• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.): Pak Ketua, tambahan terakhir Pak Ketua

KETUA RAPAT:

F- PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.): Pak Ketua, tambahan terakhir Pak Ketua

Ini atensi saja Pak Ketua, artinya bahwa kita udah dapat data tabel untuk terminasi data pembangkit yang PPA-nya sudah terminasi, baik tabel 1 maupun tabel 2. Harapan kita adalah bahwa terminasinya cukup sampai di sini, kita tidak inghin bahwa ketika proyek jalan lagi di tingkat fisik terjadi terminasi lagi gitu. Saya nggak tahu bagaimana caranya tapi harus masuk juga di kesimpulan, tambahan itu saja Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Makanya di kesimpulan rapat saya ini nanti kita lihat, kita sudah minta jadwalnya Pak. Jadi seperti konsorsium I kan masih dicari, masih difinalisasi. Kemudian kita minta jadwal mulai dari PPA sampai koperasinya, jadi kapan fisiknya, kapan ininya jadi tidak hanya sampai ini Pak Dirut. Kalau di sinikan penggantinya sedang dibuatkan penggantinya 50 mkega watt misalnya, tapi jadwalnya belum ada. Jadi mungkin nanti PLN akan menyiapkan jadwalnya, kapan fisik ininya, kapan finalisasi closing-nya, kalau koperasinya mungkin itu. Jadi tidak hanya ditarget oh nanti di tahun 2018 koperasi, itukan sulit kalau Cuma begitu ininya. Jadi itu ada jadwal yang rinci terkait rencana pengembang pengganti ini Pak. Jadi betul-betul dalam aspek pengawasan Bapak, maupun kita membantu mengawasi Bapak karena kalau hanya penggantinya nanti akan siap selesai 2018, takutnya mangkrak lagi gitu, dia nggak commit lagi. Jadi jadwalnya itu betul-betul di publish, jadi Bapak melakukan pengawasan, DPR RI juga melakukan pengawasan karena ini terkait listrik ini di tunggu oleh rakyat sebetulnya. Walaupun kaya TV kan duitnya duit dia tapi kan nggak bisa dilihat dari sisi itu, begitu dia nggak commit yang rugi itu memang secara finansial nggak ada kerugian negara, tapi ada, masyarakat jadi belum menikmati listrik yang seharusnya sudah dinikmati. Karena itu aspek pengawasan perlu kita lakukan, makanya ini kesimpulan nanti kita perkuat.

Silakan Pak Kurtubi.

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Ketua, karena rapat hari ini disamping soal yang mangkrak-mangkrak ya juga soal RUU PTL yang tidak mendapatkan perhatian. Begini tadi oleh Pak Dirut dikatakan ini urusannya ESDM, nah Dirjen Kelistrikan itu bisa menjawab mengapa, apa namanya, PLTN tidak dimasukkan dalam RUU PTL yang sekarang ini, apakah ini memang dari ESDM ada garis kebijakan seperti itu, satu. Kedua, sebenarnya Pak Dirut di dalam paparan PLN ini sudah ada di tulis PLTN untuk sistem Jawa-Bali, apakah ini tanpa sepengetahuan ESDM atau bagaimana dan PLTN yang di sistem Jawa ini saya mau tanya berapa mega watt, seyogayanya memang sudah harsu ada berdasarkan Undang-undang RPJMN yang saya sebutkan tadi itu, mestinya sudah harus ada.

Jadi itu sebabnya saya menyarankan, Komisi VII menyarankan agar RUU PTL PLN ini disempurnakan dengan memasukkan PLTN, harus selesai tahun 2025. Sehingga EBT itu bisa 23% dalam energi mix-nya, kira-kira begitu. Jadi tolong dimasukkan dalam kesimpulan bahwa RUU PTL PLN ini supaya disempurnakan dengan memasukkan PLTN sejalan dengan Undang-undang RPJMN dan sesuai dengan PP nomor berapa tadi saya lupa itu.

