• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V. PEMBAHASAN

D. Pembahasan

1. Sikap nasabah pegadaian terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat pendidikan

Dari pengujian hipotesis pada bab II menyatakan bahwa ada perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat pendidikan. Setelah dilakukan uji hipotesis hasilnya tidak ada perbedaan, yaitu tidak ada perbedaan yang signifikan antara sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat pendidikan.

Terbukti Nilai F hitung = 1,323 lebih kecil dibandingkan dengan F tabel = 2,45 untuk taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian Ho diterima dan H1 ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan sikap nasabah terhadap

pelayanan jasa ditinjau dari tingkat pendidikan pada setiap nasabah yang menggunakan pelayanan jasa pegadaian.

Tidak adanya perbedaan sikap nasabah tersebut disebabkan karena masyarakat di daerah Pandangan masih banyak yang berpendidikan rendah, sehingga penilaian dan apresiasi terhadap kebutuhan barang dan jasa bagi orang yang berpendidikan tinggi dan berpendidikan rendah cenderung tidak berbeda. Seorang nasabah yang berpendidikan rendah mempunyai pandangan bahwa pelayanan yang buruk dapat dikatakan sempurna, di sini tampak sekali adanya sikap emosional dalam menggadai barangnya, merupakan faktor yang utama dalam mendapatkan uang. Bagi nasabah yang berpendidikan tinggi penilaiaan dan sikap meraka terhadap pelayanan cenderung menggunakan rasionya dari pada emosinya, misalnya memandang kualitas pelayanan yang didapat harus sebanding dengan pengorbanan yang dilakukan, akan tetapi disatu pihak kebutuhan yang harus terpenuhi menjadikan nasabah yang berpendidikan tinggi tidak mempermasalahkan pelayanan jasa yang diberikan pegadaian. Ini di dukung dengan pernyataan Kimball Young (dalam bukunya Bimo Walgito, 1991:113) sebagai berikut : “an attitude is essentially a form of anticipatory response, a beginning of action which is not necessary completed. This readinnesto react moreover, implies some kind of stimulating situation, either specific or general Also, attitudes tend to have stability and persistence.”

Dari apa yang dikatakan di atas sikap itu mempunyai kecenderungan stabil, sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan. Sikap itu dibentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu. Dengan demikian tingkat pendidikan belum tentu dapat merubah sikap nasabah dalam menilai pelayanan yang diberikan pegadaian.

Pengertian Tingkat Pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh seseorang. Pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh pada kehidupan seseorang yaitu pada tingkat penguasaan pengetahuan yang berpengaruh pada jenjang pekerjaan dan status sosial dalam masyarakat. Pengaruh tingkat pendidikan di atas bertentangan dengan kenyataan hidup yang di alami oleh seorang nasabah pegadaian yang membutuhkan uang, sehingga nasabah yang berpendidikan tinggi ataupun yang berpendidikan rendah mempunyai sikap sama terhadap pelayanan pegadaian.

Uraian di atas menunjukkan pada kita bahwa sikap nasabah terhadap pelayanan jasa pegadaian ditinjau dari tingkat pendidikan yaitu tidak ada perbedaan yang begitu nyata.

2. Sikap nasabah pegadaian terhadap pelayanan jasa ditinjau dari jenis pekerjaan Dari pengujian hipotesis pada bab II menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari jenis pekerjaan. Dalam uji hipotesis menyatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap

nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari jenis pekerjaan secara signifikan.

Terbukti nilai F hitung = 0,575 lebih kecil dibandingkan dengan F tabel = 2,45 untuk taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian Ho di terima dan H1 di tolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan sikap nasabah pegadaian terhadap pelayanan jasa ditinjau dari jenis pekerjaan.

Tidak adanya perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa pegadaian disebabkan suatu kondisi ekonomi. Kondisi ekonomi akan mempengaruhi sikap seseorang dalam menilai suatu produk layanan. Penilaian hasil kerja orang lain dapat dipengaruhi oleh jenis pekerjaan. Jika jenis pekerjaan mempunyai tingkat penghasilan yang lebih tinggi, maka mereka tidak akan menuntut pelayanan yang lebih bagus, dalam penelitian ini nasabah yang berpenghasilan tinggi tidak mempermasalahkan pelayanan jasa yang diberikan pegadaian. Dalam realitanya hal ini disebabkan nasabah yang berpengahasilan yang tinggi hanya membutuhkkan dana cepat untuk kebutuhan yang harus terpenuhi. Jenis pekerjaan yang mempunyai tingkat penghasilan rendah, diduga nasabah akan bersikap positif atau merasa puas dan tidak akan menuntut kebutuhan pelayanan yang diberikan oleh pegadaian. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pelayanan jasa yang diperikan pegadaian tidak menimbulkan perbedaan sikap nasabah bila ditinjau dari jenis pekerjaan.

3. Sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat pendapatan

Dari pengujian hipotesis pada bab II menyatakan bahwa terdapat perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat penghasilan. Namun uji hipotesis menyatakan bahwa tidak ada perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat penghasilan secara signifikan.

Terbukti nilai F hitung = 0,658 lebih besar dibandingkan dengan F tabel = 2,45 untuk taraf signifikansi 0,05. Dengan demikian Ho di terima dan H1 di tolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa ditinjau dari tingkat pendapatan.

