• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

E. Status Sosial Ekonomi

Menurut (Soekanto 1982:23) membedakan istilah kedudukan (status) dan kedudukan sosial (status sosial). Kedudukan diartikan sebagai tempat atau posisi seseorang dalam suatu kelompok sosial sehubungan dengan kelompok-kelompok lainnya didalam kelompok yang lebih besar lagi. Sedangkan kedudukan sosial

adalah tempat seseorang secara umum dalam masyarakatnya sehubungan dengan orang-orang lain, dalam arti lingkungan pergaulannya, prestasinya, dan hak-hak kewajibannya.

Dalam penelitian yang akan disusun ini, penulis membatasi ruang lingkup status sosial ekonomi pada golongan pekerjaan, tingkat pendapatan atau penghasilan dan tingkat pendidikan nasabah perum pegadaian yang sudah pernah dalam mencari kredit untuk memudahkan pengumpulan data.

1. Tingkat Pendidikan

Pendidikan dalam bahasa Inggris adalah education. Education berasal dari bahasa Yunani educare artinya membawa ke luar yang tersimpan dalam jiwa anak yang dituntun agar berkembang. Secara entimologi pengertian di atas menunjukkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar untuk mengembangkan jiwa seseorang ke arah dewasa. Dengan demikian inti dari pendidikan adalah pengembangan jiwa dan perubahan tingkah laku seseorang ke arah dewasa. Pendidikan dilaksanakan melalui usaha sadar, sengaja dan bertanggung jawab dengan memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi proses pelaksanaan pendidikan, baik formal, non formal maupun pendidikan informal.

Tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang dicapai oleh seorang. Tingkat pendidikan formal yang dicapai akan membawa pengaruh pada kehidupan seseorang yaitu pengaruh pada tingkat penguasaan pengetahuan yang berpengaruh pada jenjang pekerjaan formal dan status sosial dalam masyarakat. Tingkat pendidikan disesuaikan dengan tujuan pendidikan, falsafah

negara yang bersangkutan. Adapun jenjang pendidikan yang ada di negara ini terdiri atas tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah (lanjutan) dan tingkat pendidikan tinggi. Masing-masing tingkatan mempunyai tipe tersendiri.

Tingkat pendidikan dasar meliputi: Taman Kanak-Kanak, biasanya tingkatan ini di usia anak yang berumur 5-6 tahun. Tingkatan kedua adalah Sekolah Dasar (dalam hal ini SD 6 tahun) yang merupakan lanjutan dari tingkatan taman kanak-kanak, tetapi menurut prakteknya sampai saat ini taman kanak-kanak bukanlah merupakan syarat yang mutlak untuk memasuki sekolah dasar.

Tingkat pendidikan menengah meliputi tingkat pendidikan menengah pertama dengan lama pendidikan selama 3 tahun. Contoh: SLTP, MTs dan sekolah menengah sederajad lainnya. Tingkat pendidikan menengah atas, dengan lama pendidikan 3 tahun. Contoh: SLTA, MAN, SMK dan sekolah yang sederajad lainnya.

Tingkat pendidikan tinggi, yaitu tingkatan pendidikan setelah pendidikan menengah dilalui. Tingkat pendidikan tinggi bukanlah suatu pendidikan yang tanpa tujuan, dimana akan diarahkan kepada jenjang pendidikan yang lebih terarah, artinya mempersiapkan tenaga keprofesian. Ada dua macam pendidikan profesi yaitu kelompok profesi kependidikan dan kelompok profesi non kependidikan. Masing-masing profesi menyelenggarakan

pendidikannya melalui dua program yaitu jalur atau program gelar dan non gelar. Contoh pendidikan gelar adalah program sarjana (S1), program pasca sarjana (S2) dan Doktor (S3). Contoh pendidikan non gelar adalah diploma I (So.I), diploma II (So.II) dan diploma III (So.III).

Telah disebutkan bahwa tingkat pendidikan adalah tingkat pendidikan formal yang telah dicapai oleh seseorang, maksudnya adalah jenjang pendidikan formal yang telah dicapai adalah taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama, sekolah menengah atas, akademi atau perguruan tinggi. Seorang lulusan sekolah dasar akan cenderung memiliki pengetahuan yang lebih baik dibandingkan dengan orang yang tidak lulus sekolah dasar, seorang tamatan sekolah menengah atas akan mempunyai pengetahuan lebih baik dari pada luluisan sekolah menengah pertama, dan seterusnya.

Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap pelayanan jasa dalam melakukan tugasnya sebagai karyawan pegadaian. Kemampuan karyawan pegadaian yang berpendidikan relatif tinggi akan lebih aktif dalam mendorong peningkatan pelayanan jasa pegadaian. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, karyawan diharapkan dapat membantu permasalahan nasabah. Karyawan yang tingkat pendidikannya rendah akan sulit membantu permasalahan nasabah pegadaian.

2. Pengertian Pekerjaan

Pekerjaan menurut penulis adalah bidang pekerjaan pokok yang ditekuni oleh masyarakat setiap harinya. Pekerjaan adalah segala usaha manusia, baik usaha jasmani maupun rohani yang dicurahkan dalam proses peningkatan kegunaan ekonomi (Gilarso, 1986; 77). Dari definisi ini terlihat bahwa tidak setiap kegiatan manusia dipandang sebagai kerja.kegiatan yang hanya dilakukan demi kesenangan atau hobi tidak termasuk faktor produksi kerja.

Pekerjaan, dalam hal ini sebagai karyawan pegadaian membutuhkan kecakapan dan bakat tertentu. Pekerjaan ini menuntut penggunaan alat – alat kantor. Suatu pekerjaan yang memberikan otonomi yang besar kepada para pekerja akan memberikan kebebasan dalam melakukan seluruh aktivitasnya di ruang kerja.

3. Tingkat Pendapatan

Pendapatan adalah sejumlah pendapatan yang diperoleh dalam jangka waktu tertentu. Mulyanto (1982; 93) mengemukakan penghasilan dan penerimaan dapat berbentuk

a. Penghasilan berupa uang, yaitu segala penghasilan yang berupa uang yang sifatnya regular dan diterima sebagai balas jasa. Sumbernya adalah gaji dan upah, pendapatan bersih dari usaha sendiri dan pekerjaan bebas, hasil investasi.

b. Penghasilan berupa barang, adalah segala penghasilan yang sifatnya regular akan tetapi tidak selalu berbentuk balas jasa, tetapi dapat diterima dalam bentuk barang dan jasa. Misalnya: tunjangan beras, tunjangan kesehatan.

c. Penerimaan barang dan jasa lain-lain adalah segala penerimaan berupa transfer redistributif dan biasanya membawa perubahan dalam keuangan rumah tangga. Misal: penjualan barang yang dipakai, pinjaman uang, hasil undian dan penagihan piutang.

Penghasilan adalah segala bentuk balas karya yang diperoleh sebagai imbalan atau balas jasa atas sumbangan seseorang terhadap proses produksi. Penghasilan keluarga dapat bersumber pada usaha sendiri, bekerja pada orang lain, hasil dari milik (Gilarso, 1991; 63).

Penghasilan keluarga dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan. Besarnya jumlah pengeluaran keluarga menurut Gilarso (1991; 65) tergantung pada berbagai hal, antara lain.

a. Besarnya jumlah penghasilan yang masuk. b. Besarnya keluarga.

c. Tingkat harga kebutuhan keluarga. d. Tingkat pendidikan keluarga.

e. Lingkungan sosial ekonomi keluarga.

Dokumen terkait