KETUA RAPAT:

Pak Kurtubi mungkin sebelum lanjut, kalau inikan sebetulnya, kalau merubah sampai ke tatanan nuklir ini kita dengan menteri itu Pak, bukan kapasitasnya dirjen Pak. Kalau kita mau memasukkan itu pada saat kira Rapat Kerja dengan menteri Pak, kalau nggak, nggak ada ininya di sini. Makanya di sini Pak, sebentar Pak, kesimpulan 4 ini Komisi VII DPR RI meminta Direktur Utama PLN untuk melakukan kajian komprehansif terhadap perubahan RUU PTL dengan mempertimbangkan beberapa aspek. Salah satu aspek kan yang bapak sampaikan, serta disampaikan Komisi VII DPR RI sehingga selanjutnya dapat dijadwalkan Rapat Kerja dengan Menteri ESDM Pak. Jadi kewenangannya di menteri pak, kalau di sini mungkin tidak mengikat.

F-PDIP (YULIAN GUNHAR, SH., MH.):

Begini mungkin, menterjemahkan maksud Pak Kurtubi ini Pak. Jadi apa ayng disampaikan Pak Kurtubi tadi program PLTN Pak ya, disampaikan di sini nanti dalam revisi RUU PTL-nya bisa masuk melalui Menteri ESDM.

KETUA RAPAT:

Kan udah ada itu Pak.

F-PDIP (YULIAN GUNHAR, SH., MH.):

Iya, nggak apa-apa disampaikan saja Pak Ketua, dicatet saja sama PLN-nya selesai kan begitu.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Jadi kita tambah saja mempertimbangkan berbagai aspek diantaranya PLTN, oke nggak apa-apa, bisa kita akomodasikan masalah itu Pak. Terus, saya rasa masih ada lagi.

Silakan.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Pimpinan, saya ada yang ingin saya tanyakan lagi, kelupaan tadi. Tadi disebutkan oleh Direksi PLN, seizin Pimpinan, peserta lelangnya Jawa I ini siapa, Pertamina, Konsorsium Marubeni, terus yang kedua siapa, ada 3 tolong sebutkan.

DIRUT PT PLN:

Yang kedua, Adaro dengan Semcorp Pak. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Adaro. DIRUT PT PLN:

Dengan Semcorp namanya, Sembawang Corporation. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Sembawang. DIRUT PT PLN:

Sem Corp Singapura.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Singapura, yang ketiga.

DIRUT PT PLN:

Kemudian yang ketiga PT Pembangkitan Jawa-Bali, ini anak perusahaan PLN Pak. Mitsubishi, kemudian Cera ini Jepang Pak, kemudian Rukun Raharja.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Rukun Raharja ini perusahaan nasional. DIRUT PT PLN:

Nasional Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Kalau boleh saya tahu siapa ini ya, perusahaan besar lah ini. DIRUT PT PLN:

Nanti kami sampaikan Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Iya, oke. Nah posisi dari masing-masing ini kalau tadi dinyatakan pemenangnya Pertamina, yang kedua siapa? Adaro, PJB.

DIRUT PT PLN:

Kita menyebutnya second ring feeder, Adaro dan Semcorp. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Oh ini kedua ya. Kalau just in case satu gagal, otomatis kedua begitu. DIRUT PT PLN:

Tidak otomatis Pak, itu ada opsi kalau kita mau menggunakan second ring, opsi saja bagi kita.

Oke, terus yang terakhir saya ingatkan tadi supaya tidak lupa oleh Dirut karena tadi Dirut belum menyebut. Saya minta pekerja PLN yang dulu terlibat proyek-proyek gagal ini sementara jangan diberikan tanggung jawab yang sama, dimutasikan jangan menangani proyek dulu. Saya tidak usul diberhentikan tapi harus alih tugas lah, kalau ada gitu, itu saja siapapun dia. Saya khawatir terulang lagi karena ini kegagalan ini sebetulnya ya mohon maaf nggak bisa ditolerir kalau salah lokasi, pondasinya nggak bener lah, waduh fatal,l fatal attraction kalau di film itu.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Fatal attraction, itu judul film kalau nggak salah, saya nonton itu filmnya. Pasti Pak Dirut nggak nonton Pak, karena Pak Dirut kerja tersu saya lihat. Sudah ya, sudah cukup ya, Pak Gunhar ada, Pak ini, sedikit ya.

F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Sedikit Pimpinan, terima kasih.

