• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDIP (Ir. SUDJADI): Oke

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 49-64)

Pak Ketua dan Itu Ketua,

Pak Wakil Ketua dan Ibu Wakil Ketua yang paling rajin diantara Ketua-ketua. Saya juga sebagai Anggota tapi memantau juga kerajinan para Pimpinan.

Saya tidak bertanya pak, karena mungkin angkatan ini saya paling bangga. Saya selalu menyimak ternyata pertanyaan para Anggota itu sekarang berbobot, terarah dan saya bangga, terutama pertanyaan dari anak-anak muda. Jadi saya tidak tanya, hanya minta tolong kepada Bu Sekjen, Bu masalah penyerahan barang milik negara ke kabupaten kota itu sekarang jadi problem. Karena banyak program-program yang langsung dikelola oleh desa.

Kami dulu dengan Perumahan dengan Dirjen Dalam Negeri dengan Dirjen Keuangan dengan Dirjen Desa sudah sepakat untuk memperbaiki PP tentang Hibah dari Pusat ke Desa. Karena desa itu sekarang sudah pemerintahan sah asli murni jadi layer keempat. Saya dengan Ibu sudah kira-kira 3 kali selalu minta karena numpuk bu ini. Setiap pemeriksaan mesti jadi temuan, setiap pemeriksaan jadi temuan. Mohon ibu sebelum menjelang pensiun ini diselesaikan bu.

Saya kira itu Pak Ketua, saya sekali lagi salut dengan angkatan-angkatan muda ini, ini membuat saya bahagia di Komisi V karena pertanyaan berbobot. Sehingga saya tidak perlu bertanya karena nilainya sudah plus-plus.

Sekian, terima kasih Pak Wakil Ketua yang amat rajin. Terima kasih.

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Terima kasih senior kita Pak Sudjadi. Tadi ada penyampaian Pak Sudjadi bawa Ibu sudah pensiun ya? Kok bisa jadi Plt? Oh.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof (R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

Saya sekarang Asesor Ahli Utama. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Oh gitu.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof(R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

ASN.

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Jadi belum pensiun sebenarnya?

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof(R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

Belum, kalau secara ASN-nya belum. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof(R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

Masih dalam proses mencari pengganti. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Baik, baik, terima kasih.

Berikutnya Pak Mulyadi, silakan Pak Mulyadi yang terakhir ini. Pak Mulyadi virtual.

Silakan Pak Mul.

F-P.GERINDRA (Drs.H. MULYADI M.MA.): Terima kasih Pimpinan.

Ketua dan Wakil Ketua dan Anggota. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Kurang jelas Pak Mul, kurang jelas. F-P.GERINDRA (Drs.H. MULYADI M.MA.):

Kurang jelas pak?

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Masih belum jelas.

F-P.GERINDRA (Drs.H. MULYADI M.MA.): Sudah jelaskah Pak sekarang? KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Jelas, jelas sekarang, silakan.

F-P.GERINDRA (Drs.H. MULYADI M.MA.): Oke baik, terima kasih pak.

Selamat siang,

Bismillaahirrahmaanirrahiim,

Assalaamu'alaikum Warrahmatullaahita’ala Wabarakatuh, Salam sejahtera untuk kita semua.

Pimpinan dan Anggota Komisi V yang saya hormati dan saya banggakan dan Mitra Kerja Komisi V yang saya banggakan.

Singkat saja pak, pertama untuk Ibu Sekjen, bu saya di awal-awal rapat di masa kerja Komisi V dengan Kabinet Baru saya selalu mengingatkan tentang jangan lagi serapan anggaran menjadi indikator kinerja. Tapi saya berharap setiap kementerian manfaatkan posisi jabatan anggaran dan setiap kebijakan orientasinya adalah bagaimana anggaran yang digunakan itu betul-betul bisa tepat sasaran dan memiliki nilai tambah.

Kemudian ada pertanggungjawaban dalam konteks Asset Management. Belanja negara dan seterusnya itu harus dikelola dengan maksimal terutama tentang bagaimana rekomendasi Asset Management. Sehingga setiap kita yang kita bangun kelola dan kita rawat itu betul-betul memberikan kontribusi dan bisa menjadi salah satu rekomendasi terhadap road map pembangunan di periode berikutnya. Kemudian harus ada selalu koordinasi dengan stakeholders supaya tepat sasaran dan seterusnya.

