• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL Provinsi Jambi"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

(1)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN

REGIONAL

Provinsi Jambi

Kantor Perwakilan Bank Indonesia

Provinsi Jambi

(2)

Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi Jl. Jenderal Ahmad Yani No.14, Telanaipura JAMBI

Telp : 0741 - 62445

Fax : 0741 – 62112

(3)

Visi Bank Indonesia

Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel di regional melalui penguatan nilai-nilai strategis yang dimiliki serta pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yang stabil.

Misi Bank Indonesia

1. Mencapai stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas.

2. Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan efisien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian nasional.

3. Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efisien, dan lancar yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan akses dan kepentingan nasional.

4. Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis kinerja, serta melaksanakan tata kelola (governance) yang berkualitas dalam rangka melaksanakan tugas yang diamanatkan UU.

Nilai-Nilai Strategis Bank Indonesia

Nilai-nilai yang menjadi dasar organisasi, manajemen dan pegawai untuk bertindak atau berperilaku yaitu Trust and Integrity, Profesionalism, Excellence, Public Interest, Coordination and Teamwork.

Visi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Menjadi kantor perwakilan yang kredibel dalam pelaksanaan tugas Bank Indonesia dan kontributif bagi pembangunan ekonomi daerah maupun nasional.

Misi Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi

Menjalankan kebijakan Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai rupiah, stabilitas sistem keuangan, efektivitas pengelolaan uang rupiah dan kehandalan sistem pembayaran untuk mendukung pembangunan ekonomi daerah maupun nasional jangka panjang yang inklusif dan berkesinambungan.

(4)

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

(5)

Pertama-tama ijinkanlah kami memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat-Nya sehingga Kajian Ekonomi dan Keuangan Regional (KEKR) Provinsi Jambi triwulan IV 2014 dapat diselesaikan dengan baik. KEKR merupakan salah satu terbitan periodik Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi sebagai sarana untuk membangun komunikasi dua arah dalam pertukaran data dan informasi baik dengan stakeholders internal maupun eksternal. Dengan demikian, para pemangku kepentingan seperti pelaku usaha, perbankan dan terutama Pemerintah Daerah Jambi (provinsi dan kabupaten/kota) diharapkan dapat memperoleh masukan dalam merumuskan kebijakan pengembangan ekonomi daerah. KEKR mencakup beberapa aspek seperti perkembangan ekonomi makro regional, inflasi daerah, perbankan dan sistem pembayaran, keuangan daerah, ketenagakerjaan daerah dan kesejahteraan. Publikasi ini juga memuat perkiraan ekonomi dan inflasi daerah.

Berdasarkan asesmen atas data dan informasi, perekonomian Jambi tahun 2014 tumbuh sebesar 7,9% (ctc), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2013 yang sebesar 6,7% (ctc)

dan diatas pertumbuhan ekonomi nasional 2014 sebesar 5.0% (ctc). Secara tahunan,

perekonomian Jambi pada 2014 menghasilkan output Rp153,8 triliun atau 1,5% dari

perekonomian Indonesia (Rp10.542,7 triliun) dan tumbuh sebesar 7,5% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV 2014 yang tercatat sebesar 5,0% (yoy) serta jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,6% (yoy). Dari sisi harga, kota Jambi mengalami inflasi 8,72% (yoy) lebih tinggi dari triwulan lalu 4,31% (yoy) dan inflasi nasional 8,36% (yoy).Sementara itu inflasi Bungo pada triwulan IV 2014 tercatat sebesar 8,99% (yoy). Perkembangan perbankan sedikit mengalami perlambatan akibat penurunan dana pihak

ketiga sementara kredit mengalami pertumbuhan sehingga aset menurun. Loan to Deposits Ratio

(LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor berada pada posisi yaitu sebesar 119,4% yang mengindikasikan masuknya dana dari luar perbankan Provinsi Jambi. Kualitas kredit bank umum juga masih berada pada level yang aman, ditunjukkan oleh angka Non Performing Loan (NPL) sebesar 2,5%. Pembenahan sektor riil secara terus menerus diperlukan sebagai upaya akselerasi penyaluran kredit perbankan terutama dalam rangka meningkatkan investasi.

Dalam penyusunan KEKR triwulan IV 2014 kami banyak memperoleh support dari dinas-dinas pemerintah daerah, instansi, perbankan, BUMN/BUMD dan pelaku usaha. Oleh karena itu, kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih kepada semua pihak. Semoga kerjasama yang telah terjalin selama ini dapat ditingkatkan di masa yang akan datang.

Seiring dengan keterbatasan yang ada, kami mengharapkan kritik dan saran dalam meningkatkan kualitas KEKR ini agar dapat memberikan manfaat yang optimal, untuk kemakmuran masyarakat Jambi.

Jambi, Februari 2015

KANTOR PERWAKILAN BANK INDONESIA PROVINSI JAMBI

V. Carlusa Kepala Perwakilan

(6)

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

(7)

i

Daftar Isi ... ... i

Daftar Tabel ... iii

Daftar Grafik ... v

Tabel Indikator Ekonomi Terpilih ... viii

Ringkasan Eksekutif ... 1

BAB I. Ekonomi Makro Regional ... 7

A. Umum ... 7

B. PDRB Sisi lapangan Usaha ... 9

1. Sektor Pertanian, Perkebunan, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan... 10

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian... ... 14

3. Sektor Industri Pengolahan... .. 15

5. Sektor-sektor Lain ... ... 16

C. PDRB Sisi Penggunaan ... 18

1. Pengeluaran Konsumsi ... ... 20

2. Investasi ... ... 21

3. Perdagangan Eksternal... ... 23

3.1 Ekspor Luar Negeri Provinsi Jambi ... .. 23

3.2 Impor Luar Negeri Provinsi Jambi... 26

Boks 1 Perubahan Tahun Dasar Perhitungan PDRB Menjadi 2010=100 27 BAB II. Inflasi ... 31

A. Kajian Umum ... 31

B. Inflasi Kota Jambi Berdasarkan Kelompok Barang ... 33

1. Kelompok Bahan Makanan... ... 36

2. Kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau ... ... 40

3. Kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar... .... 40

4. Kelompok Sandang... .... 41

5. Kelompok Kesehatan ... ... 41

6. Kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga... .. 42

7. Kelompok Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 42 C. Inflasi Kota Bungo ... 43

Boks 2 Dampak Perubahan Harga BBM terhadap inflasi Provinsi Jambi.. 49

BAB III. Perbankan Dan Sistem Pembayaran ... 55

(8)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV2014 ii

2. Perkembangan Dana Masyarakat... .. 58

3. Perkembangan Kredit/Penyaluran Dana... . 62

4. Undisbursed Loan... .. 66

5. Peran Intermediasi Perbankan dan Kondisi Non Performing Loans (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi Jambi... 67

6. Perkembangan Kredit UMKM ... .. 69

C. Bank Perkreditan Rakyat (BPR) ... 70

D. Perkembangan Alat Pembayaran Tunai dan Non Tunai ... 71

1. Aliran Uang Kartal Melalui Bank Indonesia Jambi... . 72

2. Penyediaan Uang Layak Edar... .. 73

3. Perkembangan Jumlah Uang palsu yang Ditemukan.. .. 73

4. Perkembangan Kliring Lokal... ... 74

5. Transaksi Real Time Gross Settlement (RTGS)... . 74

Boks 3 GNNT sebagai solusi Transaksi Ekonomi ... 77

BAB IV Keuangan Pemerintah Daerah ... 83

A. Realisasi Pendapatan Daerah Triwulan IV Tahun 2014 ... 83

B. Realisasi Belanja Daerah Triwulan IV Tahun 2014 ... 84

C. Keuangan Pemerintah Pusat di Daerah ... 86

D. Keuangan Pemerintah Daerah ... ... 89

BAB V Ketenagakerjaan Daerah Dan Kesejahteraan ... 91

A. Upah Minimum Provinsi ... 91

B. Kemiskinan ... 92

C. Kesejahteraan... ... 94

BAB VI Prospek Perekonomian ... 97

A. Pertumbuhan Ekonomi ... 98

B. Proyeksi Inflasi ... 100

C. Rekomendasi Kebijakan ... .. 103 Lampiran

(9)

TRIWULAN IV 2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI

JAMBI iii

1.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy) 8

1.2 Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang 15 1.3 Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan (yoy) 19

1.4 Indeks Tendensi Konsumen 20

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 34

2.2 Sumbangan Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Jambi

Berdasarkan Kelompok dan Sub Kelompok Barang dan Jasa 35 2.3 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Berdasarkan Komoditi

Periode Triwulan IV 2014 36

2.4 Perkembangan Inflasi Kota Bungo 44

2.5 Inflasi Triwulanan (qtq) serta Tahunan (yoy) Kota Bungo berdasarkan

kelompok dan sub kelompok barang dan jasa 44

2.6 Sumbangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Bungo berdasarkan komoditi

periode triwulan IV - 2014 47

3.1 Perkembangan Jumlah Kantor Bank Umum dan BPR Provinsi Jambi 57 3.2 Penghimpunan Dana bank umum di Provinsi Jambi 59 3.3 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Golongan Pemilik 61 3.4 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Berdasarkan Lokasi Proyek 61 3.5 Perkembangan Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 62 3.6 Perkembangan Kredit Berdasarkan Lokasi di Proyek Provinsi Jambi 66 3.7 Tabel Undisbursed loan Bank Umum Berdasarkan Jenis Penggunaan dan

