• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

D. Pegadaian

1. Pengertian Pegadaian

Menurut (Y. Sri Susilo,2000:180) pengertian pegadaian adalah suatu hak yang diperoleh seorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak tersebut diserahkan kepada orang yang berpiutang oleh seorang yang mempunyai utang atau oleh orang lain atas nama orang yang mempunyai utang.

Gadai menurut Undang-Undang Hukum Perdata (Burgenlijk Wetbaek) Buku II Bab XX Pasal 1150 adalah suatu hak yang diperoleh seorang berpiutang atas suatu barang bergerak, yang diserahkan kepadanya oleh seorang berutang atau oleh seorang lain atas namanya, dan memberikan kekuasaan kepada yang berpiutang itu untuk mengambil pelunasan dari barang tersebut secara didahulukan dari pada orang-orang berpiutang lainnya; dengan pengecualian biaya untuk melelang barang tersebut dan biaya yang telah dikeluarkan untuk menyelamatkannya setelah barang digadaikan, biaya-biaya mana yang harus didahulukan Usman,1995:357, dalam buku Pegadaian syariah karangan Muhammad Sholikul Hadi (2003;17)

Sedangkan menurut (Thomas Suyatno, dkk,1995;91) adalah hak kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau oleh orang lain atas namanya, untuk mengambil pelunasan suatu utang dari hasil

penjualan barang tersebut dan memberi hak preferensi kepada debitur terhadap kreditur lainnya.

Sedang pengertian Perum Pegadaian adalah suatu badan usaha di Indonesia yang secara resmi mempunyai ijin untuk melaksanakan kegiatan lembaga keuangan berupa pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kemasyarakatan atas dasar hukum gadai.

Dari pengertian-pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa gadai adalah suatu hak yang diperoleh oleh orang yang berpiutang atas suatu barang bergerak yang diserahkan oleh orang yang berutang sebagai jaminan utangnya dan barang tersebut dapat dijual (dilelang) oleh yang berpiutang bila yang berutang tidak dapat melunasi kewajibannya pada saat jatuh tempo.

Sedang Perum Pegadaian secara umum adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang berfungsi memberikan pembiayaan dalam bentuk penyaluran dana kredit kepada masyarakat atas dasar hukum gadai.

2. Tugas, Tujuan dan Fungsi Pegadaian

Menurut (Y. Sri Susilo, dkk, 2000;180) sebagai lembaga keuangan non bank yang berfungsi majemuk, maka didalam menjelaskan kegiatan usahanya Perum Pegadaian mempunyai produk yang dapat dimanfaatkan masyarakat adalah:

a. Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai

Pemberian pinjaman atas dasar hukum gadai berarti mensyaratkan pemberian pinjaman atas dasar penyerahan barang jaminan oleh penerima

pinjaman yang diberikan kepada masing-masing peminjam. Besarnya pinjaman dipengaruhi oleh nilai barang yang bergerak yang akan digadaikan.

b. Penaksiran nilai barang

Selain memberikan pinjaman atas dasar hukum gadai, perum pegadaian memberikan jasa pelayanan penaksiran nilai barang bagi masyarakat. Barang yang dapat ditaksir nilainya pada dasarnya merupakan barang bergerak yaitu: emas, berlian dan intan. Masyarakat yang menggunakan atau memerlukan jasa ini biasanya hanya ingin tahu seberapa besar nilai barang yang dimiliki masyarakat tersebut, dengan jasa penaksiran ini perum pegadaian memperoleh penerimaan dari pemilik barang berupa ongkos penaksiran.

c. Penitipan Barang.

Perum pegadaian juga membuka jasa yaitu tempat penitipan barang. Hal ini dikarenakan perum pegadaian mempunyai tempat atau gudang penyimpanan yang memadai. Tetapi alasan keamanan yang menjadikan dasar sebagai tempat penitipan barang yang memadai, terutama bagi masyarakat yang mau meninggalkan rumahnya untuk jangka waktu yang lama. Atas jasa penitipan barang tersebut, perum pegadaian memperoleh ongkos penitipan dari pemilik barang.

d. Jasa Lain.

Hampir di seluruh kantor cabang pegadaian di Indonesia mempunyai ketiga produk dan jasa di atas. Namun pada kantor cabang pegadaian tertentu, perum pegadaian menambah jasa dan produk lain di antaranya seperti: kredit kepada pegawai dengan penghasilan tetap, gold center atau tempat penjualan emas, koin emas ONH dan lain-lain.

3. Kategori Barang Gadai.

Macam-macam barang yang dapat digadaikan dan macam-macam yang tidak dapat digadaikan menurut (Y. Sri susilo, dkk 2000:183). Pada dasarnya hampir semua barang bergerak dapat digadaikan di pegadaian dengan pengecualian untuk barang-barang tertentu dengan memenuhi kriteria pegadaian. Sedangkan barang gadai menurut (Thomas Suyatno,1995;91) Barang gadai adalah hak kreditur atas suatu barang bergerak yang diserahkan kepadanya oleh debitur atau orang lain atas namanya.

