperti Jalan Nasional 3 Panah itu menuju Merek ini. Karena Merek kan bapak tentukan salah satu daerah yang di Kabupaten Karo yang salah satu wilayah Danau Toba yang super prioritas. Jadi saya minta pak agar jalan-jalan yang pintu masuk ini agar diperlebar. Supaya jangan nanti terjadi sudah sukses pembangunan pariwisata nasional ini terjadi nanti timbul macet-macet baru pak.

Nah kedua, saya juga ucapkan terima kasih kepada bapak telah menetapkan daerah Kementerian PUPR telah menetapkan daerah Merek ini salah satu kawasan strategis nasional. Tapi saya lihat juga di situ pak ada yang tanah yang dibeli oleh Kementerian PUPR yang rencananya mau dibangun Anjungan Cerdas, sampai sekarang itu belum juga dibangun. Nah tanah itu sudah berapa tahun dibiarkan begitu saja.

Apakah saya mau penjelasan dari bapak bagaimana kelanjutan pembangunan Anjungan Cerdas tersebut? Karena di daerah Merek ini belum ada juga salah satu ikon dari Kementerian PUPR yang dibangun. Terus dengan ditetapkannya ini juga sekarang ekonomi masyarakat Merek cukup

luar biasa. Yang kita lihat sekarang Kepala Desa cukup bagus ekonominya, karena harga tanah di situ pun luar biasa sekarang.

Kepada Bapak BPSDM, pak saya rasa dengan cukup tingginya tingkat pembangunan terhadap kawasan strategi prioritas nasional Danau Toba ini. Saya saran aja pak, di mana agar salah satu saran Kepala Desa-Kepala Desa yang mendapat daerahnya yang dapat pembangunan ini supaya salah satu dimasukkan kategori ya dilatihlah pak. Karena mereka terkejut menerima kesiapan pembangunan yang cukup pesat.

Ini harus betul-betul dilatih kesiapan mereka dari pada kita tadi menganggarkan menyekolahkan pegawai BUMN. Buktinya saja setelah mereka disekolahkan banyak contohnya satu Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi, ini jalannya cukup parah pak, bergelombang-gelombang dan sering terjadi kecelakaan. Ini salah satu yang sangat kita sesalkan, bagaimana BUMN membangun jalan seperti itu dengan alasan kontur tanahnya tidak cukup memadai, itu alasan yang sangat tidak logika.

Kepada Bapak Irjen dan Ibu Sekjen seperti tadi banyak dibilang teman-teman banyak di BP2JK di daerah ini perlu betul-betul Ibu dan Bapak perhatikan. Karena telah terjadi timbul grup-grup baru bu, grup-grup baru yang kebetulan itu Panitia-panitia itu saya lihat seakan-akan tidak bisa dikendalikan oleh Kepala BP2JK-nya.

Nah jadi sekarang macam saya di Sumut ini ada sekarang Kepala BP2JK-nya berbeda dengan grup-grup yang tim-tim yang sebagai penilai-penilai proyek tersebut. Nah jadi ini juga perlu Pak Irjen dan ibu perhatikan supaya jangan terjadi hal-hal timbul korupsi-korupsi yang terbaru sekarang. Karena saya lihat para Panitia-panitia tersebut lepas kontrol dari Kepala BP2JK. Mungkin ini dari saya.

Terima kasih pimpinan.

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Terima kasih Pak Bob.

Pak Willem Wandik, mudah-mudahan tercepat lagi ini Pak Willem. F-PD (WILLEM WANDIK, S.Sos.):

Baik Pak Ketua.

Pimpinan dan juga Bapak Ibu Anggota Komisi V, Dan Ibu Sekjen Kementerian PUPERA,

Pak Inspektorat Jenderal dan Unit Eselon I BPSDM dan Kepala BPIW serta seluruh jajarannya yang kami hormati.