Berdasarkan Sektor Ekonomi Provinsi Jambi 67

3.8 Perkembangan Non Performing Loan (NPL) Gross Bank Umum di Provinsi

Jambi 68

3.9 Perkembangan System Pembayaran Melalui KPw Bank Indonesia Provinsi

Jambi 72

3.10 Perkembangan Transaksi RTGS 75

4.1 Perkembangan Pendapatan APBD Provinsi Jambi Triwulan IV 2014 84 4.2 Perkembangan Belanja APBD Provinsi Jambi Triwulan IV Tahun 2014 85 4.3 Perkembangan Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 86 4.4 Perkembangan Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 87

(10)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV2014 iv

5.4 Nilai Tukar Petani (NTP) Per Sub Sektor 96

(11)

TRIWULAN IV 2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI

JAMBI v

1.1 Perkembangan PDRB Provinsi Jambi dan Nasional (y-o-y) 7 1.2 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Triwulan III Tahun 2014 10

1.3 Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan

Usaha Triwulan IV Tahun 2014 10

1.4 Produksi Padi 11

1.5 Produksi Jagung 11

1.6 Produksi Kedelai 11

1.7 Perkembangan Harga CPO, Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi 12

1.8 Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi 13

1.9 Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi 14

1.10 Perkembangan Produksi Karet Jambi 15

1.11 Tingkat Hunian Hotel 16

1.12 Perkembangan Total Pemakaian Listrik 17

1.13 Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN 17

1.14 Perkembangan Total Pemakaian Air Bersih 17

1.15 Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang 18

1.16 Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat barang 18 1.17 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran

Triwulanan IV Tahun 2013 19

1.18 Distribusi PDRB atas dasar harga berlaku menurut pengeluaran

Triwulanan IV Tahun 2014 19

1.19 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Real Estate di Provinsi Jambi 21

1.20 Konsumsi Semen Provinsi Jambi 22

1.21 Nominal dan Pertumbuhan Kredit Investasi di Provinsi Jambi 22 1.22 Perkembangan Ekspor dan Impor Non Migas Provinsi Jambi 23

1.23 Perkembangan Ekspor Provinsi Jambi 24

1.24 Perkembangan Volume Ekspor Lima Komoditi Utama 24

1.25 Volume Ekspor Non Migas Provinsi Jambi 24

1.26 Nilai Ekspor, Volume, Indikasi Harga dan Harga CPO Internasional 24 1.27 Pangsa Ekspor Non Migas Provinsi Jambi berdasarkan Negara Tujuan 25 1.28 Perkembangan Impor Non Migas Provinsi Jambi 26 1.29 Lima Komoditi Tertinggi Nilai Impor Provinsi Jambi 26

2.1 Perkembangan Inflasi Kota Jambi 31

2.2 Perbandingan Inflasi Core, Volatile Foods, dan Administered Price (yoy) 32 2.3 Perbandingan Inflasi tahunan Kota Jambi dan kota lainnya di Pulau

Sumatera per Desember 2014 33

2.4 Perkembangan Harga Bumbu-bumbuan 36

2.5 Perkembangan Harga Jagung 37

2.6 Perkembangan Harga Beras 37

2.7 Perkembangan Harga Tepung Terigu 38

2.8 Perkembangan Harga Daging 39

2.9 Perkembangan Harga CPO dan Minyak Goreng 39

(12)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI | TRIWULAN IV2014 vi

3.2 Perkembangan Dana Pihak Ketiga Bank Umum Provinsi Jambi 59 3.3 Perkembangan Loan to Deposit Ratio (LDR) Bank Umum di Provinsi Jambi 67 3.4 Perkembangan Suku Bunga Rata-rata Tertimbang Kredit dan Deposito

Bank Umum di Provinsi Jambi 69

3.5 Perkembangan Kredit UMKM Bank Umum Provinsi Jambi 69

3.6 Pangsa Kredit Bank Umum Provinsi Jambi 70

3.7 Inflows, Outflows, Netflows dan Perkembangan Netflows di Provinsi

Jambi 73

3.8 Perkembangan Transaksi Kliring 74

4.1 Pangsa Realisasi Pendapatan Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 87 4.2 Pangsa Realisasi Pendapatan Pajak Dalam Negeri di Provinsi Jambi 87 4.3 Pangsa (share) Realisasi Belanja Pemerintah Pusat di Provinsi Jambi 88 4.4 Perkembangan Deposito dan Giro Pemerintah Daerah Provinsi Jambi 89

5.1 Penyaluran Raskin di Provinsi Jambi 94

6.1 Perkembangan Inflasi Bulanan (mtm) Kota Jambi Periode Tahun 2011

s.d Januari 2015 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2015 101 6.2 Perkembangan Inflasi Tahunan (yoy) Kota Jambi Periode Tahun 2011

s.d Januari 2015 serta Perkiraan Februari s.d Maret 2015 101 6.3 Perkembangan Inflasi Tahun Kalender (ytd) Kota Jambi Periode Tahun

(13)

MAKRO

Indeks Harga Konsumen Kota Jambi 110.41 142.02 144.61 149.71 110.41 110.41 111.51 112.09 113.91 120.04

Indeks Harga Konsumen Kota Bungo 4) 110.62 110.63 113.13 119.06

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Jambi 8.74 6.06 5.24 7.95 8.74 8.74 7.51 6.47 4.31 8.72

Laju Inflasi Tahunan (y-o-y) Kota Bungo 4) 6.28 4.58 5.21 8.99

PDRB - Harga Konstan (Juta Rp)1) ######### 26,633,836 28,438,144 28,682,759 29,057,847 ######### 29,568,071 30,064,713 30,888,154 #########

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 28,767,048 6,383,223 7,604,251 7,304,336 7,475,238 32,509,321 7,928,701 8,010,637 8,237,761 8,332,223 Pertambangan dan Penggalian 30,601,149 7,241,637 7,508,507 7,967,823 7,883,183 31,808,635 7,697,413 7,840,131 8,180,838 8,090,252 Industri Pengolahan 12,543,761 3,060,013 3,131,704 3,109,797 3,242,247 13,130,435 3,233,516 3,294,254 3,312,883 3,289,782 Pengadaan Listrik, Gas 52,315 12,849 13,031 13,139 13,296 56,581 13,165 13,789 13,974 15,653 Pengadaan Air 157,962 40,479 39,852 39,515 38,116 160,471 39,210 39,683 40,235 41,343 Konstruksi 7,908,273 1,908,268 1,968,504 1,995,231 2,036,269 8,661,217 2,124,821 2,158,461 2,170,639 2,207,296 Perdagangan Besar dan Eceran, dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 9,669,182 2,341,302 2,397,988 2,451,865 2,478,027 10,661,963 2,543,492 2,580,777 2,676,617 2,861,077 Transportasi dan Pergudangan 3,382,940 811,654 831,619 864,123 875,544 3,669,444 896,697 909,096 924,770 938,881 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,033,110 251,328 257,495 259,915 264,373 1,226,622 298,494 303,159 310,095 314,874 Informasi dan Komunikasi 3,622,360 882,325 893,838 915,730 930,468 3,876,302 942,422 955,154 979,937 998,789 Jasa Keuangan 2,665,645 660,094 668,313 674,820 662,418 2,772,481 673,188 686,360 692,399 720,535 Real Estate 1,695,495 421,022 424,594 428,306 421,574 1,732,795 425,585 430,236 436,359 440,616 Jasa Perusahaan 1,171,835 291,119 292,167 294,719 293,830 1,230,408 298,975 304,466 310,600 316,366 Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 3,652,560 858,686 922,508 866,097 1,005,270 4,141,157 984,346 1,028,688 1,044,349 1,083,775 Jasa Pendidikan 3,685,007 938,377 940,292 952,179 854,158 3,694,199 875,384 909,678 943,625 965,511 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1,102,954 260,830 270,458 267,833 303,834 1,269,477 308,834 313,943 320,742 325,957 Jasa lainnya 1,100,990 270,629 273,024 277,333 280,005 1,162,075 283,829 286,203 292,330 299,714 Nilai Ekspor Non Migas ( ribu USD) 2) 1,143,206 261,826 295,320 302,121 283,939 1,020,560 263,619 278,279 223,628 255,033

Volume Ekspor Nonmigas (ribu ton) 4,113,979 814,244 1,161,680 1,144,006 994,049 3,814,802 860,882 1,107,025 840,332 1,006,563 Nilai Impor Nonmigas (ribu USD ) 3) 253,035 16,689 39,052 82,238 115,056 184,980 71,736 53,767 38,560 20,918

Volume Impor Nonmigas (ribu ton) 170,252 41,980 32,722 48,091 47,459 115,977 26,274 31,946 33,758 23,999 Catatan

1) Tahun dasar 2010 angka sangat sementara, sumber : BPS Provinsi Jambi 2) Pengklasifikasian komoditi menggunakan 21 kelompok barang

berdasarkan SITC 2 digit yang berlaku.

