• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VII DPR RI DENGAN DIRJEN KETENAGALISTRIKAN & DIRUT PLN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VII DPR RI DENGAN DIRJEN KETENAGALISTRIKAN & DIRUT PLN"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

RISALAH RAPAT DENGAR PENDAPAT KOMISI VII DPR RI DENGAN DIRJEN KETENAGALISTRIKAN & DIRUT PLN

Tahun Sidang : 2016-2017 Masa Persidangan : III (tiga) Rapat ke- :

Jenis Rapat : Rapat Dengar Pendapat Hari, Tanggal : Selasa, 24 Januari 2016 Waktu : 19.09 WIB – 22.50 WIB Tempat : R. Rapat Komisi VII

Ketua Rapat : Ir. H. MULYADI (Wakil Ketua Komisi VII/F-PD)

Sekretaris Rapat : Dra. Nanik Herry Murti (Kepala Bagian Sekretariat Komisi VII)

Acara : 1. Tindak lanjut RDP Komisi VII DPR RI Dirjen

Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Direktur Utama PT PLN (Persero) tanggal 25 Oktober 2016, terutama kesimpulan Rapat buitr 1, 2, 3 dan 4 2. RUPTL (Rencana Perubahan yang akan ditetapkan) Hadir : 31 Anggota

Dengan rincian:

Fraksi PDI-P 7 orang dari 10 Anggota Fraksi Partai Gerindra 3 orang dari 6 Anggota Fraksi Partai Golkar 6 orang dari 7 Anggota Fraksi PAN 3 orang dari 5 Anggota Fraksi Partai Demokrat 6 orang dari 6 Anggota Fraksi PKB ... orang dari 4 Anggota Fraksi PKS 2 orang dari 4 Anggota Fraksi PPP 2 orang dari 4 Anggota Fraksi Partai Hanura ...orang dari 2 Anggota Fraksi Partai Nasdem 2 orang dari 3 Anggota

(2)

JALANNYA RAPAT:

KETUA RAPAT (Ir. H. MULYADI/F-PD):

Kita mulai Pak Dirut, Pak ini mewakili Pak Dirjen, Pak Jarman lagi ke Myanmar ya. Kalau ke Myanmar Pak Ramson tidak tertarik di ajak Pak.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Yang kami hormati Bapak-Ibu Anggota Komisi VII DPR RI.

Yang kami hormati Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM.

Yang kami hormati Direktr Utama PT PLN beserta seluruh jajarannya, serta Hadirin sekalian yang kami hormati.

Pertama-tama mari kita mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga pada hari ini kita dapat bertemu dalam melaksanakan tugas-tugas konstitusional kita. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih atas perhatian serta kehadiran Bapak-Ibu Anggota Komisi VII DPR RI serta undangan yang hadir dalam acara Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI.

Sesuai undangan yang telah disampaikan berdasarkan jadwal rapat Komisi VII DPR RI pada Masa Persidangan III Tahun 2016-2017. Pada hari ini Komisi VII DPR ini akan melaksanakan Rapat Dengar Pendapat dengan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Direktur Utama PT PLN dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan. Dengan agenda tindak lanjut Rapat Dengar Pendapat Komisi VII dengan Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Dirut PLN pada tanggal 5 Oktober 2016. Kemudian sekaligus menyampaikan rencana perubahan RUU PTL yang tentu pada suatu saat nanti akan disahkan oleh kementerian, ditetapkan.

Pada rapat terdahulu telah disimpulkan beberapa hal, pertama adalah untuk daftar pembangkit yang PPA-nya sudah terminasi, seperti tabel 1 mungkin kesimpulannya dipegang oleh Pak Dirut. Untuk segera melakukan proses administrasi mengganti pengembang paling lambat 25 November 2016. Jadi sudah kurang lebih November, Desember, Januari, 2 bulan Pak ya. Di sini ada 21 waktu itu disampaikan yang sudah determinasi, ada yang 2x10, 2x7, 2x3, 2x25, ada yang 2x100, ada yang 55. Nomor 21 itu Tangkuban Perahu ya, tugu termal, tentu PLN apalagi dalam rangka program 35 ribu megawatt tentu harus segera melakukan penggantian dari pengembangnya. Sehingga program yang sudah dicanangkan oleh PLN itu bisa berjalan sesuai dengan yang sudah direncanakan.

Kemudian nomor 2 untuk daftar pembangkit yang PPA-nya dalam proses terminasi, Komisi VII DPR RI mendesak Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Direktur Utama PLN untuk memproses, mempercepat proses terminasi paling lambat 25 November juga, harusnya sudah ada statusnya saat ini apa dia sudah terminasi atau tidak. Sehingga PLN dapat segera memproses penggantian pengembang. Jadi ada 7 waktu itu di tabel 2, Pak Dirut pegang Pak ya ininya kesimpulan rapatnya, 7, yang besar itu ada 2 Kaltim FTV 2, Graha Power Kaltim, Kalsel FTV 2 2x100PT Tanjung Power Indonesia. Ini waktu itu dalam proses terminasi, 21 yang

(3)

sudah terminasi, 7 dalam proses terminasi.

Untuk pembangkit yang PPA-nya tidak terminasi dan tidak dalam proses terminasi agar disampaikan proses, prosentase progres fisiknya paling lambat tanggal 16 November. Mungkin kita enggak sempat iya menerima atau mempelajari. Jadi pada kesempatan ini kan langsung saja presentasikan atau disampaikan.

Keempat dalam rangka mewujudkan program 35 ribu megawatt, Komisi VII DPR RI mendesak Dirjen Ketenagalistrikan Kementerian ESDM dan Direktur Utama PLN untuk segera merealisasikan PLT milik tambang di Pulau Kalimantan, waktu itu juga disebutkan juga Sumatera ya, sebagian Sumatera yang kaya dengan tambang. Khususnya untuk mengganti pembangkit-pembangkit yang tidak berjalan selama ini.

Jadi sebetulnya ada 4 yang menjadi utama pembahasan kita pada hari ini ditambah 1 rencana RUU PTL. Sehingga kita harapkan pada rapat malam hari ini kita bisa memberi input dan juga Pak Dirut dan kementerian bisa menyampaikan progresnya secara terukur, sehingga program yang sudah dicanangkan pemerintah itu betul-betul masih dalam on the track sesuai dengan schedule yang sudah dibuat.

Saya rasa itu sebagai pengantar, beberapa hal yang perlu disampaikan, namun sebelum kita mulai rapat hari ini saya mendapat catatan dari belakang sudah dihadiri oleh 27 Anggota yang tanda tangan. Jadi cukup banyak penggemarnya, penggemarnya Pak Dirjen cukup banyak Pak, biasanya paling 10-15 ya, 27 Anggota dan fraksinya juga cukup banyak. Sehingga sesuai dengan Pasal 251 ayat (1) Peraturan DPR RI tentang Tata Tertib rapat ini telah memenuhi kuorum. Oleh karena itu dengan ucapkan bismillahirrahmanirrahim izinkan saya membuka Rapat Dengar Pendapat Komisi VII DPR RI.

(RAPAT DIBUKA PUKUL 19.09 WIB)

Kemudian saya minta persetujuan dari Rekan-rekan Anggota, apakah rapat ini sifatnya terbuka atau tertutup. Sesuai dengan Pasal 246 ayat (1) Tata Tertib, menyatakan bahwa setiap rapat DPR bersifat terbuka, kecuali dinyatakan tertutup. Pada kesempatan ini yang kami mengusulkan rapat ini bersifat terbuka, Pak Ramson dapat disetujui.

(RAPAT:SETUJU)

Pak Ramson ini paling seneng kalau yang buka-bukaan Pak dan kurang semangat kalau yang tertutup-tutup.

Bapak-Ibu yang saya hormati.

Tadi sebagai pengantar sebelum saya buka tadi saya sampaikan agenda kita pada hari ini, mudah-mudahan rapat kita malam ini cukup produktif dan juga bisa selesai dengan waktu yang diharapkan karena besok ada lagi tugas luar kota membahas Undang-Undang. Maka dari itu untuk menyingkat waktu kami persilakan kepada Pak Dirjen dulu ya yang mewakili pemerintah, setelah itu Pak Dirut menyampaikan sesuai dengan agenda Pak, agendanya sama Cuma kami ingin mendengar pandangan pemerintah walaupun nanti detilnya tentu PLN yang akan menyampaikan secara mendetail karena ini semuanya data-data yang dibahas hari ini adalah

(4)

data-data yang terjadi di PT PLN, yang disampaikan oleh PT PLN yang dalam hal ini tentu pemerintah juga ikut membantu dan bertanggung jawab terkait semua hal yang dibahas dengan Komisi VII.

Kami silakan Pak.

DIRJEN KETENAGALISTRIKAN KEMENTERIAN ESDM: Izin Pimpinan.

Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI. Yang terhormat Direktur PT PLN Persero beserta jajarannya. Hadirin yang berbahagia.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Salam sejahtera bagi kita semua.

Sebelum Rapat Dengar Pendapat ini dimulai pertama-tama izinkan kami untuk menyampaikan permohonan maaf dari Direktur Jenderal Ketenagalistrikan yang pada hari ini tidak dapat hadir karena sejak tanggal 23 sampai 25 Januari 2017 beliau harus menghadiri special Some and 19 ACE ...meeting di Jangun Myanmar. Selanjutnya Beliau menugaskan saya selaku Sekretaris Direktorat Jenderal Ketenagalistrikan untuk mewakili Beliau pada RDP antara Komisi VII DPR RI dengan Direktur Jenderal Ketenagalistrikan dan Direktur Utama PT PLN Persero pada malam hari ini.

Bapak-Ibu, Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang saya hormati.

Sesuai dengan Surat Pimpinan DPR RI Nomor PW/00476/DPR RI/2017 tanggal 13 Januari 2017 bahwa pokok bahasan pada RDP hari adalah tindak lanjut RDP Komisi VII DPR RI dengan Dirjen Ketenagalistrikan dan Dirut PT PLN persero yang telah dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2016.

Yang kedua adalah rencana perubahan RUU PTL PT PLN Persero. Berkenaan dengan kesimpulan RDP tanggal 25 Oktober 2016, di mana penggantian pengembang yang sudah terminasi maupun yang dalam proses terminasi dapat kami sampaikan bahwa proses administrasi penggantian pengembang pembangkit tenaga listrik PLN dan proses terminasi PPA pembangkit ITP merupakan mekanisme, merupakan mekanisme korporasi dan proses bisnis antara PLN dengan pengembang listrik swasta atau ITP. Untuk itu penggantian pengembang pembangkitan proses terminasi PPA menjadi kewenangan dari PT PLN Persero.

