• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Sikap

1. Pengertian sikap

Sikap merupakan salah satu faktor pendorong dalam diri manusia dan akhirnya dapat menentukan prilakunya. Seseorang dapat mengatakan bahwa suatu produk lebih baik dari peda produk yang lain, karena adanya sikap. Sikap manusia menurut (Muhibbin syah 2002 : 131) adalah gejala internal yang berdimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespon (respon fondensy) dengan cara relatif tetap terhadap objek barang, orang, dan sebagainya, baik secara positif maupun negatif. (Boyd and All 2000 : 131) menyatakan bahwa sikap adalah perasaan positif atau negatif tentang suatu objek yang mempengaruhi seseorang untuk berprilaku dalam cara tertentu terhadap objek itu. Sedangkan menurut (Phillip kotler dan Gary amstrong, 2001 : 218) yaitu sikap (attitude) menggambarkan penilaian, perasaan, dan kecenderungan yang ralatif konsisten dari seseorang atas suatu objek atau gagasan. Sikap adalah suatu kecenderungan yang dipelajari untuk bereaksi terhadap penawaran produk dalam masalah yang baik ataupun yang kurang baik secara konsisten, pernyataan ini dikemukakan oleh (Basu Swastha DH 1985 : 114) jadi. Dapat disimpulkan sikap debitur adalah perasaan positif atau negatif dari nasabah untuk mendapatkan dana dengan menggadaikan barangnya sebagai jaminan di perum pegadaian.

Sikap mempunyai peranan yang penting sehingga menjadi titik pusat strategi pemasaran dan merupakan faktor yang tepat untuk meramalkan perilaku yang akan datang apabila sikap terhadap produk yang dihasilkan perusahaan positif, maka perusahaan dapat mempertahankan serta berusaha agar konsumen memiliki sikap yang lebih baik. Sebaliknya bila mempunyai sikap negatif, maka perusahaan harus mempelajari sebab-sebabnya dan berusaha untuk melakukan sesuatu agar sikap negatif itu menjadi positif. Jadi dengan mempelajari sikap seseorang diharapkan dapat menentukan apa yang akan dan harus dilakukan.

2. Struktur sikap

Struktur sikap (Bimo Walgito, 1991:110) Terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif (cognitive), komponen afektif (affective), dan komponen konatif (conative).

a. Komponen kognitif (komponen perceptual), yaitu komponen yang berkaitan dengan pengetahuan, pandangan, keyakinan, yaitu hal-hal yang berhubungan dengan bagaimana orang mempersepsi terhadap objek sikap. b. Komponen afektif (komponen emosional), yaitu komponen yang

berhubungan dengan rasa senang atau tidak senang terhadap objek sikap. Rasa senang merupakan hal yang positif, sedangkan rasa tidak senang merupakan hal yang negative. Komponen ini menunjukkan arah sikap, yaitu positif atau negatif.

c. Komponen konatif (komponen perilaku atau action component), yaitu komponen yang berhubungan dengan kecendurungan bertindak terhadap objek sikap. Komponen ini menunjukkan intensitas, yaitu menunjukkan besar kecilnya kecendurungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap suatu objek sikap.

3. Fungsi Sikap

Menurut katz (dalam Bimo Walgito, 1991 : 110), sikap mempunyai emapat fungsi, yaitu:

a.. Fungsi Instrumental atau fungsi penyesuaian atau fungsi manfaat.

Fungsi ini adalah berkaitan dengan sarana-tujuan. Fungsi manfaat juga dapat dijadikan sarana untuk mencapai tujuan. Orang memandang sejauh mana objek sikap dapat digunakan sebagai alat dalam rangka penyampaian tujuan. Bila objek dapat membantu seseorang dalam mencapai tujuannya, maka orang akan bersikap positif terhadap objek tersebut. Demikian sebaliknya, bila objek sikap menghambat dalam pencapaian tujuan, maka orang akan bersikap negatif terhadap objek sikap yang bersangkutan. Karena itu fungsi ini juga disebut fungsi manfaat (utility), yaitu sampai sejauh mana manfaat objek sikap dalam rangka pencapaian tujuan. Fungsi ini juga disebut sebagai fungsi penyesuaian, karena dengan sikap yang diambil oleh seseorang, orang akan dapat menyesuaikan diri secara baik terhadap lingkungan sekitarnya.

b. Fungsi Pertahanan Ego.

Ini merupakan sikap yang diambil oleh seseorang demi untuk mempertahankan ego atau akunya. Sikap ini diambil oleh seseorang pada waktu orang yang bersangkutan terancam keadaan dirinya atau egonya. Demi untuk mempertahankan egonya orang yang bersangkutan mengambil sikap tertentu. Misal orang tua mengambil sikap tertentu untuk mepertahankan egonya dalam keadaan terdesak pada diskusi dengan anaknya.

c. Fungsi Ekspresi Nilai.

Sikap yang ada pada diri seseorang merupakan jalan bagi individu untuk mengekspresikan nilai yang ada pada dirinya. Dengan mengekspresikan dirinya, seseorang akan mendapatkan kepuasan. Dengan individu mengambil sikap tertentu terhadap nilai tertentu, ini menggambarkan system nilai yang ada pada individu yang bersangkutan. Sistem nilai apa yang ada pada diri individu dapat dilihat dari sikap yang diambil oleh individu yang bersangkutan terhadap nilai tertentu.

d. Fungsi Pengetahuan.