Saya kira selalu juga saya tutup dengan jangan sampai setiap periode kita hanya melewati kesempatan amanah ini hanya dalam konteks kegiatan seremonial retorika. Tapi kemudian tanpa ada hal yang bisa memberikan kontribusi maksimal. Padahal masih mungkin bisa maksimal jika kita lebih serius dan seterusnya.

Kemudian Pak Sekjen, Bapak Irjen, sama pak. Saya berharap Bapak sebagai semacam komite audit atau auditor internal konteks SOP-nya betul-betul diterapkan pak. Jadi indikasi-indikasi penyimpangan dan seterusnya saya mau izin tidak menggurui bapak, tapi karena saya punya fungsi pengawasan.

Saya kira optimalkanlah fungsi bapak pak, sehingga uang rakyat yang sekarang sangat sulit didapat kalau kita alokasikan untuk pembangunan tapi ternyata banyak indikasi-indikasi penyimpangan dan kita harap itu tidak betul ya. Karena mau tidak mau itu menjadi tanggung jawab bapak dalam konteks pelaksanaan maupun dalam konteks pengawasan dan seterusnya.

Dan terakhir saya hanya untuk kepada bapak yang bertanggung jawab terhadap pengembangan infrastruktur wilayah pak. Saya selalu berkali-kali mengatakan bahwa kalau teman-teman di Komisi V menyuarakan Dapil-nya, saya sampai bingung waktu kemarin Pak Menteri menyampaikan tentang proyek prioritas di 2021 Jawa Barat itu hanya kebagian untuk pengembangan Lingkar Tasikmalaya pak.

Sementara saya teriak-teriak terus masalah Puncak. Saya sampai tidak mengerti padahal Sabtu-Minggu kalau boleh Pimpinan dan Anggota kami fasilitasilah di Bogor untuk nginap 2-3 hari melihat bagaimana tersiksanya warga Kabupaten Bogor yang padat itu pak. Tapi kemudian di usulan itu tidak ada sama sekali membahas Puncak, bahkan memperjuangkan Puncak. Itu jutaan orang pak.

Jadi kalau misalnya kami usulkan buka jalur Puncak 2 masyarakat sudah menghibahkan tanah. Kemudian Pemda sudah mendorong, tapi kami tidak punya tenaga kalau negara tidak pernah mau hadir. Kalau kemudian Pak Dirjen waktu itu secara apa tidak langsung mengatakan bahwa ini hanya untuk kepentingan pihak-pihak tertentu, saya kira kurang bijak bicara seperti itu.

Kalau misalnya tidak mau mangakomodir itu lalu mengorbankan masyarakatnya sudah cari jalur lain. Supaya apa? Supaya masyarakat seperti ulang tahun setiap Jumat-Sabtu-Minggu itu horor pak daerah Kabupaten Bogor itu. Kenapa? Karena wisatawannya itu datang sementara ini pusat pandemi pak.

Ya jadi saya kira kalau misalnya ada skala prioritas project pembangunan di tingkat nasional, kemudian usulan Puncak diabaikan juga, maka saya menjadi tanda tanya pak. Bahkan saya sedih sekali pada saat Pak Boyman waktu itu bicara di Raker itu mengatakan kami mengusulkan dan kami sebelum menyerahkan kami berdoa dulu supaya mudah-mudahan proposal kami diakomodir.

Itu saking hopeless-nya barangkali Pak Anggota Dewan yang saat itu memperjuangkan Dapil-nya. Sementara kita rapat ini seperti rapat seremonial. Bapak Ibu ingin cepat mengakhiri rapatnya kemudian tidak ada follow up bahkan kami ini hanya suara-suara yang terdengar di Senayan tapi tidak terdengar di Dapil.

Bapak menggunakan anggaran negara, kami pun sama pak kami representasi pemegang saham negara ini yaitu rakyat. Tapi kalau Kami mengusulkan tapi kami tidak didengar, kami jadi apatis. Kalau sudah apatis kami tidak hadir, fungsi bapak juga tidak maksimal.