Tadi menindaklanjuti yang disampaikan Pak Harry, ada anak perusahaan yang ikut lelang. Berarti kalau di PLN ini anak perusahaan itu harus ikut lelang Pak ya, setiap mengambil pekerjaan, nggak ya. Walaupun proyek multi years 5 tahun kaya gitu, bisa ditunjuk langsung. Saya tanya dulu sama Pak Dirut nanti datanya saya siapin, ada proyek multi years jasa-jasa dan konstruksi gitu ya, tapi katanya di anak perusahaan di PL kan gitu. makanya nanti itu yang satu.

Yang kedua, ada laporan ke kita Pak, kita kan sudah subsidi jaringan sebesar 24 trilyun. Tapi ada beberapa developer yang melapor ke kita itu PLN minta dana untuk memasang jaringan ke mereka, dikenakan dana incharge 2 milyar, nanti datanya saya siapin biar nanti ke Pak Dirut biar lebih jelas.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Sudah, nggak ada.

Jadi terima kasih rapat kita bisa di bilang produktif bisa juga terlalu produktif sudah setengah sebelas ini. Kita masuk sekarang draft kesimpulan, draft kesimpulan Rapat Dengar Pendapat ada 5:

1. Komisi VII DPR RI mendesak Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM, Direktur Utama PT PLN terkait pembangkit listrik yang power purchase aggreement atau PPA-nya sudah terminasi untuk segera memfinalisasi pengembang pengganti agar proses fisiknya dapat dilaksanakan sesuai jadwal untuk disampaikan secara tertulis maksimal 3 Februari.

Silakan Pak. DIRUT PT PLN:

Kalau 1 minggu tidak mungkin kayanya Pak. KETUA RAPAT:

Ini saya lihat sudah hampir semua, mungkin ada 1-2 yang belum, perlu 2 minggu. DIRUT PT PLN:

Karena memang inikan banyak sekali Pak, persoalannya Pak, mungkin beberapa lokasi bisa Pak, tapi beberapa lokasi mungkin tidak mungkin.

KETUA RAPAT:

Kalau saya lihat di sini kan sudah hampirnya sudah semua ini Pak Dirut. Nomor 1, pengganti PLTG Bengkalis direncanakan ...berarti kan sudah ada penggantinya, pengganti-pengganti yang belum itu ada, Cuma 2 kan yang proses pengadilan, pengadilan kan nggak bisa kita percepat. Kedua yang ... bukan PPA ini Pak, ininya rencana, bukan PPA, finalisasi ya. Jadi berapa Pak Dirut, tanggal atau yang di bawahnya, coba tanggal yang di bawah 17 Februari. Kalau 17 Februari itu tadi kita maunya jadwal seperti di nomor inikan sebenarnya sudah ada seperti contohnya pergantian.

DIRUT PT PLN:

Bapak mungkin kalau ada beberapa yang mungkin bisa cepat yang sudah ada kepastian, tapi yang lain mungkin sebagian yang tidak dialokasikan harus ditenderkan Pak, kan perlu waktu yang cukup panjang untuk yang lain maksud saya Pak, tapi ada beberapa yang ...

KETUA RAPAT:

Tapi inikan Cuma 1, 2 Pak kan bisa langsung, ini nggak masuk yang lain ini Pak, yang sudah terminasi, bukan yang proses terminasi Pak.

DIRUT PT PLN:

Atau mungkin kami nanti berikan secara tertulis mana-mana saja yang bisa cepat, mana-mana yang mungkin perlu waktu gitu Pak.

KETUA RAPAT:

Nggak, Bapak lihat nomor 1-21 saja Pak, ini saya lihat semua sudah ada ini Pak, kaya di nomor 15 pengganti dibangun PLTG 15 mega watt target operasi, kan sudah ada Pak.

DIRUT PT PLN:

Calon itu Pak, yang segera kita evaluasi lagi Pak. KETUA RAPAT:

Terus yang nomor 12 dibangun PLTMG Sorong 50 mega waat, ini belum ya Pak. DIRUT PT PLN:

Belum. KETUA RAPAT:

Oh belum, baru rencana ya. DIRUT PT PLN:

Iya, nanti kami secara tertulis saja Pak, untuk mana yang bisa segera, mana yang. KETUA RAPAT:

Oke, jadi begini kalimatnya akan disampaikan sesegera mungkin itu saja Pak ya, tidak pakai tanggal ya, 2 minggu tadi 17 itu, nggak sanggup. Kalau ada yang cepat ada yang nggak, yang cepat yang mana. Ini yang belum ada beberapa sih Pak, banyak ya Pak yang belum, bagaimana Pak bahasanya.