Dari kami singkat saja, terkait dengan situasi kita bernegara di sepanjang 2020 ini. Kita dihadapkan pada banyak tantangan yang serius

mulai dari mewabahnya virus Covid-19 dan juga tingkat pengangguran yang semakin tinggi dan menurunnya pendapatan negara dan juga ancaman resesi dan bahkan depresi ekonomi semakin mendekat dan juga meningkatkan sentimen antar golongan.

Oleh karena itu kami berpandangan bahwa kementerian lembaga yang menjadi mitra kami diharapkan supaya program-program yang ada itu lebih diarahkan lebih dititikberatkan pada yang bisa berdampak langsung kepada masyarakat. Terutama dalam hal menjaga keseimbangan dan juga memperkuat tingkat jangkauan warga kita. Terutama masyarakat yang ada di tingkat grass root, di mana situasi akhir-akhir ini kita lihat memang kita sedang mengalami ketimpangan yang sangat dalam.

Oleh karena itu kami berpandangan untuk lebih prioritaskan pada program-program yang bisa berdampak pada tingkat menjaga keseimbangan dan tingkat jangkauan warga sipil kita. Ya itu sebagai pandangan pengantar dan terkait dengan kepentingan Dapil akan kami sampaikan nanti secara tertulis.

Dan yang kedua kami di sini sebagai dipercayakan sebagai Kapoksi dari Fraksi. Oleh karena itu aspirasi atau usulan yang kami sampaikan tidak ada menyangkut kami, menyangkut Dapil kami. Tetapi juga terkait dengan kepentingan teman-teman lain dari baik Anggota maupun Pimpinan Fraksi. Oleh karena itu kalau memang ada usulan dari kami tolong diperhatikan, jangan sampai apa namanya kuota kami dikurangi, tapi kalau bisa ini diperhatikan ya kalau bisa ditambahlah.

Terus yang berikut memang dalam situasi-situasi akhir-akhir seperti ini kalau bisa diberikan himbauan kepada mitra kami di daerah supaya bisa tingkatkan komunikasi lebih intens dengan kami. Karena kami tahu masing-masing daerah seperti halnya kami di Papua situasi yang kami hadapi di sana akhir-akhir ini tidak seperti sebelumnya kita hadapi.

Dan yang berikut kalau memang anak-anak kami dari Papua kalau memang mereka memiliki kemampuan, kompetensi bagus, kalau dilihat dari sisi kinerjanya bagus, tolong diperhatikan juga bisa diberikan reward dan punishment.

Terima kasih sekian.

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Terima kasih pak.

Yang hadir secara fisik sudah selesai.

INTERUPSI F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.): Interupsi Ketua.

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Pak Herson, silakan Pak Herson. F-PDIP (H. HERSON MAYULU, S.IP.):

Baik.

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pimpinan Komisi V, seluruh teman-teman Anggota Komisi V yang saya hormati.

Ibu Sekjen, Pak Irjen dan dua Kepala Badan serta para pejabat Eselon I maupun II yang sempat hadir.

Saya tidak menyorot angka-angka, tapi saya melihat kondisi yang ada. Pertama soal sumber daya manusia, Ibu Sekjen banyak mengeluh hanya Kepala Balai yang diminta diganti dan kenyataan seperti itu. Tetapi yang terjadi adalah sehebat apapun Kepala Balai itu tapi anak buahnya lain tidak diganti ini lebih celaka lagi.

Begitu banyak karyawan di sana yang sudah puluhan tahun tugas di satu daerah, mereka itu yang tadi dikatakan sebagai pemain-pemain kelas kakap, mengatur-mengatur tender. Bahkan mereka yang membuat penawaran dari perusahaan-perusahaan yang ikut tender. Mereka ini yang diganti bu, mereka kan pegawai negeri tempatkan di seluruh wilayah nusantara. Contoh misalnya sudah puluhan tahun di Manado sampai pensiun di Manado terus dan saya sudah melihat itu.