Saya mohon maaf dengan segala hormat kepada bapak ibu terutama Pimpinan dan Anggota. Saya hanya mengingatkan gitu bahwa hari ini saya terus dikejar karena kalau Jumat-Sabtu-Minggu Bogor itu didatangi oleh banyak wisatawan gitu dan kami tersiksa itu. Pas dilihat prioritasnya saya walkout pak dari Rapat Kerja kemarin. Kenapa? Karena ngomong sampai berbusa aja tidak didengar. Jadi saya kira ini cuma rapat seremonial retorika tapi tidak akomodatif saya kira.

Itu saja pak, jadi bapak yang bertanggung jawab sebagai lembaga ting tengtuk bagaimana mengembangkan infrastruktur wilayah harusnya memberikan rekomendasi yang jelas dan tegas pak. Fungsi anggaran dimaksimalkan, ini anggaran sudah terbatas tapi kemudian alokasi-alokasinya tidak signifikan terhadap nilai tambah dan fungsi di masyarakat.

Itu saja Pimpinan mohon maaf jika tidak berkenan, ini sekali lagi menjalankan amanah. Mudah-mudahan apa yang saya sampaikan bisa menjadi ya perhatianlah paling tidak, itu saja terima kasih. Akhirul kalam. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahita’ala wabarakatuh.

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Terima kasih Pak Mul.

Karena virtualnya sudah selesai, mungkin saya minta penutup dari Pak Ketua Komisi, kami persilakan Pak Ketua.

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS, S.Sos., M.Si.): Baik terima kasih Pak Ridwan.

Pimpinan dan semua Anggota yang saya hormati, Bu Sekjen,

Pak Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Pengembangan Infrastruktur Wilayah,

Pak Irjen serta seluruh jajaran yang saya hormati.

Saya datang terlambat pak dari Dapil, harusnya tadi bisa ngejar, tapi karena dari kabupaten biasanya ada pesawat pak. Hari ini saya harus jalan darat hampir 8 jam baru nyampe Pontianak baru terbang. Jadi terlambat datang dan maaf saya rasa Anggota sudah menyampaikan banyak hal dan forum ini tentu terikat dengan aturan main. Aturan main kita adalah undang-undang dan seterusnya.

Oleh karenanya tentu Pimpinan berharap kita pada posisi kita masing-masing sesuai dengan kewenangannya, sesuai dengan Tupoksi-nya. Dan DPR dalam konteks anggaran saya rasa tidak perlu kami jelaskan semua kita dalam ruangan ini paham apalagi pemerintah.

Jadi saya harap keluhan, curhat, bahkan dan ada nada yang terdengar di ruangan ini, hendaklah menjadi sebuah diskusi kita bersama bahwa inilah wujud kemitraan kita. Bermitra itu untuk saling mengisi, saling mendengarkan. Saya rasa tidaklah bermitra kita kalau berjalan dengan kehendak dan keinginan kita masing-masing. Karena ruangan ini ada oleh karena kita berada pada posisi yang membuat APBN itu sah secara undang-undang.

Saya rasa ini perlu dipahami secara prinsip, oleh karenanya nanti Bu Sekjen dan seluruh jajarannya, kami tentu berharap apa yang kita diskusikan hari ini adalah sebuah kesepakatan bersama nantinya dan ini belum berakhir. Saya hanya tidak akan masuk ke materi bu, tadi saya pikir semua Anggota sudah bicara semuanya dari a sampai z.

Kita tanggal 15 nanti ada Rapat Kerja, kemudian tanggal 16 nanti ada Paripurna ya bu ya, tanggal berapa? 15 Paripurnanya? Ya tanggal 15 itu kita Paripurna Penyampaian Laporan Hasil Pembahasan Tingkat I. Terus tentang Pandangan Tingkat II APBN Tahun 2019 ya. Kemudian nanti terkait dengan pembahasan ini 2021. Kemudian nanti setelah itu kita tanggal 22 sampai 25 sinkronisasi.

