• Tidak ada hasil yang ditemukan

PDRB Sisi lapangan Usaha

BAB I. Ekonomi Makro Regional

B. PDRB Sisi lapangan Usaha

Dari sisi lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan Jambi pada triwulan IV 2014 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi 2,9%, diikuti sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,3% dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,7%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan IV 2014 terjadi pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 19,1% (yoy) diikuti sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 17,7% (yoy) dan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,5% (yoy) (Tabel 1.1). Tingginya pertumbuhan 3 (tiga) sektor tersebut utamanya didorong oleh peningkatan aktivitas perdagangan dan penyediaan akomodasi perhotelan dan makan minum selama momen liburan akhir tahun 2014 dan hari raya keagamaan (Tahun Baru Islam, Idul Adha, Natal) yang mampu meningkatkan konsumsi masyarakat.

Namun demikian, secara triwulanan, perekonomian Jambi pada triwulan laporan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 2,3% (qtq) menjadi 1,1% (qtq). Sektor pengadaan listrik dan gas mencatat pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu 12,0% (qtq) disusul oleh sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,9% (qtq) serta sektor jasa keuangan sebesar 4,1%. Namun kontraksi yang dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian (-1,1% (qtq)) serta sektor industri pengolahan (-0,7% (qtq)) merupakan faktor penahan laju pertumbuhan Provinsi Jambi.

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada triwulan IV 2014 tercatat sebesar Rp38,6 triliun, dan secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 26,7%, pertambangan dan penggalian sebesar 20,5% serta sektor industri pengolahan sebesar 10,8% (Grafik 1.3). Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan III 2014 (Grafik 1.2).

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014 10

Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2014 Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2014

1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan IV 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 11,5% (yoy) atau 1,1% (qtq). Secara tahunan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2013 (5,8% (yoy)). Akan tetapi secara triwulanan mengalami perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2014 (2,8% (qtq)).

Pertumbuhan sektor pertanian tersebut utamanya disebabkan oleh kenaikan produksi tanaman bahan makanan padi yang mengalami kenaikan sebesar 1,5% (yoy) dibandingkan tahun 2013. Pertumbuhan produksi tanaman bahan makanan yang terjadi di Provinsi Jambi tersebut terkonfirmasi dalam ARAM (angka ramalan) II BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2014, produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan naik sebesar 1,5% dibandingkan tahun 2013 sejalan dengan peningkatan produktivitas sebesar 4,2%. Namun demikian, pertumbuhan produktivitas yang tidak diikuti dengan luas panen yang justru mengalami penurunan dari 153.243 ha pada tahun 2013 menjadi 149.291 ha pada tahun 2014 menyebabkan pertumbuhan produksi padi menjadi kurang maksimal (Grafik 1.4). PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN, 29,8% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, 22,4% INDUSTRI PENGOLAHAN, 10,1% PERDAGANGAN BESAR,ECERAN DAN REPARASI MOBIL,SEPEDA MOTOR, 8,6% KONSTRUKSI, 6,4% LAINNYA, 22,8% PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN, 26,7% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, 20,5% INDUSTRI PENGOLAHAN, 10,8% PERDAGANGAN BESAR, ECERAN DAN REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, 9,3% KONSTRUKSI, 7,2% LAINNYA, 25,5%

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 11

Grafik 1.4. Produksi Padi

Grafik 1.5. Produksi Jagung Grafik 1.6. Produksi Kedelai

Namun demikian, pertumbuhan sektor pertanian sedikit tertahan dengan menurunnya sub sektor perkebunan yang didominasi tanaman kelapa sawit dan karet alam sejalan dengan tren menurunnya harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) dan karet internasional seiring dengan melemahnya permintaan global terhadap komoditas perkebunan utama Provinsi Jambi tersebut yang berimbas pada tren penurunan harga CPO dan karet alam di tingkat lokal.

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.631,2/kg, turun 2,8% (qtq) dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp7.530,2/kg atau turun 0,62% (qtq). Sejalan dengan hal tersebut, harga rata-rata CPO di tingkat internasional juga turun 5,61% (qtq) dari USD693,5/metric ton pada Triwulan III 2014 menjadi USD654,6/metric ton pada Triwulan IV

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha) 2010 2011 2012 2013 2014 (ARAM II) 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha) 2010 2011 2012 2013 2014 (ARAM II) 0 1,000 2,000 3,000 4,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 2011

2012 2013

2014 (ARAM II)

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014 12

2014 (Grafik 1.7). Tren penurunan harga kelapa sawit disebabkan oleh beberapa hal: 1.) turunnya permintaan negara importir sawit sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, 2.) tren penurunan harga minyak mentah dunia yang berimbas pada menurunnya harga CPO untuk bahan bakar nabati dan 3) melimpahnya stok minyak nabati lain (soybeen, rapeseed, dan bunga matahari) sebagai produk substitusi CPO.

Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal, Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bahan olah karet (bokar) di Jambi juga mengalami penurunan dari rata-rata Rp16.632/kg menjadi Rp15.127/kg (turun 9,0% (qtq)) (Grafik 1.8). Penurunan harga bokar tersebut mengikuti tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 14,9% (qtq) dari USD226,4/cent per kg menjadi USD192,7/cent per kg (Grafik 1.8). Apabila dibandingkan dengan rata-rata harga pada Triwulan IV tahun 2013, harga bokar di Jambi turun cukup signifikan mencapai 38,6% (yoy). Tren menurunnya harga karet internasional utamanya disebabkan antara lain oleh: 1.) masih lemahnya permintaan global serta isu tingginya persediaan stok karet di negara konsumen, utamanya Tiongkok, 2.) tren penurunan harga minyak mentah dunia sebagai bahan baku karet sintetis yang merupakan produk substitusi karet alami.

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112 2012 2013 2014 Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 13

Grafik 1.8. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sementara itu, di tengah melambatnya kinerja perkebunan kelapa sawit dan karet, kinerja tanaman pinang justru menunjukkan kinerja positif seiring dengan masih tingginya permintaan global dan tren harga yang semakin tinggi. Selain itu, penggunaan teknologi tepat guna rumah pengering pinang2 mampu meningkatkan harga jual pinang sehingga memberikan insentif bagi petani pinang.

Kurang optimalnya kinerja sektor pertanian pada triwulan IV 2014 disertai juga dengan penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) yang tercatat sebesar 95,42 atau sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 97,19. Penurunan NTP terjadi karena meskipun terjadi kenaikan indeks diterima petani namun kenaikan indeks dibayar petani jauh lebih tinggi terkait kenaikan BBM, seperti terlihat pada grafik 1.9.

Selain NTP yang menurun3, ketergantungan petani hanya pada satu sumber pendapatan saja, juga menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program pertanian terpadu.

2 Sejak tahun 2013, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) memberikan bantuan rumah pengering pinang kepada kelompok tani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3 Untuk tanaman perkebunan rakyat, nilai NTP yang rendah karena indeks diterima turun akibat turunnya harga komoditas

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014 14

Grafik 1.9. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian yang pada triwulan IV 2014 menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp7,9 triliun (pangsa 20,5%), merupakan sektor kedua terbesar di Provinsi Jambi. Secara tahunan, sektor ini mampu tumbuh sebesar 2,6% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan yang sama pada tahun lalu yang terkontraksi sebesar -1,2% (yoy). Akan tetapi, secara triwulanan, kinerja sektor ini relatif memburuk dan mengalami penurunan atau kontraksi sebesar 1,1% (qtq), dibandingkan triwulan III 2014 yang mempu membukukan pertumbuhan sebesar 4,3% (qtq).

Berdasarkan informasi yang disampaikan BPS, pada triwulan laporan terjadi peningkatan lifting minyak bumi yang berasal dari sumur-sumur di wilayah Provinsi Jambi. Namun demikian, pertumbuhan kenaikan tersebut merupakan recovery dari penurunan lifting minyak bumi yang cukup dalam pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan produksi minyak bumi di tahun 2012, produksi minyak bumi Provinsi Jambi 2014 relatif stabil.

Sementara itu, kinerja sub sektor pertambangan non migas di Provinsi Jambi pada triwulan laporan cenderung mengalami perlambatan yang utamanya disebabkan oleh melemahnya harga batu bara internasional sebagai dampak tidak langsung penurunan harga minyak dunia. Selain itu, implementasi Undang-Undang Minerba serta adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya produksi.

90 95 100 105 110 115 120 125 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2013 2014

Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100

indeks terima indeks bayar NTP

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 15

3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp4,2 triliun (10,8%), meningkat sebesar 1,5% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami penurunan atau kontraksi sebesar 0,7% (qtq).

Penurunan kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan laporan utamanya didorong oleh penurunan pertumbuhan produksi pada sub sektor industri pengolahan karet sebesar 12,4% (qtq) atau 11,5% (yoy) sejalan dengan melemahnya permintaan karet global dan kondisi cuaca yang kurang mendukung perkebunan karet (Tabel 1.2).

Tabel 1.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Penurunan kinerja Industri pengolahan karet

tersebut juga

dikonfirmasi oleh data Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, yang menyatakan bahwa produksi karet dalam triwulan IV 2014 sebesar 73.974 ton (Grafik 1.10), menurun cukup signifikan sebesar 15,54% (qtq) dibandingkan triwulan lalu dan turun 2,0% (yoy) dibandingkan triwulan IV 20134.