Pemain-pemainnya bukan Kepala Balai tapi karyawan-karyawan seperti ini, nanti nama-namanya saya akan kasih langsung ke Pak Menteri. Kepala BP2JK-nya baru, tapi ada 1-2 orang situ yang lebih hebat dari Kepala BP2JK-nya. Mereka inilah pemain-pemain kakap itu dan ini kurang diperhatikan. Nah ini tugas Ibu Sekjen, diputar dulu bu mungkin yang dari Sulawesi Utara dipindahkan ke Aceh sana seperti itu.

Yang kedua untuk Pak Irjen, ini saya ingin tahu rentang kendali pengawasan ini sejauh mana? Padahal perencanaan yang baik itu kalau dalam di awalnya sudah dilibatkan pengawasan, seperti contoh tadi di daerah saya Dapil saya Sulawesi Utara, bukan cuma 30%-nya mereka buang anggarannya sampai 42% dan itu di menangkan.

Bayangkan penawar dalam urutan ke-7 di menangkan dibandingkan dengan urutan-urutan yang di atas yang penawarannya wajar, maka sudah 42% mau kerja apa dia? Oleh karena itu mungkin dari Irjen ada standar sejauh mana pekerjaan itu masih dilakukan. Bayangkan 42% dia sudah buang, kemudian pekerjaan di subkon kan kepada orang lain. Maka jangan heran setahun pekerjaan selesai ambruk, karena itu saya pertanyakan rentang kendali pengawasan dari Pak Irjen.

Kemudian untuk BPIW, bapak itu otaknya Kementerian PUPR, semua sebenarnya ada di sana. Oleh karena itu ruang lingkup perencanaan itu harus menasional, jangan misalnya KSPN hanya itu yang direncanakan, daerah lain tidak diperhatikan.

Contoh saya Sulawesi Utara, ada KSPN Likupang, jangan terfokus ke sana masih banyak tempat-tempat lain contoh misalnya yang kami sering sebut daerah Bolmong Raya, potensinya minta ampun daerahnya luas tapi infrastrukturnya terbelakang.

Contoh Kabupaten saya Bolaang Mongondow Selatan. Mau masuk Bolaang Mongondow Selatan itu jalan nasionalnya cuma 4 Meter pak, selalu alasan tidak boleh diperlebar karena hutan lindung. Nah sekarang kembali ke bapak, bagaimana itu bisa dikoordinasikan dikonsultasikan dengan kementerian lain agar jalan itu bisa lebar. Mengharapkan ekonomi tumbuh tapi jalan seperti ini susah pak. Oleh karena itu BPIW harus memperluas jangkauan perencanaannya lagi. Jangan terfokus di 10 KSPN, 5 KSPN, tapi daerah-daerah lain masih banyak yang tertinggal pak.

Contoh misalnya dari daerah saya Bolaang Mongondow Selatan ke Bolmong Utara seharusnya cuma ditempuh 2 jam boleh kalau kita potong jalan, tapi kita harus mutar. Kenapa? Karena melintas Taman Nasional. Nah ini yang perlu ada perencanaan yang matang dari BPIW sebagai pusat perencanaannya Kementerian PUPR. Ke depan-ke depan saya harapkan tidak akan terjadi lagi hal-hal seperti ini ketimpangan-ketimpangan dan kesenjangan yang terjadi.

Itu saja yang saya mohon penjelasan dan masukan-masukan, terutama saya mohon penjelasan dari Pak Irjen soal tender-tender ini pak. Ini sudah jadi momok di daerah bagaimana pengusaha-pengusaha daerah bisa hidup. Apalagi BP2JK-nya seperti dikatakan tadi oleh Pak Suryadi mereka datang dengan membawa grup mereka masuk ke daerah lain. Akhirnya pengusaha di daerah itu tidak bisa bikin apa-apa, praktek seperti ini yang tolong dihilangkan di Kementerian PU.