DIRUT PT PLN:

Bahasanya itu bahwa ...gas itu Pak, kami menyerahkan kepada Bapak, daftar, jadwal mana-mana pembangkit yang akan dilaksanakan PPA-nya dan tanggal berapa waktunya, berapa lama, berapa lama. Jadi schedule-nya Pak yang kami buat.

KETUA RAPAT:

Schedule di kesimpulan nomor 2 itu Pak, schedule itukan rencana sepihaknya PLN Pak. Jadi kalau ini tidak mengikat ke ini, tidak mengikat bahwa sudah ada penggantinya. Jadi bapak itu sepihak itu kalau yang nomor 2 ini, kalau yang nomor 1 itu 2 pihak ya, Bapak harus memunculkan PPA, pengganti PPA-nya siapa. Kalau nomor 2 sih jadwal saja kan, melaporkan pengerjaan pengembang pengganti. Jadi misalnya Bapak merencanakan PPA-nya mulai tanggal awal Maret, beroperasinya 2018, itu Bapak saja yang nyusun, walaupun namanya belum tahu. Itu yang nomor 2 nggak ada masalah pasti, yang nomor 1 Bapak pasti agak masalah karena harus menyebutkan nama ininya, itu maksudnya Pak. Kalimatnya bagaimana kira-kira, agar disampaikan secara tertulis kepada Komisi VII, itu saja, nggak, tapi kalau namanya itu belum Pak karena itu saja, akan disampaikan secara tertulis kepada Komisi VII, lelang, karena kalau yang ini mulut tambang bisa langsung, cepat, tapi kalau yang bukan mulut tambang atau yang lain kan harus lelang Pak, nggak berhenti di Komisi VII saja, coba. Kalau mau ini khusus untuk mulut tambang, coba dan yang di luar mulut tambang paling lambat berapa 2 bulan, tentu ada juga Pak, khusus untuk, jangan pakai dan lagi, mulut tambang paling lambat tanggal 17 Februari di luar tersebut paling lambat, jadi ada 2 Pak, kasusnya ada yang cepat ada yang nggak, Bapak paling aman saja berapa Pak, 3 Februari di luar dan yang lainnya paling lambat mau 3 bulan, mau berapa terserah Bapak, mau 6 bulan karena tender, paling lambat 6 bulan kemudian. 6 bulan itu bulan apa Pak dari sekarang, awal Juli Pak ya, ya sudah paling lambat tanggal 1 Juli 2017, supaya ...bukan 1, 3

Juli...tapi Bapak yang menentukan begitu maksudnya. Jadi kalau Bapak sudah merasa nyaman inikan 6 bulan, kita tetapkan 6 bulan, setuju ya.

(RAPAT:SETUJU)

2. Komisi VII DPR RI meminta Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Direktur Utama PT PLN untuk melaporkan rencana pelaksanaan dan pengembangan, dari pengembang pengganti mulai dari terbitnya PPA sampi mulai beroperasi untuk disampaikan secara tertulis kepada Komisi VII paling lambat 17 Februari.

Kalau ini Cuma jadwal saja Pak, tidak menyebutkan siapa pengembang penggantinya, nggak ada masalah Pak.

Silakan Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Pimpinan, tapi kalau itu dimaksudkan paling lambat 17 Februari 2017 sementara ada kata-kata atau naak kalimat sampai mulai beroperasi maksudnya beroperasi pembangkitnya atau operasi proyeknya. Kalau beroperasi kan berapa tahun selesainya powerplan.

KETUA RAPAT:

Nggak, itu 17 Februari itu bukan membuat jadwal Pak, mulai dari PPA sampai beroperasi. Membuat jadwal, membuat rencana Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Tapi kalimatnya laporan.

KETUA RAPAT:

Untuk melaporkan Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Sampai beroperasi, sampai mulai beroperasi. Beroperasi ini pengembangnya beroperasi atau pembangkitnya beroperasi, selesai mechanical complition.

KETUA RAPAT:

Pembangkit lah Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

KETUA RAPAT:

Ya mungkin 2018, 2019.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Dokumen terkait