Berkenaan dengan pokok bahasan rencana perubahan RUU PTL PT PLN Persero dapat kami jelaskan sebagai berikut:

PT PLN Persero telah menyampaikan revisi RUU PTL yaitu draft RUU PTL 2017-2026 kepada pemerintah pada tanggal 30 Desember 2016. Draft RUU PTL 2017- 2026 saat ini masih dalam pembahasan yang sangat intensif antara pemerintah dan PT PLN Persero. Beberapa hal yang menjadi perhatian pemerintah atas draft RUU PTL tersebut adalah:

(5)

pembangkit dengan mengutamakan energi tempat sehingga dalam jangka panjang biaya pokok penyediaan tenaga listrik semakin menurun.

2. PLN perlu fokus pada dalam melistriki desa-desa yang belum berlistrik terutama di regional Maluku dan Papua melalui program listrik perdesaan.

3. Target COD pembangkit dalam program 35 ribu Mw tidak dimundurkan dalam neraca daya dengan tujuan agar semua pihak tetap berkomitmen untuk menyelesaikan program 35 ribu megawatt semaksimal mungkin dan pada akhir 2019 telah selesai proses pengadaannya.

4. Sesuai dengan kebijakan energi nasional target total kapasitas terpasang pembangkit tahun 2019 adalah sebesar 73 watt dan pada tahun 2025 sebesar 114 mega watt. PLN diharapkan berkomitmen agar target-target tersebut dapat tercapai dengan penyelesaian pembangkit dan jaringan transmisi serta gardu yang terkait.

Mengutamakan pembangunan, selain itu PLN diharapkan untuk mengutamakan pembangunan PLTU Mulutambang dan PLTU Mulutambang untuk mendapatkan harga yang murah dengan dibuat harga patokan untuk PLTU Mulutambang.

Pimpinan dan Anggota Komisi VII DPR RI yang kami hormati.

Demikian pembukaan terkait pelaksanaan RDP malam ini selanjutnya kami mohon kepada Direktur Utama PT PLN untuk menjelaskan lebih lanjut terkait pokok bahasan RDP hari ini.

Demikian kami sampaikan Bapak.

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Tadi sudah disampaikan oleh pemerintah, untuk detilnya juga sudah disampaikan tadi PLN yang akan menyampaikan secara menyeluruh.

Selanjutnya kami persilakan Pak. F-GERINDRA (RAMSON SIAGIAN):

Pak Ketua, interupsi sebelum ke ini.

Saya permisi mohon maaf juga Pak Dirjen, ada tugas dari Pimpinan partai ini. Terima kasih Pak Ketua.

KETUA RAPAT:

Tugas ke mana Pak, kalau mau menyampaikannya dibisikin saja ke sini Pak ke Pimpinan. Silakan Pak Dirut.

(6)

Yang terhormat Bapak Pimpinan, Bapak-Ibu Anggota Komisi VII DPR RI. Yang kami hormati Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM. Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Selamat malam dan salam sejahtera untuk kita semua.

Kami ucapkan terima kasih atas kesempatan yang diberikan kepada kami untuk menyampaikan paparan singkat tentang, yang pertama tindak lanjut kesimpulan RDP Komisi VII DPR RI 25 Oktober 2016 tentang beberapa project ITP yang terminasi dan yang kedua usulan perubahan RUU PTL. Tindak lanjut kesimpulan RDP Komisi VII DPR RI 25 Oktober 2016 tentang beberapa proyek ITP yang terminasi dan proses terminasi yang tidak dan yang tidak di terminasi sudah kami sampaikan dokumen kepada Bapak dan Ibu sekalian. Prinsipnya kami akan tetap menjaga mutu dan keandalan pasokan listrik di seluruh wilayah Indonesia mulai pembangunan infrastruktur kelistrikan beberapa daerah. Untuk daftar pembangkit yang PPA-nya sudah terminasi seperti tabel 1 dalam tayangan berikut.

Kami lanjutkan Bapak, beberapa pembangkit yang sudah terminasi ada yang diganti dengan pembangunan pembangkit baru di lokasi yang sama, ada yang diganti dengan mobile powerplan dan ada yang digantikan dengan pembangunan gardu induk beserta transmisinya. Untuk daftar pembangkit yang PPA-nya dalam proses terminasi yang seperti dalam tabel 2 sebagai berikut.

F-PD (MUHAMMAD NASIR): Interupsi Pimpinan.

Mungkin ini yang terminasi nilainya nggak tercantum ya Pak, mungkin dikasih nilai Pak jadi kita tahu berapa besar nilai angkanya, jadi kita biar tahu berapa nilainya atau dihitungkan seluruhnya berapa.

DIRUT PT PLN PERSERO:

Baik, kami susulkan nanti Pak.

Kami lanjutkan, untuk pembangkit yang PPA-nya yang tidak diterminasi ke PLTU Kalselteng, Kalteng 1 dan PLTU Kalsel saat ini proses pembangunan di lapangan berjalan baik dan sedang dalam tahap konstruksi. Untuk rencana PLTU Mulutambang di Kalimantan mengganti pembangkit yang diterminasi akan dibangun PLTU Kaltimra kapasitas 200 mega yang ditargetkan beroperasi 2021.

Bapak-Ibu sekalian yang terhormat.

PLN senantiasa berupaya melakukan perencanaan terintegritas dan komprehensif dalam pembangunan infrastruktur ketenagalistrikan, contoh adalah integrasi perencanaan tol Sumatera dengan jalur Suket Sumatera. Integrasi perencanaan kawasan ekonomi khusus dengan supply daya dan kesiapan pasokan listrik untuk LRT Palembang. Dalam hal manajemen organisasi untuk kelancaran pelaksanaan proyek-proyek PLN dan menekankan pada 2 hal, yaitu perbaikan

(7)

struktural dan perbaikan sistem. Dalam perbaikan struktural telah dilakukan regionalisasi organisasi PLN terdapat 7 direktorat regional, juga penguatan induk pembangunan dengan menambah unit-unit induk pembangunan yang semula 16 menjadi 18 induk dan unit pelaksana yang semula 59 untuk dilaksanakan untuk pelaksana proyek menjadi 65 unit pelaksana proyek dan penguatan struktural dengan menambah bidang hukum komunikasi pertanahan yang bertanggung jawab terhadap proses penyediaan lahan dan unit pelaksana ditambahkan supervisor-supervisor pertanahan.

Dalam hal perbaikan sistem PLN telah mengimplementasikan sistem yang dapat mengintegrasikan seluruh tahap project dari tahap studi kelayakan, perencanaan, pelelangan, konstruksi sampai dengan operasi. Sistem ini disebut PMO atau project management office yang sangat membantu PLN dalam memonitor dan mengendalikan seluruh proyek pembangkit transmisi gardu induk yang tersebar di seluruh Indonesia.

Bapak-Ibu sekalian yang kami hormati.

Mohon izin agar diperkenankan mungkin untuk selanjutnya Direktur Perencanaan Korporat PLN untuk menyampaikan draft RUU PTL 2017-2026.

Terima kasih.

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. DIREKTUR PERENCANAAN PT PLN PERSERO:

Mohon izin Pak Ketua.

Kami akan menyampaikan pokok-pokok revisi RUU PTL yang terbaru, jadi tahun 2017-2026. Beberapa dasar yang kita gunakan untuk revisi ini adalah, yang pertama karena adanya perubahan asumsi pertumbuhan ekonomi yang digunakan. Sehingga ini berpengaruh terhadap asumsi pertumbuhan penjualan listrik yang di RUU PTL sebelumnya kita asumsikan 8,6% selama 10 tahun ke depan rata-rata terjadi penurunan 8,3%. Namun demikian penurunan hanya terjadi di Jawa-Bali, namun untuk di luar Jawa-Bali ini terjadi malah peningkatan antara 0,1 sampai 0,2%. Jadi luar Jawa-Bali ini terjadi malah peningkatan antara 0,1 sampai 0,2% jadi pemerataan lebih kita tingkatkan. Program 35 ribu ini akan tetap berjalan namun realisasi COD-nya disesuaikan dengan pertumbuhan demand listrik, untuk meningkatkan DPP kita akan memprioritaskan pembangunan PLTU mulut tambang dan juga PLTG Wilhed untuk gas, sehingga dengan demikian kita akan meningkatkan keekonomian dari energi primer setempat.

Kemudian untuk meningkatkan rasio elektrifikasi khususnya di daerah-daerah yang isolated, kususnya Indonesia Timur kita akan melakukan program-program percepatan pasokan di wilayah yang masih crisis, yang isolated dengan menggunakan mobile powerplan hybrid dengan renewble energy secara off hybrid maupun on hybrid dengan mengutamakan sumber energi primer lokal. Kemudian menyediakan marine mobile powerplan sebagai research margin yang bergerak di Indonesia Timur karena interkoneksi tidak dimungkinkan di sana secara ekonomis dan juga teknis, sehingga riset marginnya akan bergerak di sana. Research margin di seluruh sistem di tahun 2019 minimal 30%, pengembangan EBT dalam rangka meningkatkan bauran LG sesuai dengan kebijakan energi nasional, kita tetap akan mengacu ke dalam, sesuai dengan PP Nomor

(8)

79 Tahun 2014.

Peningkatan TKDN baik itu untuk pembangkit, transmisi dan juga gardu induk dan peningkatan efisiensi dalam pengadaan pasokan energi primer. Next, ini adalah detail yang disampaikan jadi ratio elektrifikasi 100% di dalam RUU PTL yang terbaru akan terjadi lebih cepat yang sebelumnya adalah setelah tahun 2027 ini kita dorong, sehingga tahun 2024 kita targetkan akan terjadi tercapai 100% ratio elektrifikasi. Selanjutnya beberapa rumah tangga tetap harus kita amankan karena ini terkait dengan rasio elektrifikasi yang terjadi penurunan memang di industri dan sebagian bisnis, tetapi kita coba di industri ini kita, pasokan untuk seluruh kawasan ekonomi khusus dan kawasan industri kita siapkan kita masukkan di dalam perencanaan ini. Next, ini adalah summary Pak, penambahan pembangkit dan transmisi juga gardu induk selama 10 tahun ke depan. Total pembangkit yang akan dibangun adalah 75,9 gigawatt, transmisi 67.785 kilometer sirkit dan gardu induk adalah 164.544 mega watt ampere yang tersebar di seluruh Indonesia sesuai dengan target pertumbuhan dan juga rasio elektrifikasi yang sudah disampaikan di depan.