Menurut pendapat penulis tidak adanya perbedaan sikap tersebut disebabkan karena kebanyakan nasabah pegadaian mempunyai tingkat pendapatan yang rendah, hal ini menyebabkan suatu pemikiran bahwa kebutuhan yang akan dipenuhi nasabah hanya dari menggadai barang dan tidak mempunyai cara yang lain dalam mendapatkan dana yang cepat. Sedangkan tingkat pendapatan yang tinggi juga tidak mempengaruhi keputusannya dalam mendapatkan dana di pegadaian, ini mengindikasikan bahwa nasabah yang berpendapatan tinggi tidak mempermasalahkan pelayanan jasa yang diberikan pegadaian. Hal ini disebabkan kebutuhan yang harus dipenuhi segera oleh nasabah. Keadaan ekonomi seseorang akan belum tentu berpengaruh terhadap pilihan dan sikap dalam memilih produk jasa. Oleh karena itu nasabah pegadaian memandang bahwa pelayanan jasa

pegadaian mempunyai pengaruh terhadap kebutuhan yang akan dipenuhinya, melainkan nasabah hanya memikirkan bagaimana cara mendapatkan uang untuk memenuhi kebutuhannya. Sehingga dapat disimpulkan, bahwa tidak ada perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan jasa pegadaian ditinjau dari tingkat pendapatan.

Dengan tidak menutup kemungkinan bahwa penelitian yang dilakukan di pegadaian mempunyai hasil yang sama dengan penelitian yang terdahulu pada rumah sakit, penelitian dari (Riyantirini Astuti; 001334054) ”Analisis kepuasan Pasiaen Rawat Inap Terhadap Kualitas Pelayanan Kesehatan ditinjau dari Status Sosial Ekonomi”. Dengan kesimpulan tidak adanya perbedaan penilaian pasien rawat inap dikarenakan adanya keterbatasan pengetahuan tentang pelayanan kesehatan, sehingga nasabah mempercayakan dirinya untuk sembuh kepada para tenaga medis. Mereka yakin akan memperoleh pemeriksaan dari dokter dan perawat untuk mengobati penyakitnya dan merawat dirinya agar sembuh.

Sedangkan pada penelitian ini adanya persamaan sikap nasabah terhadap pelayanan dikarenakan faktor motivasi nasabah. Motivasi nasabah untuk menggadaikan barangnya dipegadaian karena kebutuhan yang harus terpenuhi, keterbatasan waktu dalam mendapatkan uang dan sudah melekatnya persepsi yang positif terhadap pelayanan pegadaian pada nasabah.

Menurut (Prof. Dr. Kasmiran Wuryo. M.A dan Dr. H. Ali Sjaifullah 1983:89). Kenyataan situasi menentukan motivasi yang menyebabkan

timbulnya motivasi suatu kenyataan yang dinamik, progressif, kreatif dan momental. Motivasi selalu dalam keadaan berubah dan mengalami perkembangan dan relatif ditentukan oleh situasi medan persepsi dan kognisi individu di saat ini. Pengertian motivasi adalah hasil produk manipulasi medan kognisi dan persepsi dan sekarang ini. Motivasi juga mempengaruhi atau mendorong nasabah dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan uang pinjaman di pegadaian, motivasi inilah yang selalu membuat nasabah mengabaikan pelayanan yang diberikan pegadaian. Sehingga dari sudut pandang status sosial, nasabah tidak ada perbedaan sikap terhadap pelayanan pegadaian.

Menurut (James F. Engel, dkk 1994: 49), tentang faktor yang mempengaruhi proses pengambilan keputusan konsumen pada perbedaan individu. Adapun faktor yang mempengaruhi perbedaan yaitu : sumber daya konsumen, motivasi dan keterlibatan, pengetahuan, sikap dan kepribadian, gaya hidup dan demografi.

Dari kelima faktor ini tidak menimbulkan perbedaan sikap nasabah terhadap pelayanan pegadaian baik dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan, dikarenakan kebutuhan nasabah yang harus dipenuhi, keterbatasan waktu dan munculnya persepsi nasabah di karenakan standar prosedur operasional pelayanan sudah dilakukan oleh semua karyawan pegadaian.

Pengaruh undang – undang anti monopoli, (Ketut Sethyon 2002:244), undang – undang ini menuntut pelayanan pegadaian yang lebih baik lagi, dikarenakan banyaknya usaha yang menyerupai pegadaian sehingga menimbulkan persaingan usaha. Dari sudut pandang nasabah baik dilihat dari tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan, pelayanan pegadaian sudah mendapatkan tempat di hati nasabahnya sebelum undang – undang anti monopoli keluar. Sehingga menimbulkan anggapan bahwa pelayanan pegadaian akan lebih baik lagi, dibandingkan dengan usaha gadai yang baru. Dengan munculnya undang – undang anti monopoli, pegadaian tidak membedakan pelayanan dari status sosial ekonomi nasabah.

Dapat disimpulkan bahwa hal yang menyebabkan para nasabah pegadaian mempunyai penilaian yang sama walaupun, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan mereka berbeda. Sehingga dari analisis Anova di atas menunjukkan bahwa sikap nasabah tidak ada perbedaan antara tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan adalah karena keterbatasan pengetahuan, motivasi, persepsi, pengalaman, keterbatasan waktu dan kebutuhan yang harus terpenuhi. Tidak adanya perbedaan sikap nasabah, dikarenakan semua nasabah yang menggadai barang atau yang mengambil barang jaminan memperoleh pelayanan yang sama dari pegadaian tanpa membedakan tingkat pendidikan, jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.

Adanya keterbatasan tersebut nasabah mempercayakan dirinya untuk memperoleh pinjaman pegadaian atau nasabah mempercayakan barang jaminannya tetap aman. Hal inilah yang menyebabkan tidak adanya perbedaan sikap nasabah pada umumnya.

94

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN DAN SARAN

Dokumen terkait