Barang-barang yang dapat digadaikan meliputi: a) Barang perhiasan.

Perhiasan yang dimaksud yaitu perhiasan yang terbuat dari emas, perak, platina, intan, mutiara, berlian dan batu mulia.

b) Kendaraan.

Kendaraan yang dapat digadaikan seperti mobil, sepeda motor, sepeda dan lain-lain.

c) Barang Elektronik.

Barang elektronik yang dapat digadaikan yaitu: televisi, freezer, radio, tape recorder, video player, camera, handphone dan barang-barang elektronik lainnya.

d) Barang Rumah Tangga.

Barang rumah tangga yang dimaksud yaitu: perlengkapan dapur, perlengkapan makan dan lain-lain.

e) Mesin-mesin.

Alat-alat pertanian, mesin pompa air dan lain-lain. f) Tekstil.

Tekstil yang dapat digadaikan misalnya: batik, seprai, sarung dan lain-lain.

g) Barang-barang lain yang dianggap bernilai oleh perum pegadaian.

Namun mengingat keterbatasan tempat penyimpanan, keterbatasan sumber daya manusia dipegadaian, perlunya meminimalkan resiko yang ditanggung oleh perum pegadaian, serta memperhatikan peraturan yang berlaku, maka ada barang-barang tertentu yang tidak dapat digadaikan. Adapun macam-macam barang yang tidak dapat digadaikan yaitu:

a) Barang Ternak.

Karena memerlukan tempat penyimpanan khusus (kandang) dan memerlukan cara pemeliharaan khusus. Misalkan: sapi, kerbau dan binatang ternak lainnya

b) Hasil Bumi.

Hasil bumi tidak dapat digadaikan karena mudah busuk atau rusak. Misalkan: padi, jagung atau hasil pertanian lainnya.

c) Barang Dagangan dalam jumlah besar.

Karena memerlukan tempat penyimpanan atau gudang yang cukup luas yang tidak dimiliki oleh pegadaian. Misalkan: barang dagangan berupa elektronik yang jumlahnya cukup besar atau barang dangangan berupa sepeda motor dan darang-barang dagangan yang lainnya.

d) Barang yang cepat rusak, busuk dan susut. e) Barang yang amat kotor.

f) Kendaraan yang sangat berat.

g) Barang-barang seni yang sulit ditaksir. h) Barang yang mudah terbakar.

i) Senjata api, amunisi dan mesiu. j) Barang yang disewa belikan. k) Barang milik pemerintah. l) Barang ilegal.

m) Barang-barang yang tidak mempunyai nilai taksir.

4. Penggolongan Uang Pinjaman.

Menurut (Muhammad Sholikul Hadi, 2003 : 28) setiap calon nasabah yang ingin mendapatkan uang pinjaman dari perum pegadaian diwajibkan untuk membawa barang jaminan atas utang yang akan diterimanya. Mengenai

jumlah pinjaman yang akan diberikan oleh perum pegadaian disesuaikan dengan nilai taksir dari barang yang dijadikan sebagai jaminan tersebut. Sedangkan penggolongan uang pinjaman yang diberikan pada nasabah berdasarkan SK. Direksi No 020/OP.1.0021/2001. Tentang perubahan tarif sewa modal adalah sebagai berikut:

a) Golongan A.

Jumlah pinjaman antara Rp. 40.500,- sampai dengan Rp 40.000,- adalah masuk dalam kategori Surat Kredit golongan A. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

b) Golongan B.

Jumlah pinjaman antara Rp. 40.500,- sampai dengan Rp.150.000,- adalah masuk dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan B. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

c) Golongan C.

Jumlah pinjaman antara Rp.151.000,- sampai dengan Rp.500.000,- adalah masuk dalam Kategori Surat Bukti Kredit golongan C. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

d) Golongan D.

Jumlah pinjaman antara Rp. 510.000,- sampai dengan tidak terbatas, adalah masuk dalam kategori Surat Bukti Kredit golongan D. Sedangkan jangka waktunya adalah 120 hari (empat bulan).

Tabel 2.1 Penggolongan Uang Pinjaman (Dalam Rupiah).

Gol Uang Pinjaman Jangka Waktu Sewa modal/15 Hari Maksimum sewa modal Biaya Simpanan & Asuransi. A 5.000 – 40.000 120 hari 1,25% 10% 200 – 400 B 40.500 – 50.000 120 hari 1,05% 12% 1.000 – 4.000 C 151.000 – 500.000 120 hari 1,75% 14% 5.000 -12.000 D 510.000 – ke atas 120 hari 1,75% 14% 0,5%x Up Min. 25.000

Tabel 2.2 Prosentase Pinjaman Terhadap Penaksiran.