Next, ini menggambarkan dengan tambahan kapasitas tersebut kondisi kelistrikan tahun 2016 dari 17 sistem, hari ini kondisinya normal 7 sistem dan siaga 10 system. Jadi kalau kita bandingkan kondisi di akhir 2015 masih ada yang kondisi defisit, kita di akhir 2016 sudah tidak ada yang defisit, masih ada yang siaga. Next slide berikutnya, dengan tambahan pasokan di akhir tahun 2019 seluruh kondisi seluruh sistem dalam kondisi normal. Next, ini adalah sebaran COD dari tambahan pembangkit dari tahun ke tahun berikut jenis pembangkitnya, di mana nanti akan terlihat tambahan pasokan terbesar akan terjadi 2018-2019 ketika kontrak PLTU-PLTU yang kapasitas besar akan COD.

Next, transmisi gardu induk. Perencanaan yang terintegrasi ini sangat penting karena ketika nanti seluruh pembangkit yang besar, COD sangat penting transmisi gardu induk harus selesai 1 tahun sebelumnya agar tidak terjadi, harus pembayaran take or pay. Nah dengan demikian sebetulnya walaupun terjadi penurunan tadi tambahan pasokan tetapi kita tetap menjaga tambahan kapasitas khususnya di luar Jawa, Papua, Nusa Tenggara itu malah meningkat secara percentage riset margin di atas 30%, rasio elektrifikasi tercapai lebih cepat, seluruh industri kebutuhan industri kita penuhi listriknya dan rencana 2500 listrik yang hari ini belum, desa yang belum listrik itu kita akan listrik sampai 2019, jadi totalnya ada 2500 desa. Sebagai gambaran ini Pak, jadi kawasan ekonomi khusus seluruhnya ini, ini sudah masuk di dalam perencanaan RUU PTL ini, kita alokasikan kita sudah identifikasi jenis industri yang akan dibangun di sini berikut schedulenya dan berapa kebutuhan listriknya yang direncanakan.

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Pak Ketua sebentar, sebelum dilanjutkan kita nggak dikasih bahannya ini, yang ini nggak ada, kok nggak saya punya.

F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Interupsi Pimpinan, izin Pimpinan.

Maksud saya begini Pimpinan, kita kan ingin lihat perencanaannya nggak sampai 2026 ya, perencanaan yang kita ingin tahu kalau Ibu mau menyampaikan di sini perencanaan, mungkin 2017 saja dulu yang akan kita jalani atau 2018 atau sampai 2019 terakhir. Jadi kita tahu berapa

(9)

sih perkembangan PLN ini sampai 2019, kalau Ibu sampaikan 2026 wah barangnya nanti nggak jelas kita nanti bacanya sudah. Kita ingin 2019 saja Bu, kalaupun Ibu sampai 2019. Nah terus saya di sini kan kesimpulan kita itu minta penjelasan tentang proyek-proyek terminasi ini mana datanya, di mana lokasinya, berapa nilainya, apa yang sudah dilakukan untuk merupakan satu langkah yang untuk membenahi proyek-proyek yang mangkrak ini.

Ada kesimpulan kita Pak, tanggal 25 Oktober atau diperbaiki datanya ada yang salah, iya tapi itu saja Pak kita fokus dulu ke situ, bagaimana nanti memecahkan permasalahan itu terus kalau, adapun pengembangan perencanaan BNPB 2019 jelaskan kita, jadi kita berarti berapa anggaran setiap tahun yang dikeluarkan PLN untuk membangun perencanaan yang Beliau sampaikan tadi Direktur Perencanaan tadi. Kalau sampai 2026 jauh sekali Pak.

DIRUT PLN:

Begini boleh Bapak, mungkin yang di maksud RKP-nya rencana kerja dan anggaran mungkin Pak, bukan RUU PTL, mohon maaf kami belum siap RKP-nya Pak, kai siapkan RUU PTL.

KETUA RAPAT:

Jadi memang kita fokus pada yang terminasi, saya garisbawahi lagi Pak, yang proses terminasi ini statusnya sudah terminasi ya sekarang karena itu paling lambat 16 November waktu itu, sudah terminasi kan.

F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.): Pak Ketua

KETUA RAPAT:

Yang proses, yang tabel 2 ini yang 7 ini, yang 7 biji. Kalau itu kan sudah terminasi yang 21. Silakan.

F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.): Pak Ketua, kiri Pak Ketua, Mercy.

Pak Ketua, terima kasih.

Pak Dir, kalau boleh sedikit menginterupsi ya sebenarnya untuk kita bisa mudah membaca data. Seluruh proyek terminasi dalam beberapa tahun pembahasan kita ini kan fast track 1 fast track 2, termasuk dengan yang reguler lain-lain juga gitu loh. Kalau kaya gini kan kita agak sulit untuk membedahnya. Jadi saya lebih mengusulkan mestinya itu semuanya di tracking, kan untuk Maluku punya misalnya hilang untuk yang PLTU WAY mulai dari tahun 2010. Tahun lalu itu, bahkan Pak Dirut sendiri sudah mengeluarkan statement untuk itu juga masuk dan diselesaikan. Ibu Dirut BUMN juga sudah mengeluarkan statement dalam 1,5 tahun diselesaikan dengan APBN, itu pun semuanya tidak selesai gitu, tidak clear. Jadi dan buat saya ini dia hilang,... tiba-tiba

(10)

hilang gitu loh. Nah kami juga mengusulkan Pak Ketua biar enak, seluruh apa proyek terminasi seluruhnya di tracting aja jadi supaya kita clear total seluruhnya, fast track 1 fast track 2 ditambah dengan yang lain-lain gitu lah. Jadi supaya kita tuntas semuanya berapa banyak yang terminasi dan berapa banyak yang harus kita selesaikan satu demi satu sampai selesai, kaya gini kan banyak proyek gagal dan hilang gitu loh, untuk Maluku saja itu 800 miliar Pak Ketua, Pak Dir tadi sudah dikeluarkan 800 miliar, sia-sia nggak ada artinya gitu loh. Ada indikasi potensi korupsi tapi juga ada mungkin hal-hal yang lain kita enggak tahu dan ini pasti juga berlangsung di provinsi kabupaten kota yang lain. Jadi ini masukan konkrit saja pak ketua, supaya semua data terminasi di tracking. Jadi masing-masing wilayah di 34 provinsi bisa lihat daerahnya masing-masing.

Saya minta maaf tapi saya kira ini masukan ke Pak Dir, supaya juga kita bisa clear satu demi satu seluruh kita punya persoalan proyek-proyek yang memang bermasalah gitu loh.

Terima kasih Pak Ketua. KETUA RAPAT:

Kanan.

F-PAN (Dr. Ir. Hj. ANDI YULIANI PARIS, M.Sc): Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Menyambung apa yang disampaikan oleh Pak Nasir dan BU Mercy tadi bahwa terkait dengan proyek-proyek terminasi dalam rapat di Komisi VII tanggal 25 November. Di sini kelihatannya kalau saya mempelajari dari 21 proyek yang terminasi ini beberapa tindak lanjutnya itu banyak dikerjakan oleh PLN sendiri ya, beberapa dikerjakan PLN sendiri. Kemudian nilainya juga perlu disebutkan kembali apakah masih nilai yang dulu atau memang ada tambahan anggaran lagi untuk ini. Nah ini tidak jelas di sini di dalam tabel ini.

Kemudian beberapa yang sudah ada bahwa akan operasi tahun sekian, kemudian juga di sini solusinya ada beberapa pembangunan gardu induk. Kenapa saya tanyakan ini karena jangan sampai terjadi kemandekan lagi, jadi kita mulai lagi dari 0 lagi, dari 0 lagi padahal kan target dari 21 produk itu harus selesai ada yang 2018, rata-rata 2018-2009, bagaimana dengan kondisi tindak lanjut sekarang ini, progres tindak lanjut yang dilakukan oleh PLN, apakah ada tambahan biayanya, kemudian memang tidak ada pengembang kelihatannya banyak dikerjakan oleh beberapa anak perusahaan PLN sendiri. Kemudian dalam RDP tanggal 25 Oktober juga diminta menghitung kerugian, nilai kerugian dan potensi kerugian ini, apakah memang sudah dilampirkan atau ada tambahan lampiran dari ini.

Terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT:

Masih ada interupsi.

(11)

Pimpinan saya kira mungkin kita ini dulu interaktif saja dulu untuk klarifikasi soal tracking data karena saya ingat waktu kita rapat paling perdana sekali itu seluruh data di tracking jadi kita berapa banyak kerugian dana yang sudah dikeluarkan, kemudian apa namanya kontraktornya lari atau ada masalah macam-macam gitu loh. Nah rapat-rapat selanjutnya kemudian apa namanya listing-nya menjadi demikian gitu lho, ada saat mungkin kita hadir ada saat kita tidak hadir gitu. Jadi ada banyak data yang hilang di dalam perjalanan rapat gitu, saya minta ini mungkin yang harus kita kejar dan kita selesaikan dulu Pak Ketua, bisa kita minta pendapat dari Pak Dirut dulu interaktif ketua.

Pak Ketua, saya minta interaktif dulu Pak Ketua tadi soal data dulu baru mungkin, izin ya. KETUA RAPAT:

Mungkin saya perjelas, mungkin begini sedikit ...

Jadi sebetulnya begini Pak Duirut waktu itu ada, tidak hanya sekedar setelah dia gagal tidak mampu bahwa setelah PPA-nya diberi 1 tahun atau 1,5 tahun dia tidak ada pembangkitnya 0% progress fisiknya, kan keputusan diganti. Jadi teman-teman melihatnya bukan hanya sekedar diganti, dia harus mengganti potensial loss yang ada akibat tidak munculnya, tidak keluarnya listrik. Itu yang diminta teman-teman, diharapkan PLN bisa nggak menghitung akibat sebuah perusahaan yang harusnya membangun tahun, misalnya 2016 atau 2017 sudah menjadi pembangkit tapi itu pasti tidak laksana, sudah terlambat teman-teman mengatakan berapa potensi kerugian akibat dia tidak jadi membangun itu, bukan hanya sekedar enak dia, sudah nggak mampu sudah tinggal diganti yang baru. Jadi kesannya dulu dikasih kepercayaan, terus kepercayaan itu tidak dia lakukan dan tidak laksanakan ya sudah tinggal ganti saja yang baru. Itu sebetulnya yang salah satu Bu ya yang dipertanyakan.