Individu mempunyai dorongan untuk ingin mengerti, dengan pengalaman-pengalamannya untuk memperoleh pengetahuan. Elemen-elemen dari pengalamannya yang tidak konsisten dengan apa yang diketahui oleh individu akan disusun kembali atau diubah sedemikian rupa sehingga menjadi konsisten. Ini berarti seseorang mempunyai sikap tertentu terhadap

sesuatu objek, menunjukkan tentang pengetahuan orang tersebut terhadap objek sikap yang bersangkutan.

4. Ciri-ciri Sikap

Menurut (Bimo walgito, 1991 : 113) yaitu: a. Sikap itu tidak dibawa sejak lahir.

Ini berarti bahwa manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu terhadap suatu objek. Karena sikap tidak dibawa sejak individu-individu dilahirkan, ini berarti sikap itu terbentuk atau dibentuk, maka sikap itu dapat dipelajari dan karenanya sikap itu dapat berubah. Walaupun demikian sikap itu mempunyai kecenderungan adanya sifat yang agak tetap, seperti yang dikemukakan oleh Kimball young (dalam Bimo Walgito, 1991 : 113)sebagai berikut:

“an attitude is essentially a form of anticipatory response, a beginning of action which is not necessary completed. This readinnesto react moreover, implies some kind of stimulating situation, either specific or general Also, attitudes tend to have stability and persistence.”

Dari apa yang dikatakan di atas sikap itu mempunyai kecenderungan stabil, sekalipun sikap itu dapat mengalami perubahan. Sikap itu dibentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu. Berhubungan dengan tersebut di atas, maka akan terlihat pentingnya faktor pengalaman dalam rangka pembentukan sikap.

Karena sikap tidak dibawa sejak lahir, maka sikap sebagian daya dorong akan berbeda dengan motif biologis yang juga sebagai daya dorong, karena yang akhir ini sudah ada sejak individu dilahirkan sekalipun motif tersebut dalam manifestasinya mengalami perubahan-perubahan.

b. Sikap itu selalu berhubungan dengan objek sikap

Oleh karena itu sikap selalu terbentuk atau dipelajari dalam hubungannya dengan objek-objek tertentu, yaitu melalui proses persepsi terhadap objek tersebut. Hubungan yang positif atau yang negatif antara individu dengan objek tertentu, akan menimbulkan sikap tertentu pula dari individu terhadap objek tersebut.

c. Sikap dapat tertuju pada satu objek saja, tetapi juga dapat tertuju pada sekumpulan objek-objek.

Bila seseorang mempunyai sikap yang negatif pada seseorang, orang tersebut akan mempunyai kecenderungan untuk menunjukkan sikap yang negatif pula kepada kelompok dimana orang seseorang tersebut tergabung di dalamnya. Di sini terlihat adanya kecenderungan untuk menggeneralisasikan objek sikap.

d. Sikap itu dapat berlangsung lama atau sebentar.

Kalau sesuatu sikap telah terbentuk dan telah merupakan nilai dalam kehidupan seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan pada diri orang yang bersangkutan. Sikap tersebut akan sulit berubah, dan kalaupun dapat berubah akan memakan waktu yang relatif lama. Tetapi sebaliknya

bila sikap itu belum begitu mendalam ada dalam diri seseorang maka sikap tersebut secara relatif tidak bertahan lama, dan sikap tersebut akan mudah berubah.

e. Sikap itu akan mengandung faktor perasaan dan motivasi.

Ini berarti bahwa sikap terhadap sesuatu objek tertentu akan selalu diikuti oleh perasaan tertentu yang dapat bersifat positif (yang menyenangkan) tetapi juga dapat bersifat negatif (yang tidak menyenangkan) terhadap objek tersebut. Di samping itu sikap juga mngandung motivasi, ini berarti bahwa sikap itu mempunyai daya dorong bagi individu untuk berperilaku secara tertentu terhadap objek yang dihadapinya.

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap.

Sikap sosial terbentuk dari adanya interaksi sosial yang dialami oleh individu. Dalam interaksi sosial, terjadi hubungan saling mempengaruhi di antara individu yang satu dengan individu yang lain, terjadi hubungan timbal balik yang terus mempengaruhi pola perilaku masing-masing individu sebagai anggota masyarakat. Interaksi sosial itu meliputi hubungan antara individu dengan lingkungan fisik maupun lingkungan psikologis di sekelilingnya.

Dalam interaksi sosialnya, individu reaksi membentuk pola sikap tertentu terhadap berbagai objek psikologis yang dihadapinya. berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap menurut Saifuddin Answar, (2003 : 30) adalah sebagai berikut:

a. Pengalaman pribadi.

Untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap, pengalaman pribadi harus melalui kesan yang kuat. Karena sikap akan lebih mudah terbentuk apabila pengalaman pribadi tersebut terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional. Dari faktor emosional akan terbentuk kesan positif dan negatif yang selanjutnya akan menjadi dasar pembentukan sikap.

b. Pengaruh orang lain yang dianggap penting.

Orang lain di sekitar kita merupakan salah satu di antara komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap seperti orang tua, teman dekat dan sebagainya.

c. Pengaruh kebudayaan.

Kebudayaan di mana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh yang besar terhadap pembentukan sikap misalnya apabila kita hidup dalam budaya sosial yang sangat mengutamakan kehidupan berkelompok maka sangat mungkin kita akan mempunyai sikap negatif terhadap kehidupan individualisme.

d. Media massa.

Sebagai sarana komunikasi, berbagai bentuk media massa seperti majalah, televisi, radio mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kapercayaan orang.

e. Lembaga pendidikan dan lembaga agama.

Lembaga pendidikan serta lembaga agama sebagai system yang mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap dikarenakan kuduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu.

f. Pengaruh faktor emosional.

Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi. Kadang-kadang suatu sikap didasari oleh emosi seperti prasangka.

Dokumen terkait