Pak Menteri saya pikir sudah begitu keras berupaya, tapi di bawah seperti ini. Nah tentu kemampuan Pak Menteri dalam mengawasi ini tidak mampu lagi. Maka Pak Irjen yang seharusnya menjadi motor di dalam pengawasan tadi.

Itu saja dari kami, terima kasih Pimpinan. Wallaahulmuafik illa aqwamittoriq,

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE):

Wa'alaikumsalam. Terima kasih pak.

Sekarang kita masuk pada teman-teman yang ikut virtual, tapi kalau sebelumnya mungkin masih ada yang sempat hadir yang masih mau bicara? Cukup? Cukup.

Baik yang virtual saya persilakan Pak Gatot Sudjito, virtual. Pendek-pendek ya pak ya? Waktunya sudah Pendek-pendek ini, bapak kan di rumah, kita di sini pak.

Silakan pak.

F-PG (Dr.H. GATOT SUDJITO, M.Si.):

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahi Wabarakatuh.

Pak Pimpinan Rapat, Pak Pimpinan Komisi V, yang saat ini adalah Pak Ridwan Bae dan ada Bu Nurhayati,

Kawan-kawan Komisi V yang sangat kami hormati dan kami cintai, Dan tidak lupa Ibu Sekjen, Pak Irjen,

Kemudian BPIW, BPSDM dan seluruh jajaran Eselon I dan rombongannya yang sangat kami hormati.

Pada kesempatan ini sudah banyak sebetulnya apa yang disampaikan kawan-kawan tadi, saya hanya memberikan aksentuasi saja penekanan pada persoalan yang namanya Irjen. Jadi Pak Irjen memang tidak lepas dari Bu Sekjen itu di dalam rangka untuk pengawasan dan pembinaan secara internal itu hendaknya yang namanya secara struktural itu dari Balai.

Kemudian Satker sama PPK itu hendaknya proaktif sama Anggota Dewan. Jangan Pak Menterinya begitu dekat begitu semangat untuk memberikan persoalan kinerja yang terbaik. Tetapi di bawahnya ini sama Anggota Dewan itu seakan-akan menghindar dan tidak mau kenal. Ini pembinaan ini perlu di apa namanya dilurus-luruskan dan perlu ada pembinaan karena persoalan staffing ini kadang-kadang merusak citra kelembagaan.

Jadi Pimpinannya itu punya komitmen yang baik sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang ada, tetapi di dalam pelaksanaan itu yang di bawah ini yang membuat kekacauan-kekacauan dan persoalan-persoalan, sehingga ini akan merusak citra dari kelembagaan. Nah ini kuncinya adalah Bu Sekjen, Pak Irjen, harus tegas untuk memberikan apa namanya bila perlu reward and punishment itu dilakukan tanpa pandang bululah itu.

Ini karena ini citra kelembagaan dan PUPERA karena kenapa karena PUPERA ini disoroti khususnya Komisi V itu anggaran Rp150 Triliun itu ada di situ. Kalau ini lembaga ini tidak bersih tidak sesuai dengan aturan main yang ada dan ini permainan-permainan ini seperti yang dikeluhkan teman-teman, ini akan merusak kelembagaan. Citra yang sudah baik dibangun dan Pak

Menterinya begitu keras untuk bekerja dalam rangka untuk mewujudkan satu clean government, ini menjadi sia-sia.

Kemudian Pak BPSDM saya memberi apresiasi tentang komitmen agar yang namanya peningkatan kualitas agar profesionalitas. Kemudian penggunaan anggaran negara di dalam infrastruktur. Infrastruktur itu sangat penting baik itu untuk pengungkit perekonomian, konektivitas untuk negara kesatuan ini, ini sangat penting.

Nah oleh karena itu terus dilakukan agar betul-betul BPSDM itu melakukan satu pekerjaan yang optimal agar yang namanya kualitas yang diharapkan itu betul-betul...(rekaman suara kurang jelas). Karena sesuai anggaran dan kebutuhan masyarakat tentang infrastruktur itu bisa mencapai satu harapan yang kita bersama.