3) Pengklasifikasian komoditi dalam statistik impor menggunakan SITC 2

digit

4) Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi

Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo

(14)

PERBANKAN A. Bank Umum :

Total Aset (Rp Juta) 23,780,624 24,163,959 24,475,084 26,618,428 27,833,632 28,538,630 28,676,080 29,691,060 34,853,104 34,345,898 32,675,144 DPK(Rp Juta) 17,611,536 17,917,502 17,945,194 18,376,298 19,154,658 19,520,974 19,415,015 20,069,436 22,307,397 22,527,139 21,964,903 - Tabungan 9,207,801 9,141,330 10,132,421 9,492,101 9,646,142 10,070,264 3,343,467 3,179,483 4,051,589 3,707,342 3,008,463 - Giro 3,373,061 3,687,655 3,762,667 3,753,003 4,120,387 3,744,864 11,429,775 10,703,386 10,969,816 11,290,961 12,044,292 - Deposito 5,030,674 5,088,518 4,050,106 5,131,194 5,388,129 5,705,847 4,641,773 6,186,567 7,285,993 7,528,836 6,912,149 23,116,929 23,608,285 25,707,902 26,471,507 28,211,297 29,925,232 26,955,932 31,946,454 32,458,037 33,257,510 34,124,108 - Modal Kerja 9,761,212 9,281,782 9,935,402 10,115,811 9,822,930 10,124,382 8,103,793 10,158,229 10,671,200 11,084,121 11,419,932 - Konsumsi 4,211,014 9,574,000 10,289,952 10,543,228 11,256,968 11,816,000 8,410,345 9,527,809 9,164,037 9,187,047 9,439,228 - Investasi 9,144,703 4,752,503 5,482,548 5,812,468 7,131,399 7,984,850 10,441,794 12,260,417 12,622,800 12,986,343 13,264,947 - Dana 17,236,728 17,075,570 17,799,606 18,732,803 19,527,917 19,916,444 19,898,809 20,473,410 22,719,313 22,958,027 22,508,985 - LDR 134.11 138.26 144.43 141.31 144.47 150.25 135.47 156.04 142.87 144.86 151.60 16,843,087 17,951,066 19,287,676 20,162,558 22,223,927 23,138,260 23,621,083 23,927,298 24,868,632 25,372,389 26,229,475 - Modal Kerja 7,075,722 6,914,923 7,326,502 7,484,277 7,365,449 7,453,703 7,548,969 7,558,597 8,035,392 8,187,856 8,517,472 - Konsumsi 6,921,191 7,784,459 8,237,555 8,644,788 9,376,743 9,931,771 10,207,932 5,959,299 10,762,104 6,134,277 6,430,084 - Investasi 2,846,175 3,251,684 3,723,619 4,033,494 5,481,736 5,752,786 5,864,182 10,409,402 6,071,136 11,050,256 11,281,919 - LDR (%) 95.64 100.19 107.48 109.72 116.02 118.53 121.66 119.22 111.48 112.63 119.42 - NPL Gross nominal 301,173 319,845 328,384 454,021 473,625 521,247 466,983 492,240 612,619 620,912 654,329 - NPL Gross % 1.79 1.78 1.70 2.25 1.93 2.25 1.98 2.06 2.46 2.45 2.49 Kredit MKM (Rp Juta) 3,118,341 3,439,722 3,388,031 3,389,186 3,729,806 3,537,483 3,302,277 3,289,142 3,368,912 3,306,533 3,279,728 - Kredit Modal Kerja 1,266,632 1,464,483 1,464,794 1,498,112 1,313,147 1,309,646 1,260,845 1,317,572 1,415,511 1,376,943 1,424,349 - Kredit Investasi 226,438 246,076 265,709 282,423 623,343 608,907 597,628 618,466 638,798 636,627 647,195 - Kredit Konsumsi 1,625,270 1,729,163 1,657,528 1,608,652 1,793,316 1,618,930 1,443,804 1,353,104 1,314,602 1,292,963 1,208,184

8,169,666

8,582,895 9,193,184 9,738,670 10,428,595 11,175,062 11,642,097 11,946,461 12,445,976 12,807,687 13,124,113 - Kredit Modal Kerja 2,324,547 2,014,978 2,084,917 2,147,246 1,827,369 1,887,664 1,914,038 1,895,776 1,949,111 2,015,340 2,020,090 - Kredit Investasi 952,979 1,028,456 1,117,634 1,203,160 1,714,598 1,782,084 1,829,234 1,853,755 1,912,349 1,925,125 1,990,458 - Kredit Konsumsi 4,892,140 5,539,461 5,990,633 6,388,264 6,886,628 7,505,314 7,898,825 8,196,931 8,584,516 8,867,222 9,113,566

3,252,103

3,368,116 2,588,797 3,874,659 4,259,169 4,451,803 4,563,050 4,488,941 4,669,116 4,743,308 4,945,156 - Kredit Modal Kerja 2,237,132 2,235,693 1,655,435 2,515,038 2,762,995 2,810,877 2,853,406 2,808,005 3,038,812 3,096,118 3,226,807 - Kredit Investasi 613,395 654,497 452,035 748,131 831,987 879,018 899,870 876,907 814,947 808,236 836,608 - Kredit Konsumsi 401,576 477,927 481,328 611,490 664,187 761,909 809,774 804,029 815,357 838,954 881,741 Total Kredit MKM (Rp Juta) 14,540,110 15,390,733 15,170,012 17,002,515 18,417,570 19,164,348 19,507,424 19,724,544 20,484,004 20,857,528 21,348,998

NPL MKM gross (%) 3.85 1.30 2.13 2.45 2.30 2.70 2.31 2.43 2.90 2.95 2.78

- NPL MKM Gross Nominal 559,480 200,255 322,875 416,426 423,813 516,557 450,912 480,211 595,039 614,782 593,170 B. BPR :

Total Aset (Rp Juta) 534,589 622,101 644,378 685,560 691,959 760,030 739,510 742,646 731,857 739,748 758,995 DPK (Rp Juta) 410,115 431,198 481,763 501,520 506,701 551,278 532,417 541,824 539,797 550,872 566,501 - Tabungan (Rp Juta) 69,101 71,206 80,701 80,242 76,783 81,355 86,236 82,543 83,869 84,072 84,864 - Deposito (Rp Juta) 341,013 359,992 401,062 421,278 429,918 469,923 446,181 459,281 455,928 466,800 481,637 Kredit (Rp Juta) 410,499 463,125 487,782 520,039 554,233 567,445 545,175 544,849 541,885 535,557 524,672 - Modal Kerja 102,479 114,570 123,865 127,272 141,934 156,969 172,919 164,194 171,394 178,183 180,501 - Investasi 87,528 98,433 95,547 101,531 110,867 111,650 94,718 104,588 105,345 107,637 107,056 - Konsumsi 220,492 250,123 268,370 291,236 301,432 298,826 277,538 276,067 265,146 249,737 237,115 Kredit UMKM (Rp Juta) 190,007 213,003 219,412 228,803 218,597 233,076 202,844 227,858 237,051 245,608 248,842 Rasio NPL Gross (%) 3.69 3.63 2.82 4.37 5.01 5.96 6.30 7.99 10.09 11.13 12.21 - NPL Gross (Nominal) 15,131 16,822 13,762 22,726 27,743 33,804 34,367 43,534 54,692 59,612 64,046 LDR (%) 83.22 81.00 80.71 80.43 87.12 81.21 84.26 82.57 85.60 84.13 79.40 Kredit Menengah (Rp500 juta

< x ≤ Rp5 miliar) ((Rp Juta) Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi kantor cabang Kredit (Rp Juta) - berdasarkan lokasi proyek

Kredit Mikro (< Rp 50 juta) (Rp Juta)

Kredit Kecil (Rp 50 < x ≤ Rp500 juta) (Rp Juta)

(15)

Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

Kliring

Nilai Kliring (juta Rp) 2,548,121 2,519,686 2,800,410 2,577,906 2,714,032 2,519,833 2,707,328 2,534,343 2,571,965 Volume Kliring (lembar warkat) 70,972 72,639 76,559 71,104 70,456 68,552 74,520 70,240 69,012 Cek dan BG Kosong

Lembar 1,134 1,463 1,811 1,837 1,635 1,472 1,974 1,847 1,783 Nominal (juta Rp) 35,192 83,121 64,290 56,120 63,174 56,789 83,457 71,186 99,967 RTGS

RTGS dari Jambi (miliar Rp) 18,270 15,535 19,666 20,189 22,181 19,684 26,992 38,703 40,778 RTGS ke Jambi (miliar Rp) 29,431 22,244 22,658 26,876 33,327 22,514 40,455 53,698 49,646 RTGS dari dan ke Jambi (miliar Rp) 4,702 4,032 4,695 7,422 6,521 5,072 11,033 12,937 4,833 Transaksi Tunai

Aliran Uang Masuk/Inflows (juta Rp) 393,685 846,548 1,031,722 1,453,196 810,929 880,393 976,622 1,948,349 921,379 Aliran Uang Keluar/Outflows (juta Rp) 1,565,493 1,034,718 1,682,989 2,605,130 2,836,373 1,734,894 1,861,714 2,788,527 2,309,258 Net Inflows/Net Outflows (juta Rp) (1,171,808) (188,170) (651,267) (1,151,935) (2,025,444) (854,501) (885,091) (840,178) (1,387,878)

Uraian 2012 2013 2014

(16)

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

(17)

1

R

INGKASAN

E

KSEKUTIF

P

EREKONOMIAN

J

AMBI

I. Ekonomi Makro Regional

Perekonomian Jambi pada tahun 2014 menghasilkan output Rp 121,76 triliun atau tumbuh sebesar 7,9%1, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2013 yang sebesar 6,7% dan diatas pertumbuhan ekonomi nasional 2014 sebesar 5.0%. Bila dihitung secara tiwulanan, Perekonomian Jambi pada triwulan IV 2014 tumbuh sebesar 7,5% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV 2014 yang tercatat sebesar 5,0% (yoy) serta jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya sebesar 6,6% (yoy).