Gol Uang Pinjaman Prosentase Terhadap Taksiran

A 5000 – 40.000 91%

B 40.000 – 150.000 89%

C 151.000 – 500.000 88%

D 510.000 ke atas 88%

5. Prosedur Penaksiran Barang Gadai.

Petugas penaksiran adalah orang-orang yang sudah mempunyai keahlian dan pengalaman khusus dalam melakukan penaksiran barang-barang yang akan digadaikan. Penyaluran uang pinjaman atas dasar hukum gadai mensyaratkan adanya penyerahan barang bergerak sebagai jaminan pada loket yang telah ditentukan pegadaian setempat. Besar kecilnya jumlah pinjaman yang diberikan oleh perum pegadaian kepada nasabah, tergantung nilai taksir barang setelah petugas penaksiran menaksir nilai barang tersebut. Pada dasarnya pedoman penaksiran barang telah ditentukan oleh perum pegadaian agar penaksiran atau suatu barang dapat sesuai dengan nilai barang yang sebenarnya. Adapun pedoman penaksiran yang dikelompokkan atas dasar jenis barang adalah sebagai berikut:

1. Barang Kantong. a. Emas.

1) Petugas penaksir melihat Harga Pasar Pusat (HPP) dan standart taksiran logam yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

2) Petugas penaksiran melakukan karaktase dan berat. 3) Petugas penaksiran menentukan nilai taksiran. b. Permata.

1) Petugas penaksiran melihat standart taksiran permata yang telah ditetapkan oleh kantor pusat. Standart ini selalu disesuaikan dengan perkembangan pasar permata yang ada.

2) Petugas penaksiran melakukan pengujian kualitas dan berat permata. 3) Petugas penaksiran menentukan nilai taksiran.

2. Gudang.

Barang-barang gudang yang dimaksud di sini yaitu meliputi: mobil, motor, mesin, barang elektronik, tekstil dan lain-lain.

1) Petugas penaksiran melihat Harga Pasar Setempat (HPS) dari barang. Harga pedoman untuk keperluan penaksiran ini selalu disesuaikan dengan perkembangan harga yang terjadi.

6. Prosedur Pemberian Kredit Gadai.

Prosedur untuk memperoleh dana pinjaman di Perum Pegadaian tidak sesulit memperoleh dana pinjaman di bank. Dalam Perum Pegadaian, prosedur untuk memperoleh dana pinjaman bagi masyarakat yang membutuhkan akan sangat sederhana dan cepat. Karena pada prinsipnya Perum Pegadaian tidak membutuhkan berbagai jenis persyaratan sebagaimana halnya dalam perbankan. Sedangkan prosedur mendapatkan dana pinjaman dari perum pegadaian adalah sebagai berikut:

a. Calon nasabah datang langsung ke loket penaksiran dan menyerahkan barang yang akan dijadikan jaminan dengan menunjukkan surat bukti diri seperti KTP atau surat kuasa apabila pemilik barang tidak bisa datang sendiri.

b.Barang jaminan tersebut diteliti kualitasnya untuk menaksir dan menetapkan harganya. Berdasarkan taksiran yang dibuat penaksir, ditetapkan besarnya uang pinjaman yang dapat diterima oleh nasabah. Besarnya uang pinjaman yang diberikan lebih kecil dari pada nilai pasar dari barang yang digadaikan. Perum pegadaian secara sengaja mengambil kebijakan ini guna mencegah munculnya kerugian.

c. Selanjutnya, pembayaran uang pinjaman dilakukan oleh kasir tanpa ada potongan biaya apapun kecuali potongan premi asuransi.

7. Hak-Hak Pemegang Gadai

a. Menahan barang yang dijaminkan sampai waktu utang dilunasi, baik yang mengenai jumlah pokok maupun bunga.

b. Mengambil pelunasan dari hasil penjualan barang tersebut apabila orang yang berhutang tidak menepati kewajibannya. Penjualan barang itu dapat dilakukan sendiri atau minta perantara hakim.

c. Berhak meminta ganti biaya yang telah ia keluarkan untuk menyelamatkan barang tanggungan itu.

d. Berhak menggadaikan lagi barang jaminan itu.

8. Kewajiban Pemegang Gadai

a. Bertanggung jawab atas hilangnya atau kemunduran barang-barang jaminan, jika hal itu disebabkan karena kelalaian.

b. Harus memberitahu kepada orang yang berhutang bila ia hendak menjual barang jaminannya.

c. Harus memberikan perhitungan tentang pendapatan penjualan barang itu dan setelah ia mengambil pelunasan utangnya, maka ia menyerahkan kelebihannya kepada si berhutang.

Dokumen terkait