Kemudian saya sampaikan persoalan keadilan pak. Jadi Jawa Timur itu kalau dihitung itu pajak dan penghasilan lain-lain itu semua disetor kepada pemerintahan pusat itu sekitar Rp.60 Triliun, tetapi kembali ke Jawa Timur itu hanya 19. Nah ke mana dana itu adalah untuk apa daerah-daerah yang sangat membutuhkan.

Oleh karena itu kita menyadari bahwa persoalan keadilan ini sebagai nation state itu penting dilakukan dan oleh karena itu pula saya tidak ingin meminta yang berlebih. Tetapi Gubernur Jawa Timur hari ini terus kenceng tentang visi misi yang dikedepankan yaitu adalah untuk mengurangi disparitas antara Selatan Selatan dan Utara.

Nah selatan ini yang nampaknya perlu didorong agar apa namanya tingkat kemiskinannya agak bisa teratasi. Nah oleh karena itu ada dua program pengungkit perekonomian yang sangat diharapkan oleh Jawa Timur. Yaitu yang pertama adalah JLS yang sekarang terus harus diwujud apa diselesaikan dengan baik dan itu kita berharap bahwa perlu ada dorongan dan dukungan pemerintah pusat agar JLS itu segera selesai Jalan Lingkar Selatan.

Kemudian yang kedua yang ini yang progress-nya kami tidak agak tidak begitu melihat karena paparannya BPIW tadi adalah saya belum mencerminkan bahwa progress itu, kejelasan progress itu tindak kelanjutan dari rapat pertemuan itu antara dengan 6 Kabupaten Bupati dan Gubernur dan 1 adalah BPIW pada tahun 2017.

Nah pada waktu itu Lingkar Wilis ini meliputi adalah Madiun, Ponorogo, Trenggalek, Nganjuk, Tulungagung dan Kediri. Itu adalah di situ potensinya adalah tidak hanya masalah wisata, tetapi juga adalah di situ adalah aspek perkebunan dan aspek pertanian yang sangat menjanjikan.

Nah Lingkar WIlis itu sudah disepakati dan terus apa namanya digelorakan, tetapi progress-nya ini saya tidak melihat Bapak BPIW itu kepala BPIW tadi menampilkan tindak lanjut ini. Kalau persoalannya itu adalah dialihkan karena itu kan kepala BPIW kemarin sekarang kan tidak. Nah ini

sebetulnya di dalam apa organisasi tidak bisa, artinya apa namanya terpotong begitu.

Ada kesinambungan-kesinambungan yang perlu diteruskan dan ini bukan untuk siapa-siapa, bukan untuk kepentingan Jawa Timur. Tetapi ini untuk kepentingan rakyat Indonesia, yang kebetulan saja wilayahnya adalah di Jawa Timur dan 6 Kabupaten ini menjadi potensi yang luar biasa dalam rangka untuk mengejar ketertinggalan Utara Utara dan Selatan.

Oleh karena itu mohon kiranya pak, mohonlah mohon yang lebih ditingkatkan itu adalah mohon pak BPIW untuk bisa merancang ulang program tersebut menjadi progress yang ada kelanjutannya. Syukur-syukur terjadi percepatan yang itu nanti pada akhirnya adalah menjadi suatu apa program yang betul-betul menjadi satu proyek yang dikerjakan. Sehingga ini akan membawa pengungkit perekonomian yang tentunya adalah persoalan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat Jawa Timur.

Saya pikir itu yang bisa kami sampaikan Ibu Sekjen dan seluruh jajarannya.

Terima kasih.

Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Terima kasih Pak Gatot terima kasih.

Pak berikutnya senior kita Pak Sudjadi, silakan Pak Sudjadi. Pak Sudjadi ada?

Silakan pak.

F-PDIP (Ir. SUDJADI):

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 42-49)

Dokumen terkait