Secara tahunan, perekonomian Jambi pada 2014 menghasilkan output

Rp153,8 triliun atau 1,5% dari perekonomian Indonesia (Rp10.542,7 triliun). Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2014 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 51,0%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,3% dan sektor sekunder sebesar 11,7%. Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 3,6%(yoy) di tahun 2014 memberikan andil sebesar 2,5% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi

2014, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1%(yoy) yang

memberikan andil sebesar 2,1%(yoy) dan kenaikan konsumsi pemerintah sebesar

20,5%(yoy) dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi 2014 sebesar 1,8% (yoy).

Dari sisi lapangan usaha, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi di triwulan laporan sejalan dengan tingginya pertumbuhan pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 19,1% (yoy) diikuti sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 17,7% (yoy) dan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi

mobil dan sepeda motor sebesar 15,5%(yoy). Secara umum semua sektor

perekonomian di Provinsi Jambi mengalami pertumbuhan positif. II. Inflasi

Pada triwulan IV 2014, inflasi kota Jambi tercatat 8,72%(yoy), meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya (4,31%(yoy)), dan lebih tinggi dari inflasi

1 Mulai Triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of National Account) 2008.

Perekonomian Provinsi Jambi tahun 2014 mengalami peningkatan yaitu dari 6,7 menjadi 7,9%....

(18)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANIIV2014 2

nasional (8,36%(yoy)) dan dari rata-rata inflasi triwulan IV dalam tiga tahun terakhir (7,23%(yoy)). Sementara itu inflasi Bungo tercatat sebesar 8,99% (yoy) dan berada di atas inflasi nasional2.

Faktor utama inflasi kota Jambi disebabkan oleh inflasi administered price

yang mencapai 16,20% (yoy). Sumber utama inflasi administered price adalah meningkatnya harga BBM bersubsidi yang mulai diterapkan pada 18 November 2014 yang diikuti oleh kenaikan tarif angkutan. Kenaikan tersebut diikuti oleh kenaikan biaya transportasi dan distribusi sehingga mengakibatkan kenaikan harga bahan pangan dan beberapa komoditas lainnya. Inflasi volatile food berada berada pada level yang cukup tinggi yaitu 11,77% (yoy). Sementara itu inflasi inti cenderung stabil di level 3,71% (yoy).

Perkembangan harga di Kota Jambi pada triwulan laporan tercatat sebesar 5,38% (qtq), melonjak tajam dibandingkan triwulan sebelumnya (1,62% (qtq)). Pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada bulan Oktober, November dan Desember 2014 masing-masing sebesar 0,51%, 2,18% dan 2,61%. Sementara itu, perkembangan harga di Bungo tercatat sebesar 5,24% (qtq), lebih tinggi dibanding triwulan sebelumnya (2,26% (qtq)) namun sedikit lebih rendah

dibandingkan kota Jambi dengan pergerakan angka inflasi bulanan (m-t-m) pada

bulan Oktober, November dan Desember 2014 masing-masing sebesar 0,80%, 2,29% dan 2,07%.

III. Perbankan dan Sistem Pembayaran

Kinerja perbankan pada triwulan IV 2014 secara umum menunjukkan sedikit perlambatan dibandingkan triwulan sebelumnya.

Secara triwulanan, total aset bank umum di Provinsi Jambi sedikit menurun (4,9% (qtq)) dari Rp34,3 triliun pada triwulan sebelumnya menjadi Rp32,6 triliun pada periode laporan. Loan to Deposits Ratio (LDR) perbankan berdasarkan bank pelapor mengalami peningkatan sebesar 679 bps menjadi sebesar 119,42%. Penyaluran kredit oleh bank umum di Provinsi Jambi meningkat Rp857,0 miliar (3,4% (qtq)) menjadi Rp26,2 triliun. Jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) yang dihimpun oleh bank umum sebesar Rp21,9 triliun, menurun 2,5% (qtq) (Rp562,2 miliar) dari triwulan sebelumnya (Rp22,5 triliun). Kualitas kredit masih terjaga yang tercermin dari rasio NPL di bawah 5% (2,49%),

2

Sejak Januari 2014 terdapat penambahan cakupan kota inflasi di Provinsi Jambi dari sebelumnya hanya Kota Jambi menjadi Kota Jambi dan Muara Bungo dan nasional dari 66 kota menjadi 82 kota.

Pada triwulan IV 2014, Kota Jambi mengalami inflasi sebesar 8,72%

(yoy) dan Kota Bungo 8,99% (yoy)...

Kinerja perbankan sedikit melambat ditandai dengan menurunnya jumlah aset dan DPK, meskipun penyaluran kredit sedikit kenaikan....

(19)

TRIWULAN IV2014|KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 3

meskipun sedikit memburuk dibandingkan triwulan sebelumnya (rasio NPL 2,45%).

Pada periode triwulan IV 2014, aktivitas pembayaran mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi Kliring dan RTGS meskipun nilai transaksi kas mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Perkembangan aliran uang kartal di Provinsi Jambi pada triwulan laporan, untuk aliran kas keluar (cash outflow) sebesar Rp2,3 triliun, turun 17,2% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya. Sementara aliran kas masuk (cash inflow) sebesar Rp921,3 miliar, menurun signifikan 52,7% (qtq). Pada triwulan laporan, Provinsi Jambi tetap mengalami net outflow sebesar Rp1,3 triliun atau meningkat sebesar 65,2% (qtq) dibandingkan triwulan III 2014.

Untuk pembayaran non tunai, Nilai kliring sedikit naik sebesar 1,5% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya menjadi Rp2,5 triliun. Nilai RTGS dari Jambi meningkat 5,4% sedangkan RTGS ke serta dari dan ke Jambi mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya, masing-masing sebesar 7,5% dan 62,6%.

IV. Keuangan Pemerintah Daerah

Realisasi pendapatan pemerintah Provinsi Jambi sampai dengan triwulan IV 2014 mencapai Rp3,21 triliun (terealisasi sebesar 102,61% dari APBD-P 2014), sementara itu realisasi belanja melonjak cukup tinggi dari triwulan sebelumnya, dari Rp1,76 triliun pada triwulan III 2014 menjadi Rp3,21 triliun pada triwulan IV 2014 (terealisasi 88,21%). Jika dibandingkan dengan triwulan yang sama tahun lalu, nilai realisasi pendapatan dan belanja mengalami peningkatan masing-masing sebesar 20,24% (yoy) dan 8,72% (yoy).

Akan tetapi, pangsa (share) belanja modal yang bertujuan untuk

pembangunan infrastruktur dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi pada APBD-P 2014 hanya sebesar 25,25%, jauh lebih kecil dibandingkan share

belanja operasi yang mencapai 60,38%. Share belanja modal pada tahun ini pun

lebih kecil dibandingkan pada APBD-P 2013 dan 2012 (31,5% dan 26,14%). Seiring dengan hal tersebut, realisasi belanja modal pemerintah pusat pada triwulan IV-2014 hanya sebesar 34,05% (menurun dibandingkan triwulan IV-2013 yang mencapai 43,07% dan triwulan IV 2012 yang mencapai 49,01%)

Aktivitas pembayaran mengalami peningkatan yang tercermin dari meningkatnya transaksi Kliring dan nilai RTGS dibandingkan triwulan sebelumnya...

Realisasi pendapatan triwulan IV 2014 telah mencapai 102,61% dari APBD sementara realisasi belanja mencapai 88,21%...

(20)

KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULANIIV2014 4

V.Ketenagakerjaan Daerah dan Kesejahteraan

UMP provinsi Jambi pada tahun 2015 meningkat 13,83% yaitu dari Rp1.502.230,- menjadi Rp1.710.000. Sementara itu pada September 2014 garis kemiskinan Provinsi Jambi mengalami kenaikan 3,4% menjadi Rp329.181 per kapita per bulan yang diikuti dengan peningkatan persentase penduduk miskin dari 7,92% menjadi 8,39%. Nilai Tukar Petani (NTP) pada triwulan laporan mengalami penurunan yaitu menjadi 95,06 dari 96,21 pada triwulan lalu

VI.Prospek Perekonomian

Berdasarkan proyeksi Bank Indonesia, laju pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan mendatang diperkirakan pada kisaran 1,7%-2,2%(qtq), tumbuh relatif lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan (1,1% qtq). Sementara itu, pertumbuhan ekonomi tahunan Jambi pada triwulan I 2015 diperkirakan akan tumbuh pada kisaran 7,9%(yoy),lebih tinggi dibandingkan triwulan laporan

yang tumbuh 7,5% (yoy). Sementara proyeksi pertumbuhan ekonomi tahun 2015

diperkirakan berada pada kisaran 7,7%-8,2%.

Berdasarkan analisis sisi penggunaan, pengeluaran konsumsi rumah tangga menjadi sumber utama perekonomian di triwulan mendatang. Penurunan harga BBM bersubsidi, tren kenaikan harga komoditas kelapa sawit dan kenaikan Upah Minimum Provinsi (UMP) 2015 menjadi faktor yang menaikkan daya beli masyarakat dalam rangka mendorong konsumsi rumah tangga. Sejalan dengan konsumsi rumah tangga, konsumsi pemerintah diperkirakan juga semakin meningkat seiring dengan kenaikan pengeluaran pemerintah dalam rangka penyelenggaraan pemilihan kepala daerah (Pilkada) di Provinsi Jambi disamping realisasi beberapa proyek-proyek infrastruktur pemerintah. Ekspor diperkirakan tumbuh terbatas seiring mulai membaiknya permintaan dan harga CPO global.