Jadi saya berharap Bu Sekjen memang kami nanti akan masuk dengan Dirjen-dirjen dan seterusnya. Tentu saya sebagai Ketua dan Pak para Pimpinan yang lain juga berharap masukan, pendapat, saran dari teman-teman Anggota. Usulan dan seterusnya seperti komitmen yang disampaikan Pak Menteri kemarin saya pikir bisa diterjemahkan dengan baik. Sehingga nanti saat sinkronisasi dari 22 sampai 25, tiga hari kita bu sinkronisasi. Saya berharap di sini seluruh masukkan, pendapat dan saran sudah tertampung dengan baik oleh kementerian.

Saya rasa itu saja barangkali yang ingin saya sampaikan, karena kita dengan Sekretaris Jenderal tentu mekanisme anggaran ini bagaimana masukkan, pendapat dan saran teman-teman atau usulan tertulis yang disampaikan oleh teman-teman pada forum yang terhormat ini. Saya pikir adalah menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari proses rapat ini pada nanti saat kami mengambil persetujuan.

Saya tentu pasti nanti teman-teman Anggota pasti bertanya semua ini usulan dan seterusnya yang disampaikan secara terbuka di tempat ini. Sesuai dengan aturan ketentuan perundang-undangan yang berlaku. Ini usulan ya dan kami tegaskan usulan itu wajib karena memang disumpah dan seterusnya.

Yang tidak boleh kalau ngambil embel-embel dari itu, nah itu yang tidak boleh. Pimpinan juga sudah menegaskan dari awal, kami sebatas pada posisi rapat ini direkam. Sekali lagi saya tegaskan sebatas pada posisi wajib hukumnya bagi kementerian untuk mengakomodir usul, pendapat, dan saran selama itu berada pada kewenangan pemerintah pusat, ya mengacu kepada aturan dan ketentuan yang berlaku.

Kalau jalan ya jalan nasional, kalau sungai ya sungai yang termasuk dalam apa namanya kewenangan nasional dan seterusnya. Tentu evaluasi itu ada di kementerian. Silakan saja ya kalau memang itu tidak sesuai dengan apa namanya terkait dengan kewenangan dan seterusnya, ya silakan saja nanti dijelaskan kepada Anggota. Jadi usulan itu jangan tidak muncul, tapi tidak ditanggapi begitu loh itu yang tadi teman-teman sampaikan.

Terkait jalur puncak ya Pak Mulyadi tadi menyampaikan saya kira ya saya kemarin juga beberapa kali rapat di sini memang dari periode lalu pun ada menyampaikan jalur Puncak 2 ini memang saya pikir perlu kita pikirkan bu ya. Perlu kita pikirkan dan hari ini kan Kementerian PU memang punya anggaran cukup besar ya.

Kita pagu apa namanya usulan kita 140, kita malah dapat 150 ya. Saya pikir ini bukan beban yang ringan juga bagi Kementerian PU untuk melaksanakan penyerapan anggaran tahun ini, tantangan juga tersendiri ya, apalagi dalam kondisi Covid ini.

Namun demikian saya juga sepakat dengan Pak Mulyadi tadi untuk jalur Puncak itu saya pikir perlu kita pikirkan bu, nanti mungkin bisa dijelaskan kepada kami apa hambatannya. Barangkali kebetulan pak Perencanaan ada

di sini, ya nanti mungkin kami akan tindaklanjuti lagi nanti ketika dengan Dirjen Bina Marga.

Saya rasa demikian Pak Ridwan Bae, lebih kurang saya mohon maaf. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh,

Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua. KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) :

Terima kasih Pak Ketua.

Demikianlah pendapat dan pertanyaan yang telah disampaikan oleh Pimpinan dan Anggota DPR RI. Selanjutnya kami persilakan kepada saudara Pejabat Eselon I untuk memberikan tanggapan.

Namun sebelumnya saya ingin perpanjang dulu waktu dari jam 12.05 sekarang kita perpanjang sampai dengan 12.20 silakan, oh 13.20 silakan. Silakan bu.

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof(R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

Terima kasih Bapak Pimpinan Komisi V.

Bapak para Anggota Komisi V yang terhormat.

Kami nanti pasti sendiri kami masing-masing akan memberikan tanggapan dan tentu saja secara lengkap akan kami sampaikan melalui jawaban tertulis.