F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.):

Pak Ketua izin, Pak Ketua maksudnya itu betul juga tapi syukur kalau itu ada penggantinya. Ini datanya hilang Pak Ketua, itu yang maksudnya kita ada kebingungan gitu loh. Ini yang mau kita bantu supaya kita juga kalau balik ke daerah juga clear menjelaskannya ke masyarakat dan pemerintah.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Iya silakan Pak, itu saya ingat waktu itu juga dari sektor kanan Pak Ramson waktu itu yang menyampaikan.

Silakan Pak. DIRUT PT PLN:

Baik Bapak, memang mohon maaf tadi memang kami terbatas hanya kepada hal-hal waktu terminasi apa yang sesuai dengan rapat sebelumnya Pak, tapi bukan itu tidak ada dan hilang Ibu semuanya ada, mungkin termasuk yang ibu sering dengar 34 proyek mangkrak, baik itu EPC, IPP

(12)

ya memang kami sedang menelusuri itu dengan baik. Akantetapi mohon maaf, tanggung jawab mereka pada umumnya memang tidak ada pak karena memang sesuai apa yang tertulis perjanjian itu memang kami agak lemah posisinya. Sehingga kami tidak bisa menuntut balik, nah kami kan prinsipnya pada hari itu, mohon maaf pada saat itu kami minta izin kepada melalui Perpres, bahwa kami bisa melanjutkan proyek-proyek mangkrak yang mohon maaf ditinggal dengan menghitung cost and benefit analysis-nya, karena kalau tidak yang menjadi korban hari ini adalah masyarakat yang tidak terlistriki pak. Kalau hanya ingin menunggu-menunggu proyek-proyek yang mangkrak itu, nanti proses hukumnya itu tidak akan pernah selesai pak. Kalau beberapa project kami bisa selesaikan dengan menarik jaringan dan membangun gardu induk atau mohon maaf yang belum dibuat, kami buat segera di sebelahnya. Banyak juga tanah-tanah memang, mohon maaf dari mulai perencanaan banyak kekeliruan. Misalkan tanah ditunjuk kontraktor masuk lahannya gambut, tidak pindah karena tanah sudah dibeli kontraktornya tidak mau melanjutkan, ada yang sudah terima uang muka ada yang belum terima uang muka. nah ini dispute secara hukum pak tapi kalau kami tetap, mohon maaf ini kan kami kemarin buka semua persoalan ini kan fakta di lapangan kan gitu pak. Nah kami ingin memperbaiki ini pak, kami sudah satu per satu ada detil sekali, apa yang kami harus lakukan, apakah putus, apakah lanjut, tambahan biayanya berapa. Itu kami sudah punya semua, tapi memang waktu itu kami minta Perpres untuk melaksanakan itu pak, supaya kami tidak terkena sanksi hukum waktu awal-awal bicara sama Komisi VII kami punya risiko akhirnya kami minta Perpres itu pak.

Kami sudah dapat Perpres itu pak, bulan Maret tahun 2016 baru mulai kami tracking. Kami kerja sama dengan Kejaksaan pak dan BPKP. Jadi kami datang, Kejaksaan datang, BPKP datang periksa perjanjian apa, baru kami jalankan lagi. Nah itu hal-hal yang sedang kami laksanakan hari ini tapi karena dari bulan Maret baru efektif kemarin Juni pak, Juni 2016 karena Perpres-nya kan bulan Maret 2016. Juni 2016 kami baru beberapa yang selesai dari BPKP untuk menilai progres dan kerugian. Banyak juga proyek misalkan sudah kontrak, tanda tangan, sudah terima uang muka, dengan perjanjian yang lemah barang di lapangan sudah tahun ke 6, sudah karat semua pak, sudah tidak bisa dipakai. Nah kalau mau melanjutkan kami seperti membangun baru, kami supaya tidak disalahkan kami panggil BPKP, kami panggil Kejaksaan untuk menilai itu semua satu per satu project pak harus secara fisik didatangi, dihitung, dievaluasi. Nah ini memang pekerjaan tambahan di luar 35 ribu ini pak karena kecil-kecil pak, 2x7, 2x3, 2x10, kecil-kecil mereka totalnya semua itu 800, 700 sekian mega pak, tapi projectnya ada 34, ada swasta ada BUMN gitu yang melaksanakan project itu, ada EPC, ada IPP Pak.

WAKIL KETUA RAPAT (Ir. H. SATYA WIDYA YUDHA, ME, M.Sc./F-PG):

Bisa ini Pak Ketua, gini pak kan ini memang sudah pernah diceritakan pada beberapa waktu yang lalu. Justru kita juga ingin menanyakan antisipasi apa yang mesti kita lakukan untuk ke depan, kan ini berarti banyak sekali kontraktor-kontraktor yang tidak profesional kan, seperti yang saya dengar untuk dikonfirmasi saja performance bounds sekarang ditingkatkan dan lain sebagainya, bapak jelaskan juga bahwa ini bakal tidak terjadi karena kita menyaksikan sesuatu yang luar biasa ini. Mereka dapat project, ya mungkin dia brokerin habis itu nggak selesai, dia dapat fee, dia pergi, terus kita sekarang dihadapkan atau bapak dihadapkan pada rakyat gitu. Kalau enggak rakyat tidak terlistriki di dipetakompli lagi PLN-nya. Nah sekarang apa ini, antisipasinya gimana ini.

(13)

KETUA RAPAT:

Silakan Pak Nasir. F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Interupsi sedikit Pimpinan, terima kasih.

Maksud kita gini Pak Dirut, Pak Dirut masuk mungkin di awal 2014, 2015 ya. Nah tidak semua tahu Pak Dirut kondisi seperti ini, mungkin dilapori para direktur. Pak Dirut juga mungkin benar, ada yang bener ada yang nggak laporinnya. Nah saya minta Pimpinan, izin Pimpinan, kita juga Komisi VII minta dalam kasus-kasus PLN ini kita bentuk Panja, membantu Pak Dirut supaya kita juga ikut mengawal proses-proses kondisi kasus-kasus seperti ini. Nah jadi supaya kita juga lihat kondisi Pak Dirut menjelaskan ada yang mempunyai kontrak, tapi tidak melaksanakan pekerjaan. Terus pekerjaan ini kalau kita lihat 34 yang mangkrak, nah 34 ini apa saja. Nah kita kan sudah jelaskan 21 di sini, yang lain apa, nilainya berapa, kita biar tahu juga di sini, kan ini yang kita pertanyakan dalam kesimpulan kemarin.

Nah jadi proses ini yang ingin kita lihat, saya lihat Pak Dirut baru, ada beberapa juga yang baru, ada direktur lama, nah ingin kita minta kejelasan dari proses ini. pak Dirut juga udah sampaikan ini diproses rapat kita kemarin sama yang bapak sampaikan, sudah bapak sampaikan, tapi di data ini dia belum lengkap. Nah kita ingin melihat seperti apa sih strukturnya, terus seperti yang disampaikan Pak Yuda tadi apa yang ke depan harus kita lakukan dengan kondisi seperti ini karena kerugiannya pasti sangat besar. Ini pak yang perlu nah makanya Komisi VII bagaimana sistem mengawal ini dan meninjau kondisi proyek mangkrak ini, sampai sejauhmana nah kita saran saya kita membentuk Panja Komisi VII untuk mengawal proyek-proyek mangkrak di Komisi VII ini.

Mungkin itu Pimpinan, terima kasih Pimpinan. KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Ini baru interupsi, belum pendalaman Pak Dirut. Baru interupsi karena saya belum buka. F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Mungkin diskors dulu Pimpinan, biar kita diskusi. KETUA RAPAT:

Ya memang saya ...Pak Dirut ini ada beberapa data yang mungkin diperbaiki pak sesuai dengan informasi terakhir, seperti kasus yang satu ini kan masih, kemarin itu kan sudah ini mungkin diperbaiki aja dulu sebentar pak, supaya karena rapat kita formal. Kita kasih skor 5 menit saja.

(14)

Pak Ketua, saya pikir jangan diskors karena besok kita kan mesti pergi ke Bali. Saya pikir dilanjutin saja biar cepet selesai.

ANGGOTA:

Skors Ketua, ada data yang harus yang diperbaiki. KETUA RAPAT:

Apa yang diperbaiki, ini realisasi rapat kemarin ya. F-GERINDRA (BAMBANG HARYADI, SE):

Saya pikir langsung saja. KETUA RAPAT:

Jadi begitu Pak Dirut ya, supaya nanti kan nggak ada masalah kan nanti. Sebentar saja Pak Dirut.

F-GERINDRA (BAMBANG HARYADI, SE):

Bisa disampaikan langsung lah, nggak usah terlalu ribet-ribet lah. Nggak usah diskors lah Pak, langsung saja Pak Dirut.

KETUA RAPAT:

Kita skors saja sebentar ya.

(RAPAT DISKORS PUKUL 19.53 WIB) Pak Dirut kita mulai lagi.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Skors saya cabut.

(SKORS RAPAT DICABUT PUKUL 20.32 WIB)

Rapat kita lanjutkan, ada beberapa hal yang tadi di perdalam atau dilengkapi oleh Pak Dirut. Namun memang tadi disampaikan mungkin tidak semuanya detil itu yang diharapkan memang yang tidk masuk dalam Bu Mercy yang tidak masuk dalam agenda rapat kita pada hari ini proyek mangkrak yang terkait dengan fisik ya. Kalau ini kan terkait dengan yang belum dilaksanakan, mangkraknya, mangkrak yang belum sempat fisiknya dilaksanakan. Kalau yang Bu Mercy tadi ada yang mangkrak, fisiknya sudah dilaksanakan tapi ditinggalkan atau hilang atau apa istilahnya tadi. Bagaimana ke depannya Bu Mercy, supaya misalnya daerah Maluku tidak merasa dirugikan begitu ya. Jadi oleh karena itu kita beri kesempatan kepada Pak Dirut untuk

(15)

menyampaikan supaya bisa mengakomodasikan pertanyaan-pertanyaan tadi yang disampaikan oleh Rekan-rekan Pak, termasuk rencana ke depan, sehingga tidak menimbulkan kerugian atau rencana pembangunan listrik yang sudah dicanangkan di daerah itu sebelumnya gitu.