Inflasi pada triwulan I 2015 diperkirakan akan lebih rendah dibandingkan triwulan IV 2014 yaitu berada pada kisaran 6,2%-6,7% (yoy) dari sebelumnya 8,7%

(yoy) pada triwulan laporan. Penurunan laju inflasi ini utamanya dipengaruhi oleh kelompok administered price dan volatile food.

Faktor yang berpotensi memberikan tekanan inflasi selama triwulan mendatang dan menyebabkan perkiraan inflasi keluar dari sasaran antara lain 1) adanya rencana penyesuaian tarif batas bawah angkutan udara oleh pemerintah 2.) tekanan dari sektor eksternal berupa pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dollar amerika serikat yang berpotensi meningkatkan inflasi inti (core inflation) dan 3.) kondisi infrastruktur (jalan, jembatan) yang masih terkendala serta terhambatnya arus di pelabuhan yang akan meningkatkan biaya distribusi dan

UMP Provinsi Jambi meningkat 13,83%, akan tetapi Nilai Tukar Petani (NTP)

Laju pertumbuhan PDRB triwulan I 2015 diperkirakan berkisar 1,7%-2,2% (qtq)...

Inflasi pada triwulan I 2015 diperkirakan berada pada kisaran 6,2%-6,7% (yoy)

(21)

TRIWULAN IV2014|KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 5

transportasi barang dan jasa. Beberapa hal tersebut diperkirakan akan menjadi pemicu meningkatnya angka inflasi pada triwulan I tahun 2015.

Menyikapi kondisi perekonomian triwulan IV 2014 serta proyeksi ekonomi triwulan I 2015, beberapa hal yang patut menjadi perhatian adalah:

1. Meningkatkan dan mempertahankan kinerja perkebunan dan industri karet sebagai komoditas utama Provinsi Jambi.

2. Penguatan fungsi dan Peran TPID Provinsi Jambi serta TPID Kabupaten/Kota se-Provinsi Jambi dalam pengendalian inflasi.

3. Peningkatan kualitas infrastruktur untuk menekan biaya distribusi dan meningkatkan konektivitas antar daerah.

4. Reformasi struktural belanja APBD Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kota) di seluruh wilayah Provinsi Jambi.

(22)

Halaman ini sengaja dikosongkan This page is intentionally blank

(23)

7

B

AB

I

E

KONOMI

M

AKRO

R

EGIONAL

A. Umum

Perekonomian Jambi pada triwulan IV 2014 menghasilkan output Rp38,6 triliun1 dan tumbuh sebesar 7,5% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi nasional triwulan IV 2014 yang tercatat sebesar 5,0% (yoy) serta jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan triwulan sebelumnya (6,6% (yoy)) (Grafik 1.1). Namun demikian, secara triwulanan, perekonomian Jambi pada triwulan laporan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 2,3% (qtq) menjadi 1,1% (qtq).

Secara keseluruhan, perekonomian Jambi pada tahun 2014 menghasilkan output Rp153,8 triliun atau 1,5% dari perekonomian Indonesia (Rp10.542,7 triliun) dan tumbuh sebesar 7,9% (yoy), lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi 2013 (6,7% (yoy)) dan di atas pertumbuhan ekonomi nasional 2014 (5.0% (yoy)).

Grafik 1.1. Perkembangan PDRB Provinsi Jambi (yoy)

Dari sisi lapangan usaha, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan menyumbangkan andil tertinggi pada pertumbuhan ekonomi Jambi tahun 2014 sebesar 3,3% (yoy) diikuti oleh sektor pertambangan dan penggalian, sektor perdagangan besar dan eceran dan reparasi mobil dan sepeda motor, sektor konstruksi serta sektor industri pengolahan masing-masing sebesar 1,1% (yoy), 0,9% (yoy), 0,7% (yoy) dan 0,5% (yoy).

1

Mulai triwulan IV 2014, perhitungan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) untuk menghitung pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi oleh BPS menggunakan tahun dasar 2010 berbasis SNA (System of

National Account) 2008. 30.5 32.7 33.4 35.4 35.8 38.6 40.9 38.6 9.3 10.7 5.1 2.5 11.0 5.7 7.7 7.5 (6.0) 6.8 0.9 1.3 1.8 1.7 2.7 1.1 -10 -5 0 5 10 15 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 Q1-13 Q2-13 Q3-13 Q4-13 Q1-14 Q2-14 Q3-14 Q4-14 Sumber: BPS (diolah) %

(24)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

8

Berdasarkan klasifikasi lapangan usaha, 5 (lima) sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi pada tahun 2014 adalah sektor penyediaan akomodasi dan makan minum yang mencapai 18,7% (yoy) disusul oleh sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 15,1% (yoy), sektor administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 13,4% (yoy), sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 13,0% (yoy) serta sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 10,3% (yoy) (Tabel 1.1).

Dari sisi penggunaan, kenaikan ekspor sebesar 3,6%(yoy) di tahun 2014 memberikan andil sebesar 2,5% terhadap pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi 2014, disusul kenaikan konsumsi rumah tangga sebesar 5,1% (yoy) yang memberikan andil sebesar 2,1% (yoy) dan kenaikan konsumsi pemerintah sebesar 20,5%(yoy) dengan andil terhadap pertumbuhan ekonomi Jambi 2014 sebesar 1,8% (yoy). (Tabel 1.1).

Struktur perekonomian Jambi pada triwulan IV 2014 menunjukkan bahwa sektor primer masih menjadi penyumbang terbesar PDRB Provinsi Jambi yaitu 51,0%, diikuti sektor jasa-jasa (tersier) sebesar 37,3% dan sektor sekunder sebesar 11,7%.

I II III IV I II III IV Growth Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3.6 3.7 2.9 2.9 4.7 4.4 5.6 5.5 5.1 2.1 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT 8.5 8.8 2.5 7.6 13.9 21.4 13.4 8.6 14.2 0.1 Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.8) (21.8) (20.5) 49.2 45.0 24.0 30.8 8.9 20.5 1.8 Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (0.8) 12.4 17.2 25.0 31.5 10.6 (7.4) (21.7) 0.3 0.1 Perubahan Inventori (25.6) 5.0 (205.4) (229.2) 91.2 (280.7) 47.5 65.6 2365.0 1.6 Ekspor 13.3 8.8 3.0 (17.4) 0.4 (4.8) (1.9) 24.7 3.6 2.5 Impor 1.4 (2.9) 11.0 (10.3) 5.6 4.2 (9.8) 3.7 0.5 0.2 9.3 10.7 5.1 2.5 11.0 5.7 7.7 7.5 7.9 7.9 2013 2014 Tahun 2014 JENIS PENGELUARAN PDRB

Tabel 1.1. Laju Pertumbuhan Ekonomi Jambi (yoy)

I II III IV I II III IV Growth Andil

Pertanian, Kehutanan & Perikanan -0.7 15.2 3.7 5.8 24.2 5.3 12.8 11.5 13.0 3.3 Pertambangan dan Penggalian 7.6 4.1 8.1 -1.2 6.3 4.4 2.7 2.6 3.9 1.1 Industri Pengolahan 19.4 10.6 -0.3 1.3 5.7 5.2 6.5 1.5 4.7 0.5 Pengadaan Listrik Dan Gas 10.8 10.4 8.9 3.9 2.5 5.8 6.4 17.7 8.2 0.0

Pengadaan Air 11.0 8.9 5.6 -2.4 -3.1 -0.4 1.8 8.5 1.6 0.0

Konstruksi 27.1 27.5 18.7 10.1 11.3 9.6 8.8 8.4 9.5 0.7

Perdagangan Besar, Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 8.0 7.6 6.1 5.6 8.6 7.6 9.2 15.5 10.3 0.9 Transportasi dan Pergudangan 9.4 7.6 9.3 4.5 10.5 9.3 7.0 7.2 8.5 0.3 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.5 6.8 5.9 6.4 18.8 17.7 19.3 19.1 18.7 0.2 Informasi dan Komunikasi 6.7 7.6 5.8 6.0 6.8 6.9 7.0 7.3 7.0 0.2

Jasa Keuangan 19.2 15.4 11.9 3.5 2.0 2.7 2.6 8.8 4.0 0.1

Real Estate 6.1 5.7 5.4 2.6 1.1 1.3 1.9 4.5 2.2 0.0

Jasa Perusahaan 3.0 2.2 2.7 0.3 2.7 4.2 5.4 7.7 5.0 0.1

Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 56.6 22.7 -21.4 -7.9 14.6 11.5 20.6 7.8 13.4 0.4 Jasa Pendidikan 12.2 12.1 5.5 -8.9 -6.7 -3.3 -0.9 13.0 0.2 0.0 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4.6 7.2 4.5 15.7 18.4 16.1 19.8 7.3 15.1 0.1

Jasa Lainnya 0.2 4.2 5.9 9.2 4.9 4.8 5.4 7.0 5.5 0.1 9.3 10.7 5.1 2.5 11.0 5.7 7.7 7.5 7.9 7.9 LAPANGAN USAHA PDRB 2013 2014 Tahun 2014 Sumber: BPS (diolah)

(25)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 9 B.PDRB Sisi Lapangan Usaha

Dari sisi lapangan usaha, sumber utama pertumbuhan Jambi pada triwulan IV 2014 adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan dengan kontribusi 2,9%, diikuti sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 1,3% dan sektor pertambangan dan penggalian sebesar 0,7%. Sementara dari sisi tingkat pertumbuhan, pertumbuhan tahunan tertinggi pada triwulan IV 2014 terjadi pada sektor penyediaan akomodasi dan makan minum sebesar 19,1% (yoy) diikuti sektor pengadaan listrik dan gas sebesar 17,7% (yoy) dan sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 15,5% (yoy) (Tabel 1.1). Tingginya pertumbuhan 3 (tiga) sektor tersebut utamanya didorong oleh peningkatan aktivitas perdagangan dan penyediaan akomodasi perhotelan dan makan minum selama momen liburan akhir tahun 2014 dan hari raya keagamaan (Tahun Baru Islam, Idul Adha, Natal) yang mampu meningkatkan konsumsi masyarakat.