Yang pertama barangkali yang terakhir tadi pak mengenai jalur Puncak, hanya informasi saja bahwa untuk yang Puncak ini sudah dibahas antara Menteri PUPR, Menteri ATR. Kemudian dengan Bupati Bogor kelihatannya sedang diupayakan ada pembentukan apakah badan atau unit tertentu begitu yang akan menangani pak. Jadi itu yang kami untuk yang jalur Puncak 2.

Kemudian bapak ibu sekalian yang kami hormati, kami secara singkat untuk jabatan struktural jadi tidak satu-satu, tadi ada beberapa ada tiga yang memberikan masukan. Kami sebenarnya sudah memang untuk yang jabatan strukturalnya 2 tahun sebenarnya sudah dievaluasi semua.

Jadi kalau masih ada yang tertinggal 1-2 kami mohon maaf. Tapi sebenarnya sudah dimulai di PUPR hampir tidak ada yang lebih dari 2 tahun di posisi sama yang jabatan struktural pak. Tapi kalau tadi yang dari pak yang mengenai Staf tadi pak yang Pak Herson, Pak Herson kalau staf yang lama ini memang kami juga ini masukan yang sangat penting barangkali untuk Pak Irjen yang bersama saya menjadi Dewan Kepegawaian PUPR.

Kami akan mencoba untuk menyelesaikan dengan baik. Ya jadi karena memang tadi yang lama terus menjadi ada grup yang malah mengganggu begitu, nanti kami akan perbaiki.

Lalu yang berikutnya untuk efisiensi produktivitas anggaran, kami juga terima kasih masukan dari Bu Novita dan Pak Aras saya kira tadi. Jadi kami apa namanya akan upayakan termasuk tadi untuk kritik untuk mebeler sebenarnya.

Bahkan saat ini kami sedang menata lagi pejabat-pejabat fungsional. Karena sebentar lagi saya sudah saya sudah masuk Pak Irjen sebentar lagi masuk Pak Dirjen Cipta Karya juga segera masuk. Kami memperbaiki Gedung Heritage Pak Menteri arahannya tidak boleh beli apa namanya mebeler baru. Pakai yang lama-lama yang sudah ada, jadi kami sudah berusaha juga.

Kemudian untuk sosialisasi Pak Rifqi, saya kira sosialisasi perundang-undangan kami sangat sepakat. Nanti saya minta Kepala Biro Hukum untuk berkoordinasi dengan Sekretariat dari Komisi V untuk bisa menentukan mau di mana dan undang-undang apa?

Karena sebenarnya kan ada jasa konstruksi, ada Undang-undang SDA. Kemudian undang Arsitek dan yang lain-lain, Jalan Undang-undang Jalan. Ini yang sudah siap pak, yang sudah selesai kami akan sosialisasikan dan bapak ibu bisa memilih apa yang akan disosialisasikan di daerah masing-masing.

Kemudian mengenai publikasi Litbang ini karena muncul dua dari Pak Hasan Basri dan tadi Pak Bu Novita. Saya kira jadi kami ingin menyampaikan kembali bahwa pada 2020 ini berdasarkan Permen Nomor 13 tidak ada lagi Badan Litbang, Perpres. Tidak ada Badan Litbang jadi saat ini yang ada adalah Direktorat Bina teknik yang produknya langsung didedikasikan kepada Direktorat Jenderal masing-masing begitu.

Kalau dulu Puslitbang Permukiman, saat ini mendukungnya ke Cipta Karya menjadi Direktorat Bina Teknik Cipta Karya. Kemudian di SDA juga begitu dan di jalan juga begitu. Jadi ada tiga Direktorat Bina Teknik, tapi saya kira kalau untuk produk-produknya nanti kami juga akan meminta Kepala Biro Kompu untuk mencetak kembali.

Sebenarnya saya masih ingat dulu Pak anu Pak Eddy saya kira. Jadi kami sebenarnya pernah juga menyampaikan ke Anggota kira-kira mungkin 5 tahun yang lalu pak waktu itu saya masih ini. Jadi bisa kami sampaikan kembali produk-produk Litbang, bukunya yang bisa dipakai untuk masyarakat, karena sekarang kan banyak kisah-kisah yang dapat membangun infrastruktur. Jadi mereka bisa mempraktekkan cara membangun jalan yang baik begitu, nanti mungkin Pak Karo Kompu kami akan sampaikan.