Saya persilakan Pak. DIRUT PT PLN:

Baik Bapak, melanjutkan tadi pembicaraan dengan ibu Mercy. Kalau boleh kami sampaikan memang betul bapak bahwa ada 34 project mangkrak yang secara detil banyak sekali persoalannya. Mungkin yang tadi kami sampaikan, yang pertama adalah proyek itu dimiliki, merupakan IPP maupun EPC. Jadi IPP investor dan EPC milik PLN yang dibangun oleh kontraktor. Sebagian BUMN, sebagian lagi pihak swasta, dari 34 projek itu sudah kami pilah dan pilih pak, bahwa kami posisinya hari sebahagian sudah mendapatkan keputusan, dalam arti kata kami lanjutkan atau diganti transmisi, apa kami berhentikan sama sekali karena kami gantikan dengan mesin yang baru yang lain dan ini memang konsekuensinya pasti ada kerugian. Kerugian atau ada biaya tambahan yang harus kami lakukan, kalau memang nanti dibutuhkan pak kami akan kirimkan kepada bapak dan ibu yang terhormat di sini untuk data detilnya dan lokasi serta segala macam aspek yang menyangkut mengenai proyek-proyek tersebut, apakah dilanjutkan terminasi atau digantikan dengan proyek lain atau digantikan dengan jalur transmisi baru. Mungkin hal-hal itu yang kami bisa nanti sampaikan dan kebetulan pada hari ini kami tidak membawa data yang seperti yang kami tadi sampaikan. Dan untuk proyek-proyek yang tadi kami sebutkan di awal pak, mungkin kami sebutkan saja seperti yang tadi di dalam bagan. Proyek-proyek yang, ada 3 tahap proyek pak yaitu daftar pembangkit yang PPA-nya sudah di terminasi yaitu ada beberapa yang memang beberapa hal, satu Bengkalis, Buntok, Kuala Pembuang, Tarakan, Sampit, Kotabaru dan Bau-bau. Lalu yang selanjutnya adalah Jayapura yang ada pengganti pak, lalu Nias, nomor 10 pengganti dibnagun mobile powerplan. Nomor 11 Nabire, itu dalam proses financing, Kailin dalam, dibangun PLTMG di Sorong, Gorontalo juga demikian pak, PLTMG Gorontalo. Katteng I Kalimantan yang memang ini sudah terminasi dibutuhkan IPV pengganti karena memang sangat dayak dibutuhkan di lokasi tersebut. Biak, Maluku terminasi diganti oleh PLTMG Biak 16 mega dan Andai Maluku, Papua diganti dalam proses pengadilan, diganti dibangun MPP Manokwari 20 mega. Dan daftar pembangkit, yang kami lanjutkan 17 Tapatuan, Sumatera juga pengganti di Tapatuan, 18 ribu Sumatera diganti GI Tebo, lalu Selat Panjang Sumatera GI Selat Panjang dibangun. Rengat itu juga diganti dengan pembangunan PLTMG dan yang di pusat Tangkuban Perahu sedang mengajukan izin wilayah kerja pertambangan, supaya proyek PLTU utama perahu dikerjakan oleh PLN.

Demikian mungkin hal-hal yang perlu kami sampaikan kepada Bapak. Terima kasih Pak.

F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA): Interupsi Pimpinan.

KETUA RAPAT: Iya, silakan.

(16)

F-NASDEM (dr. ARI YUSNITA): Selamat malam pak Dirut PLN.

Saya mau menanyakan tentang Tarakan yang di determinasi ya. Terus itu kemarin sempat saya nanyakan sama Pak Joko ya untuk regional Kalimantan, bisa nggak Pak dijelaskan yang pembangunan Sumemaya kan diganti itu. Bisa dijelaskan dengan saya nggak pak sedikit, itu satu. Terus yang kedua untuk Gunung Seriang yang di Tanjung Selor, kemarin kan yang mengerjakan PT Adhi Karya ya yang mangkrak itu, kenapa kok sekarang PT Adhi Karya lagi yang mengerjakan.

Terima kasih. KETUA RAPAT:

Kalau ini, kalau bisa gini kita mulai dulu yang belum ada fisik, ini kan belum ada fisik, ini masih ada PPA, setelah ini bau masuk kita yang persoalan mangkrak fisik ini, ini sudah ada fisik ya. Jadi kita urut dulu nanti masuk ke sana Bu, karena kita baru masih cara yang PPA yang belum terlaksana. Mau konfirmasi pak, ini yang Tebo ini kan tadinya PLTU 2x7, ini menjadi 60 itu maksudnya menjadi 60 ya Pak, jadi meningkat. Hanya konfirmasi pak, 2x7 menjadi 30 Mpa maksudnya apa ini.

DIRUT PT PLN:

Nomor berapa, maaf pak. KETUA RAPAT:

GI Tapaktuan 30 maksudnya apa itu pak, yang nomor 17 itu. Pengganti dibangun GI, GI itu maksudnya apa itu pak, gardu induk ya Pak.

DIRUT PT PLN: Gardu induk. KETUA RAPAT:

Oke, teruskan saja Pak. Saya tadi enggak begini, terus yang 2x5,5 ini dilanjut, dilanjut, dibangun PLT 30 berarti dia naik ya jadi 30.

Oke ini yang ini yang IPP sudah cukup jelas, tinggal yang dilanjut saja yang 7 itu pak.yang 7, yang proses mungkin masih ada yang apa dilakukan proses, tidak semua bisa diputuskan ya sampaikan saja pak, dalam proses terminasi itu pak.

(17)

Kuala Tungkal Sumatera 2x7 saat ini sedang dalam proses memutus kontrak dan kemarin baru kami panggil kembali pak yang bersangkutan. Lalu Ibuk Sebelak Sumatera Konsorsium Amata Karya dalam proses pemutusan kontrak yang akan bangun PLTG Mukomuko 30 mega. Tembilahan Sumatera oleh PT Profesi Energi sudah diterminasi, sudah diganti dengan PLTG 30 mega. Raha 2x3 PT Hutama Karya akan diganti melalui jaringan transmisi GI 150, mudah-mudahan 2018 ini COD. Wangi-wangi Sulawesi Nusa Tenggara Hutama Kaya juga akan diganti PLTMG 5 mega Pak dan COD 2017. Kaltim ETP 2 powers sedang dalam evaluasi untuk posisi kajian, untuk terminasi tapi masih dalam kajian bapak. L7 Kalsel Kalimantan ....Power Indonesia sedang dalam, sudah dalam proses kajian dan di lapangan sudah terjadi pembangunan fisik di lapangan bapak.

Demikian mungkin hal-hal yang kami sampaikan untuk 7 pembangkit PPA ini dalam proses terminasi.

Terima kasih Bapak. KETUA RAPAT:

Di lanjut yang ketiga agenda kita pak, untuk pembangkit yang PPA-nya tidak terminasi dan tidak dalam proses terminasi disampaikan progres fisiknya. Mungkin itu, mungkin ya saya nggak tahu mungkin ada kaitan dengan yang ditanyakan oleh Bu Ari tadi, kalau enggak atau mungkin yang di luar itu, mungkin itu di lanjut pak.

DIRUT PT PLN:

Baik Bapak, mungkin karena kami tidak bawa data untuk yang itu pak. Jadi mungkin secara bisa dibantu oleh direktur terkait karena Direktur Regional langsung mengetahui posisi-posisi proyek yang mangkrak itu pak.

Terima kasih Bapak. Silakan Pak Joko. KETUA RAPAT:

Sebetulnya ini bukan mangkrak Pak, yang tidak di terminasi kira-kira arahnya, apakah arahnya memang tetap lanjut atau ada juga potensi arah mau di terminasi itu sebetulnya arah rapatnya pak. Jadi maka dari itu kemarin indikatornya sebetulnya di sini kesimpulan nomor 3 itu. Melihat bahwa progres fisiknya gitu, tapi kalau progres fisiknya kelihatannya enggak ada kemajuan sama sekali tentu PLN tidak mau juga melihat itu, apa berlarut-larut tidak ada kemajuan tentu akan evaluasi, akan dilakukan terminasi. Tapi kalau ada progres fisik tentu itu akan lanjut, itu sebetulnya tujuannya pak.

Silakan Pak. DIRUT PT PLN:

(18)

pak, itu sebagian besar memang akan dilanjutkan pak karena sebagian 17 itu BUMN dan mereka sudah siap untuk melanjutkan. Tapi ada beberapa bagian dari BUMN itu sendiri yang memang ada kealpaan perencanaan PLN, kita sharing pak. Misalkan masalah fondasi yang tadinya dalam analisa perencanaan tanah liat, tapi pada saat di lokasi sebenarnya tanah gambut. Kontrak sudah ditanda tangan pak, nah ini dikaji oleh BPKP legalnya dibantu oleh TP4P Kejaksaan untuk kami lanjutkan dan kami bayar biaya tambahan pak, untuk hanya pondasinya saja. Misalkan case-case kasus-kasusnya seperti itu pak dan itu untuk 34 projek itu sudah ada sebenarnya pak datanya, sudah ada semua dan ini sebagian masih dalam kajian-kajian dari BPKP dalam perhitungan rupiahnya pak. Dan sebagian dalam perhitungan, eh dalam penelaahan dari Kejaksaan pak, aspek legalnya supaya mohon maaf, walaupun kami sudah punya Perpres untuk bisa melanjutkan dengan cost benefit analysis tapi kami diberikan payung hukum oleh Kejaksaan dan secara financial diberikan payung oleh BPKP, sebenarnya itu tapi kalau boleh kami sampaikan kalau tidak salah hanya ada 5 yang betul-betul sama sekali tidak di terminasi. Dalam arti kata kalau tidak 3 itu kami belum bayar uang muka, jadi batal. 2 sudah bayar uang muka sedang kami minta kembali. Kalau tidak dia membayar nanti pihak Kejaksaan yang akan melanjutkan persoalan hukumnya perdata atau di pidana.

Demikian Bapak mungkin tambahan dari kami untuk yang proyek-proyek sudah fisik dan ada yang belum fisik.

Demikian. KETUA RAPAT:

Terima kasih.

Sudah disampaikan tadi saya rasa biar cepat kita buka pendalaman saja ya, tidak perlu lihat data, tidak trerlalu banyak, mulai dari Pak Kurtubi, habis itu Pak Nasir, Pak Harry, setelah itu 3 berikutnya lanjut BU Mercy dan lain-lainnya. Ada daftarnya, mana daftarnya, iya benar Pak Kurtubi ternyata, tapi yang kedua Bu Mercy, ketiga Pak Harry, baru Pak Nasir. Iya urutan berubah.

Silakan Pak, biar cepat juga.