4 Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw II-14 Trw III-14 Trw IV-14 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw II-14 Trw III-14 Trw IV-14

Industri Makanan 4.4 8.1 -21.8 24.0 -1.5 1.9 1.0 7.1 -6.4 17.6 9.3 0.47 Industri Minuman -1.1 -0.3 -2.8 3.5 -5.2 -7.5 7.7 2.0 -1.1 -7.0 -10.6 -17.80 Industri Karet dan Barang dari

Karet dan Barang dari Plastik

4.4 1.2 -1.1 14.5 -10.5 -12.4 2.6 7.7 4.3 17.1 0.5 -11.45

I B S 1.70 0.74 -6.57 10.34 -5.44 -0.02 4.58 0.19 -0.76 8.66 2.05 -1.95 Sumber: BPS Provinsi Jambi

Jenis Industri q-t-q y-on-y

Pertumbuhan

Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867 81,805 68,679 74,585 77,418 76,065 75,165 74,563 94,647 92,488 75,504 91,329 93,439 87,584 73,974 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011 2012 2013 2014

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014 16

4. Sektor-sektor Lain

Pada triwulan IV 2014, sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,6 triliun (pangsa 9,3%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 15,5% (yoy), dengan andil pertumbuhan 1,3% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan sub sektor perdagangan besar dan eceran di Jambi. Peningkatan aktivitas perdagangan sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat sehubungan dengan momen liburan akhir tahun, serta adanya momen hari raya keagamaan (tahun baru islam, idul adha dan natal).

Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 19,1% (yoy) seiring momen libur akhir tahun dan hari raya keagamaan di triwulan IV 2014 yang berdampak pada peningkatan aktivitas Meeting Incentive Converence Exhibition (MICE) di Provinsi Jambi meskipun

di sisi lain tingkat hunian hotel mengalami penurunan (Grafik 1.11). Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 44,4%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu (45,7%), serta triwulan yang sama tahun lalu (51,4%). Jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga turun signifikan sebesar 30,5% (yoy) atau 22,1% (qtq) menjadi 46.402 orang.

Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing tumbuh sebesar 17,7% (yoy) dan 8,5% (yoy). Secara triwulanan, sektor pengadaan listrik dan gas tumbuh cukup signifikan sebesar 12,0% (qtq), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,3% (qtq)). Sementara itu, sektor pengadaan air tumbuh 2,8% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,4% qtq).

Meningkatnya sub sektor pengadaan listrik tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 7,9% (yoy) atau

Grafik 1.11. Tingkat Hunian Hotel

50,821 57,930 47,293 58,288 55,338 72,902 62,409 66,748 65,742 81,909 59,533 46,402 0 10 20 30 40 50 60 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013 2014

Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 17 858 852 863 857 853 867 854 847 837 844 833 830 -1.6 -0.7 1.3 -0.7 -0.5 1.7 -1.5 -0.9 -1.1 0.8 -1.3 -0.3 (3) (1) 1 3 5 700 720 740 760 780 800 820 840 860 880 900 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 2012 2013 2014 Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2014

ribu M3

Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

1,4% (qtq) dan 7,5% (yoy) atau 2,4% (qtq). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 268,4 MWH (Grafik 1.12) dengan jumlah pelanggan mencapai 371.170 rekening (Grafik 1.13). Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 554.063 rekening (91,9%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 244,3 MWH (64,9%).

Grafik 1.12. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.13. Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN

Pertumbuhan sektor pengadaan air sedikit tertahan dengan penurunan pemakaian air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang (Grafik 1.14). Pada triwulan laporan pemakaian air bersih menunjukkan penurunan (1,4% (yoy)) atau

0,3% (qtq). Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 830,0 ribu M3, lebih rendah dari triwulan lalu (832,7 ribu M3). Secara tahunan, pemakaian air bersih juga mengalami penurunan 1,9% (yoy).

Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 7,2% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,5%, meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (7,0% yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor transportasi sejalan dengan momen liburan akhir tahun 2014.

200 210 225 220 230 242 240 249 244 260 265 268 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 KWH (d al am ju ta )

Sumber: PLN Cabang Jambi (diolah)

295 302 308 318 324 331 338 345 352 357 362 371 50 100 150 200 250 300 350 400

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 ri bu p el an gg an

Sumber: PLN Cabang Jambi (diolah)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014 18

Meskipun mengalami pertumbuhan positif, jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi, menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 334.194 orang, menurun 4,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu (Grafik 1.15). Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi. Berdasarkan perkembangan jumlah bongkar dan buat barang di bandara Sultan Thaha Jambi, terjadi kenaikan jumlah barang yang dimuat sebesar 0,8% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun untuk barang yang dibongkar dari kargo pesawat mengalami penurunan sebesar 8,1% (qtq) (Grafik 1.16)

Sektor lain yang tumbuh cukup pesat pada Triwulan IV 2014 adalah sektor jasa pendidikan sebesar 13,0% (yoy) dan jasa keuangan sebesar 8,8% (yoy).

Dokumen terkait