Kemudian terkait dengan ibu Novita tentang mengapa tadi dana untuk Pusdatin cukup besar. Jadi intinya begini bu, kami ingin kampus kami itu juga semakin smart begitu dan bisa menjadi lebih transparan dan akuntabel. Oleh karena itu diawali pada saat ini jadi dari blessing of disguise dari terjadinya Covid kan kami lebih hati-hati orang yang masuk ke kantor bu. Nah kemudian kami memasanglah sekarang kalau orang yang bisa masuk menggunakan QR Code.

Nah dari situ saja kami pembelajarannya cukup banyak. Jadi ternyata kita bisa mengecek teman-teman yang seharusnya tidak WFH tapi Bu WFH misalkan seperti itu. Jadi data kami lihat cukup baik dan sangat mendukung perbaikan atau transparansi dan akuntabilitas dari penyelenggaraan perkantoran.

Oleh karena itu kemudian Pak Menteri meminta untuk kami memperkuat sistem apa namanya data dan informasi kami dengan kami nantinya untuk 33.000 orang kita akan ada working collaboration software. Juga untuk e-cloud gitu supaya saat ini misalnya bu kadang-kadang data embung begitu bisa berbeda-beda.

Nah nanti tidak ada lagi, kita betul-betul bisa bikin one name one data itu ya. Jadi termasuk juga semua bu mulai dari pegawai, kemudian BMN itu bisa menggunakan koordinat gitu misalnya. Jadi ini kita perbaiki semua bu, jadi bukan hanya satu hal. Jadi ini sistemnya, makanya dan untuk seluruh Indonesia tidak hanya di kampus pusat.

Kemudian yang berikutnya terkait dengan.

INTERUPSI F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E., M.M.): Pak Ketua, boleh sedikit ya?

KETUA RAPAT (Ir. RIDWAN BAE) : Ya silakan.

F-P.GERINDRA (Hj. NOVITA WIJAYANTI, S.E., M.M.):

Ya bu, berarti artinya kalau ini pelaksanaan tahun besok, ini yang 156 Miliar ya bu ya?

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof(R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

Ya.

Ya artinya kalau tadi sih kabar gembira kalau seandainya nanti seluruh informasi bisa terpusat dan kita bisa akses. Artinya mulai tahun depan sudah tidak ada lagi informasi yang tidak ada terfokus gitu ya bu ya?

SEKJEN KEMENTERIAN PUPR RI (Prof(R) Dr. Ir. ANITA FIRMANTI EKO SUSETYOWATI, M.T.):

Iya jadi ada satu mohon maaf langsung boleh bapak ya?

Jadi kami memang betul-betul ingin mewujudkan seperti itu bu, jadi kami tidak tidak lagi apa namanya berbeda-beda begitu bu antar unit gitu loh. Kadang-kadang kan ibu mungkin mencari data kok agak berbeda-beda. Nah kalau nantinya ini kita bisa diakses oleh berbagai pihak juga terkait dengan pendataan kita.

Kemudian untuk rekonsiliasi aset konsesi, jadi ini temuan dari BPK aset-aset konsesi kita kan sudah mulai banyak ini. Terkait misalnya dengan jalan tol yang atau pekerjaan-pekerjaan yang dengan KPBU. Oleh karena itu BPK meminta kita untuk melaporkan aset konsesi. Nah untuk itu kami memerlukan rekonsiliasi dengan apa namanya dengan BUJT-nya dengan Kementerian Keuangan itu juga bu jadi itu.

Kemudian mengenai komunikasi untuk teman-teman di daerah, kami akan ingatkan ibu. Kami akan apa namanya sampaikan barangkali semacam surat edaran untuk bisa mereka lebih dapat berkomunikasi dengan bapak ibu sekalian.

Saya kira untuk tadi Pak Willem Wandik mengenai reward untuk Papua

Dalam dokumen DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA (Halaman 49-64)

Dokumen terkait