F-NASDEM (Dr. KURTUBI, SE., M.Sp., M.Si):

Iya, saya cepat saja, beberapa saya tanyakan. Pertama, ada PLTU di Bima yang mangkrak. Dari jauh kelihatan itu sudah rangkanya berdiri, bertahun-tahun dibiarin, apakah dilanjutkan atau bagaimana yang di Bima Pak. Itu satu, bisa pendalaman soal RUU PTL, sudah masuk ya. RUU PTL saya berpendapat sebaiknya disempurnakan lagi lah RUPTL ini yang 2026. Menurut Undang-Undang Nomor, Undang-Undang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Lalu PP 14 Tahun 2015 sebenarnya nuklir itu sudah harus masuk pak, PLTN, sudah harus masuk paling lambat sudah dibangun tahun 2019 hingga tahun 2025 sudah berkoperasi gitu loh ya. Jadi RUU PTL-nya ini disesuaikan dengan Undang-Undang RPJM dan PP 14 Tahun 2015. Saya buka-buka di sini ada disebut PLTN di sistem Jawa sudah masuk juga ini ada PLTN di sistem Jawa ini di mana dan berapa megawatt ini PLTN-nya ini sebab 2025 kan sasarannya EBT itu kan 23% iya kan sasarannya. Itu termasuk energi baru itu EBT terbarukan, energi baruv itu nuklir dan ada di Undang-undang RPJM nasional. Saya menghimbau, Komisi VII menghimbau agar RUU PTL PLN ini disempurnakan dan harus masuk nuklir secara konkrit. Ini sudah masuk di

(19)

gambarnya ini, di grafiknya ini PLTN di sistem Jawa-Bali. Jadi ini mestinya bisa dipercepat sehingga sasaran 23% energi mix dari EBT itu akan bisa tercapai gitu lho, ini ada undang-undangnya, RUU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional. Kalau sudah tercantum di RUU PTL-nya PLN nanti kita desak BATAN atau Dirjen Kelistrikan segera melakukan study yang konkrit, lokasi Tapaknya di mana, kapasitas berapa dan seterusnya, dan seterusnya, konkrit-konkrit gitu loh, pakai anggaran APBN. Jadi saya menghimbau kebetulan saya Ketua Kaukus Nuklir, jadi saya harus menyuarakan suara teman-teman saya yang masuk dalam Kaukus Nuklir ini bercita-cita, berangan-angan agar PLTN ini terwujud gitu loh dan ada undang-undangnya. Sehingga sebaiknya direncanakan masuk dalam RUU PTL-nya PLN, kalau mengacu pada Undang-Undang Rencana Jangka Panjang Nasional itu tahun 2025 sudah beroperasi itu barang itu. Kalau 2025 beroperasi energi mix EBT akan tercapai, sehingga seyogyanya 2019 sudah mulai dibangun, sebelum dibangun harus ada visibility study yang konkrit pakai anggaran APBN, nggak tahu ini apakah PLN yang melakukan visibility study-nya atau BATAN atau Dirjen Kelistrikan, Ditjen Kelistrikan ini nggak tahu lah pokoknya siapapun lah nanti di Komisi VII kita dorong pakai dana APBN itu kita dukung gitu loh. Jangan di pulau Jawa dulu mungkin di Kalbar ya, di Kalimantan Barat, nah di Jawanya di mana, apakah Semenanjung Muria dihidupkan atau ada lokasi lainnya. Ini harus ada visibility study yang terbaru mungkin ya, sehingga tidak hanya ngomong-ngomong doang, tidak hanya disebut dalam Undang-Undang supaya ada. Memang ada sedikit hambatan karena dalam Ken maupun Ruwen PLTN ditempatkan pada opsi terakhir tapi bukan berarti dilarang. Undang-Undang Jangka Panjang Nasional mengharuskan PLTN itu. Jadi tidak salah kalau RUU PTL yang dibkin oleh PTN sudah mencantumkan PLTN nggak salah itu, ada dasar undang-undangnya. Adapun Ruwen yang menempatkan opsi terakhir itu tidak melarang, itu Ken sama Ruwen sambil jalan nanti kita sempurnakan, nanti dengan DEN kita minta itu supaya di hapus kalimat opsi terakhir begitu.

Demikian dari saya, terima kasih. KETUA RAPAT:

Silakan selanjutnya BU Mercy.

F-PDIP (MERCY CHRIESTY BARENDS, ST.): Baik, terima kasih Pak Ketua.

Pak Dirut dan Bapak-Ibu yang saya hormati.

Saya langsung saja, yang pertama untuk seluruh data proyek-proyek terminasi, baik untuk tabel 1 maupun tabel 2 ini apa namanya ada penjelasan bagian terakhir untuk potensi kerugiannya masih dihitung dengan BPKP. Mungkin kita bisa minta penjelasan sedikit Pak, terkait dengan apa namanya daftar pembangkit yang PPA-nya sudah terminasi, yang datanya masuk hari ini. Dalam pengertian bahwa, dalam pemahaman kami mungkin sebagian ini ada dalam fase administrasi, fase awal atau fase awal membangun. Saya nggak tahu apakah negara sudah dirugikan berapa banyak persen di situ. Nah jadi belum ada ya, nggak ada, nah itu dia kalau dia memang masih pada tahapan nonfisik. Dia dikategorikan apa itu terminasi dan segera diganti, mungkin ini kita butuh penjelasan Pak supaya juga clear di kita gitu. Kalau misalnya dia sudah dalam proses panjang, misalnya Termin 1, Termin 2 sudah diselesaikan dan proyeknya masih tetap mangkrak mungkin itu bisa kami terima. Tapi ini yang dimaksudkan adalah

(20)

administrasi yang lambat kali yah, saya tidak tahu apakah seperti itu. Ini mungkin bisa dapat penjelasan juga gitu loh, yang dimaksudkan dengan administrasi yang lambat itu disesuaikan dengan ketentuan kontraktualnya, ada batas waktunya ya pak karena ini kan masih pada tahapan saya nggak tahu ya masih dalam tahapan administrasi kontraktual ini supaya kita clear saja gitu antara proyek yang terminasi administrasi di tahap awal dan proyek yang terminasi pada saat sudah kegiatan fisik gitu loh. Artinya kan juga mungkin di antara ini ada juga pengusaha-pengusaha lokal kita, saya enggak kenal ini pengusaha-pengusaha ini satu pun gitu loh mungkin ada yang lokal, mungkin ada yang BUMN, mungkin ada yang manapun dan kan ini kita bicara tentang peningkatan capacity building dan pemanfaatan komponen lokal yang ada, apakah ini berkaitan, apa persoalan mendasarnya di sini gitu lho. Ini kan kita ingin tahu apa persoalan mendasarnya, kan sebenarnya kan bukan pendekatan kuratifnya, terminasinya tapi apa persoalannya kalau tiap tahun terjadi kaya begini, ini kan ada system yang salah gitu loh. Ini yang saya ingin dapat kejelasan gitu lho, apa yang salah di sini sehingga masalah di tahap administrasi sudah terjadi persoalan 20 sekian proyek mangkrak, terminasi gitu, itu satu.

Yang kedua, ini berkaitan dengan apa namanya kondisi sistem kelistrikan tahun 2016 yang berjalan, 2017 dan seterusnya. Di sini ada potensi-potensi penjelasan dari pihak PLN tapi ini kan dia sifatnya ini apa namanya ya statistik berbasis pulau seperti itu. Nah padahal karena ini dia sifatnya itu proyektif dengan data aktualnya ini memang agak jauh sekali pak. Kami ingin dapat kejelasan juga gitu loh karena ini kan penting juga untuk kita menyusun anggaran. Misalnya untuk data kelistrikan 2016 dengan proyeksi desa-desa yang tidak terlistriki itu bedanya langit dan bumi. Ini kita bicara proyeksi sesuai dengan data statistik yang ada gitu loh, angka aktualnya beda sekali. Misalnya data riil tadi saya coba lihat satu contoh yang punya Maluku tadi dengan Pak Harry per setiap tahun itu sampai dengan 2019 kurang lebih sekitar 300 sekian desa gitu loh. Padahal di 2015 tinggal 12 desa, ini kan menggunakan data-data statistik yang buat saya ini kan agak rancu seperti itu. Jadi ini mungkin juga bisa kami dapatkan kejelasan supaya tata cara PLN mengembangkan proyeksi kondisi kelistrikan yang ada di Indonesia termasuk proyeksi desa tidak berlistrik ini basisnya ini menggunakan mana gitu loh karena lagi-lagi kalau mengunakan BPS sudah pasti salah besar. Ini data yang ada di sini ada 0 semua gitu loh, ada yang cuma 2, ada yang cuma 12 dan seterusnya.

Yang berikut yang ketiga, ine berkaitan dengan apa namanya satu bagian tadi, ini inter connecting atau integrasi perencanaan integrasi antar wilayah Kalimantan, Sumatera, kemudian Jawa, Bali dan seterusnya. Untuk yang wilayah pulau-pulau ini kan kita juga harus asumsikan harus ada integrited Sistem juga gitu loh walaupun di pulau-pulau kecil. Tidak bisa pendekatan integrited sistem hanya diberlakukan kepada wilayah-wilayah yang basisnya kontinental. Kita di daerah Indonesia Timur kita juga butuh apa namanya industri masuk, kita juga butuh bisnis masuk, kita juga butuh pengembangan kapasitas terjadi di wilayah kita gitu loh. Kalau basisnya masih lokal based dan basisnya masih pendekatannya itu sangat mikro. Maka yang terjadi adalah kita menyelesaikan persoalan itu apa namanya sporadik gitu loh, di mana ada pulau di situ jeder gitu loh, padahal tidak dalam kerangka pendekatan makro yang menyeluruh. Kalau kita bisa dapat kejelasan berkaitan dengan integrasi kelistrikan untuk wilayah-wilayah berbasis kepulauan ini juga sangat menyenangkan sekali buat kami dan saya kira ini akan menjadi apa namanya berita yang sangat luar biasa untuk Indonesia Timur juga. Angka yang ada di Papua misalnya sampai dengan hari ini 2 ribu lebih desa tidak berlistrik, untuk Maluku 300 lebih desa tidak berlistrik dan seterusnya. Ini kita juga butuh paparan yang clear soal kita bicara integritas system hari ini. Jadi antar seluruh wilayah yang ada di Indonesia tidak ada perbedaan perlakuan yang basisnya kontinental dan yang basisnya Islands ini juga bisa mendapat tempat yang layak kalau kita bicara

(21)

integritas sistem.