Namun demikian, secara triwulanan, perekonomian Jambi pada triwulan laporan tumbuh melambat dibandingkan triwulan sebelumnya dari 2,3% (qtq) menjadi 1,1% (qtq). Sektor pengadaan listrik dan gas mencatat pertumbuhan triwulanan tertinggi yaitu 12,0% (qtq) disusul oleh sektor perdagangan besar, eceran, reparasi mobil dan sepeda motor sebesar 6,9% (qtq) serta sektor jasa keuangan sebesar 4,1%. Namun kontraksi yang dialami oleh sektor pertambangan dan penggalian (-1,1% (qtq)) serta sektor industri pengolahan (-0,7% (qtq)) merupakan faktor penahan laju pertumbuhan Provinsi Jambi.

Nominal PDRB Provinsi Jambi atas dasar harga berlaku pada triwulan IV 2014 tercatat sebesar Rp38,6 triliun, dan secara sektoral masih didominasi oleh sektor pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 26,7%, pertambangan dan penggalian sebesar 20,5% serta sektor industri pengolahan sebesar 10,8% (Grafik 1.3). Dengan demikian, struktur ekonomi regional dalam jangka pendek relatif tidak mengalami perubahan dibandingkan triwulan III 2014 (Grafik 1.2).

(26)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

10

Grafik 1.2. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku

Menurut Lapangan Usaha Triwulan III Tahun 2014 Grafik 1.3. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha Triwulan IV Tahun 2014

1. Sektor Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Produksi sektor pertanian, kehutanan dan perikanan pada triwulan IV 2014 mengalami pertumbuhan sebesar 11,5% (yoy) atau 1,1% (qtq). Secara tahunan sektor ini mengalami peningkatan pertumbuhan yang cukup signifikan dibandingkan pertumbuhan triwulan IV 2013 (5,8% (yoy)). Akan tetapi secara triwulanan mengalami perlambatan pertumbuhan jika dibandingkan pertumbuhan triwulan III 2014 (2,8% (qtq)).

Pertumbuhan sektor pertanian tersebut utamanya disebabkan oleh kenaikan produksi tanaman bahan makanan padi yang mengalami kenaikan sebesar 1,5% (yoy) dibandingkan tahun 2013. Pertumbuhan produksi tanaman bahan makanan yang terjadi di Provinsi Jambi tersebut terkonfirmasi dalam ARAM (angka ramalan) II BPS yang menyatakan bahwa pada tahun 2014, produksi padi Jambi secara total diperkirakan akan naik sebesar 1,5% dibandingkan tahun 2013 sejalan dengan peningkatan produktivitas sebesar 4,2%. Namun demikian, pertumbuhan produktivitas yang tidak diikuti dengan luas panen yang justru mengalami penurunan dari 153.243 ha pada tahun 2013 menjadi 149.291 ha pada tahun 2014 menyebabkan pertumbuhan produksi padi menjadi kurang maksimal (Grafik 1.4). PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN, 29,8% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, 22,4% INDUSTRI PENGOLAHAN, 10,1% PERDAGANGAN BESAR,ECERAN DAN REPARASI MOBIL,SEPEDA MOTOR, 8,6% KONSTRUKSI, 6,4% LAINNYA, 22,8% PERTANIAN, KEHUTANAN DAN PERIKANAN, 26,7% PERTAMBANGAN DAN PENGGALIAN, 20,5% INDUSTRI PENGOLAHAN, 10,8% PERDAGANGAN BESAR, ECERAN DAN REPARASI MOBIL DAN SEPEDA MOTOR, 9,3% KONSTRUKSI, 7,2% LAINNYA, 25,5%

(27)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 11 Grafik 1.4. Produksi Padi

Grafik 1.5. Produksi Jagung Grafik 1.6. Produksi Kedelai

Namun demikian, pertumbuhan sektor pertanian sedikit tertahan dengan menurunnya sub sektor perkebunan yang didominasi tanaman kelapa sawit dan karet alam sejalan dengan tren menurunnya harga komoditas Crude Palm Oil (CPO) dan karet internasional seiring dengan melemahnya permintaan global terhadap komoditas perkebunan utama Provinsi Jambi tersebut yang berimbas pada tren penurunan harga CPO dan karet alam di tingkat lokal.

Harga kelapa sawit di Jambi pada triwulan laporan tercatat mengalami penurunan dibandingkan triwulan sebelumnya. Harga rata-rata TBS usia 10 tahun pada triwulan laporan tercatat sebesar Rp1.631,2/kg, turun 2,8% (qtq) dari harga triwulan lalu. Sementara itu harga CPO di Jambi sebesar Rp7.530,2/kg atau turun 0,62% (qtq). Sejalan dengan hal tersebut, harga rata-rata CPO di tingkat internasional juga turun 5,61% (qtq) dari USD693,5/metric ton pada Triwulan III 2014 menjadi USD654,6/metric ton pada Triwulan IV

0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha) 2010 2011 2012 2013 2014 (ARAM II) 0 1,000 2,000 3,000 4,000 5,000 6,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha) 2010 2011 2012 2013 2014 (ARAM II) 0 1,000 2,000 3,000 4,000

Jan - Apr Mei - Agt Sep - Des

(ha)

2010 2011

2012 2013

2014 (ARAM II)

Sumber: BPS (diolah) Sumber: BPS (diolah)

(28)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

12

2014 (Grafik 1.7). Tren penurunan harga kelapa sawit disebabkan oleh beberapa hal: 1.) turunnya permintaan negara importir sawit sejalan dengan perlambatan pertumbuhan ekonomi, 2.) tren penurunan harga minyak mentah dunia yang berimbas pada menurunnya harga CPO untuk bahan bakar nabati dan 3) melimpahnya stok minyak nabati lain (soybeen, rapeseed, dan bunga matahari) sebagai produk substitusi CPO.

Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal, Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi

Sejalan dengan harga kelapa sawit, harga bahan olah karet (bokar) di Jambi juga mengalami penurunan dari rata-rata Rp16.632/kg menjadi Rp15.127/kg (turun 9,0% (qtq)) (Grafik 1.8). Penurunan harga bokar tersebut mengikuti tren penurunan harga karet di tingkat internasional sebesar 14,9% (qtq) dari USD226,4/cent per kg menjadi USD192,7/cent per kg (Grafik 1.8). Apabila dibandingkan dengan rata-rata harga pada Triwulan IV tahun 2013, harga bokar di Jambi turun cukup signifikan mencapai 38,6% (yoy). Tren menurunnya harga karet internasional utamanya disebabkan antara lain oleh: 1.) masih lemahnya permintaan global serta isu tingginya persediaan stok karet di negara konsumen, utamanya Tiongkok, 2.) tren penurunan harga minyak mentah dunia sebagai bahan baku karet sintetis yang merupakan produk substitusi karet alami.

0 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 1 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 91011121 2 3 4 5 6 7 8 9101112 2012 2013 2014 Harga (Rp)

CPO INTI TBS 10 TAHUN CPO Int'l

(29)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 13 Grafik 1.8. Perkembangan Harga Bokar di Provinsi Jambi

Sementara itu, di tengah melambatnya kinerja perkebunan kelapa sawit dan karet, kinerja tanaman pinang justru menunjukkan kinerja positif seiring dengan masih tingginya permintaan global dan tren harga yang semakin tinggi. Selain itu, penggunaan teknologi tepat guna rumah pengering pinang2 mampu meningkatkan harga jual pinang sehingga memberikan insentif bagi petani pinang.

Kurang optimalnya kinerja sektor pertanian pada triwulan IV 2014 disertai juga dengan penurunan Nilai Tukar Petani (NTP) yang tercatat sebesar 95,42 atau sedikit menurun dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 97,19. Penurunan NTP terjadi karena meskipun terjadi kenaikan indeks diterima petani namun kenaikan indeks dibayar petani jauh lebih tinggi terkait kenaikan BBM, seperti terlihat pada grafik 1.9.

Selain NTP yang menurun3, ketergantungan petani hanya pada satu sumber pendapatan saja, juga menjadi faktor risiko yang perlu diperhatikan karena penurunan harga komoditas yang disertai dengan penurunan tingkat produksi akan berdampak pada penurunan kesejahteraan mereka. Oleh karena itu perlu dilakukan pembinaan kepada petani untuk memulai menjalankan program pertanian terpadu.

2 Sejak tahun 2013, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi melalui Program Sosial Bank Indonesia (PSBI) memberikan bantuan rumah pengering pinang kepada kelompok tani di Kabupaten Tanjung Jabung Barat.

3 Untuk tanaman perkebunan rakyat, nilai NTP yang rendah karena indeks diterima turun akibat turunnya harga komoditas

(30)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

14

Grafik 1.9. Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Jambi

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor pertambangan dan penggalian yang pada triwulan IV 2014 menyumbangkan nilai tambah sebesar Rp7,9 triliun (pangsa 20,5%), merupakan sektor kedua terbesar di Provinsi Jambi. Secara tahunan, sektor ini mampu tumbuh sebesar 2,6% (yoy), lebih tinggi daripada triwulan yang sama pada tahun lalu yang terkontraksi sebesar -1,2% (yoy). Akan tetapi, secara triwulanan, kinerja sektor ini relatif memburuk dan mengalami penurunan atau kontraksi sebesar 1,1% (qtq), dibandingkan triwulan III 2014 yang mempu membukukan pertumbuhan sebesar 4,3% (qtq).

Berdasarkan informasi yang disampaikan BPS, pada triwulan laporan terjadi peningkatan lifting minyak bumi yang berasal dari sumur-sumur di wilayah Provinsi Jambi. Namun demikian, pertumbuhan kenaikan tersebut merupakan recovery dari penurunan lifting minyak bumi yang cukup dalam pada tahun 2013. Apabila dibandingkan dengan produksi minyak bumi di tahun 2012, produksi minyak bumi Provinsi Jambi 2014 relatif stabil.

Sementara itu, kinerja sub sektor pertambangan non migas di Provinsi Jambi pada triwulan laporan cenderung mengalami perlambatan yang utamanya disebabkan oleh melemahnya harga batu bara internasional sebagai dampak tidak langsung penurunan harga minyak dunia. Selain itu, implementasi Undang-Undang Minerba serta adanya Perda yang mengharuskan pengangkutan batubara melalui jalur khusus atau jalur sungai turut menjadi penyebab turunnya produksi.

90 95 100 105 110 115 120 125 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 2013 2014

Penghitungan NTP menggunakan tahun dasar baru 2012=100

indeks terima indeks bayar NTP

(31)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 15 3. Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan yang menyumbang output terhadap perekonomian Jambi sebesar Rp4,2 triliun (10,8%), meningkat sebesar 1,5% (yoy). Namun demikian, secara triwulanan, sektor industri pengolahan mengalami penurunan atau kontraksi sebesar 0,7% (qtq).

Penurunan kinerja sektor industri pengolahan pada triwulan laporan utamanya didorong oleh penurunan pertumbuhan produksi pada sub sektor industri pengolahan karet sebesar 12,4% (qtq) atau 11,5% (yoy) sejalan dengan melemahnya permintaan karet global dan kondisi cuaca yang kurang mendukung perkebunan karet (Tabel 1.2).

Tabel 1.2. Pertumbuhan Produksi Industri Manufaktur Besar dan Sedang

Penurunan kinerja Industri pengolahan karet

tersebut juga

dikonfirmasi oleh data Gapkindo (Gabungan Pengusaha Karet Indonesia) cabang Jambi, yang menyatakan bahwa produksi karet dalam triwulan IV 2014 sebesar 73.974 ton (Grafik 1.10), menurun cukup signifikan sebesar 15,54% (qtq) dibandingkan triwulan lalu dan turun 2,0% (yoy) dibandingkan triwulan IV 20134.

4 Terdapat 11 (sebelas) perusahaan pengolah crumb rubber yang tergabung dalam Gapkindo

Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw II-14 Trw III-14 Trw IV-14 Trw III-13 Trw IV-13 Trw I-14 Trw II-14 Trw III-14 Trw IV-14

Industri Makanan 4.4 8.1 -21.8 24.0 -1.5 1.9 1.0 7.1 -6.4 17.6 9.3 0.47 Industri Minuman -1.1 -0.3 -2.8 3.5 -5.2 -7.5 7.7 2.0 -1.1 -7.0 -10.6 -17.80 Industri Karet dan Barang dari

Karet dan Barang dari Plastik

4.4 1.2 -1.1 14.5 -10.5 -12.4 2.6 7.7 4.3 17.1 0.5 -11.45

I B S 1.70 0.74 -6.57 10.34 -5.44 -0.02 4.58 0.19 -0.76 8.66 2.05 -1.95 Sumber: BPS Provinsi Jambi

Jenis Industri q-t-q y-on-y

Pertumbuhan

Grafik 1.10. Perkembangan Produksi Karet Jambi

Sumber: Gapkindo Cabang Jambi

88,713 85,867 81,805 68,679 74,585 77,418 76,065 75,165 74,563 94,647 92,488 75,504 91,329 93,439 87,584 73,974 -30 -20 -10 0 10 20 30 40 0 20,000 40,000 60,000 80,000 100,000 120,000 Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV 2011 2012 2013 2014

(32)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

16

4. Sektor-sektor Lain

Pada triwulan IV 2014, sektor perdagangan besar, eceran, dan reparasi mobil dan sepeda motor menyumbangkan output perekonomian sebesar Rp3,6 triliun (pangsa 9,3%). Pertumbuhan sektor ini mencapai 15,5% (yoy), dengan andil pertumbuhan 1,3% yang utamanya didukung oleh tingginya perkembangan sub sektor perdagangan besar dan eceran di Jambi. Peningkatan aktivitas perdagangan sejalan dengan meningkatnya konsumsi masyarakat sehubungan dengan momen liburan akhir tahun, serta adanya momen hari raya keagamaan (tahun baru islam, idul adha dan natal).

Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum tumbuh 19,1% (yoy) seiring momen libur akhir tahun dan hari raya keagamaan di triwulan IV 2014 yang berdampak pada peningkatan aktivitas Meeting Incentive Converence Exhibition (MICE) di Provinsi Jambi meskipun

di sisi lain tingkat hunian hotel mengalami penurunan (Grafik 1.11). Rata-rata tingkat hunian hotel di triwulan laporan sebesar 44,4%, lebih rendah dibandingkan dengan triwulan lalu (45,7%), serta triwulan yang sama tahun lalu (51,4%). Jumlah tamu menginap pada triwulan laporan juga turun signifikan sebesar 30,5% (yoy) atau 22,1% (qtq) menjadi 46.402 orang.

Sektor pengadaan listrik dan gas serta sektor pengadaan air masing-masing tumbuh sebesar 17,7% (yoy) dan 8,5% (yoy). Secara triwulanan, sektor pengadaan listrik dan gas tumbuh cukup signifikan sebesar 12,0% (qtq), jauh lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,3% (qtq)). Sementara itu, sektor pengadaan air tumbuh 2,8% (qtq), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya (1,4% qtq).

Meningkatnya sub sektor pengadaan listrik tercermin dari meningkatnya jumlah konsumsi listrik serta jumlah pelanggan di Jambi masing-masing sebesar 7,9% (yoy) atau

Grafik 1.11. Tingkat Hunian Hotel

50,821 57,930 47,293 58,288 55,338 72,902 62,409 66,748 65,742 81,909 59,533 46,402 0 10 20 30 40 50 60 0 10,000 20,000 30,000 40,000 50,000 60,000 70,000 80,000 90,000

Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV Tw I Tw II Tw III Tw IV

2012 2013 2014

Jumlah Tamu Menginap T. Hunian Hotel (RHS)

(33)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 17 858 852 863 857 853 867 854 847 837 844 833 830 -1.6 -0.7 1.3 -0.7 -0.5 1.7 -1.5 -0.9 -1.1 0.8 -1.3 -0.3 (3) (1) 1 3 5 700 720 740 760 780 800 820 840 860 880 900 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 Trw 1 Trw 2 Trw 3 Trw 4 2012 2013 2014 Sumber: PDAM Tirta Mayang Kota Jambi, 2014

ribu M3

Total Konsumsi Air (LHS) Pertumbuhan (RHS)

1,4% (qtq) dan 7,5% (yoy) atau 2,4% (qtq). Jumlah konsumsi listrik di Jambi selama triwulan laporan mencapai 268,4 MWH (Grafik 1.12) dengan jumlah pelanggan mencapai 371.170 rekening (Grafik 1.13). Berdasarkan penggunanya, mayoritas pelanggan PLN di Jambi adalah kelompok rumah tangga yang mencapai 554.063 rekening (91,9%) dengan konsumsi daya listrik mencapai 244,3 MWH (64,9%).

Grafik 1.12. Perkembangan Total Pemakaian Listrik Grafik 1.13. Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN

Pertumbuhan sektor pengadaan air sedikit tertahan dengan penurunan pemakaian air bersih yang dicatat oleh PDAM Tirta Mayang (Grafik 1.14). Pada triwulan laporan pemakaian air bersih menunjukkan penurunan (1,4% (yoy)) atau

0,3% (qtq). Rata-rata konsumsi air bersih bulanan melalui PDAM Kota Jambi pada triwulan laporan sebesar 830,0 ribu M3, lebih rendah dari triwulan lalu (832,7 ribu M3). Secara tahunan, pemakaian air bersih juga mengalami penurunan 1,9% (yoy).

Sektor transportasi dan pergudangan tumbuh sebesar 7,2% (yoy) dengan andil pertumbuhan 0,5%, meningkat dibanding pertumbuhan pada triwulan sebelumnya (7,0% yoy). Pertumbuhan tersebut utamanya disebabkan oleh pertumbuhan sub sektor transportasi sejalan dengan momen liburan akhir tahun 2014.