Saya kira itu Pak 3 hal yang menjadi perhatian saya, terima kasih. KETUA RAPAT:

Silakan Pak Harry.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO): Terima kasih Pimpinan.

Assalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang saya hormati Pimpinan serta Rekan-rekan sejawat Anggota Komisi VII yang saya hormati.

Direktur Utama PLN beserta segenap jajaran yang saya hormati.

Ada beberapa hal yang ingin saya sampaikan, saya pertanyakan tidak hanya terbatas pada proyek-proyek yang terkendala. Walaupun saya juga menyinggung diantaranya tetapi saya akan mencoba satu hal juga mengantisipasi agar supaya ini tidak terulang. Saya ingin mendapat penjelasan dari PLN langkah-langkah apa yang sifatnya tadi sudah singgung dengan reorganisasi berdasarkan kewilayahan. Tetapi saya melihat dengan kewilayahan ini belum cukup, saya ingin melihat lebih dalam lagi bagaimana pemberian atau batasan kewenangan Direksi Regional ini sampai di mana sih pengawasannya, apa kewenangannya.

Yang pertama, saya ingin mengulas lagi pada waktu kami Komisi VII ke kunjungan kerja ke Lampung atau ke Jambi waktu itu saya agak lupa. Dijelaskan oleh Direktur Sumatera wilayah Sumatera, itu ada tanah untuk jaringan di perkebunan tebu di Lampung apa di Jambi ya. Di Lampung yang sampai hari ini belum terselesaikan, hal-hal begini diangkat ke kabinet lah karena katanya hanya karena arogansi gubernur karena lahan itu milik gubernur. Tidak bisa begitu, sayang waktu itu kami tidak ketemu langsung dengan gubernur karena gubernur tidak menemui. Jadi hal-hal begini juga disampaikan ke kabinet karena kan direksi ini kan ada, walaupun tidak langsung ya ke Presiden, supaya Menteri Energi sebagai penanggung jawab sektoral juga pemegang saham, Menteri BUMN ini memahami kendala-kendala yang dialami PLN di daerah terkait dengan pemerintah otonom. Ini usul saya, jadi PLN juga harus lebih berani minta dukungan dari pimpinan yang tertinggi, pemegang saham atau menteri teknis terkait, kalau perlu pada waktu dipanggil presiden disampaikan kendala-kendala ini. Presiden itu harus diberitahukan apa adanya karena kita akan bekerja mendukung program presiden, jangan ABS saja, artinya dilaporkan hal-hal yang menghibur, tapi yang kendala-kendala juga dilaporkan.

Yang kedua, tadi Direktur Utama menyampaikan reorganisasi dalam rangka supaya kegagalan proyek-proyek mangkrak yang lalu tidak terulang, regional. Saya sangat sependapat ini bahkan menurut saya ini masih tanggung. Mungkin ke depan dibutuhkan pre restrukturisasi yang lebih berani lagi memberikan kewenangan yang lebih luas kepada Direksi Regional. Saya tidak tahu tolong dijelaskan nanti ya, apa sih kewenangan Rireksi Regional ini khususnya di dalam penanganan proyek-proyek ini. Yang saya lihat kan memutuskan tender tidak, penyiapan engeeniring-nya mungkin juga tidak, itu di kantor pusat. Tetapi project managementnya sampai

(22)

seberapa jauh mereka, apa ini tetap masih di kantor pusat, apa dilimpahkan kepada Direksi Regional. Saya melihat bisa saja saya keliru karena bagaimanapun pengamatan saya dari luar. Salah satu kelambanan PLN ini terlalu sentralistik, dari awal saya sinyalir sejak menterinya Pak Sudirman said. Menangani proyek ini saya sangat pesimis, bisa on time penyelesaiannya, bukan hanya sekali ini saya sampaikan. Coba tolong dijelaskan nanti sekarang kalau di dalam maintenance misalnya, berapa sih kewenangan menandatangani kontrak Drektur Regional itu.

Kalau boleh seizin Pimpinan, interaksi, berapa kewenangan kontrak Direksi wilayah itu atau penuh tak terbatas, untuk operation saja, operasi, otorisasi direktur wilayah, untuk pemeliharaan saja operasi.

DIRUT PT PLN:

Sampai 500 milyar Pak.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

500, cukup besar kalau sampai 500. Kalau memang 500 ini untuk proyek-proyek investasi seberapa besar kewenangannya. Katakanlah proyek-proyek mangkrak tadi kan kapasitas yang dibangun tidak lebih dari 10 mega, ada 2x3, 2x7 ya mungkin 20 mega. Nilainya kalau saya pelajari dari data yang lalu kita sudah berkali-kali membahas juga tidak semuanya di atas 500. Dalam proyek yang 35 ribu ini kalau proyek-proyek yang di bawah 50 milyar, apakah juga bisa diberikan kewenangan ke direksi wilayah, jadi sepenuhnya diberikan kewenangan ke mereka. Masing-masing ada plus minusnya tapi dengan pendekatan ini saya lebih yakin karena pengambilan keputusannya itu lebih cepat. Jadi penyelesaian proyek-proyek itu bisa lebih cepat. Sudah barang tentu saya menganggap personil PLN ini semuanya punya kompetensi yang memadai, nanti tolong dijelaskan saja. Kalau 500 milyar saya pikir cukup baguslah, artinya tidak perlu semuanya tergantung dari pusat tapi untuk proyek-proyek investasi bagaimana, berapa kalau untuk kontrak-kontrak baru investasi ini, apakah juga 500 milyar Pak Dirut.

DIRUT PT PLN:

Lebih kurang kalau untuk investasi itu 500 miliar pak dan untuk. F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Sama berarti dengan biaya operasi. DIRUT PT PLN:

Tapi untuk pembangkit itu 25 mega dan untuk yang 34 mangkrak ini pak karena punya risiko hukum itu di board pak. Jadi setiap keputusan kami akan amankan Direktur Regional untuk board yang mengambil alih ini.

F-GERINDRA (Ir. H. HARRY POERNOMO):

Okelah kalau untuk kelanjutan proyek mangkrak bisa jadi, tapi untuk yang kondisi normal Itu 500, 500. Harapan saya harusnya ke depan dengan reorganisasi seperti ini akan lebih cepat

(23)

penyelesaiannya karena seringkali pengawasan di kantor pusat yang sentralistik itu juga membuat apa berkepanjangan.

Oke pertanyaan yang berikut, di dalam program terminasi nanti di dalam penyajian data yang dijanjikan kepada kami, coba diberikan rincian data juga, apakah ada di antara proyek-proyek yang terminasi ini kita kena pinalti finansial, apakah kita pada posisi menang semua, tadi kan disebutkan ada yang pondasi sudah ada, kita terpaksa bayar, mungkin dia ada klaim-klaim yang lain. Intinya begini pada waktu nanti menyajikan data-data terkait penanganan kelanjutan proyek-proyek mangkrak ini tidak hanya diuraikan proyek-proyek dan nilainya, tapi juga konsekuensi terminasi ini. Tadi oleh pimpinan ditanyakan potensi kerugian yang kita alami, tetapi juga dalam terminasi ini juga kan keluar ongkos-ongkos. Itu juga tolong disajikan jadi sehingga total loss atau upaya-upaya apa, cut loss yang kita lakukan ini kira-kira berapa besar, bukan hanya potensi yang hilang saja karena keterlambatan kegagalan proyek, tetapi juga di dalam pengambilan keputusan terminasi ini mungkin ada extra cost, bukan ekstra untuk melanjutkan proyeknya, tetapi ekstra untuk proses legalnya mungkin tadi kan belum disampaikan itu. Mungkin saja ada perusahaan yang ngeklaim, oke putus tapi saya klaim. Nanti tolong juga disajikan itu, kami ingin melihat total kerugian yang kita alami.

Kemudian terkait dengan BUMN karya yang gagal, saya usul jangan dikasih kerjaan lagi lah, di skors dulu 5 tahun tidak boleh kerja di PLN dululah. Jangan BUMN ini prestasinya buruk tapi di entertaint terus, lapor kepada pemegang saham, Menteri BUMN enggak bisa caranya begini, kapan mau maju tuh karya kalau disuapin terus, nggak tender, nggak tender, tunjuk langsung, tunjuk langsung di ESDM juga tunjuk langsung itu. Kemarin nilai ratusan milyar tunjuk langsung, memang pekerjaan sederhana tapi kan ini mematikan swasta yang lain. Itu hanya memasang tiang-tiang listrik tenaga surya itu sampai 300, 400 milyar, waktu itu dipermasalahkan oleh Pimpinan Sidang. Ke depan enggak boleh lagi, usul saya BUMN Karya ini kalau memang one prestasi harus diberikan sanksi juga. Mungkin 2 tahun, 3 tahun, setahun tidak boleh kerja di PLN dulu, kalau enggak begitu waduh enggak maju-maju nanti, mereka tidak di ini kan, apa tidak diberi pelajaran. Kemudian tadi kan sudah disinggung masalah mangkrak sudah cukup banyak dibahas oleh teman-teman yang terhormat.

Yang berikut, bicara elektrifikasi. Kami-kami ini Anggota DPR kan mewakili daerah, khusus daerah pemilihan saya walaupun di Jawa Tengah yang menurut pengamatan publik itu relatif dibandingkan elektrifikasi di Maluku misalnya, Dapilnya Ibu Mercy mohon maaf Ibu Mercy. Tetapi faktanya di daerah saya itu juga banyak rumah-rumah yang belum teraliri listrik. Ini ironis, harusnya Jawa Tengah itu 100% harusnya, tetapi faktanya tidak demikian. Saya amati di daerah saya rata-rata setiap desa itu 25 rumah belum teraliri listrik padahal berapa ratus desa itu mungkin ada 2 ribu desa Dapil saya itu, ada 4 kabupaten 1 kota. Nah ini bagaimana penyelesaian PLN, saya pelajari dan terima kasih saya juga bekerja sama dengan PLN untuk memperluas jaringan ini. Setelah saya pelajari masyarakat desa yang tidak mampu yang kita akan subsidi dengan daya 450 dan atau 900 watt, itu sebetulnya mampu mereka membayar langganan listrik yang subsidi. Tetapi mereka tidak punya kemampuan cukup membayar biaya pemasangan. Usul saya kalau pemerintah mau memperluas jaringan elektrifikasi atau meningkatkan rasio elektrifikasi, kalau mau memotong bea subsidi berikan saja kompensasi bea pemasangan kali ini, untuk ini menaikkan rasio 50% syukur-syukur gratis. Inikan ini sekali seumur hidup gitu, coba dihitung itu di exercise, berapa juta yang mau dipotong subsidinya kalikan biaya pemasangan, mungkin hanya 10% di Jawa tapi tapi di daerah lain saya nggak tahu, Maluku mungkin persentasenya besar sekali yang belum dialiri, itu pemasangannya di, bagaimana caranya bisa dibebankan ke subsidi

(24)

mungkin, tapi sekali pukul. Ini coba di exercise kalau perlu diusulkan ke pemerintah. Jadi PLN itu memang tugasnya memasang jaringan sampai ke lokasi terdekat, saya tidak tahu kriterianya jaringan PLN itu akan mengikuti jalan desa atau jalan raya, saya enggak tahu. Tetapi yang jelas kita punya tugas yang tidak bisa ditinggalkan mengaliri seluruh rumah tangga di seluruh Indonesia kan begitu. Tugas PLN hanya satu itu tidak lain, tidak lebih, jadi kalau ada rumah yang tidak teraliri listrik apapun alasannya PLN salah. Nah kalau memang ternyata tidak mampu biaya pemasangan, kita carikan solusi.

Oleh karena itu kalau pemerintah memang mau targetnya 2019 menjelang pilpres itu 100% elektrifikasi ratio harus ada terobosan ini, kalau biaya pemasangan yang sekarang yang 900 watt itu 800 ribu enggak kuat. Mungkin bisa diatasi misalnya dengan CSR PLN mungkin untuk beberapa daerah. Saya tidak tahu harus, banyaklah pasti terobosan. Ini pesan saya supaya ini di exercise diusulkan ke menteri sektoral maupun pemegang saham. Hadir juga kan Dirjen Ketenagalistrikan ini supaya dipikirkan karena seumur hidup masyarakat ini tidak akan teraliri karena tidak mampu membayar biaya pemasangan.

Yang terakhir yang ingin saya pertanyakan, hari-hari ini banyak kami disuguhi media cetak maupun media elektronik masalah tender Jawa 1. Tolong diklarifikasi lah di depan kami ini, apa yang sesungguhnya terjadi. Apa sikap PLN, kenapa ini bisa terjadi, jelaskan kepada kami supaya kami juga mendapatkan sumber informasi yang bukan hoax, bukan informasi palsu yang sering kali menjerumuskan.

Yang terakhir kepada Pimpinan, saya usul Pimpinan, kalau nanti kita sudah punya data yang konkret mengenai proyek mangkrak ini. Kita programkan kunjungan spesifik, proyek-proyek mangkrak yang akan dilanjutkan oleh PLN ini. Kita sekali-sekali melihat proyek, jangan proyek yang berhasil tapi proyek yang mangkrak lah. Jadi supaya tahu persis ini usul saya saja.

Dari saya hanya itu, mohon nanti bisa jelaskan terutama yang aktual ini yang Jawa 1, apa sih yang sesungguhnya terjadi, apakah ini memang ada kendala teknis, finansial atau ada yang dalam tanda petik main-main. Kami punya cukup kewenangan untuk bisa mendapat klarifikasi yang A 1 lah, bicara apa adanya saja, apa masalahnya.

Terima kasih.

Wassalammu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh. KETUA RAPAT:

Silakan Pak Muhammad Nasir. F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Terima kasih Pimpinan.

Yang saya hormati Pimpinan Sidang maupun teman-teman Komisi VII.

Menindaklanjuti yang disampaikan Pak Harry tadi, untuk kita mendalami proyek-proyek mangkrak tadi, kalau saya lihak kan semuanya juga belum lengkap ya pak datanya, karena belum

(25)

ada semua saya lihat tadi hanya penjelasan, tapi nilai-nilainya tidak tahu berapa, ditambah berapa, selesainya kapan, apa yang akan terjadi. Untuk melakukan peninjauan itu saya rasa saran teman-teman Komisi VII tadi untuk dilakukan pembentukan Panja pimpinan, supaya lebih fokus kita menangani kasus-kasus proyek mangkrak ini maupun proyek-proyek yang sudah berjalan, mungkin dari 2014 sampai sekarang, supaya kita tahu apa yang dikerjakan di daerah, apa yang dilaksanakan, bagaimana melaksanakannya, ada masalah atau tidak, nah Panja ini nanti akan mengikuti dan membantu Dirut PLN karena tidak semua, mungkin yang dilaporkan ke Pak Dirut benar dan apa adanya, tapi nanti kita akan melihat perkembangan Panja ini bagaimana menjelaskan dan melihat dan memantau penyelesaian pekerjaan-pekerjaan yang bermasalah maupun yang akan diselesaikan ataupun yang ada solusinya. Mungkin saran pertama izin Pimpinan, jadi Anggota Komisi VII meminta supaya di PLN ini kita bentuk Panja untuk melakukan fungsi pengawasan dan pemantauan pekerjaan-pekerjaan yang bermasalah maupun mangkrak, maupun yang terlaksana.

Mungkin yang kedua, baik dari kementerian Dirjen Kelistrikan maupun Dirut PLN saya menanyakan beberapa hal. Yang pertama masalah pemasokan listrik di pulau-pulau terdepan, ini tadi saya lihat ada Selat Panjang. Selat Panjang inikan satu permasalahan yang jadi masalah sekarang di Riau itu masuknya narkoba Pak, karena kondisi lokasi ini terpencil dan memang jauh dari kondisi kebutuhan maupun penerangan yang cukup ya. Jadi daerah-daerah yang cukup terpencil tapi tidak terbantukan dengan penerangan-penerangan yang cukup. Nah tadi ada saya lihat Selat Panjang, mungkin saya mohon izin dengan pimpinan untuk interaktif kepada Pak Dirut, maupun yang mewakili Dirjen Kelistrikan. Bagaimana kondisi pembangkit yang di Selat Panjang ini kondisinya mangkrak atau ada proyek-proyek lain yang dilakukan di sana.

Mungkin mohon izin Pimpinan, silakan Pak Dirut. DIRUT PT PLN:

Baik Pak Nasir, mungkin kami dibantu oleh Direktur Regional langsung pak untuk Selat Panjang.

Silakan Pak.

DIREKTUR REGIONAL PT PLN:

Mohon izin Pimpinan, untuk menyampaikan Selat Panjang. Terima kasih.

Kepada Pak Nasir, jadi memang Selat Panjang ini adalah proyek 2x22 mega watt. Kemudian kontraknya ini dari tahun 2011 dan di sana memang belum ada kegiatan. Pada saat itu tanahnya itu ternyata tanahnya gambut, pada saat di piling 65 meter itu ternyata tidak bertemu tanah keras. Sehingga dilakukan negosiasi dan mereka meminta nilai yang cukup besar, akhirnya kontrak itu dibatalkan.

Terima kasih Pak. F-PD (MUHAMMAD NASIR):

(26)

Izin Pimpinan.

Sedikit mungkin Pak Dirut, selama Pak Dirut jadi dirut mungkin belum pernah ya melihat laporan kondisi Selat Panjang seperti yang saya sampaikan tadi. Nah ini mungkin bisa menjadi potensi pak karena memang dibutuhkan. Saya juga sudah ketemu dengan kepala daerahnya dan sampai sekarang memang tidak ada tanggapan kementerian maupun PLN. Ini karena memang bukan Dapil saya tapi memang daerah Riau karena bupatinya sudah menyampaikan ke saya Dapilnya Pak Saudara saya tadi yang dari Demokrat juga. Ini harus diperhatikan pak karena memang kondisi ini sangat-sangat dibutuhkan, memang kondisi ini sangat terisolir dan perbatasan dengan Malaysia. Nah ini programnya Pak Jokowi pada waktu itu kan, ingin membangun pulau-pulau terdepan dan pintu-pintu masuk yang masuk ke Indonesia. Ini perlu menjadi catatan penting buat Pak Dirjen atau yang mewakili atau Pak Direktur PLN, ini menjadi potensi pak, yang paling yang penting kapan ini akan bisa dilaksanakan. Itu yang saya ingin jawaban dari Pak Dirut. DIRUT PT PLN:

Baik, silakan pak mungkin bisa dibantu Perencanaan. F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Kalau Pak Direktur sudah banyak ngomongnya Pak, mungkin Pak Dirut saja. Saya sudah pening juga melihat pak direktur ini, jadi lama-lama saya keluarkan. Jadi Pak Dirut saya yang ngomong langsung.

DIRUT PT PLN: Oke, baik.

Jadi rencana untuk Selat Panjang itu karena untuk jangka waktu pendek Pak, itu kita harus elektrifikasi harus sampai, sementara kita tangani dengan diesel Pak, rencananya. Jadi dalam F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Rencananya biar saya bisa sampaikan juga kepada kepala daerahnya. DIRUT PT PLN:

mungkin sudah akan tender ya, maksimum mungkin per tengah, akhir tahun ini sudah selesai, maksimum.

F-PD (MUHAMMAD NASIR):

Pekerjaannya awal tahun ini atau penyelesaiannya. DIRUT PT PLN:

Referensi

Dokumen terkait

Pengendalian kadar gula darah dapat dilakukan dengan beberapa hal yaitu pengaturan pola makan, aktivitas fisik, konsumsi obat-obatan secara teratur, rutin mengecek kadar gula

Kami masukkan juga masalah karhutla ini karena memang ke depan kita akan menghadapi musim kering yang panjang sehingga tentunya masalah karhutla ini betul-betul

Bapak ini kan karena baru sebentar, nanti Bapak sudah 6 (enam) bulan Bapak stress ini teman-teman ini gila saja nggak Pak kenapa dia disuruh kerja duitnya nggak ada

Ketua, ini pelecehan. Kita harus sepakat saja, kita mau lanjutkan atau tidak? Kalau tidak, kita harus ambil tindakan politik, dari awal Bapak menjawab semua

Terima kasih Mas Bimo, ini datang lagi, ganggu lagi ini satu. Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi IV yang terhormat. Para narasumber mitra yang hari ini diundang hadir di sini

Pada peta jarak dari garis pantai, kelas yang sangat rentan itu mempunyai jarak dari garis pantai yang sangat dekat yaitu kurang dari 500 meter, itu

Pemilihan jenis ikan merupakan langkah pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan usaha budidaya perikanan.Proses penentuan jenis ikan ini dapat dilakukan

Oh silakan boleh, saya izinkan Pak. Sebagai bukti Pak penyampaian proposal. Cukup? Baik terima kasih. Kalau proposal perpustakaan boleh diantar ke depan tapi