200 210 225 220 230 242 240 249 244 260 265 268 50 100 150 200 250 300

I II III IV I II III IV I II III IV 2012 2013 2014 KWH (d al am ju ta )

Sumber: PLN Cabang Jambi (diolah)

295 302 308 318 324 331 338 345 352 357 362 371 50 100 150 200 250 300 350 400

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014 ri bu p el an gg an

Sumber: PLN Cabang Jambi (diolah)

(34)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

18

Meskipun mengalami pertumbuhan positif, jumlah penumpang, baik yang datang maupun berangkat dari bandara Sultan Thaha Jambi, menunjukkan penurunan dibandingkan triwulan yang sama tahun lalu. Jumlah penumpang (total berangkat dan datang) di bandara Sultan Thaha Jambi sebanyak 334.194 orang, menurun 4,2% (yoy) dibandingkan periode yang sama di tahun lalu (Grafik 1.15). Secara umum, jumlah penumpang yang meninggalkan Jambi sedikit lebih tinggi dibandingkan yang datang ke Jambi. Berdasarkan perkembangan jumlah bongkar dan buat barang di bandara Sultan Thaha Jambi, terjadi kenaikan jumlah barang yang dimuat sebesar 0,8% (qtq) dibandingkan triwulan sebelumnya meskipun untuk barang yang dibongkar dari kargo pesawat mengalami penurunan sebesar 8,1% (qtq) (Grafik 1.16)

Sektor lain yang tumbuh cukup pesat pada Triwulan IV 2014 adalah sektor jasa pendidikan sebesar 13,0% (yoy) dan jasa keuangan sebesar 8,8% (yoy).

C. PDRB Sisi Penggunaan

Ditinjau dari sisi pengeluaran, pertumbuhan ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan laporan utamanya didorong oleh meningkatnya konsumsi pemerintah yang melonjak cukup tinggi hingga mencapai 69,0% (qtq) dengan andil pertumbuhan sebesar 6,7% (Tabel 1.3). Diikuti dengan pertumbuhan ekspor barang dan jasa sebesar 4,1%(qtq) dengan andil pertumbuhan 2,6%. Namun melambatnya pertumbuhan konsumsi (0,2% (qtq)) disertai kontraksi pertumbuhan pembentukan modal tetap domestik bruto (PMTDB) yang

Grafik 1.15. Perkembangan Keberangkatan dan Kedatangan Penumpang

Grafik 1.16. Perkembangan Jumlah Bongkar dan Muat Barang 0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Sumber: PT Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi ribu orang

Kedatangan Penumpang Keberangkatan Penumpang

0 500 1000 1500

I II III IV I II III IV I II III IV

2012 2013 2014

Sumber: PT.Angkasa Pura II (PERSERO) Sultan Thaha Jambi ton

(35)

TRIWULAN IV2014 | KAJIAN EKONOMI DAN KEUANGAN REGIONAL PROVINSI JAMBI 19

mencerminkan investasi (-2,8% (qtq)) menyebabkan pertumbuhan ekonomi Jambi relatif terbatas.

Berdasarkan strukturnya, 44,7% perekonomian Jambi ditopang oleh konsumsi rumah tangga, diikuti dengan investasi fisik (Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto) 22,1%, Net Ekspor 21,4% dan konsumsi pemerintah 16,5% (Grafik 1.18). Pangsa struktur tersebut cenderung tidak mengalami perubahan berarti dari waktu ke waktu. Pada tahun 2013, pangsa konsumsi rumah tangga, investasi fisik dan konsumsi pemerintah masing-masing sebesar 40,9%, 30,6%, dan 16,5% (Grafik 1.17).

Tabel 1.3. Kontribusi PDRB Sisi Penggunaan terhadap Pertumbuhan (yoy)

I II III IV I II III IV Growth Andil

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga 3.6 3.7 2.9 2.9 4.7 4.4 5.6 5.5 5.1 2.1

Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga LNPRT 8.5 8.8 2.5 7.6 13.9 21.4 13.4 8.6 14.2 0.1

Pengeluaran Konsumsi Pemerintah (0.8) (21.8) (20.5) 49.2 45.0 24.0 30.8 8.9 20.5 1.8

Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto (0.8) 12.4 17.2 25.0 31.5 10.6 (7.4) (21.7) 0.3 0.1

Perubahan Inventori (25.6) 5.0 (205.4) (229.2) 91.2 (280.7) 47.5 65.6 2365.0 1.6 Ekspor 13.3 8.8 3.0 (17.4) 0.4 (4.8) (1.9) 24.7 3.6 2.5 Impor 1.4 (2.9) 11.0 (10.3) 5.6 4.2 (9.8) 3.7 0.5 0.2 9.3 10.7 5.1 2.5 11.0 5.7 7.7 7.5 7.9 7.9 2013 2014 Tahun 2014 JENIS PENGELUARAN PDRB Sumber : BPS (diolah)

Grafik 1.17. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Triwulan IV tahun 2013

Grafik 1.18. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Penggunaan Triwulan IV tahun 2014

(36)

KAJIAN EKONOMI DAN EKONOMI REGIONAL PROVINSI JAMBI |TRIWULAN IV 2014

20

1. Pengeluaran Konsumsi

Pengeluaran konsumsi rumah tangga berdasarkan harga berlaku mencapai Rp17,1 triliun atau 44,1% dari total PDRB Jambi. Pengeluaran konsumsi rumah tangga meningkat 5,5% (yoy), melambat dibandingkan triwulan III 2014 (5,6% (yoy)). Secara triwulanan, konsumsi rumah tangga pada triwulan laporan hanya tumbuh 0,2% (qtq), jauh melambat dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya (2,9% (qtq)) maupun rata-rata tiga tahun sebelumnya (1,38% qtq), sejalan dengan melemahnya daya beli masyarakat yang disebabkan oleh turunnya pendapatan akibat rendahnya harga komoditas kelapa sawit dan karet serta meningkatnya harga barang/jasa paska kenaikan harga BBM bersubsidi.

Melemahnya kinerja konsumsi rumah tangga juga tercermin dari angka indeks tendensi konsumen (ITK) pada triwulan IV 2014 yang hanya sebesar 104,85 (Tabel 1.4). Angka indeks tingkat konsumsi komoditas makanan dan bukan makanan juga mengalami penurunan pada level 110,1, lebih rendah dari sebelumnya yaitu sebesar 115,1.

Tabel 1.4. Indeks Tendensi Konsumen

Sementara itu, penyaluran kredit real estate juga menunjukkan perlambatan pertumbuhan dari sebesar 5,6%(yoy) pada triwulan III 2014 menjadi 3,6% (yoy) pada triwulan IV 2014 (Grafik 1.19). Hal ini seiring dengan belum kunjung membaiknya kinerja kredit di sektor tersebut yang tercermin dari nilai NPL kredit kepada sub sektor pemilikan rumah tinggal sampai dengan tipe 21 yang mengalami kenaikan (memburuk) dari 3,4% menjadi 5,1%.

5 Indeks Tendensi Konsumen (ITK) adalah indikator perkembangan ekonomi terkini yang dihasilkan Badan Pusat Statistik melalui Survei Tendensi Konsumen (STK). ITK merupakan indeks yang menggambarkan kondisi ekonomi konsumen pada triwulan berjalan dan perkiraan pada triwulan mendatang.Angka yang masih diatas 100, menunjukkan bahwa masyarakat masih optimis memandang perekonomian Jambi.

Variabel Pembentuk Triwulan I - 2013 Triwulan II - 2013 Triwulan III - 2013 Triwulan IV - 2013 Triwulan I - 2014 Triwulan II - 2014 Triwulan III - 2014 Triwulan IV - 2014

Pendapatan rumah tangga kini 101.7 106.9 112.2 108.4 104.5 117.1 117.6 101.5

Pengaruh inflasi terhadap tingkat

konsumsi 106.9 108.5 109.1 105.2 105.2 107.4 108.9 106.9

Tingkat konsumsi beberapa komoditi

makanan dan bukan makanan 100.7 104.2 116.8 106.2 109.0 106.2 115.1 110.1

Indeks Tendensi Konsumen 102.9 106.7 112.3 107.1 105.7 112.2 114.7 104.8

Gambar

Grafik 1.7. Perkembangan Harga CPO Internasional dan lokal,  Harga Inti dan TBS 10 Tahun di Provinsi Jambi
Grafik 1.12. Perkembangan Total Pemakaian Listrik    Grafik 1.13. Perkembangan Jumlah Pelanggan PLN
Grafik 1.15. Perkembangan Keberangkatan dan  Kedatangan Penumpang
Grafik 1.17. Distribusi PDRB Atas Dasar Harga Berlaku  Menurut Penggunaan Triwulan IV tahun 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

mafāsid murni karena bercampur diantara salah satunya. Misalnya, rahmat yang diberikan kepada para Nabi di surga berbeda dari rahmat yang diberikan kepada orang-orang

undangannya dan kurangnya partisipasi masyarakat 11).. Penegakan hukum idealnya selaras berjalan baik terhadap penguakan kasus–kasus tindak pidana khususnya di bidang kepabeanan

#ak getah menampung getah yang dating sebelum diproses ) Talang getah menampung #ak getah menampung getah yang dating sebelum diproses ) Talang getah menampung

Pelayanan pendidikan akan semakin baik apabila kode etik pendidik diterapkan secara konsisten, yang berisi tentang norma dan asas yang dijadikan sebagai pedoman

Penggunaan bahan organik (dosis 10, 20, dan 30 ton/ha) cenderung menunjukkan hasil produksi yang baik pada penggunaan dosis yang lebih tinggi dibandingkan dosis yang lebih rendah

Grafik pengaruh faktor C terhadap beban maksimum Berdasarkan Gambar diatas, dapat dilihat pada grafik bahwa rasio tulangan 0,8 % berada dibawah dari rasio tulangan 1,6 %

Pasien yang dirawat pada instalasi rawat inap dapat mendaftar sebagai pasien rawat inap dengan dua cara, yang pertama mendaftar sebagai pasien rawat jalan lalu jika setelah

Diagnosis ditegakkan bila setelah bayi dan plasenta lahir ternyata perdarahan masih aktif dan banyak, bergumpal dan pada palpasi didapatkan fundus uteri masih setinggi